Anda di halaman 1dari 19
RRR GOCE ECTS ERE RA 8 I ABLE POR HED SEAN OOS ORE EE EN, Bab 1 Pendahuluan A. APAKAH METODOLOGI PENELITIAN ITU? Metodologi Penelitian diberi definisi yang berbeda-beda oleh banyak penulis buku teks. Perbedaan tersebut tergantung dari sudut pandang dan tekanan dalam pengungkapan buku masing-masing. Kata “penelitian” itu sendiri berarti suatu proses pencarian kebenaran ataupun pembuktian terhadap phenomena yang dihadapi dengan melalui prosedur kerjz tertentu. Sedangkan penelitian sebagai suatu metodologi, tentunya akan mempunya’ pengertian yang berbeda. Sebagai suatu metodologi, maka usaha pembuktian kebenaran tersebut harus menggunakan pendekatan keilmuan schingga sebagai ilmu dapat dipertang- gung jawabkan, Soerjono Soekanto mengutip pendapat H. L. Manheim, menyatakan bahwa penelitian adalah: “vs. the carefull, dilligent, and exhaustive investigation of a scientific subject matter, having as its aim the advancement of mankind’s know-ledge”. Penelitian itu dilakukan untuk memperoleh kebenaran atau membuktikan kebenaran terhadap suatu obyek permasalahan (phenomena). Tentu saja permasalahan tersebut akan sangat bermacam-macam variasinya (baik yang sangat sederhana maupun yang sangat kompleks). Sebagai contoh, seorang anak kecil ingin membuktikan apakah benar bahwa nyala api lilin itu panas. Si anak kecil tersebut pada dasarnya ingin membuktikan “phenom- ena baru” sebagai akibat larangan oleh seseorang yang lebih tua. Metodologi yang digunakannya adalah menggunakan jarinya dan disengatkan pada nyala api lilin tersebut. Setelah jari-jarinya tersebut merasakan betapa api lilin tersebut panas, dia telah mempunyai “pengetahuan baru”, Esensi dari contoh ini, ingin ditunjukkan bahwa si anak mempunyai sifat kritis dan skeptik yang tidak percaya begitu saja pada nasehat dari orang yang lebih tua (orang yang lebih berpengalaman). Hanya saja pendekatan yang digunakan untuk membuktikan sikap skeptiknya tersebut dengan metodologi yang berbahaya bagi dirinyz sendiri. Sisi lain dari contoh tersebut, bahwasannya secara naluriah manusia (sejak kecil) mempunyai bakat untuk melakukan penelitian. Anak-anak kecil kalau dilarang justru malah melaksanakan larangan tersebut. Kejadian ini sebenarnya ekspresi dari sifat dasar manusia yang ingin membuktikan kebenaran hal-hal yang diragukannya tersebut. Jadi penelitian (reenact RRS RARE sebenamya bukan hal baru bagi setiap orang, karena dirinya secara naluri juga mempunyai bakat meneliti dan juga telah melakukannya. Contoh tersebut sekedar ingin menunjukkan, bahwa penelitian ina mengandung dimensi yang sangat las. Meskipun variasi permasalahannya banyak, namun pokok Permasalahannya tetap sama yaitu ingin melakukan pembuktian terhadap sesuatu yang diragukan guna memperoleh pengetahuan yang dianggapnya baru. Tentu saja bila kita ingin melakukan penelitian yang dapat diterima masyarakat serta dengan derajat tanggungjawab tertentu, seorang peneliti harus menggunakan metodologi yang dianggap sahih. Seorang peneliti tidak akan melakukan penelitian yang tidak berdasarkan nalar masyarakat akademis. Oleh karenanya, penelitian akan selalu menggunakan metodologi keilmiahan agar mampu mencapai derajat ilmiah yang objektip. Penggunaan pendekatan ini, menyebabkan penelitian menghendaki metodologi yang jelas, adanya tata cara keilmiahan, adanya prosedur tertentu yang dinilai objektip, serta tatacara penyampaian- nya dengan benar sesuai dengan disiptin ilmu masing-masing. Kesemuanya ini dirangkum dalam suatu disiplin yang disebut Metodologi Penelitian. Sesuai dengan tujuan masing-masing peneliti, penelitian yang dilakukannyamempunyai tujuan yang berbeda-beda. Penelitian untuk pengambilan keputusan tentunya akan berbeda dengan penelitian dasar. Penelitian terapan tentunya juga akan berbeda dengan penelitian dasar. Dengan memperhatikan berbagai tujuan yang berbeda tersebut, penelitian mengandung tiga aspek tujuan yaitu (a) memperkaya ilmu pengetahuan yang telah ada, (b) mencari dan menunjukkan masalah beserta pemecahannya, serta (c) menyelesaikan masalah yang telah diketahui. Ketiga macam bentuk penelitian tersebut mempunyai dimensi yang berbeda-beda, yang antara lain: a. Disciplinary Research, tujuan penelitian ini untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Jenis penelitian ini disebut riset dasar (basic research) yang umumnya dilakukan oleh Universitas (disebut pula sebagai penelitian institusi) dan Badan Penelitian dibawah koordinasi Menristek (Batan, LIPI, dan ain-lain). Jenis penelitian ini juga diperuntuk- kan bagi mahasiswa program S3 (baik diluar negeri maupun dalam negeri) guna meraih derajat Doktor. b. Subject-Matter Research, tujuan penelitian ini untuk mencari dan menunjukkan masalah beserta pemecahannya. Penelitian ini dilakukan oleh lembaga riset terapan yang sering dikenal sebagai Research House (misalnya; Balai Penelitian Gula, LIPI, Microsoft Inc., dan lain-lain) terutama untuk melaksanakan penelitian yang diarahkan dalam rangka pengembangan produk ataupun penciptaan produk baru. Penelitian ini juga diperuntukkan bagi mahasiswa program S2 baik di luar negeri maupun di dalam negeri guna meraih derajat Master/Magister. ¢. Problem-Solving Research, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menyelesaikan masaiah yang telah diketahui. Jenis penelitian ini sering pula disebut Riset Kebijaksanaan. Penelitian semacam ini dilakukan oleh bagian riset dan pengembangan (Research and Development) pada suatu perusahaan guna mendeteksi apakah kebijaksanaan yang telah ditempuhnya memang sudah tepat atau untuk menilai apakah suatu kebijaksanaan di masa yang akan datang perlu direvisi ataukah tidak. omens LRBUESSBNEON SE ESR Dros oR A EMR PO Ketiga macam klasifikasi tersebut di atas menunjukkan bahwa tujuan peneli-tian dapat mengakibatkan teknik ataupun pendekatan penelitian yang berbeda, Kesemuanya itu menunjukkan bahwa suatu penelitian mempunyai dimensi yang rumit serta membutuhkan keahlian untuk mendekati tiap-tiap masalah. Metodologi penelitian dapat pula dilihat dari kacamata yang lain. Dengan sudut pandang yang berbeda, akan mengakibatkan Klasifikasi yang berbeda pula. Apabila pcnelitian ditinjau dari sudut pandang peneliti dalam hubungannya dengan obyek yang diteliti, naka tujuan penelitian dapat digo-longkan menjadi tiga macam, yaitu: a. Fksploratoris research. penelitian ini dilakukan dengan cara menggali permasalahan yang mungkin ada. Peneliti mencari dan mengidentifikasi objek penelitian seluas mungkin, dengan harapan memperoleh pengetahuan