Anda di halaman 1dari 75

MENTERI NEGARA

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL


REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 09/PER-M/PDT/VII/2006
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Menimbang

: a. bahwa sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan


Presiden Nomor 62 tahun 2005 dan guna lebih meningkatkan
kinerja pelayanan terhadap pelaksanaan tugas-tugas
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal,
dipandang perlu mengubah Peraturan Menteri Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor
004/PER-M/PDT/III/2005 tentang Organisasi dan Tatakerja
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, dipandang perlu menetapkan kembali
Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal.

Mengingat

: 1.
2.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

tentang

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
62 Tahun 2005.
1

3.

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit


Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Perubahan
Kedua Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2005.

4.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M


Tahun 2004 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.

Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor : B-1615/M.PAN/06/2006
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH


TERTINGGAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dalam
Peraturan ini dapat disebut Kementerian Negara PDT, adalah unsur pelaksana
pemerintah di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;
(2) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dipimpin oleh Menteri
Negara yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.
Pasal 2
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas membantu
Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang Pembangunan
Daerah Tertinggal;
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi :
a.
perumusan kebijakan nasional di bidang Pembangunan
Daerah Tertinggal;
b.
koordinasi
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
Pembangunan Daerah Tertinggal;
c.
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawabnya;
d.
pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
e.
penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan
pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
2

BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari:
a.
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
b.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya, selanjutnya
dapat disebut Deputi I;
c.
Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur, selanjutnya
dapat disebut Deputi II;
d.
Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha,
selanjutnya dapat disebut Deputi III;
e.
Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya,
selanjutnya dapat disebut Deputi IV;
f. Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, selanjutnya dapat disebut
Deputi V.
g. Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dapat
disebut Sahli Menteri Negara PDT.
BAB III
SEKRETARIAT KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 5
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal adalah
unsur pembantu Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
(2)
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dipimpin
oleh Sekretaris Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
(1)

Pasal 6
Sekretariat Kementerian Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
3

b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran


pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan Kementerian
Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen dan Lembaga lain yang terkait;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 8
Sekretariat Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari :
a. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri;
b. Biro Umum;
c. Biro Hukum dan Humas.
Pasal 9
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran, analisis, kerjasama luar
negeri, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro Perencanaan
dan Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
b. koordinasi dan administrasi kerjasama luar negeri;
c. koordinasi penyusunan program dan kegiatan bantuan luar negeri di lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
d. pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan tentang kegiatan di lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 11
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri terdiri dari :
a. Bagian Program;
b. Bagian Analisis;
c. Bagian Kerjasama Luar Negeri;
d. Bagian Pemantauan dan Evaluasi.
Pasal 12
Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan
rencana program dan anggaran Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal.
Pasal 13
4

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian Program
menyelenggarakan fungsi :
a.
koordinasi dan penyusunan rencana program Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
b.
koordinasi dan penyusunan rencana anggaran Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
c.
koordinasi dan penyusunan rencana dan program tugas perbantuan.
Pasal 14
Bagian Program terdiri dari :
a.
Sub Bagian Penyusunan Program;
b.
Sub Bagian Penyusunan Anggaran;
c.
Sub Bagian Tugas Perbantuan.
pasal 15
(1)

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan


penyusunan rencana program Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
(2)
Sub Bagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan
penyusunan rencana anggaran program Kementerian Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal;
(3)
Sub Bagian Tugas Perbantuan mempunyai tugas melakukan koordinasi
dan penyusunan rencana dan program tugas perbantuan.
Pasal 16
Bagian Analisis mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data base serta analisa
kegiatan sosial ekonomi dan Infrastuktur.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 16, Bagian Analisis
menyelenggarakan fungsi:
a.
pengelolaan data base;
b.
Pelaksanaan Analisa Sosial Ekonomi;
c.
Pelaksanaan Analisa Infrastruktur.
Pasal 18
Bagian Analisa terdiri dari:
a.
Sub Bagian Data Base;
b.
Sub Bagian Analisa Sosial Ekonomi;
c.
Sub Bagian Analisa Infrastruktur.
Pasal 19
(1)

Sub Bagian data base mempunyai tugas melakukan pengelolaan data base
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
(2)
Sub Bagian Analisa Sosial Ekonomi mempunyai tugas melakukan analisa
kegiatan sosial ekonomi Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
5

(3)

Sub Bagian Analisa Infrastruktur mempunyai tugas melakukan analisa


kegiatan infrastruktur Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pasal 20
Bagian Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
administrasi kerjasama luar negeri di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian
Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama multilateral;
b.
pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama bilateral;
c.
pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama swasta dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
Pasal 22
Bagian Kerjasama Luar Negeri terdiri dari :
a.
Sub Bagian Kerjasama Multilateral;
b.
Sub Bagian Kerjasama Bilateral;
c.
Sub Bagian Kerjasama Swasta dan LSM.
Pasal 23
(1)

Sub Bagian Kerjasama Multilateral mempunyai tugas melakukan administrasi


kerjasama luar negeri dalam lingkup multilateral;
(2)
Sub Bagian Kerjasama Bilateral mempunyai tugas melakukan administrasi
kerjasama luar negeri dalam lingkup bilateral;
(3)
Sub Bagian Kerjasama Swasta dan LSM mempunyai tugas melakukan
administrasi kerjasama luar negeri dalam lingkup Swasta dan LSM.
Pasal 24
Bagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan
evaluasi serta penyusunan laporan kegiatan Kementerian Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal.
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian
Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :
a.
Pelaksanaan Pemantauan kegiatan ;
b.
Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan;
c.
Penyusunan Laporan hasil kegiatan.
Pasal 26
Bagian Pemantauan dan Evaluasi terdiri dari :
6

a.
b.
c.

Sub Bagian Pemantauan;


Sub Bagian Evaluasi;
Sub Bagian Pelaporan.

Pasal 27
(1)

Sub Bagian Pemantauan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


pemantauan kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal;
(2)
Sub Bagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi
kegiatan lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
(3)
Sub Bagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyusunan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan
DaerahTertinggal.
Pasal 28
Biro Umum mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan Administrasi
Kepegawaian, Ketatausahaan, Keuangan dan Kerumahtanggaan di lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 29
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Biro Umum
menyelenggarakan fungsi :
a. pengelolaan administrasi kepegawaian, pendidikan dan pelatihan pegawai;
b. pengelolaan urusan persuratan, kearsipan dan perpustakaan serta urusan
ketatausahaan;
c. pelaksanaan anggaran, kas, perbendaharaan dan pembukuan serta verifikasi;
d. pengelolaan urusan perlengkapan, pengadaan, pemeliharaan dan rumah tangga.
Pasal 30
Biro Umum Terdiri dari :
a. Bagian Kepegawaian;
b. Bagian Tata Usaha;
c. Bagian Keuangan;
d. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.
Pasal 31
Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi
kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan administrasi pendidikan dan pelatihan
bidang kepegawaian.
Pasal 32
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Bagian
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a.
pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;
b.
pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai;
7

c.

pelaksanaan urusan pendidikan dan pelatihan pegawai.

Pasal 33
Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Sub bagian Administrasi Kepegawaian;
b. Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai;
c. Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
Pasal 34
(1)

Sub Bagian Administrasi Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan


urusan Administrasi Kepegawaian;
(2)
Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai, mempunyai tugas melakukan urusan
Kesejahteraan Pegawai;
(3)
Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
Pasal 35
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi
persuratan, kearsipan, perpustakaan dan ketatausahaan pimpinan.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Bagian Tata
Usaha menyelenggarakan fungsi :
a.
pelaksanaan urusan persuratan;
b.
pengelolaan urusan kearsipan dan perpustakaan;
c.
pelaksanaan urusan ketatausahaan pimpinan.
Pasal 37
Bagian Tata usaha Terdiri dari :
a.
Sub Bagian Persuratan;
b.
Sub Bagian Arsip dan Perpustakaan;
c.
Sub Bagian Tata usaha Pimpinan.
Pasal 38
(1)
(2)

Sub Bagian Persuratan mempunyai tugas melakukan urusan persuratan;


Sub Bagian Arsip dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan
pengelolaan urusan kearsipan dan perpustakaan;
(3)
Sub Bagian Tata usaha Pimpinan mempunyai tugas memberikan pelayanan
administrasi kepada Menteri, Sekretaris Kementerian, para Deputi dan para Staf
Ahli.
Pasal 39
8

(1) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan meliputi :


a. Sub Bagian Tata Usaha Menteri;
b. Sub Bagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian;
c. Sub Bagian Tata Usaha Deputi I;
d. Sub Bagian Tata Usaha Deputi II;
e. Sub Bagian Tata Usaha Deputi III;
f. Sub Bagian Tata Usaha Deputi IV;
g. Sub Bagian Tata Usaha Deputi V;
h. Sub Bagian Tata Usaha Staf Ahli.
(2) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
pelaksanaan tugasnya secara fungsional bertanggung jawab kepada pimpinan
unit yang dilayani dan secara administratif bertanggung jawab kepada Kepala
Bagian Tata Usaha.
Pasal 40
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan Anggaran, mengelola Kas dan
Perbendaharaan serta melaksanakan Verifikasi dan Pembukuan.
Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi :
a.
Pelaksanaan Anggaran;
b.
Pengelolaan Kas dan Perbendaharaan;
c.
Pelaksanaan Urusan Verifikasi dan Pembukuan.
Pasal 42
Bagian Keuangan Terdiri dari :
a.
Sub Bagian Pelaksanaan Anggaran;
b.
Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan;
c.
Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan.
Pasal 43
(1)

