Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

COOLING TOWER
D-9

Disusun oleh

Arie Rahman Nikardo / 121130096


Dewi Fitriani S Yunan / 121130189

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONA VETERAN YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
COOLING TOWER
[D-9]

Disusun oleh

Arie Rahman Nikardo 121130096


Dewi Fitriani S Yunan 121130189

Yogyakarta, Juni 2015


Mengetahui,
Asisten

Amanda Dhirgandini

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan, kepada tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmatnya, sehingga praktikan dapat menyelesaikan

laporan

praktikum dasar teknik kimia yang berjudul Cooling Tower tepat pada waktunya.
Laporan ini telah dibuat dengan berbagai observasi dari beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu praktikan mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
proposal ini, oleh karena itu praktikan mengajak pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun praktikan.
Demikian kata pengantar ini praktikan sampaikan, praktikan sangat berharap
bahwa laporan praktikan ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan semua pihak.

Yogyakarta,

Juni 2015

Praktikan

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ .

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... .

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. . iii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... .

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... . vi


DAFTAR LAMBANG .................................................................................. vii
INTISARI ...................................................................................................... viii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan ..... 1
1.2. Latar Belakang ..... 1
1.3. Tinjauan Pustaka ...... 1

BAB II

PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Bahan-bahan .................
2.2 Alat-alat .....
2.3 Gambar Alat ......
2.4 Cara Kerja .....
2.5 Bagan Alir..................................................................
2.6 Analisis Perhitungan .............................................................

8
8
8
9
10
11

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Percobaan ....................................................................
3.2 Pembahasan ...........................................................................

13
14

BAB III

BAB IV

KESIMPULAN .........................................................................
KRITIK DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN..............

iv

17
17

DAFTAR LAMBANG DAN ARTI

Ak

= Luas penampang kolom (cm2)

Ap

= Luas penampang pipa (cm2)

Cp

= Panas jenis air (BTU/lb oF)

Dk

= Diameter kolom (cm)

Dp

= Diameter pipa (cm)

= Kecepatan volumetrik udara (cm3/det)

Ga

= Kecepatan massa udara kering (lb udara kering/cm2 jam)

= Entalpi udara kering (BTU/lb udara kering)

H1

= Entalpi udara kering masuk menara (BTU/lb udara kering)

H2

= Entalpi udara kering keluar menara (BTU/lb udara kering)

Ka

= Koefisien transfer massa keseluruhan (lb/jam ft2)

Lo

= Laju air make up (lb/jam ft2)

= Laju air masuk (lb/jam ft2)

Lv

= Kecepatan air dalam pipa (cm/det)

= Kecepatan massa air (lb/jam)

NTU = Bilangan unit transfer (tak berdimensi)


Q

= Kecepatan panas (BTU/jam)

To

= Temperatur air make up (oF)

T1

= Temperatur air masuk menara (oF)

T2

= Temperatur air keluar menara (oF)

Td

= Temperatur bola kering (oF)

Tw

= Temperatur bola basah (oF)

Vs

= Volume udara jenuh (cuft udara/lb udara kering)

X1

= Humiditas udara masuk menara (lb uap air/lb udara kering)

X2

= Humiditas udara keluar menara (lb uap air/lb udara kering)

INTISARI

Di dalam industri kimia, air sering dipakai untuk mendinginkan alat-alat proses. Air yang
telah digunakan tersebut menjadi panas sehingga dipilih suatu proses untuk mendinginkan kembali air
tersebut untuk proses pendinginan berikutnya. Salah satu alat yang sering digunakan adalah cooling
tower (menara pendingin). Prinsip kerja cooling tower yaitu kontak langsung antara air dengan udara
kering. Maksud dari percobaan ini adalah mempelajari karakteristik menara pendingin yaitu bilangan
satuan transfer unit keseluruhan (NTU) dan faktor bahan isian, kemudian mempelajari pengaruh
kenaikan temperatur air dan variasi laju air masuk menara dan perbandingan antara laju air masuk
dengan kecepatan massa udara kering (L/Ga) terhadap nilai NTU.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan cooling tower. Pada awal percobaan, air
dimasukkan dalam tangki kemudian dipanaskan menggunakan kompor (pemanas) sampai temperature
550C tertentu lalu dipindahkan ketangki cooling tower pompa dan blower dinyalakan secara
bersamaan, kemudian rotameter diatur dengan skala 1,5 ; 3 ; 4,5 ; 6 ; 7,5 sampai konstan. Setelah
aliran konstan, temperatur air keluar menara pendingin serta temperatur bola basah dan bola kering
dicatat. Dilanjutkan dengan variasi suhu 400C 450C 500C 550C 600C dengan skala 6.
Berdasarkan data hasil percobaan kemudian dibuat hubungan antara variasi laju aliran
terhadap temperatur yang konstan sehingga diperoleh hubungan antara L/Ga dengan NTU dimana
perubahan NTU yang semakin tinggi laju alir nilai NTU akan semakin kecil, dan hubungan suhu (T)
dengan NTU pada laju alir konstan yaitu semakin besar suhu air masuk menara nilai NTU semakin
rendah.

vi

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam suatu proses pabrik pendinginan sangat penting. Air
sumber pendinginan atau suatu sarana yang dapat mengembalikan ke
kondisi semula. Dalam industri kimia, air pendingin sangat dibutuhkan
dalam indusri kimia sebagai media untuk melakuakn pertukaran antara
fluida yang panas dan air pendingin. Berlangsungnya pertukaran panas
tersebut terjadi didalam suatu heat exchange yaitu heater. Pertukaran
panas tersebut menyebabkan air dingin mengalami perubahan
temperatur dimana temperatur air pendingin menjadi naik karena
disebabkan oleh panas yang dibawa oleh suatu fluida yang diserap
oleh air.
Air yang mengalami perubahan temperatur tersebut tidak dapat
langsung digunanakan kembali sebagai pendingin dan juga tidak dapat
dibuang langsung ke sungai atau lingkungan, karena dapat
menyebabkan terjadi pengaruh lingkungan, yang disebabkan oleh
temperatur air yang dibuang masih sangat tinggi dan tidak memenuhi
syarat analisa mengenai dampak lingkungan.
Untuk mengatasi itu perlu dilakukan proses pendinginan untuk
menurunkan temperatur air sehingga dapat digunaka kembali sebagai
pendingin. Proses pendingin air tersebut dapat dilakukan dalam suatu
tmenara pendingin yang disebut cooling tower. Dimana proses
pendingin dapat terjadi dengan bantuan udara luar untuk mempercepat
pendinginan

tersebut.