baru, atau hal-hal baru sebagai vs formasi kebijakan. Contch: penelitian ruang angkesa, penelitian potensi bahan-bahan pe&kunan subtitusi, dan lain-tain, Deskriptif res litian ini dilaks! pecmasaluhan yang ielah diidentifikasi. Penel berssaha menjelaskan objek yang diteliti dengan sudut pandangan peneliti (meskipun bersifat subyektip). Contoh: penelitian Sejarah, Antropo-logi, dan Umu Sosial lainnya. c. Eksplanatoris research, penelitian ini dilakukan dengan cara menjelaskan gejala yang ditimbukan oleh suatu objek penelitian, Peneliti akan berusaha mencari jawaban terhadap phenomena suatu permasalahan yang diajukan. Penelitian ini banyak dilakukan dalam penelitian ekonomi. Ditinjau dari sudut pandang peneliti, obyek penelitian selalu bervariasi tergantung dari sasaran yang akan dicapai. Oleh Karena itu, pendekatan penelitian mana yang akan digunakannya sepenuhnya tergantung pada diri para peneliti itu sendiri dalam me- ngintepretasikan target yang ingin dicapai oleh suatu proyek penelitian. Peneliti mempunyai kebebasan untuk memilih mana yang dianggapnya paling layak, sepanjang dapat menjaga obyektivitas penelitiannya. B. STRATEG! PENELITIAN Dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus merumuskan strategi dengan tepat agar tujuan yang akan dicapainya dapat berhasil dengan baik. Dalam memilih strategi yang dianggapnya tepat, peneliti tidak boleh menggunakan pendekatan berdasarkan selera yang disukainya atau asal pilih saja. Perumusan strategi penilitian yang difakukan dengan seenaknya sendiri atau pun menyesuaikan dengan kemampuan dirinya dalam melakukan penelitian akan menghadapi masalah-masalah dikemudian hari, Mengingat perumusan strategi bersifat subyektif, maka hasil penelitian akan menjadi bias. Hal ini berakibat terhadap kredibilitas keandalan hasil penelitian tersebut sebagai sumber kebijaksanaan manajerial. Demikian halnya apabila peneliti dalam merancang strategi penelitian sudah berpihak pada salah satu p ihak/unsur, maka hasil penelitian akan terlihat secara mencolok bias Weiner BNS BOGAN BN AMIS A NRC SAT pada pihak tertentu. Mengingat penelitian dilakukan dengan tidak obyektif, para pembaca laporan penelitian dengan mudah menyimpulkan, bahwa para peneliti sudah tidak mempunyai kemerdekaan dalam bersikap. Sikapnya yang tidak merdeka tersebut, menjadikan pihak lain tidak akan mempercayainya dan tidak pantas sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan manajerial. Oleh karena itu strategi penelitian harus dirumuskan dengan penuh kehati-hatian dan bijaksana. Sebab dia akan menghadapi kemungkinan hasil penelitiannya bersifat subjektip (dan bias) karena kesalahan dalam pemilihan pendekatan yang digunakannya. Sebagai contoh untuk menggambarkan kasus di atas, seorang peneliti ingin memperoleh jawaban mengenai selera masyarakat terhadap suatu produk rokok tertentu. Dia memilih menggunakan kasus perokok dikalangan mahasiswa di suatu perguruan tinggi saja. Meskipun seorang peneliti boleh saja menggunakan studi kasus dalam melaksanakan penelitiannya, “tefapi pemilihan strategi semacam ini tidak tepat. Alasannya, pendekatan semacam ini bersifat kasusistik (yang berlaku untuk situasi dan kondisi tertentu saja) yang tentunya akan sulit digeneralisasi guna memperoleh informasi mengenai selera konsumen rokok tertentu. Tentu saja pendekatan semacam ini tidak akan dapat digunakan dalam penelitian yang berskala penuh dalam suatu populasi yang sangat heterogen. Memperhatikan contoh di atas seseorang peneliti harus memilih beberapa alternatip strategi yang bisa dijalankannya. Namun tentunya dia tidak boleh memilih strategi secara sembarangan saja. Dalam menentukan pilihannya tersebut, dia harus hati-hati agar design dan pendekatan penelitian yang digunakan serta teknik penelitian yang dipilihnya dapat ditetapkan dengan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Peraga 1.1 di halaman berikut ini menunjukkan bagaimana seorang peneliti harus memilih alternatip strategi yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Peraga 1.1 Perumusan Strategi Penelitian Goal Pendekatan Peraga tersebut, menunjukkan peneliti akan mencapai tujuan penelitian untuk memecahkan suatu permasalahan (subject mater research). Pendekatan yang. digunakannya adalah penelitian eksplanatoris, yaitu ingin menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh suatu obyek permasalahan. Mengingat ruang lingkup permasalahan yang akan dirangkum oleh tujuan penelitian yang ditetapkan, peneliti menggunakan design penelitian survei. Dari peraga 1.1 tersebut, sebetutnya peneliti dapat memilih alternatip lain, misalnya menggunakan pendekatan diskriptif serta design experimental. Namun penggunaan strategi alternatif ini belum tentu menjawab phenomena yang ada dalam tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian alternatif strategi penelitian tersebut justru tidak layak digunakan dalam menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian tersebut. Demikian pula dengan pilihan alternatif strategi yang lain. C. DESIGN PENELITIAN Design adalah rancangan bentuk atau model. Jadi pengertian design penelitian adalah suatu rancangan bentuk atau model suatu pelitian. Design penelitian mempunyai peranan yanag sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan terhadap design ataupun model penelitian. Dalam menyusun strategi penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan tiga tipologi design penelitian berikut ini: a. survey design (design survei), b. case-study design (design studi kasus), dan c. experimental design (design eksperimen). Ketiga tipologi tersebut dilakukan dengan mengambil sampel di antara populasi yang ada. Tentunya akan berbeda, kalau seluruh populasi diambil sebagai responden. Apabila seluruh populasi diambil, maka hal tezsebut disebut sensus. Sensus adalah pendataan terhadap seluruh populasi mengenai informasi tertentu. Misalnya; sensus nasional yang diselenggarakan oleh Biro Pusat Statistik. 