Sub Bagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, revisi, realisasi dan pelaporan
pelaksanaan anggaran;
(2)
Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan, mempunyai tugas melakukan
pengelolaan kas dan perbendaharaan, administrasi keuangan, penyiapan bahan
laporan hasil pemerikasan dan pengawasan;
(3)
Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan, mempunyai tugas melakukan
verifikasi dan pembukuan.
Pasal 44
Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga, mempunyai tugas melaksanakan urusan
pengadaan, pemeliharaan dan kerumahtanggaan.
Pasal 45
9

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian


Perlengkapan dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi :
a.
pengadaan alat tulis dan perlengkapan kantor;
b.
pemanfaatan dan pemeliharaan gedung, kendaraan dan perlengkapan
kantor;
c.
pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.
Pasal 46
Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga Terdiri dari :
a.
Sub Bagian Pengadaan;
b.
Sub Bagian Pemeliharaan;
c.
Sub Bagian Rumah Tangga.
Pasal 47
(1)

Sub Bagian Pengadaan, mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan dan


pendistribusian peralatan dan perlengkapan;
(2)
Sub Bagian Pemeliharaan, mempunyai tugas melakukan urusan pemeliharaan
gedung, kendaraan dan perlengkapan kantor;
(3)
Sub Bagian Rumah Tangga, mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan
kerumahtanggaan.
Pasal 48
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan
pengkajian dan pemberian bantuan hukum, koordinasi dan penyusunan peraturan
perundang-undangan, urusan keprotokolan dan hubungan masyarakat.
Pasal 49
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Biro Hukum dan
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a.
pengkajian dan pemberian bantuan hukum;
b.
koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
c.
pelaksanaan urusan keprotokolan dan perjalanan pimpinan;
d.
pelaksanaan urusan hubungan masyarakat.
Pasal 50
Biro hukum dan hubungan masyarakat terdiri dari :
a.
Bagian Hukum dan Perundang-Undangan;
b.
Bagian Protokol dan Perjalanan;
c.
Bagian Hubungan Masyarakat.
Pasal 51
Bagian Hukum dan Perundang-Undangan mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian dan pemberian bantuan hukum, koordinasi dan penyusunan peraturan
perundang-undangan.

10

Pasal 52
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Bagian Hukum
dan Perundang-Undangan menyelenggarakan fungsi :
a. pengkajian dan pemberian fasilitasi bantuan hukum;
b. koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;
c. pelaksanaan urusan informasi hukum dan kerjasama antar lembaga.
Pasal 53
Bagian hukum dan perundang-undangan terdiri dari:
a. Sub Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan;
b. Sub Bagian Pengkajian dan Bantuan Hukum;
c. Sub Bagian Informasi Hukum dan Kerjasama Antar Lembaga.
Pasal 54
(1)

Sub Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan;
(2)
Sub Bagian Pengkajian dan Bantuan Hukum, mempunyai tugas melakukan
pengkajian peraturan perundang-undangan dan fasilitasi bantuan hokum;
(3)
Sub Bagian Informasi Hukum dan Kerjasama Antar Lembaga, mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan informasi hukum dan kerjasama antar
lembaga.
Pasal 55
Bagian Protokol dan Perjalanan mempunyai tugas melakukan penyiapan perjalanan
pejabat, mengatur layanan acara dan layanan kegiatan pimpinan serta tamu-tamu
pimpinan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 56
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Bagian Protokol
dan Perjalanan menyelenggarakan fungsi :
a.
pelaksanaan urusan perjalanan pimpinan;
b.
pelaksanaan urusan pelayanan acara;
c.
pelaksanaan urusan pelayanan tamu pimpinan.
Pasal 57
Bagian Protokol dan Perjalanan Terdiri dari :
a.
Sub Bagian Perjalanan Pimpinan;
b.
Sub Bagian Layanan Acara;
c.
Sub Bagian Layanan Tamu Pimpinan;
Pasal 58

11

(1)

Sub Bagian Perjalanan Pimpinan, mempunyai tugas melakukan


penyiapan perjalanan pimpinan;
(2)
Sub Bagian Layanan Acara, mempunyai tugas mengatur acara di kantor
maupun diluar kantor;
(3)
Sub Bagian Layanan Tamu Pimpinan, mempunyai tugas mengatur tamu
pimpinan di kantor maupun di kediaman.

Pasal 59
Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan hubungan
masyarakat melalui pengumpulan dan penyebaran informasi, dokumentasi,
visualisasi dan publikasi di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal.
Pasal 60
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Bagian
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a.
pelaksanaan urusan pengumpulan dan penyampaian informasi;
b.
pelaksanaan urusan dokumentasi;
c.
pelaksanaan urusan visualisasi dan publikasi.
Pasal 61
Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari :
a.
Sub Bagian Informasi;
b.
Sub Bagian Dokumentasi;
c.
Sub Bagian Visualisasi dan Publikasi;
Pasal 62
(1)

Sub Bagian Informasi, mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan


penyebaran informasi hasil-hasil seluruh kegiatan di lingkungan Kementerian
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
(2)
Sub Bagian Dokumentasi, mempunyai tugas melakukan perekaman,
penyimpanan dan dokumentasi hasil-hasil seluruh kegiatan di lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
(3)
Sub Bagian Visualisasi dan Publikasi, mempunyai tugas melakukan
penyiapan publikasi seluruh kegiatan di lingkungan Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal dalam bentuk visualisasi.
BAB IV
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

12

Pasal 63
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya adalah unsur pelaksana sebagian tugas
dan fungsi Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 64
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
Pengembangan Sumber Daya.
Pasal 65
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang
meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan
Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang
meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan
Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang Sumber Daya Manusia,
Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan
Teknologi;
d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya dengan
Departemen dan lembaga lainnya sesuai dengan petunjuk Menteri Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 66
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya terdiri dari :
a. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 1/I;
b. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 2/I;
c. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi, selanjutnya dapat
disebut Asisten Deputi 3/I;
d. Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 4/I;
e. Asisten Deputi Urusan Teknologi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/I.
Pasal 67
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi penyiapan dan perumusan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan
kerja dan penyusunan laporan di bidang pengembangan sumber daya manusia.
13

Pasal 68
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Asisten Deputi
Urusan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan di bidang sumber daya manusia;
b.
pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program
pengembangan serta pemanfaatan di bidang sumber daya manusia;
c.
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang
sumber daya manusia;
d.
pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.
Pasal 69
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia terdiri dari:
a.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan;
b.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian.
Pasal 70
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan mempunyai tugas menyiapkan
koordinasi, penyusunan, pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan
di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan sumber daya manusia.
Pasal 71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya manusia;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
pendidikan dan pelatihan ketrampilan;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I sesuai
dengan bidangnya.
Pasal 72
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisa Potensi;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 73
(1)

Sub Bidang Analisa Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
analisis potensi di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;
14

(2)

Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
pengembangan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan.
Pasal 74

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian mempunyai tugas menyiapkan koordinasi,


penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.
Pasal 75
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74, Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Keahlian menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi, penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan
pelatihan keahlian sumber daya manusia;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
pendidikan dan pelatihan keahlian;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I.
Pasal 76
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Potensi;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 77
(1)

Sub Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


koordinasi, penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
analisis potensi di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian;
(2)
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi, penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
pengembangan di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian.
Pasal 78
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang sumber daya hayati.
Pasal 79
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Asisten Deputi
Urusan Sumber Daya Hayati menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
koordinasi
penyusunan
kebijakan
pengembangan
dan
pemanfaatan di bidang sumber daya hayati;
b.
pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan
serta pemanfaatan bidang sumber daya hayati;
15

c.

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber


daya hayati;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
Pasal 80
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati terdiri dari:
a.
Bidang Pertanian;
b.
Bidang Kehutanan dan Perkebunan;
c.
Bidang Kelautan dan Perikanan.
Pasal 81
Bidang Pertanian mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan analisis potensi dan
pengembangan di bidang pertanian.
Pasal 82
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Bidang
Pertanian, menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis potensi dan
pengembangan di bidang pertanian;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis
potensi dan pengembangan di bidang pertanian;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang pertanian;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber
Daya Hayati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Pasal 83
Bidang Pertanian, terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisis Potensi;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 84
(1)

Sub Bidang Analisis Potensi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
analisis potensi di bidang pertanian;
(2)
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
pengembangan di bidang pertanian.
Pasal 85
Bidang Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi,
penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang
analisis potensi dan pengembangan di bidang kehutanan dan perkebunan.
Pasal 86
16

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Bidang


Kehutanan dan Perkebunan, menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang kehutanan dan
perkebunan;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan analisis potensi
dan pengembangan di bidang kehutanan dan perkebunan;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
analisis potensi dan pengembangan sumberdaya kehutanan dan perkebunan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber
Daya Hayati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Pasal 87
Bidang Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisis Potensi;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 88
(1)

Sub Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi
kebijakan analisis potensi di bidang kehutanan dan perkebunan;
(2)
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
pengembangan di bidang kehutanan dan perkebunan.
Pasal 89
Bidang Kelautan dan Perikanan, mempunyai tugas menyiapkan koordinasi,
penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan Analisis
Potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan
Pasal 90
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, Bidang Kelautan
dan Perikanan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis potensi dan
pengembangan di bidang kelautan dan perikanan;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis
potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang analisis potensi dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber
Daya Hayati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Pasal 91
Bidang Kelautan dan Perikanan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisis Potensi;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
17

Pasal 92
(1)

