PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang
diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui
hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk
lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah
jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan
(2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama
dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi
bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan
banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan
pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut.
Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan
oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan
adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut
mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya
ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan
baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk
menabung.
Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi
mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut. Bank berusaha lebih dekat
dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk,
1
layanan, promosi, suku bunga yang menarik, hadiah dan membuka cabang dan unit baru yang
letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi
yang memadai mengenai produk bank, dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan
kegiatan usaha perbankan yang dapat merugikan nasabah dan memungkinkan calon konsumen
tidak tertarik untuk menabung di bank tersebut. Sehingga diperlukan adanya transparansi
informasi mengenai produk bank untuk meningkatkan good governance di sektor perbankan.
(http://www.bi.go.id)
Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih sebuah produk
tabungan, dengan beragamnya pilihan tabungan, dan semakin banyak pula pertimbangan yang
dipakai oleh nasabah. Dengan banyaknya produk tabungan yang bermunculan seperti : Tabungan
Rencana Mandiri, Tabungan Mega Rencana, Tabungan Britama, Taplus BNI dan masih banyak
lagi produk tabungan lainya,
Tabel 1.1
Peringkat 5 Besar Bank di Indonesia Menurut Simpanan Nasabah Tabungan Berjangka
Dalam Jutaan Rupiah
Jenis Tabungan
2009
2010
911,700
1,623,800
1.801
1.875
Britama
575.900
714,600
209,697
276,523
Taplus BNI
194,375
188,469
sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat
keputusan pembelian.
Menurut Sutisna (2002:15), Keputusan pembelian adalah keputusan oleh konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan
dan keinginan. Agar pihak manajemen dapat mengenal nasabah dan mengerti akan keinginan
nasabah pada saat ini dan masa yang akan datang. Pelayanan yang baik dan prima diharapkan
dapat diberikan pihak bank agar tercipta loyalitas nasabah. Untuk itu setiap bank harus berusaha
membuat produk yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya, karena produk yang
ditawarkan antar bank pada dasarnya hampir sama dan mudah ditiru. Oleh karena itu keunggulan
bersaing pada bisnis ini terutama berasal dari kemampuan suatu bank untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan atau nasabahnya. Agar produk yang ditawarkan oleh bank dapat diterima
oleh nasabah, maka bank harus memberikan nilai yang lebih kepada nasabah dengan
memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen.
PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk
perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta.
Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia
lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh
masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Produk unggulan PT.Himpunan Saudara
Bank antara lain, yaitu Tabungan Saudara, Tabunganku, Tabungan Berjangka, Kilau Bintang
Saudara, dan lain-lain.
Tabel 1.2
Jumlah Nasabah Menurut Produk Tabungan
selama 2009-2010 adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan Rp.)
Jenis
2009
2010
Pertumbuhan(YoY)
Tabungan
209.697
276.523
31,87%
Tabungan Harian
126.680
155.554
22,79%
Tabungan Saudara
51.747
75.674
46,24%
Tabungan Berjangka
30.608
34.562
12,92%
SUKU BUNGA SIMPANAN Tabungan Harian 1.50 %, Tabungan Saudara 2.50 %, Tabungan
Berjangka 5.50 %, Giro 0.25 %
Sumber: www.banksaudara.com
Berdasarkan table 1.2 maka pada setiap tahun, setiap jenis tabungan mengalami kenaikan.
Pada tahun 2009 Tabungan sebesar Rp. 209.697(juta) menjadi Rp. 276.523(juta) pada 2010.
Pada tahun 2009 Tabungan Harian sebesar Rp. 126.680 (juta) menjadi Rp. 155.554 (juta) pada
2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Saudara sebesar Rp. 51.747 (juta) menjadi Rp. 75.674
pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Berjangka sebesar Rp. 30.608(juta) menjadi Rp.
34.562 pada 2010.
Tabel 1.3
Perkembangan Jumlah Simpanan Dalam Bentuk Tabungan Berjangka Pada Tahun 20062010 Dalam Rupiah(dalam jutaan Rp.)
