Mengingat
: 1.
2.
tentang
3.
4.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dalam
Peraturan ini dapat disebut Kementerian Negara PDT, adalah unsur pelaksana
pemerintah di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;
(2) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dipimpin oleh Menteri
Negara yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.
Pasal 2
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas membantu
Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang Pembangunan
Daerah Tertinggal;
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi :
a.
perumusan kebijakan nasional di bidang Pembangunan
Daerah Tertinggal;
b.
koordinasi
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
Pembangunan Daerah Tertinggal;
c.
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawabnya;
d.
pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
e.
penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan
pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
2
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari:
a.
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
b.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya, selanjutnya
dapat disebut Deputi I;
c.
Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur, selanjutnya
dapat disebut Deputi II;
d.
Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha,
selanjutnya dapat disebut Deputi III;
e.
Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya,
selanjutnya dapat disebut Deputi IV;
f. Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, selanjutnya dapat disebut
Deputi V.
g. Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dapat
disebut Sahli Menteri Negara PDT.
BAB III
SEKRETARIAT KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 5
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal adalah
unsur pembantu Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
(2)
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dipimpin
oleh Sekretaris Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
(1)
Pasal 6
Sekretariat Kementerian Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian Program
menyelenggarakan fungsi :
a.
koordinasi dan penyusunan rencana program Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
b.
koordinasi dan penyusunan rencana anggaran Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
c.
koordinasi dan penyusunan rencana dan program tugas perbantuan.
Pasal 14
Bagian Program terdiri dari :
a.
Sub Bagian Penyusunan Program;
b.
Sub Bagian Penyusunan Anggaran;
c.
Sub Bagian Tugas Perbantuan.
pasal 15
(1)
Sub Bagian data base mempunyai tugas melakukan pengelolaan data base
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
(2)
Sub Bagian Analisa Sosial Ekonomi mempunyai tugas melakukan analisa
kegiatan sosial ekonomi Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
5
(3)
Pasal 20
Bagian Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
administrasi kerjasama luar negeri di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian
Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama multilateral;
b.
pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama bilateral;
c.
pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama swasta dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
Pasal 22
Bagian Kerjasama Luar Negeri terdiri dari :
a.
Sub Bagian Kerjasama Multilateral;
b.
Sub Bagian Kerjasama Bilateral;
c.
Sub Bagian Kerjasama Swasta dan LSM.
Pasal 23
(1)
a.
b.
c.
Pasal 27
(1)
c.
Pasal 33
Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Sub bagian Administrasi Kepegawaian;
b. Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai;
c. Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
Pasal 34
(1)
10
Pasal 52
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Bagian Hukum
dan Perundang-Undangan menyelenggarakan fungsi :
a. pengkajian dan pemberian fasilitasi bantuan hukum;
b. koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;
c. pelaksanaan urusan informasi hukum dan kerjasama antar lembaga.
Pasal 53
Bagian hukum dan perundang-undangan terdiri dari:
a. Sub Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan;
b. Sub Bagian Pengkajian dan Bantuan Hukum;
c. Sub Bagian Informasi Hukum dan Kerjasama Antar Lembaga.
Pasal 54
(1)
11
(1)
Pasal 59
Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan hubungan
masyarakat melalui pengumpulan dan penyebaran informasi, dokumentasi,
visualisasi dan publikasi di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal.
Pasal 60
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Bagian
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a.
pelaksanaan urusan pengumpulan dan penyampaian informasi;
b.
pelaksanaan urusan dokumentasi;
c.
pelaksanaan urusan visualisasi dan publikasi.
Pasal 61
Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari :
a.
Sub Bagian Informasi;
b.
Sub Bagian Dokumentasi;
c.
Sub Bagian Visualisasi dan Publikasi;
Pasal 62
(1)
12
Pasal 63
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya adalah unsur pelaksana sebagian tugas
dan fungsi Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 64
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
Pengembangan Sumber Daya.
Pasal 65
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang
meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan
Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang
meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan
Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang Sumber Daya Manusia,
Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan
Teknologi;
d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya dengan
Departemen dan lembaga lainnya sesuai dengan petunjuk Menteri Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 66
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya terdiri dari :
a. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 1/I;
b. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 2/I;
c. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi, selanjutnya dapat
disebut Asisten Deputi 3/I;
d. Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 4/I;
e. Asisten Deputi Urusan Teknologi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/I.