Sub Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi
kebijakan analisis potensi di bidang kelautan dan perikanan;
(2)
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan
pengembangan di bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 93
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan,
analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang sumber daya
mineral dan energi di daerah tertinggal.
Pasal 94
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, Asisten Deputi
Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyiapan koordinasi penyusunan
kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan di bidang sumber daya mineral dan energi;
b.
pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan
serta pemanfaatan bidang sumber daya mineral dan energi;
c.
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber
daya mineral dan energi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan
Sumber Daya sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Pasal 95
Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi terdiri dari:
a.
Bidang Sumberdaya Mineral;
b.
Bidang Sumberdaya Energi.
Pasal 96
Bidang Sumberdaya Mineral mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang sumber daya
mineral di daerah tertinggal.
Pasal 97
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bidang Sumber
Daya Mineral, menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis di bidang
pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya mineral;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya mineral pemantauan,
18

analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang


pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya mineral;
c.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber
Daya Mineral dan Energi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Pasal 98
Bidang Sumber Daya Mineral terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Mineral;
b.
Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Mineral.
Pasal 99
(1)

Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Mineral mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan,
analisis dan evaluasi kebijakan analisis potensi di bidang sumber daya mineral;
(2)
Sub Bidang Pengembangan
Sumber Daya Mineral mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan,
analisis dan evaluasi kebijakan pengembangan di bidang sumber daya mineral.
Pasal 100
Bidang Sumberdaya Energi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfaatan
dan pengembangan sumber daya Energi di daerah tertinggal.
Pasal 101
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, Bidang Sumber
Daya Energi, menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya energi;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
pemanfaatan dan pengembanga sumber daya energi;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya energi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber
Daya Mineral dan Energi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Pasal 102
Bidang Sumberdaya Energi terdiri dari:
a.
Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Energi;
b.
Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Energi.
Pasal 103

19

(1)

Sub Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan analisis dan potensi di bidang sumber daya energi;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan pengembangan di bidang sumber daya energi.
Pasal 104
Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang lingkungan hidup.
Pasal 105
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104, Asisten Deputi
Urusan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan koordinasi penyusunan
kebijakan pengembangan dan
pemanfaatan di bidang lingkungan hidup;
b.
pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan
serta pemanfaatan bidang lingkungan hidup;
c.
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang
lingkungan hidup;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan
Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.
Pasal 106
Asisten Deputi Urusan Urusan Lingkungan Hidup terdiri dari:
a.
Bidang Lingkungan Alam;
b.
Bidang Lingkungan Sosial;
Pasal 107
Bidang Lingkungan Alam mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang lingkungan
alam.
Pasal 108
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Bidang
Lingkungan Alam menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan bidang lingkungan alam;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
lingkungan alam;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang lingkungan alam;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Lingkungan
Hidup sesuai dengan bidangnya.
Pasal 109
20

Bidang Lingkungan Alam terdiri dari:


a.
Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Alam;
b.
Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Alam.
Pasal 110
(1)

Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Alam mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan pelestarian di bidang lingkungan alam;
(2)
Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Alam mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan,
analisis dan evaluasi kebijakan pemanfaatan di bidang lingkungan alam.
Pasal 111
Bidang Lingkungan Sosial mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang lingkungan
sosial.
Pasal 112
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang
Lingkungan Sosial menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan lingkungan sosial;
b.
pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
lingkungan sosial;
c.
pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang lingkungan sosial;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Lingkungan
Hidup sesuai dengan bidangnya.
Pasal 113
Bidang Lingkungan Sosial terdiri dari:
a.
Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Sosial;
b.
Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Sosial.
Pasal 114
Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Sosial mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan pelestarian di bidang lingkungan sosial;
(2)
Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Sosial mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan,
analisis dan evaluasi kebijakan pemanfaatan di bidang lingkungan sosial.
(1)

Pasal 115
Asisten Deputi Urusan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan
kerja dan penyusunan laporan di bidang teknologi.
21

Pasal 116
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115, Asisten Deputi
Urusan Teknologi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di
bidang teknologi;
b.
Pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program
pengembangan serta pemanfaatan bidang teknologi;
c.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang
teknologi;
d.
Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan
Sumber Daya sesuai dengan bidangnya.

Pasal 117
Asisten Deputi Urusan Teknologi terdiri dari :
a.
Bidang Teknologi Tepat Guna;
b.
Bidang Teknologi Spesifik.
Pasal 118
Bidang Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas menyiapkan koordinasi,
penyusunan, pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di
bidang pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Pasal 119
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang
Teknologi Tepat Guna, menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang teknologi tepat
guna;
b.
Pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
teknologi tepat guna;
c.
Pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang teknologi tepat guna;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Teknologi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 120
Bidang Teknologi Tepat Guna terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebutuhan;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 121
(1)

Sub Bidang Analisis Kebutuhan, mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan analisis kebutuhan di bidang teknologi tepat guna;

22

(2)

Sub Bidang Pengembangan, mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi
kebijakan pengembangan di bidang teknologi tepat guna.
Pasal 122

Bidang Teknologi Spesifik, mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,


pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang
teknologi spesifik.
Pasal 123
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122, Bidang
Teknologi Spesifik, menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang teknologi
spesifik;
b.
Pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang
teknologi spesifik;
c.
Pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang teknologi spesifik;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Teknologi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 124
Bidang Teknologi Spesifik terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebutuhan;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 125
(1)

Sub Bidang Analisis Kebutuhan, mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan analisis kebutuhan di bidang teknologi spesifik;
(2)
Sub Bidang Pengembangan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan
evaluasi kebijakan pengembangan di bidang teknologi spesifik.
BAB V
DEPUTI BIDANG PENINGKATAN INFRASTRUKTUR
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 126
Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur adalah unsur pelaksana Menteri Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 127
23

Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur mempunyai tugas menyiapkan perumusan


kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
infrastruktur.
Pasal 128
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127, Deputi Bidang
Peningkatan Infrastruktur menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan infrastruktur yang
meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan
energi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang peningkatan
infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial,
ekonomi dan energi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah serta kegiatan di
bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi trasnportasi, informasi dan
telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;
d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan Kementerian Koordinator,
Kementerian Negara lain, Departemen, LPND dan lembaga lain yang terkait di
bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan
telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 129
Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur terdiri dari:
a. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi, selanjutnya dapat disebut
Asisten Deputi 1/II;
b. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi, selanjutnya
dapat disebut Asisten Deputi 2/II;
c. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 3/II;
d. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 4/II;
e. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 5/II.
Pasal 130
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi mempunyai tugas menyusun dan
menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
infrastruktur transportasi.
Pasal 131

24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Asisten Deputi
Urusan Infrastruktur Transportasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi
darat, laut dan udara;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur,
transportasi darat, laut dan udara;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur tranportasi darat, laut dan udara;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 132
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi terdiri dari:
a.
Bidang Infrastruktur Transportasi Darat;
b.
Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara.
Pasal 133
Bidang Infrastruktur Transportasi Darat mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat.
Pasal 134
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Bidang
Infrastruktur Transportasi Darat menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur transportasi darat;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur transportasi darat;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 135
Bidang Infrastruktur Transportasi Darat terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 136
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
transportasi darat;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
transportasi darat.
(1)

Pasal 137
25

Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara mempunyai tugas menyiapkan


penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.
Pasal 138
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Bidang
Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut
dan udara;
b.
pelaksanakan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan infrastruktur
transportasi laut dan udara;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 139
Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 140
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
transportasi laut dan udara;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
transportasi laut dan udara.
(1)

Pasal 141
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi mempunyai tugas
menyusun dan meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan
kebijakan di bidang infrastruktur informasi dan telekomunikasi.
Pasal 142
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141, Asisten Deputi
Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan
jaringan informasi dan telekomunikasi;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pos
dan jaringan informasi, dan telekomunikasi;
c.
pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi, dan telekomunikasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 143
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi terdiri dari:
26

a.
b.

Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi;


Bidang Infrastruktur Telekomunikasi.

Pasal 144
Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi.
Pasal 145
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Bidang
Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan
informasi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur pos dan jaringan informasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 146
Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 147
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pos dan
jaringan informasi;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pos
dan jaringan informasi.
(1)

Pasal 148
Bidang Infrastruktur Telekomunikasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi.
Pasal 149
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 148, Bidang
Infrastruktur Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur telekomunikasi;
c.
Pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur telekomunikasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan
bidangnya.
27

Pasal 150
Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 151
(1)

Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
telekomunikasi;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
telekomunikasi.
Pasal 152
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial mempunyai tugas menyusun dan
meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
infrastruktur sosial.

Pasal 153
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152, Asisten Urusan
Infrastruktur Sosial menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan,
kesehatan dan permukiman;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur
pendidikan, kesehatan dan permukiman;
c.
pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan permukiman;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 154
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial terdiri dari:
a.
Bidang Infrastruktur Pendidikan;
b.
Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;
Pasal 155
Bidang Infrastruktur Pendidikan mempunyai
kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan.

tugas

menyiapkan

penyusunan

Pasal 156
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155, Bidang
Infrastruktur Pendidikan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Pendidikan;
28

b.

pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di


bidang infrastruktur Pendidikan;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Pendidikan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 157
Bidang Infrastruktur Pendidikan mempunyai terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi;
Pasal 158
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
Pendidikan;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
Pendidikan.
(1)

Pasal 159
Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman.
Pasal 160
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Bidang
Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kesehatan dan
Permukiman;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Kesehatan dan Permukiman;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 161
Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 162
a.

Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
Pendidikan;
29

b.

Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
Kesehatan dan Permukiman.
Pasal 163

Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi mempunyai tugas menyusun dan


meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
infrastruktur ekonomi.
Pasal 164
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163, Asisten Deputi
Urusan Infrastruktur Ekonomi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur ekonomi;
b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur ekonomi;
c.
pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur ekonomi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 165
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi terdiri dari:
a.
Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan;
b.
Bidang Infrastruktur Pertanian.