1. Design Survei Design survei (survey) dikenal dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan wawancara terstruktur (dengan kuestioner) oleh juru cacah dengan mendatangi ditempatnya masing- masing. Menurut Webste’rs Dictionary survey berarti: “to examine carefully with reference to condition, situation, or the like, with a view to ascertaining the precise state or value of; to inspect or consider carefully” Dengan memperhatikan pengertian tersebut, maka design penelitian survei berarti, suatu perancangan penelitian dengan tujuan melakukan pengujian yang cermat (dan teliti) terhadap suatu obyek penelitian berdasarkan suatu situasi ataupun kondisi tertentu dengan melihat kesesuaiannya dengan pernyataan ataupun nilai tertentu yang diikuti dan diamati dengan cermat dan teliti. Dengan design penelitian ini diharapkan diperoleh informasi yang cukup memadai dengan mutu yang tinggi. Kebaikan pendekatan ini antara lain: aac atte AMAR RS ah GRRE ROUEN SNE gSrea oe b. c. d. e pengumpulan data dilakukan dengan biaya yang lebih murah, penyimpulan mempunyai basis yang sangat kuat, karena didasarkan pada suatu populasi yang cukup besar dengan contoh yang memadai, alat-alat pengumpul data dapat digunakan secara maksimal, pengungkapan masalah-masalah baru yang belum terpikirkan pada saat, penyusunan rancangan penelitian, dan Ppenyediaan sarana yang digunakan untuk menilai suatu teori. Disamping kebaikan-kebaikan di atas, ada pula kelemahan-kelemahannya, antara lain: a. b, 2 waktu yang tersedia dalam survei sangat terbatas, sehingga sulit memperoleh ketera- ngan yang mendalam dari para responden, juru cacah sangat bervariasi kualitasnya, mengakibatkan sulit mengawasi pekerjaan mereka dan sulit memperoleh keterangan yang sepadan mutunya, merupakan suatu “moment opname”, sehingga sulit memperoleh gambaran mengenai perilaku responden secara keseluruhan, dan keutuhan sebagai manusia tidak terekam dalam jawaban responden. Sebagai contoh design penelitian ini adalah sbb; Seorang akuntan pendidik ingin mengadakan survei dengan obyek para mahasiswa jurusan akuntansi. Tujuan survei tersebut untuk mengetahui alasan kenapa mereka memilih jurusan akuntansi sebagi pilihan bidang studinya. Sebelum melakukan survei diperoleh gambaran, mahasiswa jurusan akuntansi di seluruh Indonesia jumlahnya mencapai puluhan ribu orang yang tersebar di berbagai perguruan tinggi negera dan masarakat (disebut PTN dan PTM). Alasan masing-masing individu kenapa mereka memilih jurusan akuntansi akan berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai bentuk variasi yang sama. Menghadapi sedemikian besamya populasi dan juga penyebaran di berbagai pelosok negeri, tentunya peneliti akan menghadapi kesulitan yang sangat besar. Peneliti memilih menggunakan teknik survei dalam mengumpulkan informasi dari para responden. Survei dilakukan dengan mengambil sampel dari Prosentase tertentu mahasiswa jurusan akuntansi di seluruh Indonesia (baik negeri maupun swasta). Penelitian di atas memang didesign dengan menggunakan metode survei, mengingat persepsi seseorang mahasiswa tidak bisa diketahui dengan eksperimen dan juga studi kasus, Justru apabila penelitian dengan latar belakang informasi seperti itu diteliti dengan design eksperimen maupun design studi kasus maka justru akan diperoleh kesimpulannya yang bias dan tidak dapat mewakili opini mahasiswa secarakeseluruhan. Dengan demikian penggunaan design tersebut justru tidak dapat dihindarkan. Design Studi Kasus Penelitian dengan design studi kasus dilakukan dengan observasi secara mendalam terhadap suatu obyek penelitian yang dipilih dari beberapa keadaan yang dianggapnya sama. Meskipun beberapa keadaan dianggap sama, tetapi kesimpulan yang diambilnya tidak boleh digeneralisasi sebagai kesimpulan secara menyeluruh terhadap kasus-kasus yang dianggap 6 ERY hen RSE ANNAN RTTIOC Rh TUE RS TT NE A sama. Penelitian dengan pendekatan ini berusaha memotret situasi sebagaimana adai.ya, sedetail mungkin, dan selengkap mungkin untuk selanjutnya dianalisis dan disimpulkan sebagai penggambaran suatu situasi yang dianggap sama tersebut. Sebagai contoh, penelitian dengan masalah perilaku kehidupan sex para penghuni penjara laki-laki. Penelitian mengambil contoh kasus kehidupan salah satu penjara. Peneliti mengadakan pengamatan secara menda- lam kehidupan mereka sehari-hari, dianalisis, disimpulkan, dan dilaporkan berdasarkan pendekatan tersebut. Kesimpulan dari studi tersebut, memberikan gambaran secara menyelu- uh mengenai suatu kasus yang mungkin akan sama dengan kehidupan penjara lain di seluruh Indonesia. Biasanya pemilihan contoh kasus tersebut dengan mempertimbangkan sampai sejauh mana situasi tersebut dapat diwakili oleh situasi contoh kasus yang digunakan. Dalam penelitian akuntansi dan manajemen, pendekatan ini sangat sering digunakan dengan pertimbangan keadaan yang berlaku pada suatu perusahaan sangat mungkin berlaku pula bagi kondisi yang sama pada perusahaan lainnya. Hanya saja harus diperhatikan, suatu kasus akan dianggap berlaku sama bila beberapa keadaan dianggap sama, yang antara lain: (a) sifat-sifat perusahaan, (b) jenis usaha, (c) bentuk usaha, (d) ruang lingkup usaha, (e) dan lain-lain persyaratan yang dipertimbangkan. Keadaan ini harus selalu menjadi perhatian peneliti, agar jangan sampai dia terjebak terlalu jauh, bahwa kondisi dari contoh kasus yang dipilihnya seolah-olah berlaku pada semua perusahaan yang dianggapnya sama. Dalam setiap kasus senantiasa ditemukan perbedaan-perbedaan antara perusahaan yang satu dengan lainnya, karena memang perilakz manusia yang mempengaruhi perusahaan tersebut tidak akan seialu sama. 3. Design Eksperimen Pengertian eksperimen adalah pengujian apakah sesuatu obyek penelitian sesuai (cocok) dengan kondisi tertentu yang telah terjadi atau sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Dalam penelitian semacam ini, obyek yang diteliti biasanya belum diketahui dengan pasti bagaimana pengaruhnya apabila diterapkan pada suatu keadaan ataupun persyaratan tertentu. Sebagai contoh, suatu obat dengan dosis orang-orang barat (yang secara phisik lebih besar) mungkin akan berbeda dosisnya dengan orang Indonesia yang relatip lebih kecil ukuran badannya. Distributor obat perlu menguji apakah dosis yang telah ditetapkan bagi ukuran orang Barat sesuai dengan orang Indonesia. Pengujian ini perlu dilakukan agar jangan sampai obat tersebut menimbulkan efek samping yang jauh lebih berbahaya dibandingkan apabila samasekali tidak meminum obat tersebut. Pengujian terhadap dosis obat tersebut dirancang dengan penelitian yang berdasarkan design eksperimental. Eksperimen tersebui dilakukan dengan cara pengujian terhadap sesuatu kondisi atau persyaratan tertentu. Sebagai contoh kasus, dalam industri pakan temak ingin diuji bagaimana pengaruh suatu obat (misal X) terhadap pertumbuhan ayam buras. Pengujian akan dilakukan terhadap 3 kelompok sampel yang terdiri dari: Kelompok A, diberi ransum obat X Kelompok B, sama sekali tidak diberi ransum obat X Kelompok C, diberi ransum obat X dengan dosis separuhnya a Dengan memberikan perlakwan tertentu (eksperimen), akan terlihat