Penggunaan

teknologi

cooling

tower

( menara pendingin ) ini dirasakan sangat penting dalam tiap industri


dalam rangka peningkatan efisiensi. Oleh karena itu pemahaman
tentang prinsip kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan.

I.2 Tujuan Percobaan


Mempelajari pengaruh konsentrasi temperature air masuk
menara dengan NTU. Mencari bilangan transfer unit keseluruhan
(NTU), faktor bahan isian (m) dan eksponensial (n) yang
merupakan

harga

karakteristik

menara

pendingin.

Dan

mempelajari pengaruh antara (L/Ga) terhadap NTU.

I.3 Tinjauan Pustaka


Menara pendingin adalah suatu menara yang digunakan untuk
mendinginkan air pendingin yang telah menjadi panas pada proses
pendinginan, sehingga air pendingin yang telah dingin itu dapat
digunakan untuk proses pendinginan selanjutnya.
Adapun prinsip umum kerja dalam cooling tower adalah
kontak langsung antara permukaan air dengan udara kering. Apabila
air panas berkontak dengan udara yang lebih dingin maka air akan
mengalami

penurunan

temperatur

(pendinginan).

Penurunan

temperatur ini disebabkan oleh penguapan sebagian dari cairannya dan


kehilangan panas sensibelnya, sebaliknya udara akan menjadi panas
dan mengalami pelembaban (Hardjono, 1989).
Dalam menara pendingin, aliran air panas didinginkan dengan
merubah panas laten dan panas sensibel uap air dengan aliran udara

kering pada arus yang berlawanan. Air panas dimasukkan dari atas
menara dan dikeluarkan dari bagian dasar menara. Aliran udara
mengalir secara counter current terhadap aliran air. Pada bagian atas
menara panas ditransfer dari air panas ke udara, temperatur air lebih
tinggi daripada lapisan antarmuka pada film gas-cair (interface) dan
temperatur interface biasanya lebih tinggi daripada temperatur udara.
Panas sensibel ini dipindahkan dari air ke udara. Pada bagian dasar
menara temperatur air dan interface, keduanya lebih rendah daripada
udara dengan panas sensibel ditransfer cairan dan udara ke interface
dimana diserap sebagai panas laten dalam proses penguapan air
(Brown, 1978).
Seperti dalam penyerapan gas, cara yang lazim untuk
mengembangkan neraca bahan dan energi adalah berdasarkan basis
luar area. Kecepatan udara (disebut muatan udara) dinyatakan sebagai
kecepatan massa per unit luas area dan aliran dengan satuan G
( lb/hr.ft2 ).
Muatan panas ( air panas ) pada bagian atas kolom dinyatakan
dengan cara yang sama sebagai L ( lb/jam ft2 ) . Umumnya kita dapat
menyatakan supply air make up sebagai Lo ( lb/jam ft2 ) dari air . Jika
Q adalah kecepatan panas (Btu/jam) lewat kondensor , maka kita dapat
mendefinisikan muatan panas per ft2 sebagai q/A , dimana A adalah
luas area aliran dalam menara pendingin ( Kern D.Q., 1989 ).

Prinsip kerja Menara Pendingin digambarkan sebagai berikut:

Lo, T1

(G,H2)

Heater
Packed Tower

(G,H1)
Basin

Lo, To

pompa

(L-Lo) ,T2

Gambar 1. Prisip kerja menara pendingin

Neraca energi sekitar sistem untuk harga udara hasil pendinginan


adalah:
Q + Lo . Cp . To = G ( H2 H1 ) ...................................... ( 1 )
Persamaan ini menggunakan temperatur referensi pada

F udara

kering, dengan panas uap masuk dalam lb udara kering.

Neraca energi untuk komposisi air:


Q = L. Cp ( T1 T2 ) + Lo . Cp ( T2 To )....................................( 2 )
Kombinasi dari kedua persamaan di atas adalah:
Cp . T1 . ( H2-H1 ) = L . ( T1 T2 ) + Lo . Cp . T2....................( 3 )
Maka jumlah air make up untuk mengganti penguapan adalah:
Lo = G ( X2 X1 ) .......................................................................( 4 )
Dalam menara pendingin, udara pendingin digunakan untuk
mendinginkan air panas. Air yang telah lewat kolom, temperaturnya
lebih rendah dari temperatur udara kering masuk, tetapi tidak akan
lebih rendah daripada temperatur bola basah udara masuk.
Dalam daerah teratas dari kolom, air panas mula-mula berkontak
dengan udara kering yang lebih dingin dari air panas. Dapat
dinyatakan juga sebagai penurunan total kuantitas air atau penguapan.
Entalpi air total atau pertambahan entalpi campuran udara adalah
setara.
dQ = d ( L. Cp . T ) = G . dH.........................................................( 5 )
Muatan udara yang melewati menara pendingin adalah tetap
karena dinyatakan dalam basis udara kering. Tetapi muatan air tidak
persis konstan karena ada yang hilang oleh penguapan dengan nilai
yang lebih kecil dari sirkulasi (2%), maka dapat diasumsikan harga L
adalah konstan.
d ( L .Cp .T ) = L .Cp .dT..........................................................( 6 )
L .Cp .dT = G .dH ....................................................................( 7 )

Menurut Lewis dalam sistem campuran udara dan air


persamaannya dapat dinyatakan sebagai berikut:
L .Cp .dT G .dH = k ( H H ) a .dV ....................................( 8 )
Dari persamaan ( 8 ) didapat :
NTU =

Ka.V
dT
................................................( 9 )

L
( H ' H )

Di mana Cp air diasumsikan = 1 Btu/lboF


Data-data dalam menara pendingin sering digambarkan dalam bentuk

V
L
k .a. Vs untuk variasi temperatur cooling tower.
L G
Dalam praktek umum untuk mengabaikan pengaruh dari
kecepatan udara pengembangan kolom dalam bentuk hukum kekuatan
yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
k.a = C1 . G

k.a

V
V
C1.G .
L
L

Dari rumus diatas didapat :