Pasal 166
Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan.
Pasal 167
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, Bidang
Infrastruktur Industri dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Industri dan
Perdagangan;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur Industri dan Perdagangan;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Industri dan Perdagangan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Infrastruktur ekonomi.
Pasal 168
Bidang Infrastruktur Industri dan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
30

b.

Sub Bidang Evaluasi.


Pasal 169

Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur Industri
dan Perdagangan;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
Industri dan Perdagangan.
Pasal 170
(1)

Bidang Infrastruktur Pertanian mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan


di bidang infrastruktur pertanian.
Pasal 171
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170, Bidang
Infrastruktur Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan
di bidang infrastruktur pertanian;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur pertanian;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Infrastruktur Ekonomi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 172
Bidang Infrastruktur Pertanian terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 173
Sub.bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
pertanian;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
pertanian.
(1)

Pasal 174
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi mempunyai tugas menyusun dan
meyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
infrastruktur energi.
Pasal 175
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174, Asisten Deputi
Urusan Infrastruktur Energi menyelenggarakan fungsi:
31

a.

penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur


kelistrikan, migas dan energi alternatif;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur
kelistrikan, migas dan energi alternatif;
c.
pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang infrastruktur kelistrikan, migas dan energi alternatif;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Infrastruktur sesuai
dengan bidangnya.
Pasal 176
Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi terdiri dari :
a.
Bidang Infrastruktur Kelistrikan;
b.
Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif.
Pasal 177
Bidang Infrastruktur Kelistrikan mempunyai
kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan.

tugas

menyiapkan

penyusunan

Pasal 178
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177, Bidang
Infrastruktur Kelistrikan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur Kelistrikan;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur Kelistrikan;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
infrastruktur Kelistrikan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai dengan
bidangnya.
Pasal 179
Bidang Infrastruktur Kelistrikan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 180
(1)

Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur
Kelistrikan;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
Kelistrikan.
Pasal 181
32

Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif mempunyai tugas menyiapkan


penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif.
Pasal 182
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181, Bidang
Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas dan
energi alternatif;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan
di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif;
c.
pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di
bidang infrastruktur migas dan energi alternatif;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai
dengan bidangnya.
Pasal 183
Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Evaluasi.
Pasal 184
(1)

Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur migas
dan energi alternatiF;
(2)
Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dengan memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur
migas dan energi alternatif.

BAB VI
DEPUTI BIDANG PEMBINAAN EKONOMI DAN DUNIA USAHA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 185
Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
ekonomi dan dunia usaha.
Pasal 186
33

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185, Deputi Bidang
Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan
dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro,
kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;
b.
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan
dunia usaha yang meliputi urusan investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro,
kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan
investasi, kelembagaan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah serta
kemitraan usaha dan urusan pengerahan pendanaan;
d.
pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan kementerian
koordinator, kementerian negara lain, departemen, lembaga pemerintah non
departemen dan lembaga terkait;
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Pasal 187
Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha terdiri dari :
a. Asisten Deputi Urusan Investasi, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/III;
b. Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 2/III;
c. Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, selanjutnya dapat
disebut Asisten Deputi 3/III;
d. Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 4/III;
e. Asisten Deputi Urusan Pendanaan selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 5/III.
Pasal 188
Asisten Deputi Urusan Investasi mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan
kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang investasi.
Pasal 189
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188, Asisten Deputi
Urusan Investasi menyelenggarakan fungsi :
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang investasi meliputi
promosi dan insentif investasi;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Investasi
meliputi promosi dan insentif investasi;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang investasi meliputi bidang promosi investasi dan insentif investasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan
Ekonomi Dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 190
Asisten Deputi Urusan Investasi terdiri dari :
34

a.
b.

Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi;


Bidang Insentif Investasi.
Pasal 191

Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan


kebijakan di bidang penyiapan promosi investasi.
Pasal 192
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191, Bidang
Penyiapan dan Promosi Investasi, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan dan promosi investasi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang penyiapan dan promosi investasi;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
penyiapan dan promosi investasi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Investasi
sesuai dengan bidangnya.
Pasal 193
Bidang Penyiapan dan Promosi Investasi terdiri dari :
a.
Subbidang Analisis Kebijakan Penyiapan dan Promosi Investasi;
b.
Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Penyiapan dan Promosi Investasi.
Pasal 194
(1)

Subbidang Analisis Kebijakan Penyiapan dan Promosi Investasi


mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang analisis kebijakan penyiapan dan promosi
investasi;
(2)
Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Penyiapan dan Promosi Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan penyiapan dan promosi investasi.
Pasal 195
Bidang Insentif Investasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di
bidang insentif investasi.
Pasal 196
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195, Bidang Insentif
Investasi, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang insentif investasi;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang insentif
investasi;
35

d.

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Investasi
sesuai dengan bidangnya.
Pasal 197

Bidang Insentif Investasi terdiri dari :


a.
Subbidang Analisis Kebijakan Insentif Investasi;
b.
Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Insentif
Investasi.
Pasal 198
(1)
(2)

Subbidang Analisis Kebijakan Insentif Investasi mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di bidang
analisis kebijakan insentif investasi;
Subbidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Insentif Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan insentif investasi;
Pasal 199

Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi mempunyai tugas menyusun dan


menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
kelembagaan ekonomi.
Pasal 200
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 Asisten Deputi
Urusan Kelembagaan Ekonomi menyelenggarakan fungsi :
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang kelembagaan ekonomi;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan
ekonomi;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan ekonomi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan
Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 201
Asisten Deputi Urusan Kelembagaan Ekonomi terdiri dari :
a.
Bidang Produksi dan Distribusi;
b.
Bidang Perdagangan dan Jasa.
Pasal 202
Bidang Produksi dan Distribusi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan
kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi.
Pasal 203
36

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Bidang Produksi
dan Distribusi, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan kelembagaan ekonomi di bidang produksi
dan distribusi;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan
kelembagaan ekonomi di bidang produksi dan distribusi;`
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan kelembagaan
ekonomi di bidang produksi dan distribusi;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Kelembagaan Ekonomi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 204
Bidang Produksi dan Distribusi terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Produksi dan Distribusi;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Produksi dan
Distribusi.
Pasal 205
(1)

Subbidang Analisis Kebijakan Produksi dan Distribusi mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di
bidang analisis kebijakan produksi dan distribusi;
(2)
Subbidang Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Kebijakan Produksi dan Distribusi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan produksi dan distribusi.
Pasal 206
Bidang Perdagangan dan Jasa mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan
kelembagaan ekonomi di bidang perdagangan dan jasa.
Pasal 207
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206, Bidang
Perdagangan dan Jasa, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang perdagangan dan jasa;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang perdagangan dan jasa;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
perdagangan dan jasa;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Kelembagaan Ekonomi sesuai dengan bidangnya.
Pasal 208
Bidang Perdagangan dan Jasa terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Perdagangan dan Jasa;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Perdagangan
dan Jasa.
37

Pasal 209
(1)

Subbidang Analisis Kebijakan Perdagangan dan Jasa mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di
bidang analisis kebijakan Perdagangan dan Jasa;
(2)
Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Perdagangan dan Jasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan dan Jasa.
Pasal 210
Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas
menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordiansi serta fasilitasi pelaksanaan
kebijakan di bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Pasal 211
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210, Asisten Deputi
Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi :
a.
Penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang UMKM;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang UMKM;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang UMKM;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Pembinaan Ekonomi
dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 212
Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terdiri dari :
a.
Bidang Usaha Mikro;
b.
Bidang Usaha Kecil;
c.
Bidang Usaha Menengah.
Pasal 213
Bidang Usaha Mikro mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang
usaha mikro.
Pasal 214
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 213, Asisten Deputi
Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang usaha mikro;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang usaha mikro;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha
mikro;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan bidangnya.
38

Pasal 215
Bidang Usaha Mikro terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Mikro;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Mikro.
Pasal 216
(1)
(2)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Mikro mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang analisis
kebijakan usaha mikro;
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Usaha Mikro mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemanfaatan hasil
identifikasi dan analisis di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan usaha mikro.
Pasal 217

Bidang Usaha Kecil mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang


usaha kecil.
Pasal 218
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217, Bidang Usaha
Kecil, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang usaha kecil;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang usaha kecil;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha
kecil;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Bidang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan bidangnya.
Pasal 219
Bidang Usaha Kecil terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Kecil;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha Kecil.
Pasal 220
(1)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Kecil mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang analisis
kebijakan usaha kecil;
(2)
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Usaha Kecil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemanfaatan hasil
identifikasi dan analisis di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan usaha kecil.
Pasal 221
39

Bidang Usaha Menengah mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di


bidang usaha menengah.
Pasal 222
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 221, Bidang Usaha
Menengah, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang usaha menengah;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang usaha menengah;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang usaha
menengah;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Usaha
Mikro, Kecil dan menengah sesuai dengan bidangnya.
Pasal 223
Bidang Usaha Menengah terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Menengah;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Usaha
Menengah.
Pasal 224
(1)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Usaha Menengah mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan identifikasi dan analisis data di bidang analisis
kebijakan usaha menengah;
(2)
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Usaha Menengah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemanfaatan
hasil identifikasi dan analisis di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan usaha menengah;
Pasal 225
Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha mempunyai tugas menyusun dan
menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
Kemitraan Usaha.
Pasal 226
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225, Asisten Deputi
Urusan Kemitraan Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang Kemitraan Usaha;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kemitraan Usaha;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang Kemitraan Usaha;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan
Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 227
40

Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha terdiri dari :


a.
Bidang Kerjasama Permodalan;
b.
Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran;
Pasal 228
Bidang Kerjasama Permodalan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan
di bidang kerjasama permodalan.
Pasal 229
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 228, Bidang
Kerjasama Permodalan, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang kerjasama permodalan;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan
di bidang kerjasama permodalan;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
kerjasama permodalan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan
Kemitraan Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 230
Bidang Kerjasama Permodalan terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Permodalan;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama
Permodalan.
Pasal 231
(1)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Permodalan mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan di
bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Permodalan;
(2)
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Kerjasama Permodalan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di
bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan kerjasama
permodalan.
Pasal 232
Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran mempunyai tugas
penyusunan kebijakan di bidang kerjasama produksi dan pemasaran.

menyiapkan

Pasal 233
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 232, Bidang
Kerjasama Produksi dan Pemasaran, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi dan pemasaran;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang produksi dan pemasaran;
41

c.
d.

pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang


produksi dan pemasaran;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Kemitraan
Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 234

Bidang Kerjasama Produksi dan Pemasaran terdiri dari :


a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Produksi dan Pemasaran;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama
Produksi dan pemasaran.
Pasal 235
(1)
(2)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Kerjasama Produksi dan Pemasaran


mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang analisis kebijakan kerjasama produksi dan pemasaran;
Sub Bidang Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Kebijakan
Kerjasama Produksi dan pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan di bidang Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama
Produksi dan pemasaran.
Pasal 236

Asisten Deputi Urusan Pendanaan mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan


kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengerahan
pendanaan.
Pasal 237
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 236 Asisten Deputi
Urusan Pendanaan menyelenggarakan fungsi :
a.
penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang pengerahan
pendanaan;
b.
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengerahan
pendanaan;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengerahan pendanaan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan
Ekonomi dan Dunia Usaha sesuai dengan bidangnya.
Pasal 238
Asisten Deputi Urusan Pendanaan terdiri dari :
a.
Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan;
b.
Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif.
Pasal 239

42

Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas


menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan perbankan dan
lembaga keuangan.
Pasal 240
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 239, Bidang
Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan, menyelenggarakan
fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan pendanaan
perbankan dan lembaga keuangan;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang pengerahan pendanaan perbankan dan lembaga keuangan;
c.
pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang
pengerahan pendanaan perbankan dan lembaga keuangan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Pendanaan
sesuai dengan bidangnya.
Pasal 241
Bidang Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan
Lembaga Keuangan;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengerahan
Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan.
Pasal 242
(1)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan


dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di
bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga
Keuangan;
(2)
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan di bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Kebijakan Pengerahan Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan;
Pasal 243
Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan di bidang pengerahan sumber pendanaan alternatif.
Pasal 244
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 243, Bidang
Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif, menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengerahan sumber pendanaan
alternatif;
b.
pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di
bidang pengerahan sumber pendanaan alternatif;
43

c.
d.

pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang


pengerahan sumber pendanaan alternatif;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Pendanaan
sesuai dengan bidangnya.
Pasal 245

Bidang Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif terdiri dari :


a.
Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif;
b.
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengerahan
Sumber Pendanaan Alternatif.
Pasal 246
(1)

Sub Bidang Analisis Kebijakan Pengerahan Sumber Pendanaan


Alternatif mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan di bidang analisis
kebijakan pengerahan sumber pendanaan alternatif;
(2)
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Pengerahan Sumber Pendanaan Alternatif mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan di bidang pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
pengerahan sumber pendanaan alternatif.
BAB VII
DEPUTI BIDANG PEMBINAAN LEMBAGA SOSIAL DAN BUDAYA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 247
Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pembinaan
Lembaga Sosial dan Budaya.
Pasal 248
Dalam melaskanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247, Deputi Bidang
Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya menyelenggarakan fungsi :
a.
Penyiapan dan perumusan kebijakan di
bidang pembinaan lembaga sosial dan Budaya;
b.
Koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang sosial budaya;
c.
Koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang lembaga sisial dan budaya dengan Kementerian Koordinasi,
Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen
dan Lembaga yang terkait;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Pasal 249
44

Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya terdiri dari :


a.
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan Olah Raga,
selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 1/IV;
b.
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya,
selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 2/IV;
c.
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah
dan Kesehatan Masyarakat, selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 3/IV;
d.
Asisten Deputi Urusan Lembaga Pemberdayaan Perempuan,
selanjutnya dapat disebut Asisten Deputi 4/IV;
e.
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pemerintah, selanjutnya
dapat disebut Asisten Deputi 5/IV.
Pasal 250
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan Olah Raga mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan dan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemantauan analisis dan pelaporan serta hubungan kerja di bidang
Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan Olahraga.
Pasal 251
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 250, Asisten Deputi
Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan Olah Raga melaksanakan fungsi :
a.
Penyiapan penyusunan kebijakan dibidang Urusan Pembinaan Lembaga
Pemuda dan Olahraga;
b.
Koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang Urusan Pembinaan Lembaga
Pemuda dan Olahraga;
c.
Pemantauan dan analisis, evalusi dan pelaporan dibidang Urusan Pembinaan
Lembaga Pemuda dan Olahraga;
d.
Penyiapan hubungan kerja dibidang Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan
Olahraga.
Pasal 252
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pemuda dan Olah Raga terdiri dari :
a.
Bidang Pembinaan Lembaga Olahraga;
b.
Bidang Pembinaan Lembaga Pemuda.
Pasal 253
Bidang Pembinaan Lembaga Olahraga, mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta koordinasi kegiatan dibidang Pembinaan
Lembaga dan Olahraga.
Pasal 254
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253, Bidang
Pembinaan Lembaga Olahraga melaksanakan fungsi :
a.
Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dibidang Pembinaan Lembaga Olahraga;
45

b.

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang Pembinaan


Lembaga Olahraga.
Pasal 255

Bidang Pembinaan Lembaga Olahraga terdiri dari :


a.
Sub Bidang Lembaga Olahraga Prestasi dan Profesi;
b.
Sub Bidang Lembaga Olahraga Massal dan Tradisional.
Pasal 256
(1)

Sub Bidang Lembaga Olahraga Prestasi dan Profesi, mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan
evaluasi dibidang Lembaga Olahraga Prestasi dan Profesi;
(2)
Sub Bidang Lembaga Olahraga Massal dan Tradisional, mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan
evaluasi dibidang Lembaga Olahraga Massal dan Tradisional.
Pasal 257
Bidang Pembinaan Lembaga Pemuda, mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta koordinasi kegiatan dibidang Lembaga
Pembinaan Pemuda.
Pasal 258
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 257, Bidang
Pembinaan Lembaga Pemuda melaksanakan fungsi :
a.
Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dibidang pembinaan lembaga pemuda;
b.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
lembaga pemuda.
Pasal 259
Bidang Pembinaan Lembaga Pemuda terdiri dari :
a.
Sub Bidang Peningkatan Kualitas Lembaga Pemuda;
b.
Sub Bidang Peningkatan Kerjasama Lembaga Pemuda.
Pasal 260
(1)
(2)

Sub Bidang Peningkatan Kualitas Lembaga Pemuda, mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan dibidang Peningkatan Kualitas Lembaga Pemuda;
Sub Bidang Peningkatan Kerjasama Lembaga Pemuda, mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan dibidang Peningkatan Kerjasama Lembaga Pemuda.
Pasal 261

Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya mempunyai tugas
menyiapkan dan menyusun kebijakan program bidang Pemberdayaan Komunitas
Adat dan Budaya.
46

Pasal 262
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 261, Asisten Deputi
Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya melaksanakan fungsi :
a.
Penyiapan dan perumusan kebijakan di bidang Pemberdayaan Komunitas
Adat dan Budaya;
b.
Pemantauan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemberdayaan Komunitas Adat
dan Budaya;
c.
pelaksanaan koordinasi dan kerjasama mengenanai lembaga Pemberdayaan
Komunitas Adat dan Budaya;
d.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga
Pemberdayaan Komunitas Adat dan Budaya.
Pasal 263
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Adat Dan Budaya terdiri dari :
a.
Bidang Pembinaan Lembaga Adat;
b.
Bidang Pembinaan Lembaga Budaya.
Pasal 264
Bidang Pembinaan Lembaga Adat mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan, program dan pemantauan serta koordinasi kegiatan mengenai di bidang
Pembinaan Lembaga Adat.
Pasal 265
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 264, bidang
Pembinaan Lembaga Adat menyelenggarakan fungsi :
a.
Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dan pengembangan di bidang Pembinaan Lembaga Adat;
b.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pembinaan
Lembaga Adat;
c.
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama bidang Pembinaan Lembaga Adat.
Pasal 266
Bidang Pembinaan Lembaga Adat terdiri dari :
a.
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Adat;
b.
Sub Bidang Pembinaan Komunitas Adat Terpencil.
Pasal 267
(1)

Sub bidang Pemberdayaan Masyarakat Adat mempunyai tugas


melakukan identifikasi dan analisis data untuk bahan penyusunan kebijakan,
program dan fasilitas pelaksanaan di bidang Pemberdayaan Masyarakat Adat;
(2)
Sub bidang Pembinaan Komunitas Adat Terpencil mempunyai tugas
melakukan identifikasi dan analisis data untuk bahan penyusunan kebijakan,
program dan fasilitas pelaksanaan di bidang Pembinaan Komunitas Adat
Terpencil.
Pasal 268
47