perbedaan pertumbuhan ayam buras dari ketiga kelompok tersebut beserta akibatnya. Dengan memberi perlakuan tersebut akan diperoleh suatu kesimpulan bagaimana sebaiknya peternak menggunakan dosis obat X tersebut. Disiplin ilmu akuntansi jugamengenal penelitian dengan pendekatan design eksperimen. Sebagai contoh kasus, Ikatan Akuntan Indonesia sering mengeluarkan Eksposure Draft, Suplemen, atau Pernyataan sebagai pedoman praktik akuntansi di Indonesia. Berbagai Norma yang disusun tersebut mengadobsi dari standard yang berlaku di Amerika Serikat. Meskipun disadari bahwa berbagai konsepsi tersebut telah diteliti oleh badan otoritatif di sana, namun kondisi yang berbeda akan menyebabkana implementasi yang berbeda pula. Hal ini terutama disebabkan oleh kondisi bisnis dan masyarakat yang ada di Indonesia belum tentu sama dengan kondisi di Amerika Serikat. Keadaan semacam ini memerlukan pengujian (verifikasi) apakah konsep yang terkandung dalam exposure draft tersebut dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya eksperimen terlebih dahulu, apakah mungkin diterapkan dalam kondisi/situasi tersebut. D. PERANCANGAN PENELITIAN Dalam menyusun perancangan penelitian seorang peneliti harus benar-benar memahami bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses penelitian. Pemahaman terhadap proses penelitian ini akan membantu para peneliti dalam menyusun strategi yang tepat pada saat perancangan penelitian disusun. Langkah-langkah yang ditempuh dalam Suatu proses penelitian antara lain: a. Perumusan ide penelitian, yang meliputi: * — penentuan thema/topik penelitian, + pengkajian khasanah teoritikal, + pengungkapan khasanah pengalaman praktik, dan + penyusunan wording judul penelitian. b. penyusunan usulan proyek penelitian (UPP) atau pedoman proyek penelitian (PPP). Materi ini akan dibahas dalam bab 2. c. pelaksanaan penelitian, terdiri dari: + menyusun dan menguji instrumen penelitian, + mengumpulkan fakta dan data (historis), + mengolah fakta (baik contoh maupun data), + melakukan analisis dan pengujian terhadap fakta dan data, + — menyimpulkan hasil analisis, dan d. Penyusunan laporan penelitian. Materi ini akan dibahas dalam bab tersendiri. Langkah-langkah dalam proses penelitian di atas, memberikan gambaran terhadap keseluruhan aspek penelitian sejak penelitian baru merupakan gagasan sampai dengan penelitian tersebut dilaporkan, Sejak mula peneliti harus memahami langkah-langkah yang akan dilaluinya serta memahami pula prosedur yang akan digunakannya. Apabila hal-hal di et DOP SRE CORN NO EE CE AERO NS NETSTAT OC ETL atas dipahami dengan baik, dia akan dapat membuat rancangan penelitian dengan teliti, sehingga staff yang akan membantunya nanti dapat memahami jalan pemikirannya tesebut. Pembahasan mengenai rancangan penelitian ini, membutuhkan uraian yang cukup panjang lebar. Oleh karena itu detail uraian tersebut akan disajikan dalam bab-bab berikutnya. Pada sub-bab E. berikut ini, akan dibahas tebih detail bagaimana perumusan ide penelitian dan bagaimana memformulasikannya sehingga akan terwujud gagasan penelitian secara utuh. E. MENCARI IDE PENELITIAN DAN JUDUL PENELITIAN Penelitian pada hakekatnya merupakan proses kreatip seorang peneliti dalam menjawab phenomena yang dihadapinya. Suatu judul penelitian tentu saja tidak akan begitu saja muncul, sebab ada langkah-langkah pengembangan dari munculnya ide penelitian sampai dengan munculnya judul penelitian. Lahimya ide penelitian mempunyai permasalahan yang berbeda dengan menentukan judul penelitian. Masing-masing peneliti harus memahami bagaimana suatu ide penelitian muncul, begitu juga bagaimana suatu judul penelitian harus dihadirkan. Ide penelitian dapat berasal dari pihak lain (sebagai Policy Research) atau dari diri peneliti sendiri. Apabila ide datang dari luar, maka pihak yang memberikan tugas penelitian wajib menyusun term of reference atau sering disebut pedoman proyek penelitian (PPP). Penelitian pesanan semacam ini biasanya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu pelaksana penelitian dituntut menangani proyeknya dengan amat sangat serius. Atas dasar PPP tersebut, team peneliti menyusun Usulan Proyek Penelitian yang berisi rancangan (baik konsepsi maupun rancangan kegiatan) gunamenjawabphenomena yang diajukan dalam pedoman proyek penelitian. Penelitian semacam ini bersifat problem- solving research guna memecahkan sesuatu masalah yang memang dianggap penting (meskipun dalam praktek, sesuatu masalah sudah diketahui dan dapat diselesaikan tanpa harus dengan penelitian, tetapi proyek penelitian tetap jalan juga). Ide penelitian yang datang dari diri peneliti sendiri akan sangat berbeda dengan penelitian pesanan yang berasal dari pihak luar, Penelitian yang berasal dari ide peneliti biasanya untuk (a) memenuhi persyaratan pada jenjang akademik tertentu (S1, S2, dan $3) dalam proses pendidikan, (b) pengembangan pengetahuan peneliti, dan (c) pengembangan ilmu dan pengabdian kepada masyarakat. Apabila penelitian dalam rangka memperoleh derajat akademik tertentu, penelitian dilakukan dalam rangka proses pendidikan dirinya dalam suatu sistem pendidikan. Dalam proses pendidikan “‘calon peneliti” tersebut dianggap belum “dewasa” dan oleh karenanya harus dibimbing oleh tenaga yang ahli dalam bidangnya tersebut. Diantaraketiga jenjang akademik tersebut masing-masing mempunyai derajat kesulitan yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai gradasi yang berbeda serta menunjukkan bobot yang berbeda pula. Gradasi tersebut untuk menunjukkan bahwa penelitian untuk mahasiswa program S2 dan S3 tentu mempunyai bobot yang lebih serius. Penelitian harus mempunyai manfaat yang jelas serta akan jauh berbeda dengan progran S1. Sifat penelitian dalam rangka pendidikan program S1 dimaksudkan sebagai pelatihan untuk mengenaikan ‘stents SE SAREE SATE EI OTE Metodologi Penelitian dan mengajarkan bagaimana berpikir ilmiah serta menggunakan disiplin ilmu tertentu agar kelak mampu melakukan penelitian secara mandiri (dapat mengemukakan tujuan penelitian dengan jelas). Ditinjau dari aspek pengembangan ilmu itu sendiri maupun bagi masyarakat luas suatu rancangan penelitian harus mempunyai manfaat yang jelas. Oleh karenanya hasil-hasil suatu penelitian haruslah dikomunikasikan kepada pihak lain agar tidak terjadi duplikasi penelitian di antar para peneliti. Dengan adanya publikasi yang terbuka tersebut sifat ilmu pengetahuan harus jelas dan terbuka (termasuk untuk dikritik dan dikecam). Mempublikasikan hasil penelitian pada dasamya merupakan