NTU k.a

V
L
C1.
.C 2
L
Ga

ln k.a

V
L
ln C1 C 2. ln

L
Ga

ln k.a

V
L
ln C3 C 2. ln

L
Ga

C3 = ln C1 = ln m
C1 = m
C2 = n

L
Ln NTU = ln m + n ln

Ga
( Kern D.Q., 1989 )
Di dalam suatu proses pendinginan air panas hasil proses
diperlukan media pendingin yang sangat efektif dan efisien. Di dalam
menara pendingin, untuk proses pendinginan biasanya menggunakan
media pendingin yang dapat mendinginkan zat panas yang ingin kita
dinginkan, biasanya mempunyai nilai panas laten dan sensibel yang
besar, agar zat panas tersebut cepat dingin atau berubah fasanya
dengan temperatur yang lebih kecil sehingga memudahkan proses.
Media pendingin yang biasa digunakan adalah:
1. Udara
2. Air:
a. Air Laut
b. Air Sungai
3. Refrigerant:
a. Dowtherm
b. Freon
c. NH3
d. Propanol
e. Brine

Media pendingin yang biasanya digunakan dalam industri adalah


udara, hal ini disebabkan:
1.

Murah dan mudah didapat

2.

Bebas dari bahan korosi

3.

Tidak memerlukan treatment yang rumit seperti treatment dalam


penggunaan air

4.

Pendirian suatu industri dapat dilakukan dimana saja, tidak


tergantung letak sumber air pendingin

5.

Tidak memerlukan pemasangan instalasi pipa seperti halnya jika


menggunakan pendingin air

Di dalam menara pendingin terdapat bahan isian, di mana bahan


isian ini berfungsi untuk memperbesar permukaan bidang kontak
antara permukaan air panas yang akan didinginkan dengan udara
dingin yang dihembuskan dalam menara secara searah atau
berlawanan arah.
(Treybal, R.E., 1968)
I.4 Hipotesis
Semakin besar laju alir masuk pada menara pendingin maka,
perubahan suhu air yang keluar menara semakin kecil. Semakin kecil
laju alir masuk pada air pada menara pendingin maka perubahan suhu
air yang keluar menara semakin besar.

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Bahan-bahan
1. Air
2. Udara, yang berasal dari blower

II.2 Alat
1. Colling tower

Gambar 2. Rangkaian alat Cooling Tower

Keterangan Gambar :
1. Blower

6. Termometer bola basah

2. Pompa

7. Tangki air dingin

3. Termometer air panas

8. Rotameter

4. Kolom pendingin

9. Tangki air panas

5. Termometer bola kering

10. Kran

II.3 Cara Kerja


1. Memeriksa rangkaian alat
2. Mengisi tangki air panas
3.Memanaskan air sampai suhu 550C dengan mengunakan kompor.
4. Mencatat suhu Twet dan Tdry
5. Mengalirkan air dengan pompa air panas, sehingga air masuk
kedalam kolom, pada saat bersamaan blower dihidupkan sehingga
udara mengalir dari bawah ke atas. Suhu air di tangki air panas
diatur sedemikian rupa sehingga lebih besar dari suhu menara
pendingin, kemudian dijaga konstan .
6. Pompa air panas dan pompa air dingin dijalankan bersamaan
7. Mengatur rotameter pada percobaan pertama dengan skala
1,5 ; 3 ; 4,5 ; 6 ; 7,5 dengan mengatur kran yang menuju ke menara
pendingin dan kran by pass .

10

8. Volume pada tangki air dingin dibuat konstan dengan mengatur


kran yang dilalui air yang keluar dari menara pendingin .
9. Jika kecepatan sudah konstan kemudian melakukan pengamatan dan
pencatatan:
a. T wet dan T dry udara keluar .
b. Temperatur air masuk dan keluar .
c. Kecepatan aliran air dan udara.
10. Mengulangi percobaan untuk suhu air masuk yang berbeda beda
400C, 450C, 500C, 550C, 600C dan laju alir konstan degan skalah
6cpm.

II.5 Bagan Alir

Memeriksa rangkaian alat

Mengamati dan mencatat suhu yang terbaca pada termometer bola


basah (Twet) dan termometer bola kering (Tdry)

Mengisi tangki air panas dengan air dan menyalakan pemanas


sampai suhu 550C

Menyalakan pompa dan blower secara bersamaan

11

Mengatur skala rotameter dengan beda-beda tinggi yaitu (1,5 3 4,5


6 7,5) sampai keadaan rotameter stabil.

Memastikan temperatur air pada tangki air panas tetap, bila terjadi
penurunan suhu, tambahkan air yang ada pada pemanas.

Setelah semua keadaan konstan dan berada pada kondisi yang


ditentukan, lalu mencatat suhu bola basah (Tw) suhu bola
kering (Td), suhu keluar air menara (T2) dan debit (Q)

Mengulangi langkah ketiga sampai tujuh dengan variasi suhu air


didalam tangki air panas 400C, 450C, 500C, 550C, 600C dengan skala
6cpm.

12

II.6 Analisa perhitungan


1. Menghitung Harga L/Ga
Dari data Twet diperoleh VS (volume spesifik udara) dicari pada
tabel Perrys Chemical Handbook

1
VS
G.
Ga
AK

; dalam cuft udara / lb udara


; lb udara kering / ft2.jam

2. Mencari nilai L

M air .Q
.Q
L air
AP

; lb / ft2.jam

3. Mencari nilai NTU data


Berdasarkan rumus:
T

NTU Ka

2
V
dT

L T1 H ' H

13

4. Mencari nilai NTU hitung


Berdasarkan model matematik:

L
NTU m
Ga

Kemudian dilinierisasikan dengan metode Least Square.