Pasal 67
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi penyiapan dan perumusan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan
kerja dan penyusunan laporan di bidang pengembangan sumber daya manusia.
13
Pasal 68
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Asisten Deputi
Urusan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan di bidang sumber daya manusia;
b.
pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program
pengembangan serta pemanfaatan di bidang sumber daya manusia;
c.
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang
sumber daya manusia;
d.
pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.
Pasal 69
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia terdiri dari:
a.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan;
b.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian.
Pasal 70
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan mempunyai tugas menyiapkan
koordinasi, penyusunan, pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan
di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan sumber daya manusia.
Pasal 71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya manusia;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
pendidikan dan pelatihan ketrampilan;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I sesuai
dengan bidangnya.
Pasal 72
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisa Potensi;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 73
(1)
(2)
c.
Pasal 92
(1)
19
(1)
Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan analisis dan potensi di bidang sumber daya energi;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan pengembangan di bidang sumber daya energi.
Pasal 104
Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang lingkungan hidup.
Pasal 105
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104, Asisten Deputi
Urusan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan koordinasi penyusunan
kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan di bidang lingkungan hidup;
b.
pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan
serta pemanfaatan bidang lingkungan hidup;
c.
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang
lingkungan hidup;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan
Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.
Pasal 106
Asisten Deputi Urusan Urusan Lingkungan Hidup terdiri dari:
a.
Bidang Lingkungan Alam;
b.
Bidang Lingkungan Sosial;
Pasal 107
Bidang Lingkungan Alam mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang lingkungan
alam.
Pasal 108
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Bidang
Lingkungan Alam menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan bidang lingkungan alam;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
lingkungan alam;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang lingkungan alam;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Lingkungan
Hidup sesuai dengan bidangnya.
Pasal 109
20
Pasal 115
Asisten Deputi Urusan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan
kerja dan penyusunan laporan di bidang teknologi.
21
Pasal 116
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115, Asisten Deputi
Urusan Teknologi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di
bidang teknologi;
b.
Pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program
pengembangan serta pemanfaatan bidang teknologi;
c.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang
teknologi;
d.
Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan
Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.
Pasal 117
Asisten Deputi Urusan Teknologi terdiri dari :
a.
Bidang Teknologi Tepat Guna;
b.
Bidang Teknologi Spesifik.
Pasal 118
Bidang Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas menyiapkan koordinasi,
penyusunan, pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di
bidang pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Pasal 119
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang
Teknologi Tepat Guna, menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang teknologi tepat
guna;
b.
Pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
teknologi tepat guna;
c.
Pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang teknologi tepat guna;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Teknologi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 120
Bidang Teknologi Tepat Guna terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebutuhan;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 121
(1)
22
(2)
24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Asisten Deputi
Urusan Infrastruktur Transportasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi
darat, laut dan udara;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur,
transportasi darat, laut dan udara;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur tranportasi darat, laut dan udara;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 132
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi terdiri dari:
a.
Bidang Infrastruktur Transportasi Darat;
b.
Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara.
Pasal 133
Bidang Infrastruktur Transportasi Darat mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat.
Pasal 134
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Bidang
Infrastruktur Transportasi Darat menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur transportasi darat;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur transportasi darat;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 135
Bidang Infrastruktur Transportasi Darat terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 136
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
transportasi darat;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
transportasi darat.
(1)
Pasal 137
25
Pasal 141
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi mempunyai tugas
menyusun dan meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan
kebijakan di bidang infrastruktur informasi dan telekomunikasi.
Pasal 142
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141, Asisten Deputi
Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan
jaringan informasi dan telekomunikasi;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pos
dan jaringan informasi, dan telekomunikasi;
c.
pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi, dan telekomunikasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 143
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi terdiri dari:
26
a.
b.
Pasal 144
Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi.
Pasal 145
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Bidang
Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan
informasi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur pos dan jaringan informasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 146
Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 147
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pos dan
jaringan informasi;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pos
dan jaringan informasi.