pertanggungjawaban profesi sebagai peneliti. Inilah kiranya pertimbangan utama mengapa program pendidikan sarjana di Indonesia diwajibkan menulis skripsi atau tesis. Di suatu lembaga penelitian (research house, perguruan tinggi, dan badan penelitian pemerintah), dipekerjakan para peneliti profesional. Para peneliti profesional tersebut wajib mengajukan UPP pada setiap awal tahun untuk menentukan pekerjaan yang akan ditangani pada tahun kerja yang akan datang. Alokasi proyek yang akan diberikan kepada setiap peneliti akan dievaluasi oleh suatu team yang akan mempertimbangkan dari segi kualitas UPP, urutan preferensi proyek, dan dana yang tersedia. Dengan demikian mutu UPP sangat menentukan pekerjaan apa saja yang akan ditanganinya serta alokasi biaya yang bakal diperolehnya. Oleh karenanya dikalangan para peneliti profesional akan selalu bersaing mengajukan usulan proyek penelitian yang bermutu. Bagi peneliti profesional, ide penelitian dapat keluar dengan segera begitu dia melihat sesuatu phenomena dalam bidang keahliannya. Suasana seperti ini akan sulit dibayangkan bagi para peneliti muda maupun para mabasiswa. Banyak peneliti bercerita, bahwa ide penelitian yang cemerlang kadangkala diperolehnya, secara tak sengaja. Bahkan ada yang sedang melamun di kamar mandi. Uraian tersebut tidak dimaksudkan untuk melebih- lebihkan, atau sebaliknya mengurangi arti penting proses kreatif dalam menemukan ide penelitian, tetapi justru ingin menggambarkan bahwa proses kreatif harus dilakukan terus menerus. Pada suatu saat nanti, akan muncul dengan sendirinya. Ide yang cemerlang dari proses berfikir yang panjang ini disebut inspirasi, yang tidak akan diperoleh begitu saja tanpa adanya usaha yang terus menerus. Kesemuanya itu, menunjukkan bahwa dalam menemukan judul penelitian sebenamya adalah proses kreatif yang membutuhkan pemikiran yang dalam serta usaha yang keras. Inspirasi yang datang pada diri seorang peneliti, diperoleh melalui usaha yang terus menerus dilakukan tanpa henti. Keadaan ini menunjukkan adanya sifat kepribadian ataupun perilaku individual yang akan menunjang proses kreatif. Orang yang mau bekerja dan tidak mudah patah arang, tentu akan lebih mudah menemukan ide penelitian dibandingkan dengan orang malas bekerja. Pengetahuan yang baik mengenai metodologi penelitian, tidak menjamin seseorang menjadi peneliti yang kreatif. Seseorang peneliti yang baik tidak hanya mempunyai pngetahuan yang cukup dalam meneliti tetapi mempunyai kesediaan bekerjasama dengan orang lain dalam satu team. Di samping itu juga bersedia menghargai pendapat pihak lain, serta bersedia menyampaikan 10 LO TA TTT i CE A TT, hasil-hasi! yang diketahuinya kepada pihak lain untuk dikritik. Proses kreatif ini memerlukan beberapa persyaratan pribadi yang harus dipenuhi dalam diri peneliti, antara lain: 1. Penguasaan teori yang cukup. Iniberarti peneliti harus menguasai dalam bidang keilmuan tertentu sertatelah memperoleh pelatihan yang cukup. Peneliti harus mewawas diri apakah dia telah menguasi bidang keahliannya dengan baik. Termasuk didalamnya adalah penguasaan dalam metodologi penelitian, 2. Bersedia membaca karya penelitian peneliti lain. Ini berarti peneliti harus banyak membaca jumal ilmiah yang menerbitkan pemikiran para pakar lainnya. Hasil-hasil penelitian dari para peneliti senior akan menjadi sumber inspirasi bagi penelitiannya sendiri sehingga dapat memberikan analisis yang sederhana, lugas dan masuk akal. 3. Bersedia membaca disiplin ilmu lain. Sumber-sumber informasi dari peneliti lain, terutama guna memperluas cakrawala pandangnya. Dengan mengerti dan memahami disiplin lain seorang peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat lintas sektoral ataupun interdisciplinair. 4. Bersedia mendengar tanggapan ataupun komentar dari rekan sejawat Jainnya. Tanggapan dari teman sejawat (meskipun diucapkan dengan menyakitkan!) tetap akan membantu menyempurnakan ide/gagasan peneliti. Itulah kiranya para peneliti sebelum mengajukan usulan proyek penelitian, terlebih dahulu melakukan seminar pendahulan. 5. Peneliti harus selalu bersikap kritis (critical). Peneliti harus selalu mereview pendapat orang lain yang telah dikumpulkannya, serta senantiasa berhati-hati dalam mengeluarkan pendapatnya. Kelima persyaratan kepribadian peneliti tersebut juga berlaku bagi para mahasiswa yang sedang melakukan penulisan tugas akhir (skripsi). Karena pada hakekatnya dalam rangka menyelesaikan tugas akhir tersebut, para mahasiswa dilatih menggunakan prosedur ilmiah dan menuliskan hasil-hasil yang diperolehnya, F._ IDE PENELITIAN DALAM PERUMUSAN KARYA TULIS ILMIAH Mengingat buku ini ditulis dalam rangka membantu mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen untuk memahami proses penelitian dan permasalahan yang akan dihadapinya, pada bab ini akan disajikan bagaimana sebaiknya merumuskan ide penelitian dalam rangka tugas akhir menulis karya tulis ilmiah tersebut. Uraian dalam subbab ini akan menggunakan pendekatan dialogis, dengan maksud mahasiswa akan mudah memahami ide yang akan disampaikan penulis. Pembahasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) bagaimana merumuskan topik penelitian, dan (2) bagaimana cara merumuskan judul penelitian. eR OS OS ICSC ESET 1. Memilih Topik Penelitian Persoalan pertama yang akan muncul dalam suatu proses penelitian adalah memilih berbagai altemnatip ide topik penelitian. Kebanyakan para mahasiswa yang mulai dengan tugas penelitiannya sulit menemukan topik apa yang pantas menjadi bahan kajiannya. Berhari-hari, bahkan tiap malam tidak tidur, tetapi belum juga menemukan ide penelitian. Kedatangannya kepada dosen pembimbing seringkali juga tidak mampu memecahkan masalah, karena dosen pembimbing mungkin juga tidak memahami apa yang ada dalam benak pikirannya. Kadangkala dosen pembimbing malah menjadikannya bingung, karena dosen pembimbing memang tidak mempunyai pengetahuan psychologis yang bisamenganalisa perilaku advisee. Untuk mengatasi persoalan di atas, berikut ini diuraikan langkah-langkah bagaimana memilih topik penelitian. 1. Langkah pertama adalah memilih suatu masalah —dari berbagai kemungkinan permasalahan— yang ada kaitannya dengan minat dan keahlian yang anda miliki. Yakinilah bahawa bidang ilmu yang dipilih memang benar-benar Anda kuasai dengan baik. Dengan pilihan yang terbaik, diharapkan Anda memulai penelitian dengan senang hati dan mempunyai motivasi. Sikap positip ini, akan melahirkan banyak gagasan. Sebagi contoh, seandainya Anda senang dengan bidang akuntansibiaya, secepat itupula harus dicari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan akuntansi biaya. Selanjutnya tentukan beberapa topik permalahan yang mungkin muncul. 