14

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Data Awal

Tinggi bahan isian

: 69

cm

Diameter dalam pipa

: 1,645 cm

Diameter kolom menara : 39,236 cm


Kecepatan alir udara

: 360

cm3/detik

T dry awal (Tdm)

: 32

T wet awal (Twm)

: 29

III.2. Variasi laju alir air masuk menara pada suhu konstan
Tabel 1 Variasi laju alir masuk menara (L) pada temperatur air masuk
(T) konstan.
No

Kecepatan air

T air

T air

masuk

keluar

(C)

(C)

Tw(C)

Td(C)

Udara Keluar

Skala

Debit

(cpm)

(cm3/det)

1,5

707,9211

55

37

29

32

1415,8423

55

39

29

32

4,5

2123,8423

55

41

29

33

2831,6846

55

43

30

33,5

7,5

3539,6058

55

47

30

33,5

15

Hubungan L/Ga dengan NTU


0.07
0.06

NTU

0.05
0.04
Ydata
0.03

Yhitung

0.02

Linear (Ydata)

0.01

y = -6E-06x + 0.0588
R = 0.9858

0
0

2000

4000

6000

8000

10000

L/Ga

Gambar 3. Grafik hubungan L/Ga dengan NTU pada berbagai laju alir

Berdasarkan tabel dan gambar III-1, didapat hasil laju alir dengan
suhu konstan adalah perubahan NTU yang semakin tinggi laju alir maka
nilai NTU akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena transfer panas
pada laju alir tinggi dan factor tumbukan air dengan udara sangat cepat. Di
peroleh persamaan NTU = 6E-06 (L/Ga) + 0.0588

16

III.3. Variasi temperatur air masuk menara (T) pada laju alir air
masuk konstan
Tabel 2 Variasi temperatur air masuk menara (T) pada laju alir
air masuk menara (L) konstan
No

Kecepatan air

T air

T air

masuk

keluar

(C)

(C)

Tw(C)

Td(C)

Udara Keluar

Skala

Debit

(cpm)

(cm3/det)

2831,6846

40

34

29

32

2831,6846

45

37

29,5

32

2831,6846

50

42

29,5

32

2831,6846

55

48

30

32

2831,6846

60

52

30

32

17

Hubungan suhu (T) dengan NTU


0.035
0.03

NTU

0.025

Ydata
Yhitung

0.02

Power (Ydata)
0.015
0.01
y = 403706512.6x-5.056
R = 0.9661

0.005
0
0

50

100

150

T1

Gambar 4. Grafik hubungan T dengan NTU pada laju alir konstan

Berdasarkan tabel dan gambar III-2, semakin besar suhu air


yang masuk menara maka semakin besar pula suhu keluar menara.
Hal ini dikarenakan semakin besar suhu air masuk menara dengan
laju alir yang konstan maka nilai NTU semakin rendah. Diperoleh
persamaan NTU = 403706512.6 (T1)-5.056

18

BAB IV
PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diperoleh persamaan karakteristik menara
untuk variasi laju aliran air masuk menara pada temperatur air
konstan adalah:
NTU = 197.2709x (L/Ga)-1.078
2. Persamaan karakteristik menara untuk variasi temperatur air masuk
menara pada laju aliran air masuk konstan adalah:
NTU = 403706512.6 (T1)-5.056

IV.2 KRITIK DAN SARAN


IV.2.1 KRITIK
1. Dalam praktikum acara HETP (D4) alat yang tersedia sudah tidak
layak di pakai karena tempat pengeluaran hasil destilat pada alat
tersebut sudah bocor yang menyebabkan perubahan nilai destilat
yang seharusnya lebih besar dari pada residu justru sebaliknya.
2. Dalam praktikum acara Difusivitas Integral (D5) tempat penarukan
pipa kapiler pada saat percobaan difusi kurang cocok untuk pipa
nya yang mengakibatkan pipa kapiler nya tidak lurus dan kadang
longgar.

19

3. Dalam praktikum acara Sedimentasi (D7) tempat pembuangan


pengeluaran endapan dan air nya setelah selesai sudah tidak bagus
karena pada saat proses sedimentasi di mulai sudah bocor.
4. Dalam percobaan Cooling Tower (D9) di alat pengukuran Tw dan
Td sudah tidak layak. Susah di lihat suhu nya.
5. Timbangan yang digunakan di tempat tersebut sangat minim atau
sedikit sedangkan banyak acara praktikumyang butuh timbangan
baik timbangan manual maupun timbangan listrik.
IV.2.2 SARAN
1. Menyediakan timbangan yang lebih agar praktikan tidak mengantri
untuk menimbang.
2. Diusahakan agar alat pada acara HETP (D4) tempat pengularan
distilat itu tidak bocor.
3. Di buat tempat untuk menaruk pipa kapiler pada saat percobaan
difusi pada acara Difusivitas Integral (D5) yang pas dengan ukuran
pipa kapilernya.
4. Mengganti selang atau alat lain untuk tempat pembuangan endapan
dan cairan pada proses sedimentasi agar tidak bocor.
5. Mengganti termometer pada cooling tower yang untuk mengukur
Td dan Tw tersebut.

20

DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1978 , Unit Operation , Fourteenth Printing, John Wiley
and Sons, New York.
Hardjono, 1989, Operasi Teknik Kimia II, Teknik Kimia UGM,
Yogyakarta.
Kern, D.Q., 1965, Process Heat Transfer, Mc Graw Hill Book
Company, Inc. Japan.
Perry, R.H., 1984, Chemical Engineers Handbook, 6th edition, Mc
Graw Hill Book Company, Inc., New York .
Treybal, R.E., 1984, Mass Transfer Operation, 2nd edition, Mc Graw
Hill Book Company, Inc., New York.