(1)
Pasal 148
Bidang Infrastruktur Telekomunikasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi.
Pasal 149
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 148, Bidang
Infrastruktur Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur telekomunikasi;
c.
Pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur telekomunikasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan
bidangnya.
27
Pasal 150
Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 151
(1)
Pasal 153
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152, Asisten Urusan
Infrastruktur Sosial menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan,
kesehatan dan permukiman;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur
pendidikan, kesehatan dan permukiman;
c.
pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan permukiman;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 154
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial terdiri dari:
a.
Bidang Infrastruktur Pendidikan;
b.
Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;
Pasal 155
Bidang Infrastruktur Pendidikan mempunyai
kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan.
tugas
menyiapkan
penyusunan
Pasal 156
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155, Bidang
Infrastruktur Pendidikan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Pendidikan;
28
b.
Pasal 159
Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman.
Pasal 160
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Bidang
Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan
Permukiman;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 161
Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 162
a.
b.
Pasal 166
Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan.
Pasal 167
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, Bidang
Infrastruktur Industri dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan
Perdagangan;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Industri dan Perdagangan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Infrastruktur ekonomi.
Pasal 168
Bidang Infrastruktur Industri dan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
30
b.
Pasal 174
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi mempunyai tugas menyusun dan
meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
infrastruktur energi.
Pasal 175
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174, Asisten Deputi
Urusan Infrastruktur Energi menyelenggarakan fungsi:
31
a.
tugas
menyiapkan
penyusunan
Pasal 178
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177, Bidang
Infrastruktur Kelistrikan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur Kelistrikan;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Kelistrikan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 179
Bidang Infrastruktur Kelistrikan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 180
(1)
BAB VI
DEPUTI BIDANG PEMBINAAN EKONOMI DAN DUNIA USAHA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 185
Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
ekonomi dan dunia usaha.
Pasal 186
33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185, Deputi Bidang
Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan
dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro,
kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;
b.
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan
dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro,
kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan
investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah serta
kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;
d.
pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan kementerian
koordinator, kementerian negara lain, departemen, lembaga pemerintah non
departemen dan lembaga terkait;
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Pasal 187
Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha terdiri dari :
a. Asisten Deputi Urusan Investasi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/III;
b. Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 2/III;
c. Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, selanjutnya dapat
disebut Asisten Deputi 3/III;
d. Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 4/III;
e. Asisten Deputi Urusan Pendanaan selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/III.
Pasal 188
Asisten Deputi Urusan Investasi mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan
kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang investasi.
Pasal 189
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188, Asisten Deputi
Urusan Investasi menyelenggarakan fungsi :
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang investasi meliputi
promosi dan insentif investasi;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Investasi
meliputi promosi dan insentif investasi;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang investasi meliputi bidang promosi investasi dan insentif investasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan
Ekonomi Dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 190
Asisten Deputi Urusan Investasi terdiri dari :
34
a.
b.
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Investasi
sesuai dengan bidangnya.
Pasal 197
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Bidang Produksi
dan Distribusi, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan kelembagaan ekonomi di bidang produksi
dan distribusi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan
kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi;`
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan kelembagaan
ekonomi di bidang produksi dan distribusi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Kelembagaan Ekonomi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 204
Bidang Produksi dan Distribusi terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Produksi dan Distribusi;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Produksi dan
Distribusi.
Pasal 205
(1)
Pasal 209
(1)
Pasal 215
Bidang Usaha Mikro terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Mikro;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Mikro.
Pasal 216
(1)
(2)
menyiapkan
Pasal 233
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 232, Bidang
Kerjasama Produksi dan Pemasaran, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi dan pemasaran;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang produksi dan pemasaran;
41
c.
d.
42
c.
d.
b.
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya mempunyai tugas
menyiapkan dan menyusun kebijakan program bidang Pemberdayaan Komunitas
Adat dan Budaya.
46
Pasal 262
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 261, Asisten Deputi
Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya melaksanakan fungsi :
a.
Penyiapan dan perumusan kebijakan di bidang Pemberdayaan Komunitas
Adat dan Budaya;
b.