2. Langkah ke dua datanglah ke Perpustakaan. Apabila untuk memperoleh topik permasalahan Anda mengalami kesulitan, yang harus dilakukan adalah mencari berbagai topik penelitian bidang akuntansi biaya yang sudah ditulis oleh penulis terdahulu. Dapat pula mencari buku-buku referensi, jumnal ilmiah (terutama yang berbahasa asing), proceeding suatu konvensi, dan lain-lain. Mengingat penelitian akuntansi di Indonesia jarang dipublikasikan, atau karena langkanya publikasi tersebut, sangat dianjurkan untuk membaca Journal Accounting Research, Journal of Accountan- cy, dan lain-lain. Publikasi asing tersebut dapat dijumpai pada berbagai perpustakaan di pelbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dari sumber-sumber tersebut Anda akan memperoleh gambaran topik apa yang layak untuk ditulis, paling tidak dapat membandingkan dengan karya para pendahulu. Referens semacam ini akan sangat membantu melahirkan gagasan penelitian yang bermutu. 3. Buatlah catatan-catatan yang Anda anggap perlu dalam sebuah kartu (biasanya ukuran kartupos). Catatan semacam ini sangat penting, untuk memudahkan merangkai gagasan dalam suatu karya tulis. Dalam kartu tersebut tidak hanya dicatat ringkasan permasalahan, tetapi harus pula diidentifikasi sumber notasi buku/jumal yang dibaca. Hal-hal yang harus dicatat, antara lain: (a) ringkasan suatu masalah, (b) ide yang kontroversial dan bertentangan dengan arus konsep yang ada, (c) hal-hal yang merupakan pengetahuan baru, (d) pointers dan data historis, dan (e) notasi identifikasi sumber (nama pengarang, judul buku, penerbit, tahun terbit, halaman, dll). 4. Seringkali ide yang, ada dalam benak Anda muncul, dan Anda meng-anggap topik yang telah terbayangkan tersebut sangat mungkin untuk diteliti. Temyata bahan kajian 12 tersebut telah diteliti oleh peneliti terdahulu. Apabila demikian anda jangan cepat putas asa, anda dapat melakukan replikasi untuk topik tersebut. Justru kajian terdahulu dapat anda jadikan referensi utama untuk mengetahui apakah kajian pada masa Jali masih relevan untuk saat ini. Sebagai contoh, 3 tahun yang lalu sudah ada peneliti yang menulis skripsi tentang Pengaruh Penerapan Variabel Costing dalam Perusahaan Jasa Konstruksi. Dengan mengambil judul yang sama, dengan kondisi yang berbeda waktu 3 tahun Anda dapat melakukan penelahaan ulang apakah hasil penelitian terdahulu memang masih berlaku, ataukah sudah terjadi perubahan-perubahan. ‘Topik penelitian seringkali diberikan oleh pembimbing kepada Anda sebagai mahasiswa terbimbing. Mahasiswa diminta memilih topik yang sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya. Topik maupun thema mempunyai esensi pengertian yang sama, yakni merupakan suatu subyek yang kan dibahas. Dalam memilih topik seringkali mahasiswa tidak bisa membedakan secara jelas dengan judul penelitian. Seringkali ditemukan seorang mahasiswa menggunakan topik yang diberikan oleh pembimbing sekaligus sebagai judul penelitiannya. Tentu saja dia sendiri akan menghadapi persoalan yang rumit, karena ‘judul’ (topik tersebut) ternyata sangat luas jangkauannya dan sangat sulit untuk dipecahkan. Kebanyakan mahasiswa malas mencari sumber-sumber referensi yang sebetulnya banyak tersedia di perpustakaan arau sumber lainnya. Kenapa mereka ‘malas’? Pertanyaan ini sering dituduhkan begitu saja, tanpa memahami kesulitan yang dialami para mahasiswa. Jawaban yang mungkin agak tepat adalah, kebanyakan para mahasiswa tidak memahami bagaimana menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi yang sangat penting. Kenyataan ini terlihat dari miskinnya referensi yang diajukan dalam proposal penelitian. ‘Tidak banyak mahasiswa yang terlebih dulu membaca berbagai buku atau gagasan para pakar sebagai dasar untuk menulis proposal penelitian. Para dosen pembimbing, seringkali juga menerima begitu saja proposal penelitian yang belum matang. Kenyataan ini seringkali menyebabkan mahasiswa yang pandai tidak tertantang untuk menuliskan suatu karya yang benar-benar memadai. Namun di sisi lain, temyata banyak perpustakaan yang mewah bangunan phisiknya tetapi miskin isinya. Perpustakaan semacam ini, tentunya tidak dapat dikatakan mewah, karena esensi suatu perpustakaan terletak pada lengkapnya sumber informasi ilmiah yang dimilikinya. Koleksi buku perpustakaan, merupakan aktifitas yang terus menerus harus dilaksanakan dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun. Kelemahan fain yang sering dijumpai padadiri mahasiswaadalah, lemahnya penguasaan mahasiswa dalam penguasaan bahasa asing (khususnya bahasa Inggris). Penguasaan bahasa Ingeris secara pasifpun sebenarnya sudah cukup memadai untuk menguasai literatur asing. Seorang pengajar Pasca Sarjana UGM menyatakan, persoalan yang dihadapai mahasiswa pasca sarjana adalah: bukannya berapa halaman yang dapat dibaca setiap hari, tetapi berapa hari dibutuhkan untuk membaca satu halaman. Sumber untuk memperoleh ide penelitian antara lain dari sumber teori mapun dari pengalaman para praktisi. Kedua sumber ini pantas dipahami oleh mahasiswa yang sedang melaksanakan tugas akhir. Sebagai suatu sumber ide penelitian, di antara kedua sumber adn emnpenAOts Samia tersebut terdapat perbedaan yang sangat kontras. Dari sumber teori berarti menggunkan pendekatan deduktip, sebaliknya dari para praktisi menggunakan pendekatan induktip. Meskipun keduanya mempunyai perbedaan yang kontras, tinjauan dari kedua aspek tersebut dapat memperluas cakrawala pandang para mahasiswa. a Sumber Teori. Kalau Anda membaca buku-buku, seringkali dihadapkan pada berbagai macam pertanyaan yang muncul karena referensi anda berbeda. Artinya apa yang telah anda ketahui dan Anda yakini sebagai suatu kebenaran (berdasar buku yang anda percayai) ternyata sangat berbeda dengan uraian buku yang sedang anda baca. Seringkali buku-buku yang sedang Anda baca ternyata berbeda dengan buku lain yang sama-sama tidak anda percayai kebenarannya tersebut. Maka sering kali andapun bertanya dan bertanya terus, tanpa menyadari bahwa isi suatu buku disusun dengan asumsi yang tidak sama. Kalau anda dalam suasana seperti yang digambarkan dalam alinea di atas, anda sebetulnya dalam posisi sedang melakukan penelitian. Anda telah menggugat sesuatu meskipun mungkin apa yang sedang anda permasalahkan tersebut sudah benar. Meskipun sesuatu yang sedang anda gugat tersebut telah benar, setidak-tidaknya anda sendiri ingin membuktikan