21

LAMPIRAN
1. Lampiran A (Data Percobaan)
Kepatan aliran fluida

360

cm3/detik

Diameter kolom

39.236

cm

Tinggi bahan isian

69

cm

Diameter pipa dalam aliran

1.645

cm

Twet masuk

29

Tdry masuk

32

C
C

Percobaan 1
Tabel 1 variasi laju alir masuk menara (L) pada suhu air masuk menara (T)
konstan
T air (oC)
Udara keluar (oC)
No kecepatan air
(ft3/mnt)
masuk
Keluar
Tw
Td
1
6
55
37
29
32
2
5,5
55
39
29
32
3
5
55
41
29
33
4
4,5
55
43
30
33.5
5
4
55
47
30
33.5

Percobaan 2
Tabel 2.variasi suhu masuk menara (T) pada laju alir masuk menara (L)
konstan :
No
1
2
3
4
5

kecepatan
air (ft3/mnt)
6
6
6
6
6

T air (oC)
Masuk Keluar
40
34
45
37
50
42
55
48
60
52

Udara keluar (oC)


Tw
Td
29
32
29.5
32
29.5
32
30
32
30
32

2. Lampiran B (Perhitungan)
A. Variasi Laju Alir Air Masuk Menara ( L ) pada Suhu Air Masuk
Menara ( T1 ) Konstan

1. Menghitung Harga ( L / Ga )

a. Menghitung Harga Ga
Twm = 29C

= 84.2F

= 360 cm3 / detik

= 0.7628 ft3 / menit

Dk

= 39.226cm

= 1.287 ft

Mencari harga Vs pada Twm dengan membaca table 12-1 pada Perrys
Chemical Engineers Handbook 7th ed.
Tw

= 84 F,

Vs

14.262 ft3 udara / lb udara kering

Tw

= 86 F,

Vs

14.354 ft3 udara / lb udara kering

86
84.2

84
14.354

Vs

14.262

Vs = 14.2712 cuft udara / lb udara kering


= 1

Vs

= 0.070071 lb udara kering / cuft udara

14,2712

Ak = x x Dk2 = x 3,14 x ( 1.287)2 ft2


= 1.3008 ft2

Ga =

0.7628


3
2
1.3008

0.070071

= 0.04109


2 .

b. Menghitung Harga L
Untuk data no. 1
Pada T = 55C
Q

= 1.5 cuft / mnt

air

= 985.696 kg/m = 61.53499 lb/cuft

= = 61.53499
=

92.3024

1.3008

1.5
= 92.3024

= 78.9584 2 .

= 1726.8751

0.04109
2 .
78.9584

Dengan cara yang sama didapat hasil :


Tabel 3Data M, L, dan L/Ga
Kecepatan
No
alir
M(lb/menit)
(cuft/mnt)
1
1.5
92.3024
2
3
184.6049
3
4.5
276.9074
4
6
364.2099
5
7.5
461.5124
2.

L (lb/(ftmnt))

L/Ga

70.9584
141.9169
212.8752
283.8338
354.7923

1726.8751
3433.7502
5180.6253
6907.5005
8634.3756

Menghitung Harga NTU


Harga NTU dihitung dengan cara Integrasi Numerik
NTU =

a. Untuk data percobaan 1


Diketahui : T1

55C =

131 F

T2

37 C =

98.6 F

Untuk mencari harga


=

, (T1 T2) dibagi menjadi 10 interval.

(2 1) (131 98.6)
=
= 3.24
10
10

Untuk mencari H pada tiap-tiap suhu digunakan table 12-1 pada Perrys
Chemical Engineers Handbook 7th e
Nilai H untuk suhu 98.6 F adalah sama dengan nilai entalpi uap jenuh pada suhu
bola basah masuk atau T wet masuk (Twm) 84.2 F yang dapat dihitung dengan
menggunakan metode interpolasi sebagai berikut :
50.66
H

48.22

86

84.2

84

50.66 48.22
86 84
=
50.66 H
86 84.2
H = 48.464 BTU/lbm

Untuk menghitung H pada 101.84 F digunakan rumus :


H101.84 = H84.2 + (L/Ga)(T1-T2)
= 48.464 + 1726.8751 x 3.24
= 5643.439 Btu /lb udara kering.
Untuk mencari harga H pada temperatur berikutnya dilakukan dengan cara
yang sama.

71.73
H

68.23

98.6

100

98

71.73 68.23
100 98
=
100 98.6
71.73 H '
H

= 69.3465 BTU/lbm

Dengan analisa yang sama diperoleh data :


Tabel 4 Hubungan Suhu (T) dan Entalpi (H)
T(F)

H'

H'-H

98.6
101.84
105.08
108.32
111.56
114.8
118.04
121.28
124.52
127.76
131

48.464
5643.439324
11238.51465
16833.58997
22428.6653
28023.74062
33618.81594
39213.89127
44808.96659
50404.04192
55999.11724

69.3465
75.124
81.557
88.5936
96.1152
104.565
113.7531
123.6616
134.028
146.8772
160.3

20.9825
-5568.315324
-11156.95765
-16744.99637
-22332.5501
-27919.17562
-33505.06284
-39090.22967
-44674.93859
-50257.16472
-55838.81724

NTU=

NTU = 0.04966

Untuk data no 2
Diketahui : T1 = 55 C = 131 F

1/H'-H
0.04765876 y0
-0.0001796 y1
-8.963E-05 y2
-5.972E-05 y3
-4.478E-05 y4
-3.582E-05 y5
-2.985E-05 y6
-2.558E-05 y7
-2.238E-05 y8
-1.99E-05
y9
-1.791E-05 y10

T2 = 39 C = 102.2 F
T = (T1 T2)/10 = (131 102,2)/10 = 2.88 F
Tabel 5 Hubungan Suhu (T) dan Entalpi (H)
T(F)
102.2
105.08
107.96
110.84
113.72
116.6
119.48
122.36
125.24
128.12
131

H
48.364
9937.564576
19826.76515
29715.96573
39605.1663
49494.36688
59383.56746
69272.76803
79161.96861
89051.16918
98940.36976

H'
75.889
83.009
87.4732
94.3728
101.5918
115.529
117.9592
127.2076
137.326
148.286
160.3

H'-H
27.525
-9854.555576
-19739.29195
-29621.59293
-39503.5745
-49378.83788
-59265.60826
-69145.56043
-79024.64261
-88902.88318
-98780.06976

1/H'-H
0.03633061
-0.0001015
-5.066E-05
-3.376E-05
-2.531E-05
-2.025E-05
-1.687E-05
-1.446E-05
-1.265E-05
-1.125E-05
-1.012E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

NTU=

NTU = 0.03821
Untuk data no 3
Diketahui : T1 = 55C = 131 F
T2 = 41 C = 105.8F
T = (T1 T2)/10 = (131-105.8) F /10 = 2.52 F

Tabel 6Hubungan Suhu (T) dan Entalpi (H)