Pemantauan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemberdayaan Komunitas Adat
dan Budaya;
c.
pelaksanaan koordinasi dan kerjasama mengenanai lembaga Pemberdayaan
Komunitas Adat dan Budaya;
d.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga
Pemberdayaan Komunitas Adat dan Budaya.
Pasal 263
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya terdiri dari :
a.
Bidang Pembinaan Lembaga Adat;
b.
Bidang Pembinaan Lembaga Budaya.
Pasal 264
Bidang Pembinaan Lembaga Adat mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan, program dan pemantauan serta koordinasi kegiatan mengenai di bidang
Pembinaan Lembaga Adat.
Pasal 265
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 264, bidang
Pembinaan Lembaga Adat menyelenggarakan fungsi :
a.
Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dan pengembangan di bidang Pembinaan Lembaga Adat;
b.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pembinaan
Lembaga Adat;
c.
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama bidang Pembinaan Lembaga Adat.
Pasal 266
Bidang Pembinaan Lembaga Adat terdiri dari :
a.
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Adat;
b.
Sub Bidang Pembinaan Komunitas Adat Terpencil.
Pasal 267
(1)
Asisten Deputi Urusan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun kebijakan dan program di bidang
lembaga pendidikan luar sekolah dan kesehatan masyarakat.
Pasal 273
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272, Asisten Deputi
Urusan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi :
a.
Penyiapan dan penyusunan kebijakan lembaga pendidikan luar sekolah dan
lembaga kesehatan masyarakat;
b.
Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga pendidikan luar
sekolah dan lembaga kesehatan masyarakat;
c.
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang lembaga pendidikan luar
sekolah dan lembaga kesehatan masyarakat;
d.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga
pendidikan luar sekolah dan lembaga kesehatan masyarakat;
e.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi IV sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Pasal 274
48
Asisten Deputi Urusan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
terdiri dari :
a.
Bidang Lembaga Pendidikan Luar Sekolah;
b.
Bidang Lembaga Kesehatan Masyarakat.
Pasal 275
Bidang Lembaga Pendidikan Luar Sekolah mempunyai tugas menyiapkan rumusan
kebijakan, program, pemantauan, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang lembaga pendidikan luar sekolah.
Pasal 276
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275, Bidang
Lembaga Pendidikan Luar Sekolah menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang lembaga pendidikan luar
sekolah ;
b
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang lembaga pendidikan
luar sekolah ;
c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang lembaga pendidikan luar
sekolah ;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Pembinaan
Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 277
Bidang Lembaga Pendidikan Luar Sekolah terdiri dari :
a.
Sub Bidang Lembaga Pendidikan Masyarakat;
b.
Sub Bidang Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan.
Pasal 278
(1)
b
c.
d.
Pasal 299
Bidang Pembinaan Kelembagan Daerah terdiri dari:
a.
Sub Bidang Kapasitas Kelembagaan;
b.
Sub Bidang Kerjasama Antar Lembaga.
52
Pasal 300
(1)
Pasal 303
Bidang Pembinaan Kelembagaan Desa tediri dari:
a.
Sub Bidang Kapasitas Kelembagaan;
b.
Sub Bidang Kerjasama Antar Lembaga;
Pasal 304
(1)
tugas
serta
tugas
serta
BAB VII
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH KHUSUS
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
53
Pasal 305
Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus mempunyai tugas penyiapan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan daerah khusus.
Pasal 306
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 305, Deputi Bidang
Pengembangan Daerah Khusus menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah khusus ;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan program dan bantuan sosial penanganan
daerah khusus;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan daerah
khusus;
d. pelaksanaan hubungan kerja dibidang pengembangan daerah dengan
Kementerian Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga
Pemerintah Non Departemen dan lembaga lain yang terkait;
e. pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Pasal 307
Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus terdiri dari :
a. Asisten Deputi Urusan Wilayah Perbatasan, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 1/V;
b. Asisten Deputi Urusan Daerah Rawan Bencana, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 2/V;
c. Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perdesaan, selanjutnya dapat disebut
Asisten Deputi 3/V;
d. Asisten Deputi Urusan Daerah dan Pulau Terpencil, selanjutnya dapat disebut
Asisten Deputi 4/V;
e. Asisten Deputi Urusan Kerjasama Antar Daerah dan Regional, selanjutnya dapat
disebut Asisten Deputi 5/V.