bahwa hal tersebut memang benar. Perhatikan kata bijak berikut: Peneli- tian dimulai dengan pertanyaan kritis (gugatan) mengenai sesuatu hal. Dari uraian di atas anda memperoleh inspirasi yang sangat berharga dari buku-buku tersebut. Inilah maknanya membaca buku, karena dalam suatu buku diungkapkan berbagai bentuk teori. Demikian banyaknya teori yang dikemukakan dalam berbagai buku, menjadikan kita bertanya: “teori mana yang benar ?” Teori selamanya mengandung kemungkinan untuk digugat dengan munculnya teori baru, sehingga kebenarannya bersifat relatif. Suatu teori bisa saja gugur dan ditumbang- kan dengan teori baru yang menggugatnya. bahkan, yang menggugatnyapun bukan orang yang di anggap pakar. Memang demikianlah hakekat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan selalu berubah. Anda juga berhak menggugat suatu teori dan mungkin anda termasuk pencipta teori baru tersebut ? Apabila anda adalah seorang mahasiswa yang sedang membuat tesis (skripsi), referensi teori akan sangat berguna dalam perancangan penelitian. Teori akan memberikan wawasan yang luas dalam menentukan pilihan thema/judul penelitian. - Sumber Pengalaman Praktisi. Dari kalangan praktisi akan muncul persoalan-persoalan praktis yang pada dasarnya membutuhkan pengkajian ulang. Sering-kali para praktisi menemukan masalah-masalah dalam praktik yang kadangkala sulit mencari pemecahannya serta sulit mencari landasan teori. Para praktisi membutuhkan bantuan. para ahli untuk mencarikan jalan keluar permasalahannya tersebut. Sebagai contoh: Setelah pemerintah mengeluarkan Kebijakan Devaluasi November 1973, timbul ma- salah-masalah dalam praktik akuntansi yang memerlukan dasar-dasar teori yang jelas. Kebijaksanaan devaluasi mata uang rupiah atas mata uang asing (khususnya dolar), merupakan kejadian yang khas Indonesia. Kerugian yang timbul secara mendadak, sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah tersebut tidak ada dalam khasanah teori PUREE alba RO AN to i RAM RL EF akuntansi di negeri barat. Demikian halnya Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia sebagai “babon” praktik akuntansi di Indonesia tidak pernah mengatumnya secara khusus. Mengingat devaluasi dengan tingkat yang sangat tinggi adalah masalah yang terjadi di Indonesia (dan mungkin di beberapa negara sedang berkem-bang lainnya), maka sangat sulit mencari padannya dari sumber teori. Persoalan ini tidak akan bakal ditemui di negara-negara yang telah maju, bahkan sampai sckarangpun masih belum ada kata sepakat di antara pakar akuntansi di Indonesia mengenai perlakuan akuntansi terhadap peristiwa tersebut. Persoalan pokok yang muncul, apakah benar kerugian sebagai akibat transaksi valuta asing dapat dikapitalisir serta diamortisasi untuk beberapa periode akuntansi. Contoh kasus di atas merupakan phenomena yang dihadapi kaum praktisi yang membutuhkan jalan keluar dengan segera, mengingat persoalan yang sama mungkin akan dihadapi pada tahun-tahun berikutnya (nyatanya memang demikian). Sayangnya kasus tersebut dipecahkan dengan amat tergesa-gesa tanpa ada penelitian yang mendalam. Sebagai akibatnya keputusan (politis) tersebut mengandung kelemahan dan tidak terselesaikan dengan tuntas. Masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa, pada umumnya terlalu memforsir diri ingin membuat skripsi yang benar-benar luar biasa, Ambisi ini muncul karena skripsi merupakan satu-satunya karya yang bakal didokumetasikan oleh lembaga dan gengsi pribadinya yang ingin menonjolkan pengetahuan yang telah dikuasainya. Keadaan ini menjadikan para mahasiswa tersebut mencoba menulis karya ilmiah dengan ruang Jingkup masalah yang sangat luas dan kompleks. Dia tidak ingat bahwa kapasitas dirinya sangat terbatas, demikian pula kalau ditinjau dari aspek waktu dan biaya penelitian. Berikut ini disajikan saran-saran Sutrisno Hadi dalam perumusan judul penelitian. 1. Topik yang masih ada datam jangkauan tangannya, 2. Tersedia secukupnya bahan-bahan (data) yang diperlukan untuk membahas topik itu, 3. Topik cukup penting untuk diselidiki, dan 4. Topik cukup menarik minat untuk diselidiki dan dibahas. Berdasarkan pertimbangan tersebut tentukan topik yang Anda anggap tepat. Setelah itu ‘Anda baru mencoba mencari judul yang sesuai dengan topik tersebut. Tentu saja Anda tidak akan secara otomatis menemukan judul, perlu pembahasan yang cermat untuk menghasilkan judul yang tepat. Untuk itu, perhatikan pembahasan dalam butir berikut ini. 2. Judul Penelitian Bilamana seseorang baru pertamakali melakukan penelitian, merumuskan judul penelitian sering dianggap remeh dan mudah, Kenyataannya, banyak sekali usulan penelitian yang tidak diterima (ditolak) hanya karena judul penelitian dianggap tidak tepat. Kalau diperhatikan dengan sungguh-sungguh, sebenamya membuat judul penelitian tidak dapat dikatakan mudah mengingat judul mempunyai fungsi untuk menunjukkan isi, masalab serta tujuan 15 PS SPIRE MARE ONE eNOS cH SseNe penelitian sekaligus. Judul penelitian bukanlah sederetan kata-kata yang asal pasang saja, karena seharusnya judul penelitian mempunyai makna dan arti, Jadi subtansi isinya harus benar-benar dipertimbangkan sehingga orang Jain dapat berkomunikasi dengan apa yang telah dirumuskannya tersebut. Sikap meremehkan dan sekaligus kebingungan mahasiswa yang sedang menulis skripsi ditunjukkan dengan perilaku mencontek skripsi yang ditulis oleh orang lain tanpa memperhatikan sopan santun ilmiah. Perilaku semacam ini dapat diketahui dengan mudah oleh pembimbing (orang lain), karena dia (si penyontek) tidak tahu apa makna dan isi kata- kata yang ada dalam judul skripsinya tersebut. Schingga kalau seseorang menanyai maksud yang terkandung didalamnya, dia akan bingung dan tidak bisa menjawab dengan baik. Keadaan seperti ini sebetulnya tidak sepenuhnya menjadi kesalahan para mahasiswa. Para mahasiswa seringkali tidak bisa membuat judul suatu penelitian dalam rangka penulisan skripsinya, karena memang tidak tahu dan tidak pernah dilatih bagaimana menulis suatu karya yang bersifat mandiri. Banyak orang berpendapat, bahwa dalam suatu karya ilmiah sebaiknya judul penelitian (karya tulis) ditentukan terlebih dahulu. Pihak yang lebih moderat menyarankan thema penelitian yang lebih penting bagi suatu penelitian. Dengan kondisi yang berbeda-beda, para dosen pembimbing menetapkan judul penelitian ataupun thema penelitian. Baik judul penelitian ataupun thema penelitian, seringkali sulit dijabarkan oleh advisee (terbimbing). Perbedaan ini karena adanya gap pendekatan berpikir antara pembimbing dan terbimbing. Seringkali mahasiswa terbimbing harus meraba-raba sesuatu yang memang belum pernah diketahuinya. Hal ini akan menjadikan para mahasiswa terbimbing dalam suatu kesulitan, karena perumusan judul yang telah disepakati tidak dapat direalisasi dalam suatu proses penelitian. Perumusan judul penelitian hendaknya menggunakan kata-kata yang ringkas, jelas maknanya, serta menggunakan aturan bahasa yang benar. Berikut disajikan suatu contoh judul penelitian: TANAH DAN HAK ATAS TANAH: STUDI TEORITIKAL PENGARUH UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA TERHADAP PERLAKUAN AKUNTANSINYA Contoh judul penelitian tersebut di atas menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1. Obyek yang diteliti: Tanah dan Hak atas Tanah sebagai suatu aktiva tetap pada suatu perusahaan. 