Bidang Pembinaan Lembaga Budaya mempunyai tugas menyiapkan penyusunan


kebijakan, program dan pemantauan serta koordinasi kegiatan mengenai di bidang
Pembinaan Lembaga Budaya.
Pasal 269
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268, bidang
Pembinaan Lembaga Budaya menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan kebijakan
dan pengembangan di bidang Pembinaan Lembaga Budaya;
b. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan perumusan kebijakan
dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan pemanfatan
dibidang Pembinaan Lembaga Budaya.
Pasal 270
Bidang Pembinaan Lembaga Budaya yang terdiri dari :
a.
Sub Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya;
b.
Sub Bidang Rehabilitas Konflik.
Pasal 271
(1)
(2)

Sub Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya;
Sub Bidang Rehabilitas Konflik mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
di bidang Rehabilitasi Konflik.
Pasal 272

Asisten Deputi Urusan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun kebijakan dan program di bidang
lembaga pendidikan luar sekolah dan kesehatan masyarakat.
Pasal 273
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272, Asisten Deputi
Urusan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi :
a.
Penyiapan dan penyusunan kebijakan lembaga pendidikan luar sekolah dan
lembaga kesehatan masyarakat;
b.
Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga pendidikan luar
sekolah dan lembaga kesehatan masyarakat;
c.
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang lembaga pendidikan luar
sekolah dan lembaga kesehatan masyarakat;
d.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga
pendidikan luar sekolah dan lembaga kesehatan masyarakat;
e.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi IV sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Pasal 274
48

Asisten Deputi Urusan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
terdiri dari :
a.
Bidang Lembaga Pendidikan Luar Sekolah;
b.
Bidang Lembaga Kesehatan Masyarakat.
Pasal 275
Bidang Lembaga Pendidikan Luar Sekolah mempunyai tugas menyiapkan rumusan
kebijakan, program, pemantauan, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang lembaga pendidikan luar sekolah.
Pasal 276
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275, Bidang
Lembaga Pendidikan Luar Sekolah menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang lembaga pendidikan luar
sekolah ;
b
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang lembaga pendidikan
luar sekolah ;
c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang lembaga pendidikan luar
sekolah ;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Pembinaan
Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 277
Bidang Lembaga Pendidikan Luar Sekolah terdiri dari :
a.
Sub Bidang Lembaga Pendidikan Masyarakat;
b.
Sub Bidang Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan.
Pasal 278
(1)

Sub Bidang Lembaga Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas


menyiapkan bahan perumusan kebijakan, program, pemantauan, evaluasi dan
fasilitasi di bidang lembaga pendidikan masyarakat;
(2)
Sub Bidang Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan mempunyai
tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, program, pemantauan,
evaluasi dan faslitasi di bidang Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan.
Pasal 279
Bidang Lembaga Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan rumusan
kebijakan, program, pemantauan, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang Lembaga Kesehatan Masyarakat.
Pasal 280
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 279, Bidang
Lembaga Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang lembaga kesehatan
masyarakat;
49

b
c.
d.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, program di


bidang lembaga kesehatan masyarakat;
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang lembaga kesehatan
masyarakat;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Pembinaan
Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kesehatan Masyarakat sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 281

Bidang Lembaga Kesehatan Masyarakat terdiri dari :


a.
Sub Bidang Penguatan Sumber Daya Kesehatan;
b.
Sub Bidang Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Pasal 282
(1)

Sub Bidang Penguatan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas


menyiapkan bahan perumusan kebijakan, program, pemantauan, evaluasi dan
fasilitasi di bidang Penguatan Sumber Daya Kesehatan;
(2)
Sub Bidang Peningkatan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, program, pemantauan, evaluasi dan
fasilitasi di bidang peningkatan kesehatan lingkungan.
Pasal 283
Asisten Deputi Urusan Lembaga Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas
menyiapkan dan menyusun kebijakan program bidang Pembinaan Lembaga
Pemberdayaan Perempuan.
Pasal 284
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 283, Asisten Deputi
Urusan Lembaga Pemberdayaan Perempuan melaksanakan fungsi :
a.
Penyiapan dan perumusan kebijakan di bidang Pembinaan Lembaga
Pemberdayaan Perempuan;
b.
Pemantauan pelaksanaan kebijakan di bidang Pembinaan Lembaga
Pemberdayaan Perempuan;
c.
pelaksanaan koordinasi dan kerjasama mengenai lembaga Pembinaan
Lembaga Pemberdayaan Perempuan;
d.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program lembaga
Pembinaan Lembaga Pemberdayaan Perempuan.
Pasal 285
Asisten Deputi Urusan Lembaga Pemberdayaan Perempuan terdiri dari :
a.
Bidang Kesejahteraan Ibu;
b.
Bidang Kesejahteraan Anak.
Pasal 286
Bidang Kesejahteraan Ibu mempunyai tugas menganalisis bahan penyusunan
kebijakan di bidang Kesejahteraan Ibu.
Pasal 287
50

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 286, Bidang


Kesejahteraan Ibu menyelenggarakan fungsi:
a.
Penganalisaan bahan penyusunan kebijakan bidang Kesejahteraan Ibu;
b.
Pengolahan data dan informasi di bidang Kesejahteraan Ibu;
c.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kesejahteraan
Ibu.
Pasal 288
Bidang Lembaga Kesejahteraan Ibu tediri dari :
a.
Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Ibu;
b.
Sub Bidang Peningkatan Kualitas pendidikan dan Kesehatan Ibu.
Pasal 289
(1)

Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Ibu mempunyai tugas


mengumpulkan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi di
bidang Peningkatan Kualitas Hidup Ibu;
(2)
Sub Bidang Peningkatan Kualitas pendidikan dan Kesehatan Ibu
menpunyai tugas mengumpulkan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan
dan evaluasi di bidang Peningkatan Kualitas pendidikan dan Kesehatan Ibu.
Pasal 290
Bidang Kesejahteraan Anak mempunyai tugas menganalisis bahan penyusunan
kebijakan di bidang Kesejahteraan Anak.
Pasal 291
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290, Bidang
Kesejahteraan Anak menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Kesejahteraan Anak;
b.
Koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang Kesejahteraan Anak;
c.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kesejahteraan
Anak.
Pasal 292
Bidang Kesejahteraan Anak terdiri dari :
a.
Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Anak;
b.
Sub Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Anak.
Pasal 293
(1)

Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Anak mempunyai tugas


mengumpulkan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi di
bidang Peningkatan Kualitas Hidup Anak;
(2)
Sub Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Anak
mempunyai tugas mengumpulkan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan
dan evaluasi di bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Anak.
Pasal 294
51

Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pemerintah mempunyai tugas


menyiapkan dan menyusun kebijakan program di bidang Pembinaan Lembaga
Pemerintahan.
Pasal 295
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 294, Asisten Deputi
Urusan Pembinaan Lembagaan Pemerintah melaksanakan fungsi :
a. Penyiapan dan perumusan kebijakan program Pembinaan Kelembagaan Daerah
dan Kelembagaan Desa;
b. Pemantauan pelaksanaan kebijakan program Pembinaan Kelembagaan Daerah
dan Kelembagaan Desa;
c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama Pembinaan Kelembagaan Daerah dan
Kelembagaan Desa;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan program Pembinaan Kelembagaan
Daerah dan Kelembagaan Desa;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Pembinaan Lembaga
Sosial dan Budaya sesuai dengan bidangnya.
Pasal 296
Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembagaan Pemerintah terdiri dari :
a.
Bidang Pembinaan Kelembagaan Daerah;
b.
Bidang Pembinaan Kelembagaan Desa.
Pasal 297
Bidang Pembinaan Kelembagaan Daerah mempunyai tugas penyusunan kebijakan di
Bidang Pembinaan Kelembagaan Daerah.
Pasal 298
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pembinaan Lembaga Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan
kebijakan bidang Pembinaan Kelembagaan Daerah;
b. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan
Pembinaan Kelembagaan Daerah;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di
Kelembagaan Daerah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Sosial dan Budaya sesuai dengan bidangnya.

Pasal 297, bidang


bahan penyusunan
untuk meningkatkan
bidang Pembinaan
Pembinaan Lembaga

Pasal 299
Bidang Pembinaan Kelembagan Daerah terdiri dari:
a.
Sub Bidang Kapasitas Kelembagaan;
b.
Sub Bidang Kerjasama Antar Lembaga.
52

Pasal 300
(1)

Sub Bidang Kapasitas Kelembagaan mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang Kapasitas Kelembagaan;
(2)
Sub Bidang Kerjasama antar Lembaga mempunyai tugas melekukan
penyiapan
bahan penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang Kerjasama Antar Lembaga.
Pasal 301
Bidang Pembinaan Kelembagaan Desa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan penyusunan kebijakan di bidang Pembinaan Kelembagaan Desa.
Pasal 302
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pembinaan Kelembagaan Desa menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan
kebijakan bidang Pembinaan Kelembagaan Desa;
b. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan
Pembinaan Kelembagaan Desa;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di
Kelembagaan Desa;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Sosial dan Budaya sesuai dengan bidangnya.