Pasal 308
Asisten Deputi Urusan Wilayah Perbatasan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan, perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan,
analisis, evaluasi dan penyusunan laporan serta pelaksanaan hubungan kerja di
bidang urusan wilayah perbatasan.
Pasal 309
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308, Asisten Deputi
Urusan Wilayah Perbatasan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan pengembangan program
sosial budaya dan ekonomi wilayah perbatasan;
54
b.
Pasal 316
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315, Bidang
Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang sosial budaya;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang ekonomi;.
c.
pengumpulan data dan pengolahan data serta penyiapan bahan untuk
pengembangan wilayah perbatasan darat;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Wilayah
Perbatasan sesuai dengan bidangnya.
Pasal 317
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 318
(1)
Pasal 322
Bidang Mitigasi Daerah Rawan Bencana, mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan mitigasi bencana, penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial
budaya di daerah rawan bencana.
Pasal 323
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 322, Bidang Mitigasi
Daerah Rawan Bencana menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan mitigasi bencana, penataan
struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah rawan bencana;
b.
pemantauan, analisis, koordinasi pelaksanaan program dan bantuan sosial,
penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah rawan
bencana.
Pasal 324
Bidang Mitigasi Daerah Rawan Bencana terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Pemetaan Bencana;
b.
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
Pasal 325
Sub Bidang Identifikasi dan Pemetaan Bencana mempunyai tugas
melakukan identifikasi dan pemetaan daerah rawan bencana, penyiapan bahan
penyusunan kebijakan mitigasi di daerah rawan bencana;
(2)
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat
mempunyai tugas
penyiapan bahan penyusunan kebijakan mitigasi bencana, penyiapan program
bantuan sosial di bidang pemberdayaan masyarakat.
(1)
Pasal 326
Bidang Pemulihan Pasca Bencana mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan pemulihan pasca bencana, penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial
budaya di daerah pasca bencana.
Pasal 327
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 326, Bidang
Pemulihan Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan pemulihan pasca bencana,
penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah pasca bencana;
b.
pemantauan, analisis dan koordinasi pelaksanaan program dan bantuan
sosial, penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah pasca
bencana.
Pasal 328
Bidang Pemulihan Daerah Pasca Bencana terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebutuhan;
b.
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
57
Pasal 329
(1)
58
Pasal 335
Bidang Desa Pesisir terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Desa Pesisir;
b.
Sub Bidang Pengembangan Desa Pesisir;
Pasal 336
(1)
Bidang Desa Dataran Kritis mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan program di bidang Desa Dataran Kritis.
Pasal 342
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 341,
Dataran Kritis menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi
pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan
kebijakan pengembangan program di bidang desa dataran kritis;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi
pengembangan program di bidang desa dataran kritis.
Bidang Desa
pelaksanaan
penyusunan
pelaksanaan
Pasal 343
Bidang Desa Dataran Kritis terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Desa Dataran Kritis;
b.
Sub Bidang Pengembangan Desa Dataran Kritis;
Pasal 344
Sub Bidang Identifikasi Desa Dataran Kritis mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang identifikasi desa
dataran kritis;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Desa Dataran Kritis mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang pengembangan desa
dataran kritis.
(1)
Pasal 345
Asisten Deputi Urusan Daerah dan Pulau Terpencil mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi pelaksanaan kebijakan
pemantauan, analisis, evaluasi, bantuan sosial dan penyusunan laporan serta
pelaksanaan hubungan kerja di bidang daerah dan pulau terpencil.
Pasal 346
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 345, Asisten Deputi
Urusan Daerah dan Pulau Terpencil menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan di bidang Daerah dan
Pulau Terpencil;
b.
penyiapan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan program di
bidang pengembangan Daerah dan Pulau terpencil;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan dan bantuan sosial pada pengembangan program di bidang daerah dan
pulau terpencil;
d.
penyiapan pelaksanaan hubungan kerja di bidang pengembangan Daerah dan
Pulau terpencil.