2. Masalah yang diteliti: perlakuan akuntansi terhadap Tanah dan Hak atas Tanah. 3. Pendekatan penelitian: studi teoritikal, berarti merupakan studi kepustakaan. LAAT SEAMS A TST Membaca judul penelitian tersebut, pihak lain telah mendapatkan gambaran subtansi isi penelitian dan hal-hal apa sajakah yang akan-dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan judul tersebut, peneliti akan membandingkan bagaimana hubungan antara Undang-undang Pokok Agraria dengan praktik akuntansi yang berlaku. peneliti akan menggunakan UUPA sebagai alat analisis bagi praktik akuntansi yang didasarkan pada sistem hukum diluar UUPA, tentunya akan timbul beberapa masalah. Dari judul tersebut akan digambarkan seberapakah pengaruh undang-undang tersebut dalam profesi akuntansi. Judul penelitian harus mempunyai daya tarik (daya pikat), dengan harapan banyak pihak dapat memperhatikan dan memberi tanggapan atas rencana penelitian yang sedang diajukan, Dengan adanya tanggapan dari pihak Jain rancangan suatu penelitian akan dapat disempurnakan. Diharapkan ada pihak lain yang bersedia membantunya baik dalam pengumpulan data maupun pendanaannya. Daya tarik tujuan penelitian yang Anda ajukan akan memikat pihak lain dan mungkin akan bersedia membantu (terutama pendanaannya). Contoh judul tersebut di atas menarik, karena menyebabkan seseorang yang membacanya terangsang ingin mengetahuinya. Daya tarik contoh di atas, karena (1) mengupas phenomena baru yang belum pernah dibahas dalam suatu makalah ataupun penelitian di Indonesia, (2) penelitian tersebut bersifat lintas sektoral, dan (3) menyangkut masalah yang sedang aktual pada saat ini yaitu Hak atas Tanah, Agar suatu judul penelitian menarik, sebaiknya anda memperhatikan petunjuk penuli- san judul berikut ini: 1. Judul bukanlah suatu kalimat, tetapi suatu statemen yang memberikan gambaran secara menyeluruh dan mewakili konteks isi penelitian yang akan (atau sudah) dilakukan. Dengan demikian aturan tatabahasa tidak selalu dipertimbangkan dalam pembuatan suatu judul sepanjang massagenya dapat dipenuhi. 2. Judui penelitian harus dapat menunjukkan obyek penelitian dengan jelas dan konkrit. Ini berarti pengertian yang disajikan dalam judul tersebut telah didefiniskan dengan tepat. 3. Judul penelitian harus dapat menunjukkan permasalahan yang hendak ditelitinya serta tujuan yang akan dicapainya. 4. Judul penelitian hendaknya menggunakan jargon yang dikenal dalam disiplin ilmu masing-masing. Jargon berarti simbol yang telah disepakati dan disetujui oleh masyara- kat dalam satu disiplin ilmu, sehingga para pembaca mempunyai interpretasi yang sama. Hubungan antara ide penelitian dengan judul penelitian dapat dilihat dari gambar ! yang disajikan dalam halaman 20 berikut. 7 Gambar 1.2 Struktur Proses Penelitian Ide Penelitian -—— Usulan Penelitian Tujuan/Hipotesa Kesimpulan KESIMPULAN Pengertian Phenomena yaitu suatu masalah yang menjadi gejala dan belum jelas penyebabnya atau mungkin gejala tersebut belum diketahui. Phenomena melahirkan gagasan penelitian, karena si peneliti ingin memperoleh jawaban atas permasalahan yang muncul. Baik Ide penelitian maupun phenomena dikembangkan menjadi judul penelitian, Judul penelitian mengilhami strategi yang ingin digunakan dalam memecahkan permasalahan yang ada, Berdasarkan ide penelitian yang muncul terlebih dahulu beserta perumnusan strategi disusunlah suatu usulan penelitian dengan inti hipotesa penelitian. Usulan penelitian diharap- kan menghasilkan suatu kesimpulan yang isinya tidak akan jauh menyimpang dari tujuan penelitian yang terlah dirumuskan. Oleh akrena itu kesimpulan penelitian harus dapat dicocokkan dengan judul penelitian, apakah ada kesesuaian atau sebaliknya SOAL-SOAL UNTUK DISKUS! 1. Uraikan pengertian saudara tentang Metodologi Penelitian, jelaskan dalam suatu disk- ripsi yang lengkap. 2. Penelitian apabita ditinjau dari tujuan yang akan dicapai mempunyai tiga macam tipe, jelaskan dan uraikan secara lengkap masing-masing Klasifikasi penelitian tersebut. 3. Penelitian apabila ditinjau dari aspek sudut pandang si peneliti dalam hubungannya dengan obyek penelitian terdiri dari 3 macam Klasifikai, jelaskan dan uraikan secara lengkap masing-masing klasifikasi penelitian tersebut. 4. Design penelitian terdiri dari tiga tipologi, jelaskan masing-masing secara lengkap. 5. Uraikan secara rinci kebaikan serta kelemahan desaign survei ! 6. Hal-hal apa sajakah yang harvs anda persiapkan sebelum memulai merancang suatu penelitian ? 7. Jelaskan kenapa alasan anda, kenapa pengalaman para praktisi sangat penting sebagai sumber referensi untuk menyusun ide penelitian ? 8. Sebutkan syarat-syarat apa yang harus dipertimbangkan agar suatu rancangan penelitian menarik bagi pihak lain ? DAFTAR PUSTAKA Arif Suadi, Petunjuk Singkat Penulisan Skripsi. Yogyakarta: BPSTIE YKPN, 1986. Emori, William c., Business Research Methods. Ilinois: Richard D. Irwin. Inc., 1980. Berenson, Conrad and Raymond R. Colton. Research and Report Writing for Business and Economics. Random House, 1971. Cambell, William G., Stephen V. Baliou and Carole Slade, Form and Style: Theses, Reports, Therms Papers. Boston: Houghton Mifflin Company, 1982. Gay, L.R. and P.L. Diehl, Research Methods for Business and Management, New York: Macmillan Publ. Company, 1992. Johnson, Glenn L. Research methodology for Economists. New York: Macmillan Publishing Company, 1986. Keraf, Goris, Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah, 1984. Mubyarto dan Suratno, Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1981. Sockanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986. Sutrisne Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Edisi ke 23, Yogyakarta: Andi Offset, 1991. 19

Anda mungkin juga menyukai