T(F)

H'

H'-H

1/H'-H

105.8
108.32
110.84
113.36
115.88
118.4
120.92
123.44
125.96
128.48
131

48.364
13103.53976
26158.71551
39213.89127
52269.06702
65324.24278
78379.41854
91434.59429
104489.77
117544.9458
130600.1216

82.986
88.3928
94.3728
100.6684
107.4048
114.476
122.5024
130.8904
139.946
151.769
160.3

34.622
-13015.14696
-26064.34271
-39113.22287
-52161.66222
-65209.76678
-78256.91614
-91303.70389
-104349.824
-117393.1768
-130439.8216

0.02888337
-7.683E-05
-3.837E-05
-2.557E-05
-1.917E-05
-1.534E-05
-1.278E-05
-1.095E-05
-9.583E-06
-8.518E-06
-7.666E-06

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

NTU=

NTU = 0,02366

Untuk data no 4
Diketahui : T1 = 55 C = 131 F
T2 = 43 C = 109.4F
T = (T1 T2)/10 = (131-109.4) F /10 = 2.16 F
Tabel 7 Hubungan Suhu (T) dan Entalpi (H)
T(F)

H'

H'-H

1/H'-H

109.4
111.56
113.72
115.88
118.04
120.2
122.36
124.52
126.68
128.84
131

48.364
14968.56508
29888.76616
44808.96724
59729.16832
74649.3694
89569.57048
104489.7716
119409.9726
134330.1737
149250.3748

90.966
96.1152
101.5918
107.4048
113.5816
120.184
127.2076
134.698
142.718
151.202
160.3

42.602
-14872.44988
-29787.17436
-44701.56244
-59615.58672
-74529.1854
-89442.36288
-104355.0736
-119267.2546
-134178.9717
-149090.0748

0.02347308
-6.724E-05
-3.357E-05
-2.237E-05
-1.677E-05
-1.342E-05
-1.118E-05
-9.583E-06
-8.385E-06
-7.453E-06
-6.707E-06

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

NTU=

NTU = 0.01644
Untuk data no 5
Diketahui : T1 = 55 C = 131 F
T2 = 47 C = 116.6 F
T = (T1 T2)/10 = (131-116.6) F /10 = 1.44 F
Tabel 8 Hubungan Suhu (T) dan Entalpi (H)
T(F)

H'

H'-H

1/H'-H

116.6
118.04
119.48
120.92
122.36
123.8
125.24

48.364
12481.86486
24915.36573
37348.86659
49782.36746
62215.86832
74649.36918

109.449
113.5816
117.9592
122.5024
127.2076
132.118
137.326

61.085
-12368.28326
-24797.40653
-37226.36419
-49655.15986
-62083.75032
-74512.04318

0.01637063
-8.085E-05
-4.033E-05
-2.686E-05
-2.014E-05
-1.611E-05
-1.342E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6

126.68
128.12
129.56
131

87082.87005
99516.37091
111949.8718
124383.3726

142.718
148.286
154.118
160.3

-86940.15205
-99368.08491
-111795.7538
-124223.0726

-1.15E-05
-1.006E-05
-8.945E-06
-8.05E-06

y7
y8
y9
y10

NTU=

NTU = 0.00749

3. Mencari NTU hitung


NTU=
Log NTU=

Dimana :
Log NTU = y

Harga m dan n dicari dengan Least Square :

y n.a b. x
x. y a. x b. x

Tabel 9Data Perhitungan Persamaan Least Square

No

L/Ga

NTU(lb/Btu)

1
2
3
4
5
Jumlah

1726.875
3433.7502
5180.625
6507.50
8634.376

0.0496
0.0382
0.02360
0.01644
0.00749

x
(log(L/Ga))
3.237
3.543
3.719
3.844
3.911
18.287

y
(log NTU)
-1.303
-1.417
-1.625
-1.783
-2.124
-8.256

x.y

10.480
12.558
13.837
14.782
15.577
67.195

-4.220
-5.023
-6.048
-6.858
-8.375
-30.527

maka diperoleh persamaan :


-8.256=5a+18.287b

1)

-30.527=18.287a+67.195b

2)

Eliminasi pers.1 dan 2


-8.256=5a+18.287b

x18.287 =-150.985=91.437a+334.443b

-30.527=18.287a+67.195b

x5

=-152.637=91.437a +335.964

b = -1.078
-8.256=5a+18.287*(-1.078)
a

= 2.295

log m = a
m

=10a

=102.295

=197.2709

sehingga didapat persamaan :


NTU =197.2709x (L/Ga)-1.078
A. Mencari % kesalahan
Untuk (L/Ga)= 1726.675
NTU =197.2709x (1726.675)-1.078
NTU = 0.063
% kesalahan

= ((NTU data-NTU hitung)/NTU data) x 100%


=((0,0496-0,063)/0,0496) x 100% = 27.626 %

Dengan analogi yang sama diperoleh data

Tabel 10 Hubungan antara L/Ga dengan NTU


L/Ga

NTU
(lb/Btu)

NTU
Hitung

%kesalahan

1726.875

0.0496

0.063

27.626

3433.7502

0.0382

0.0296

22.543

5180.625

0.02360

0,01911

19.145

6507.50

0.01644

0.01401

14.788

8634.376

0.00749

0.01101

13.345

No

Jumlah

97.497

% Kesalahan rata-rata =

97.497
5

= 19.499 %

0.07
0.06

NTU

0.05

0.04
Ydata
0.03

Yhitung
Linear (Ydata)

0.02

0.01

y = -6E-06x + 0.0588
R = 0.9858

0
0

2000

4000

6000

8000

10000

L/Ga

Grafik 1 Hubungan antara L/Ga dengan NTU

B. Variasi Suhu Air Masuk Menara (T) pada Laju Alir Masuk Menara (Q)
Konstan

L
1. Menghitung Harga

Ga
G = 0,7628 ft3/menit
Ga = 0.04109 lb udara kering/ft2.menit
Ak = 1.3008 ft2
Ap = 0,00195 ft2
Q = 6 ft3/menit
= 0,070071 lb udara kering/ft3
1. Menghitung harga L/Ga
Pada data pertama, air pada T=65 = 61.94195 lb/ft3
M= air x Q = 61.94195 lb/ft3 x 6 ft3/menit
= 371.65 lb/menit
L= M/Ap =

671.65lb/menit
1.3008

2 .