Pasal 301, bidang


bahan penyusunan
untuk meningkatkan
bidang Pembinaan
Pembinaan Lembaga

Pasal 303
Bidang Pembinaan Kelembagaan Desa tediri dari:
a.
Sub Bidang Kapasitas Kelembagaan;
b.
Sub Bidang Kerjasama Antar Lembaga;
Pasal 304
(1)

Sub Bidang Kapasitas kelembagaan Desa mempunyai


melaksanakan penyiapan bahan penyusunan program dan kebijakan,
evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kapasitas Kelembagaan;
(2)
Sub Bidang Kerjasama Antar Lembaga mempunyai
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan program dan kebijakan,
evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Kerjasama Antar Lembaga.

tugas
serta
tugas
serta

BAB VII
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH KHUSUS
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
53

Pasal 305
Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus mempunyai tugas penyiapan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan daerah khusus.
Pasal 306
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 305, Deputi Bidang
Pengembangan Daerah Khusus menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah khusus ;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan program dan bantuan sosial penanganan
daerah khusus;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan daerah
khusus;
d. pelaksanaan hubungan kerja dibidang pengembangan daerah dengan
Kementerian Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga
Pemerintah Non Departemen dan lembaga lain yang terkait;
e. pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal sesuai dengan bidangnya.
Pasal 307
Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus terdiri dari :
a. Asisten Deputi Urusan Wilayah Perbatasan, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 1/V;
b. Asisten Deputi Urusan Daerah Rawan Bencana, selanjutnya dapat disebut Asisten
Deputi 2/V;
c. Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perdesaan, selanjutnya dapat disebut
Asisten Deputi 3/V;
d. Asisten Deputi Urusan Daerah dan Pulau Terpencil, selanjutnya dapat disebut
Asisten Deputi 4/V;
e. Asisten Deputi Urusan Kerjasama Antar Daerah dan Regional, selanjutnya dapat
disebut Asisten Deputi 5/V.
Pasal 308
Asisten Deputi Urusan Wilayah Perbatasan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan, perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan,
analisis, evaluasi dan penyusunan laporan serta pelaksanaan hubungan kerja di
bidang urusan wilayah perbatasan.
Pasal 309
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308, Asisten Deputi
Urusan Wilayah Perbatasan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan pengembangan program
sosial budaya dan ekonomi wilayah perbatasan;
54

b.

penyiapan koordinasi pelaksanaan kebijakan program dan bantuan sosial


wilayah perbatasan;
c.
pemantauan analisis evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
pengembangan program sosial budaya dan ekonomi wilayah perbatasan;
d.
penyiapan pelaksanaan hubungan kerja di bidang pengembangan program
sosial budaya dan ekonomi wilayah perbatasan.
Pasal 310
Asisten Deputi Urusan Wilayah Perbatasan terdiri dari:
a.
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan Laut;
b.
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat.
Pasal 311
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan Laut mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan di bidang sosial budaya dan
ekonomi.
Pasal 312
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 311, Bidang
Pengembangan Wilayah Perbatasan Laut, menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan
dan pengembangan di bidang sosial ekonomi;
b.
pengumpulan data dan pengolahan serta penyiapan bahan untuk
pemberdayaan sosial ekonomi;
c.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Wilayah
Perbatasan sesuai dengan bidangnya.
Pasal 313
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 314
(1)

Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan


identifikasi data dan informasi sebagai bahan penyusunan kebijakan dan
program, koordinasi dan evaluasi di wilayah perbatasan laut;
(2)
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
data untuk bahan pengembangan dan pengolahan pemberdayaan ekonomi sosial
dan budaya.
Paal 315
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan di bidang sosial budaya dan
ekonomi.
55

Pasal 316
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315, Bidang
Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang sosial budaya;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang ekonomi;.
c.
pengumpulan data dan pengolahan data serta penyiapan bahan untuk
pengembangan wilayah perbatasan darat;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Wilayah
Perbatasan sesuai dengan bidangnya.
Pasal 317
Bidang Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat terdiri dari:
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;
b.
Sub Bidang Pengembangan.
Pasal 318
(1)

Sub Bidang Identifikasi mempunyai tugas melakukan identifikasi


penyiapan bahan dan penyusunan kebijakan, koordinasi dan evaluasi di wilayah
perbatasan darat;
(2)
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
data untuk bahan pengembangan dan pengolahan pemberdayaan ekonomi sosial
dan budaya.
Pasal 319
Asisten Deputi Urusan Daerah Rawan Bencana mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan,
analisis, evaluasi dan penyusunan laporan serta pelaksanaan hubungan kerja di
bidang mitigasi bencana serta pemulihan daerah pasca bencana.
Pasal 320
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 319, Asisten Deputi
Urusan Daerah Rawan Bencana menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan mitigasi bencana, penataan
struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya, di daerah rawan bencana;
b. penyiapan koordinasi pelaksanaan program dan bantuan social, penataan
struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah pasca bencana;
c. pemantauan, analisis, evaluasi pelaksanaan penataan struktur kehidupan
ekonomi, sosial budaya di daerah rawan bencana dan pacca bencana;
d. penyiapan pelaksanaan hubungan kerja di bidang penataan sturuktur kehidupan
ekonomi, sosial budaya di daerah rawan bencana dan pasca bencana.
Pasal 321
Asisten Deputi Urusan Daerah Rawan Bencana terdiri dari:
a. Bidang Mitigasi Daerah Rawan Bencana;
b. Bidang Pemulihan Pasca Bencana.
56

Pasal 322
Bidang Mitigasi Daerah Rawan Bencana, mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan mitigasi bencana, penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial
budaya di daerah rawan bencana.
Pasal 323
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 322, Bidang Mitigasi
Daerah Rawan Bencana menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan mitigasi bencana, penataan
struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah rawan bencana;
b.
pemantauan, analisis, koordinasi pelaksanaan program dan bantuan sosial,
penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah rawan
bencana.
Pasal 324
Bidang Mitigasi Daerah Rawan Bencana terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi dan Pemetaan Bencana;
b.
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
Pasal 325
Sub Bidang Identifikasi dan Pemetaan Bencana mempunyai tugas
melakukan identifikasi dan pemetaan daerah rawan bencana, penyiapan bahan
penyusunan kebijakan mitigasi di daerah rawan bencana;
(2)
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat
mempunyai tugas
penyiapan bahan penyusunan kebijakan mitigasi bencana, penyiapan program
bantuan sosial di bidang pemberdayaan masyarakat.
(1)

Pasal 326
Bidang Pemulihan Pasca Bencana mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan pemulihan pasca bencana, penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial
budaya di daerah pasca bencana.
Pasal 327
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 326, Bidang
Pemulihan Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan pemulihan pasca bencana,
penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah pasca bencana;
b.
pemantauan, analisis dan koordinasi pelaksanaan program dan bantuan
sosial, penataan struktur kehidupan ekonomi, sosial budaya di daerah pasca
bencana.
Pasal 328
Bidang Pemulihan Daerah Pasca Bencana terdiri dari :
a.
Sub Bidang Analisis Kebutuhan;
b.
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
57

Pasal 329
(1)

Sub Bidang Analisis Kebutuhan mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan penyusunan kebijakan pemulihan pasca bencana, penyiapan
program bantuan sosial di bidang pemulihan Daerah Pasca Bencana;
(2)
Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan pemulihan pasca bencana, penyiapan
program bantuan sosial di bidang pemberdayaan masyarakat.
Pasal 330
Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan,
analisis, evaluasi dan penyusunan laporan serta pelaksanaan hubungan kerja di
bidang urusan pengembangan perdesaan.
Pasal 331
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 330, Asisten Deputi
Urusan Pengembangan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan di bidang desa pesisir, desa
pedalaman, desa dataran kritis;
b. penyiapan, koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program
pengembangan desa pesisir, desa pedalaman, desa dataran kritis;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan dan pelaksanaan program pengembangan desa pesisir, desa
pedalaman, desa dataran kritis;
d. penyiapan pelaksanaan hubungan kerja di bidang desa pesisir, desa pedalaman,
desa dataran kritis.
Pasal 332
Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perdesaan terdiri dari:
1.
Bidang Desa Pesisir;
2.
Bidang Desa Pedalaman;
3.
Bidang Desa Dataran Kritis.
Pasal 333
Bidang Desa Pesisir mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan program di bidang desa pesisir.
Pasal 334
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 333, Bidang Desa
Pesisir menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan
pengembangan program di bidang desa pesisir;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan, pengembangan program di bidang desa pesisir.

58

Pasal 335
Bidang Desa Pesisir terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Desa Pesisir;
b.
Sub Bidang Pengembangan Desa Pesisir;
Pasal 336
(1)

Sub Bidang Identifikasi Desa Pesisir mempunyai tugas melakukan


pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi pelaksanaan
kebijakan dan pelaksanaan program di bidang identifikasi desa pesisir;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Desa Pesisir mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang pengembangan desa
pesisir.
Pasal 337
Bidang Desa Pedalaman mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan program di bidang desa pedalaman.
Pasal 338
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 337, Bidang Desa
Pedalaman menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan pengembangan program di bidang desa pedalaman;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
pengembangan program di bidang desa pedalaman.
Pasal 339
Bidang Desa Pedalaman terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Desa Pedalaman;
b.
Sub Bidang Pengembangan Desa Pedalaman.
Pasal 340
(1)

Sub Bidang Identifikasi Desa Pedalaman mempunyai tugas


melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang identifikasi desa
pedalaman;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Desa Pedalaman mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang pengembangan desa
pedalaman.
Pasal 341
59

Bidang Desa Dataran Kritis mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan program di bidang Desa Dataran Kritis.
Pasal 342
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 341,
Dataran Kritis menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi
pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan
kebijakan pengembangan program di bidang desa dataran kritis;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi
pengembangan program di bidang desa dataran kritis.