Pasal 347
60
Pasal 352
Bidang Pulau Kecil mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pulau Kecil.
Pasal 353
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 352, Bidang Pulau
Kecil, menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan program
di bidang pulau kecil;
b.
pemantauan, analisis, dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dan program di bidang pulau kecil;
c.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Daerah dan
Pulau Terpencil sesuai dengan bidangnya.
Pasal 354
61
Pasal 361
Bidang Kerjasama Antar Daerah terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Kerjasama Antar Daerah;
b.
Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Antar Daerah;
Pasal 362
(1)
63
BAB VIII
INSPEKTORAT
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 367
(1) Inspektorat adalah unsur pengawasan internal yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
(2) Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur.
Pasal 368
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas dilingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal melalui
Sekretaris Menteri.
Pasal 369
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368, Inspektorat
menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan bahan dan perumusan kebijakan pengawasan;
b.
pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dan pengawasan untuk tujuan
tertentu atas petunjuk Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
c.
pelaksanaan laporan hasil pengawasan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 370
Inspektorat terdiri dari :
a.
Sub Bagian Tata Usaha;
b.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Pasal 371
(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan di
lingkungan Inspektorat.
(2) Sub Bagian Tata Usaha dalam pelaksanaan tugasnya secara fungsional
bertanggung jawab kepada inspektur dan secara administratif bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha
Pasal 372
a.
c.
Staf Ahli Menteri Negara adalah unsur pembantu Menteri Negara dibidang
keahlian tertentu yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal memberikan
telaahan mengenai masalah tertentu sesuai bidang tugasnya.
Pasal 374
(1) Staf Ahli terdiri dari:
a. Staf Ahli Bidang Ekonomi;
b. Staf Ahli Bidang Hukum;
c. Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup;
d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;
e. Staf Ahli Bidang Politik.
(2) Staf Ahli dalam melaksanakan tugasnya, secara administratif dikoordinasikan
oleh Sekretaris Kementerian Negara;
(3) Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dapat menunjuk koordinator
Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 375
(1) Staf Ahli Bidang Ekonomi mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai
masalah ekonomi
(2) Staf Ahli Bidang Hukum mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai
masalah hokum;
(3) Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas memberikan telaahan
mengenai masalah lingkungan hidup;
(4) Staf Ahli Bidang Hubungan antar Lembaga mempunyai tugas memberikan
telaahan mengenai masalah hubungan antar lembaga;
(5) Staf Ahli Bidang Politik mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai
masalah politik.
BAB X
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 376
Di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dapat dibentuk
Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
65
Pasal 377
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 378
(1) Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
terbagi dalam kelompok sesuai bidang keahliannya;
(2) Setiap kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Sesmen;
(3) Jumlah tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB XI
TATA KERJA
Pasal 379
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Kementerian Negara, para Deputi, para
Staf Ahli, para Kepala Biro, para Asisten Deputi serta pejabat lainnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal maupun dengan Instansi lain
sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 380
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib membina dan mengawasi bawahannya
masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar pimpinan yang bersangkutan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 381
Dalam melaksanakan tugasnya, para Staf Menteri Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal mengadakan hubungan dengan Lembaga/Instansi kenegaraan,
kemasyarakatan dan perorangan baik resmi maupun tidak resmi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pasal 382
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dalam lingkungan Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 383
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.
66
Pasal 384
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya
wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Pasal 385
Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan
pula kepada pejabat-pejabat lain yang secara fungsional mempunyai hubungan
kerja.
Pasal 386
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pejabat pimpinan dibantu oleh beberapa
pejabat pimpinan bawahannya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada
bawahannya, wajib mengadakan rapat berkala.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 387
Pada saat mulai berlakunya peraturan ini, seluruh jabatan beserta pejabat yang
memangku jabatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diatur kembali
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 388
Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal Nomor 004/PER-M/PDT/III/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 389
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2006
MENTERI NEGARA
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TTD
SAIFULLAH YUSUF
67
LAMPIRAN
68
69
70
71
72
73
74