0.04109 2
.

285.74

L/Ga =

= 285.74

2 .

= 6953.25

Dengan analogi yang sama diperoleh data :


Tabel 11 Data Laju Alir (Q), Suhu (T) dan L/Ga
Q
No

(ft 3

L
T (C)

M
(lbm/menit)

/menit)

(lbm/ft 2

L/Ga

menit)

40

371.65

285.711

6953.25

45

376.901

285.134

6930.22

50

370.086

284.507

6923.971

55

369.209

283.833

6967.566

60

268.275

283.115

6898.074

2. Mencari harga NTU


V T 2 dT
NTU = Ka =
L T 1 H ' H

Nilai NTU dicari dengan menggunakan cara integrasi numerik


Untuk data percobaan 1:
Diketahui : T1 = 40 C = 104

T2 = 34 C = 93.2 F
Untuk mencari nilai

T =

1
maka T1 sampai T2 dibagi menjadi 10 interval
( H 'H )

T1 T2
(104 93.2)F
=
= 1.08 F
10
10

Untuk mencari H pada setiap suhu maka digunakan table 12-1 Perrys Chemical
Engineering Handbook 7 th .
Nilai H untuk suhu 93.2 F adalah sama dengan nilai entalpi uap jenuh pada suhu
bola basah masuk atau T wet masuk (Twm) 84.2 F yang bernilai H = 48.46
BTU/lbm
Untuk menghitung H pada 94.28 F digunakan rumus :
H94.28 = H93.2 + (L/Ga)(T1-T2)
= 48.464 + 6953.25 x 1.08
= 7557.97Btu /lb udara kering.
Untuk mencari harga H pada temperatur berikutnya dilakukan dengan cara yang
sama.
Untuk mencari H pada setiap suhu maka digunakan table 12-1 Perrys Chemical
Engineering Handbook 7 th .

61.77

H
58.78
94

93.2

92

61.77 58.78
94 92
=
61.77 H
94 93.2
H = 60.574 BTU/lbm
Dengan analogi yang sama diperoleh data :
Tabel 12Hubungan antara Suhu (T) dan Entalpi (H)
T(F)
H
H'
H'-H
1/H'-H
93.2
94.28
95.36
96.44
97.52
98.6
99.68
100.76
101.84
102.92
104

48.46
7557.97
15067.48
22576.99
30086.5
37596.01
45105.52
52615.03
60124.54
67634.05
75143.56

60.574
62.211
63.912
65.6482
67.4356
69.28
71.17
73.1322
75.1248
77.2094
79.31

12.114
-7495.759
-15003.568
-22511.3418
-30019.0644
-37526.73
-45034.35
-52541.8978
-60049.4152
-67556.8406
-75064.25

0.082549117
-0.000133409
-6.66508E-05
-4.44221E-05
-3.33122E-05
-2.66477E-05
-2.22053E-05
-1.90324E-05
-1.6653E-05
-1.48024E-05
-1.33219E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

T
NTU=
y0 (4 x( y1 y3 y5 y7 y9)) (2 x( y 2 y 4 y6 y8)) y10
Ntu

3
NTU = 0.02927

Untuk data percobaan no 2


Diketahui : T1 = 45 C = 113

T2 = 37 C = 98.6 F
T =

T1 T2
(113 98.6)F
=
= 1.44 F
10
10

Tabel 13 Hubungan antara Suhu (T) dan Entalpi (H)

T(F)

H'

H'-H

1/H'-H

98.6
100.04
101.48
102.92
104.36
105.8
107.24
108.68
110.12
111.56
113

48.46
10027.98
20007.49
29987.01
39966.53
49946.04
59925.56
69905.08
79884.59
89864.11
99843.63

69.955
71.803
74.46
77.2
80.049
83.609
86.11
89.317
92.63
96.111
99.745

21.495
-9956.1738
-19933.0336
-29909.8104
-39886.4782
-49862.435
-59839.4508
-69815.7606
-79791.9644
-89768.0002
-99743.883

0.046522447
-0.00010044
-5.0168E-05
-3.34338E-05
-2.50712E-05
-2.00552E-05
-1.67114E-05
-1.43234E-05
-1.25326E-05
-1.11398E-05
-1.00257E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

T
NTU
y0 (4 x( y1 y3 y5 y7 y9)) (2 x( y 2 y 4 y6 y8)) y10
Ntu =
3
NTU = 0.0218

Untuk data percobaan no.3


Diketahui : T1 = 50 C = 122

T2 = 42 C = 107.6 F
T =

T1 T2
(122 107.6)F
=
= 1.44 F
10
10

Tabel 14 Hubungan antara Suhu (T) dan Entalpi (H)


T(F)
H
H'
H'-H
1/H'-H
107.6
109.04
110.48
111.92
113.36
114.8
116.24
117.68
119.12
120.56
122

48.46
10018.98
19989.5
29960.01
39930.53
49901.05
59871.57
69842.09
79812.61
89783.12
99753.64

86.892
90.141
93.333
96.986
100.668
104.478
108.417
112.543
117.032
121.343
125.98

38.432
-9928.83724
-19896.16348
-29863.02872
-39829.86496
-49796.5732
-59763.15244
-69729.54468
-79695.57392
-89661.78116
-99627.6624

0.026019983
-0.000100717
-5.02609E-05
-3.34862E-05
-2.51068E-05
-2.00817E-05
-1.67327E-05
-1.43411E-05
-1.25477E-05
-1.1153E-05
-1.00374E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

T
y0 (4 x( y1 y3 y5 y7 y9)) (2 x( y 2 y 4 y6 y8)) y10
3
NTU =0.012
NTU=
Ntu

Untuk data percobaan no4

Diketahui : T1 = 55 C = 131 F
T2 = 48 C = 118.4 F
T =

T1 T2
(131 118.4)F
=
= 1.26 F
10
10

Tabel 15Hubungan antara Suhu (T) dan Entalpi (H)