Bidang Desa
pelaksanaan
penyusunan
pelaksanaan

Pasal 343
Bidang Desa Dataran Kritis terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Desa Dataran Kritis;
b.
Sub Bidang Pengembangan Desa Dataran Kritis;
Pasal 344
Sub Bidang Identifikasi Desa Dataran Kritis mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang identifikasi desa
dataran kritis;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Desa Dataran Kritis mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai penyiapan bahan
penyusunan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan program serta evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan program di bidang pengembangan desa
dataran kritis.
(1)

Pasal 345
Asisten Deputi Urusan Daerah dan Pulau Terpencil mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi pelaksanaan kebijakan
pemantauan, analisis, evaluasi, bantuan sosial dan penyusunan laporan serta
pelaksanaan hubungan kerja di bidang daerah dan pulau terpencil.
Pasal 346
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 345, Asisten Deputi
Urusan Daerah dan Pulau Terpencil menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan di bidang Daerah dan
Pulau Terpencil;
b.
penyiapan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan program di
bidang pengembangan Daerah dan Pulau terpencil;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan dan bantuan sosial pada pengembangan program di bidang daerah dan
pulau terpencil;
d.
penyiapan pelaksanaan hubungan kerja di bidang pengembangan Daerah dan
Pulau terpencil.
Pasal 347
60

Asisten Deputi Urusan Daerah dan Pulau Terpencil terdiri dari:


a.
Bidang Daerah Terpencil;
b.
Bidang Pulau Kecil.
Pasal 348
Bidang Daerah Terpencil mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan dan bantuan sosial di bidang pengembangan
Daerah Terpencil.
Pasal 349
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 348, Bidang Daerah
Terpencil, menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan program
di bidang pengembangan daerah terpencil;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan kebijakan
program dan bantuan sosial di bidang pengengembangn daerah terpencil;
c.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Daerah dan
Pulau Terpencil sesuai dengan bidangnya.
Pasal 350
Bidang Daerah Terpencil terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Daerah Terpencil;
b.
Sub Bidang Pengembangan Daerah Terpencil;
Pasal 351
Sub Bidang Identifikasi Daerah Terpencil mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dan program, dalam
pendataan, analisis, evaluasi dan pelaporan di masing-masing Daerah Terpencil;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Daerah Terpencil mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan program, dalam analisis,
evaluas, bantuan sosial i dan pelaporan bidang pengembangan daerah terpencil.
(1)

Pasal 352
Bidang Pulau Kecil mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pulau Kecil.
Pasal 353
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 352, Bidang Pulau
Kecil, menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan program
di bidang pulau kecil;
b.
pemantauan, analisis, dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan bahan penyusunan
kebijakan dan program di bidang pulau kecil;
c.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Urusan Daerah dan
Pulau Terpencil sesuai dengan bidangnya.
Pasal 354
61

Bidang Pulau Kecil terdiri dari :


a.
Sub Bidang Identifikasi Pulau Kecil;
b.
Sub Bidang Pengembangan Pulau Kecil.
Pasal 355
(1)

Sub Bidang Identifikasi Pulau Kecil mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan program, dalam pendataan,
analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang identifikasi pulau kecil;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Pulau Kecil mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan dan program, dan analisis, evaluasi,
bantuan sosial dan pelaporan di bidang pengembangan pulau kecil.
Pasal 356
Asisten Deputi Urusan Kerjasama Antar Daerah dan Regional mempunyai tugas
melaksanakan, menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan serta
pelaksanaan hubungan kerja di bidang kerjasama antar daerah dan regional.
Pasal 357
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 356, Asisten Deputi
Urusan Kerjasama Antar Daerah dan Regional menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan penyiapan perumusan kebijakan pengembangan program di
bidang kerjasama antar daerah dan kerjasama regional;
b.
penyiapan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan program di
bidang kerjasama antar daerah dan kerjasama regional;
c.
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan pengembangan program kerjasama antar daerah dan kerjasama
regional;
d.
penyiapan pelaksanaan hubungan kerja di bidang pengembangan program
kerjasama antar daerah dan kerjasama regional.
Pasal 358
Asisten Deputi Urusan Kerjasama Antar Daerah dan Regional terdiri dari:
a.
Bidang Kerjasama Antar Daerah;
b.
Bidang Kerjasama Regional.
Pasal 359
Bidang Kerjasama Antar Daerah mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama antar daerah.
Pasal 360
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 359, Bidang
Kerjasama Antar Daerah, menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan pengembangan program di bidang identifikasi kerjasama antar
daerah;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan dan program di bidang pengembangan kerjasama antar daerah.
62

Pasal 361
Bidang Kerjasama Antar Daerah terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Kerjasama Antar Daerah;
b.
Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Antar Daerah;
Pasal 362
(1)

Sub Bidang Identifikasi Kerjasama Antar Daerah mempunyai tugas


melakukan identifikasi data dan informasi sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan program , pemantauan dan evaluasi serta pelaporan atas
pelaksanaan kebijakan dan program pada bidang kerjasama antar daerah;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Antar Daerah mempunyai
tugas melakukan penyiapan data dan informasi sebagai bahan pengembangan
kebijakan dan program pada bidang kerjasama antar daerah.
Pasal 363
Bidang Kerjasama Regional mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan
dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kerjasama regional.
Pasal 364
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 363, Kerjasama
Regional, menyelenggarakan fungsi:
a.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan pengembangan program di bidang identifikasi kerjasama regional;
b.
pemantauan, analisis dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
kebijakan dan program di bidang pengembangan kerjasama regional.
Pasal 365
Bidang Kerjasama Regional terdiri dari :
a.
Sub Bidang Identifikasi Kerjasama Regional;
b.
Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Regional.
Pasal 366
(1)

Sub Bidang Identifikasi Kerjasama Regional mempunyai tugas


melakukan identifikasi data dan informasi sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan program, pemantauan dan evaluasi serta perlaporan atas
pelaksanaan kebijakan dan program pada bidang kerjasama regional;
(2)
Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Regional mempunyai tugas
melakukan penyiapan data dan informasi sebagai bahan pengembangan
kebijakan dan program, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan atas
pengembangan kebijakan dan program pada bidang kerjasama regional.

63

BAB VIII
INSPEKTORAT
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 367
(1) Inspektorat adalah unsur pengawasan internal yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
(2) Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur.
Pasal 368
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas dilingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal melalui
Sekretaris Menteri.
Pasal 369
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368, Inspektorat
menyelenggarakan fungsi :
a.
penyiapan bahan dan perumusan kebijakan pengawasan;
b.
pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dan pengawasan untuk tujuan
tertentu atas petunjuk Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
c.
pelaksanaan laporan hasil pengawasan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 370
Inspektorat terdiri dari :
a.
Sub Bagian Tata Usaha;
b.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Pasal 371
(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan di
lingkungan Inspektorat.
(2) Sub Bagian Tata Usaha dalam pelaksanaan tugasnya secara fungsional
bertanggung jawab kepada inspektur dan secara administratif bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha
Pasal 372
a.

Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas menggerakkan dan


atau membina pengawasan serta melaksanakan pengawasan;
b.
Kelompok Jabatan Auditor dikoordinir oleh seorang pejabat fungsional
auditor senior yang ditunjuk oleh inspektur;
64

c.

Jumlah tenaga fungsional auditor ditentukan berdasarkan kebutuhan dan


beban kerja;
d.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional auditor diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
STAF AHLI
Pasal 373
(1)
(2)

Staf Ahli Menteri Negara adalah unsur pembantu Menteri Negara dibidang
keahlian tertentu yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal memberikan
telaahan mengenai masalah tertentu sesuai bidang tugasnya.

Pasal 374
(1) Staf Ahli terdiri dari:
a. Staf Ahli Bidang Ekonomi;
b. Staf Ahli Bidang Hukum;
c. Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup;
d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;
e. Staf Ahli Bidang Politik.
(2) Staf Ahli dalam melaksanakan tugasnya, secara administratif dikoordinasikan
oleh Sekretaris Kementerian Negara;
(3) Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dapat menunjuk koordinator
Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 375
(1) Staf Ahli Bidang Ekonomi mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai
masalah ekonomi
(2) Staf Ahli Bidang Hukum mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai
masalah hokum;
(3) Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas memberikan telaahan
mengenai masalah lingkungan hidup;
(4) Staf Ahli Bidang Hubungan antar Lembaga mempunyai tugas memberikan
telaahan mengenai masalah hubungan antar lembaga;
(5) Staf Ahli Bidang Politik mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai
masalah politik.
BAB X
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 376
Di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dapat dibentuk
Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
65

Pasal 377
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 378
(1) Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
terbagi dalam kelompok sesuai bidang keahliannya;
(2) Setiap kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Sesmen;
(3) Jumlah tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB XI
TATA KERJA
Pasal 379
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Kementerian Negara, para Deputi, para
Staf Ahli, para Kepala Biro, para Asisten Deputi serta pejabat lainnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal maupun dengan Instansi lain
sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 380
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib membina dan mengawasi bawahannya
masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar pimpinan yang bersangkutan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 381
Dalam melaksanakan tugasnya, para Staf Menteri Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal mengadakan hubungan dengan Lembaga/Instansi kenegaraan,
kemasyarakatan dan perorangan baik resmi maupun tidak resmi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pasal 382
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dalam lingkungan Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 383
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.
66

Pasal 384
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya
wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Pasal 385
Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan
pula kepada pejabat-pejabat lain yang secara fungsional mempunyai hubungan
kerja.
Pasal 386
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pejabat pimpinan dibantu oleh beberapa
pejabat pimpinan bawahannya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada
bawahannya, wajib mengadakan rapat berkala.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 387
Pada saat mulai berlakunya peraturan ini, seluruh jabatan beserta pejabat yang
memangku jabatan di lingkungan Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diatur kembali
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 388
Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal Nomor 004/PER-M/PDT/III/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 389
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2006
MENTERI NEGARA
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TTD
SAIFULLAH YUSUF
67

LAMPIRAN

68

69

70

71

72

73

74

Anda mungkin juga menyukai