T(F)
H
H'
H'-H
1/H'-H
118.4
119.66
120.92
122.18
123.44
124.7
125.96
127.22
128.48
129.74
131

48.46
114.676
8827.593 118.506
17606.73 122.5024
26385.86 126.593
35164.99 130.89
43944.13 135.355
52723.26 139.954
61502.39 144.797
70281.53 149.744
79060.66 154.847
87839.79
160.3

66.216
-8709.08716
-17484.22392
-26259.26648
-35034.10264
-43808.7708
-52583.30496
-61357.59512
-70131.78128
-78905.81144
-87679.4916

0.01510209
-0.000114823
-5.71944E-05
-3.80818E-05
-2.85436E-05
-2.28265E-05
-1.90174E-05
-1.62979E-05
-1.42589E-05
-1.26733E-05
-1.14052E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10

T
y0 (4 x( y1 y3 y5 y7 y9)) (2 x( y 2 y 4 y6 y8)) y10
3
NTU = 0.0058
NTU=
Ntu

Untuk data no 5
Diketahui : T1 = 60 C = 140

T2 = 52 C = 125.6 F
T =

T1 T2
(140 125.6)F
=
= 1.44F
10
10

Tabel 16 Hubungan antara Suhu (T) dan Entalpi (H)


T(F)
H
H'
H'-H
1/H'-H
125.6
127.04
128.48
129.92
131.36
132.8
134.24
135.68
137.12

48.46
9970.167
19891.87
29813.58
39735.29
49656.99
59578.7
69500.41
79422.11

138.64
144.1
149.744
155.576
161.884
168.42
175.188
182.316
189.78

90.18
-9826.06656
-19742.12912
-29658.00368
-39573.40224
-49488.5728
-59403.51136
-69318.08992
-79232.33248

0.011088933
-0.00010177
-5.06531E-05
-3.37177E-05
-2.52695E-05
-2.02067E-05
-1.6834E-05
-1.44262E-05
-1.26211E-05

y0
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8

138.56
140

89343.82
99265.53

197.564
205.7

-89146.25504
-99059.8256

-1.12175E-05
-1.00949E-05

y9
y10

T
NTU=
y0 (4 x( y1 y3 y5 y7 y9)) (2 x( y 2 y 4 y6 y8)) y10
Ntu
3

NTU =0.00497

3. Mencari NTU hitung


NTU=

log NTU=

Dimana :

Harga m dan n dicari dengan Least Square :

y n.a b. x
x. y a. x b. x

Tabel 17 Data persamaan Least Square


No

T1 (F)

1
2
3
4
5
Jumlah

104
113
122
131
140

NTU
(lb/Btu)
0.02927
0.0218
0.012
0.0058
0,00497

Maka diperoleh persamaan :

x (log(T1))
2.017
2.053
2.016
2.117
2.140
10.419

y
(log NTU)
-1.533
-1.661
-1.92
-2.236
-2.306
-9.656

x.y

4.069
4.215
4.352
4.482
4.605
21.725

-3.093
-3.411
-4.007
-4.735
-4.94
-20.191

-9.656 = 5a + 10.419b
-20.191= 10.419a + 21.725b
Eliminasi persamaan 1 dan 2
-9.656 = 5a + 10.419b
-20.191= 10.419a + 21.725b

1)
2)
x10.419=-100.605 = 52.095a+108.55b
x5
=-100.957= 52.095a +108.625b
b = -5.056

-9.656 = 5a + 10.419*(-5.056)
a
= 8.606
log m
m
m
m
NTU

=a
=10a
=108.606
=403706512.6
= 403706512.6 (T1)-1,5436

Mencari % kesalahan
Untuk T1=104 F
= 403706512.6 (104)-1,5436
= 0.025
% Kesalahan : ((NTU data-NTU hitung)/NTU data)*100%
; ((0.029-0.025)/0.025)*100%
: 12.59 %
Dengan analogi yang sama diperoleh data :
Tabel 18 Hubungan Antara Suhu masuk menara (T1) dengan NTU
No
NTU (lb/Btu)
NTU Hitung
% Kesalahan
T1 (F)
1
104
0.02927
0.025
12.59
2
113
0.0218
0.016
22.86
3
122
0.012
0.011
4.884
4
131
0.0058
0.0079
37.31
5
140
0,00497
0.0056
14.52
Jumlah
92.164

% Kesalahan rata-rata =

92.164
5

= 18.43 %

0.035
0.03

NTU

0.025

Ydata
Yhitung

0.02

Power (Ydata)
0.015
0.01
y = 403706512.6x-5.056
R = 0.9661

0.005
0
0

50

100

150

T1

Grafik 2 Hubungan antara Suhu air masuk menara (T1) dengan NTU

LAMPIRAN
Tanya Jawab Seminar
Andi Alantomila (121130022)
1. Keuntungan menggunakan Cooling Tower?
Karena cooling tower menggunakan media pendingin berupa udara.
Sedangkan udara mempunyai keuntungan dibandingkan media pendingin yang
lain antara lain:
1. Murah dan mudah didapat
2. Bebas dari bahan korosi
3. Tidak memerlukan treatment yang rumit
4. Pendirian suatu industri dapat dilakukan di mana saja, tidak tergantung
letak sumber air pendingin
5. Tidak memerlukan pemasangan instalasi pipa
Agung Septa Gumelar(121130054)
2

Apakah pengertian NTU ?


NTU (Number of Transfer Unit) adalah suatu bilangan tak berdimensi
yang menunjukkan banyaknya transfer massa dan transfer panas menyeluruh
yang terjadi, dalam hal ini yang berpindah adalah massa air ke udara sehingga
menyebabkan temperatur air turun.

Desi Anggraini (121130261)


3. Bagaimana jika alirannya co-current, apa bisa tetap terjadi proses pendinginan
?
Jika alirannya co-curren tetap bisa terjadi proses pendinginan, namun
tidak efisien karena panas yang dilespas sangat kecil. Karena, kontak yang terjadi
sangat kecil.

Ivan Adisetya
4. Didalam cooling tower ada proses apa saja, serta beda cooling tower dan cooler?
Cooler merupakan tempat pendinginan produk air panas, sedangkan cooling
tower merupakan tempat pendinginan kembali menjadi produk.

Anda mungkin juga menyukai