Tahun
Tabungan
Dalam %
2006
101,258
11,56%
2007
132,447
15,11%
2008
156,056
17,81%
2009
209,697
31,87%
2010
276,523
31,56%
Sumber : www.banksaudara.com
Berdasarkan table 1.3 tiap tahunya Tabungan Berjangka mengalami peningkatan. Tetapi
jika dibandingkan dengan jenis tabungan yang lain, Tabungan Berjangka berada diperingkat 4
dari 8 jenis tabungan yang dimiliki Bank Saudara. Dan Tabungan Berjangka berada diperingkat
terakhir dalam kelompok 4 besar jenis Tabungan unggulan yang dimiliki bank saudara.
Tabungan Berjangka Saudara adalah tabungan yang bebas memilih jangka waktu
penyimpanan dan jumlah setoran. Begitu menjadi nasabah Tabungan Berjangka, maka nasabah
akan mendapatkan hadiah langsung yang menarik dalam bentuk voucher belanja atau hadiah
4
lainya. Semakin tinggi setoran bulanan semakin menarik pula hadiah yang nasabah peroleh.
Bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah Setoran. Selain itu bunga yang
ditawarkan pun cukup besar diantara jenis tabungan yang lain, yaitu 5,5%. Dan tiap tahunya,
perkembangan jumlah nasabah Tabungan Berjangka selalu meningkat, tetapi masih kalah dalam
perkembangan jumlah nasabah berdasarkan produk tabungan Bank Saudara yang lainya.
Menanggapi hal tersebut, PT. Bank Saudara perlu merumuskan strategi pemasaran yang
terbaik bagi perusahaan dalam upaya terus meningkatkan ataupun mempertahankan
pertumbuhan nasabahnya. Salah satu pemasaran yang bisa dioptimalkan dari empat strategi
bauran pemasaran (Product, Price , Place, Promotion) adalah strategi produk. Strategi produk
sebenarnya tidak berkaitan dengan produk yang dipasarkan, namun juga berhubungan dengan
atribut-atribut yang ada di produk tersebut. Atribut produk seperti yang dikemukakan oleh
Tjiptono (2008; 103), meliputi merek, kemasan, pemberian label, jaminan (garansi) dan
pelayanan.
Salah satunya adalah dengan mengetahui sejauh mana atribut produk Tabungan Berjangka
dapat mempengaruhi keputusan menabung nasabah. Dengan mengetahui pentingnya atributatribut mana yang diharapkan oleh nasabah dari suatu produk, serta dengan mengetahui sejauh
mana program yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan nasabah. Suatu produk
yang diluncurkan sangat ditentukan oleh atribut-atribut produk yang memberikan kemudahan
pada nasabah untuk memilih bank mana yang ia gunakan untuk menyimpan uang dan investasi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul : Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka
Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. BANK SAUDARA 1906 Tbk KC
Wastukencana Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, pengaruh atribut
produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana kebijakan atribut produk tabungan Berjangka Saudara yang ditawarkan oleh
PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
2.
3.
Bagaimana proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka Saudara pada PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
4.
Seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan
menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
1.
Untuk mengetahui kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
2.
Untuk mengetahui tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka pada
PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
3.
Untuk mengetahui proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
4.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap
keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana
Bandung.
a.
b.
Penulis
Penelitian ini berguna untuk dapat memperoleh gambaran secara langsung seberapa jauh
perkembangan bank yang ada di Indonesia, serta untuk melatih penulis dalam membahas
secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan
sebagai salah satu syarat akademik untuk memenuhi tugas akhir di program studi
manajemen fakultas bisnis Universitas Widyatama.
c.
Pihak Lainnya
Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti
pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah pada suatu bank.
pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi
dan pemeliharaan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan
kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan (
acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan
mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk
lain yang sejenis.
Definisi lain tentang produk menurut Alma (2007:139) :
Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima
oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008:103) adalah sebagai berikut:
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk
dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan harus menjadikan
atribut produk menjadi faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.
Unsur-unsur atribut produk yang cukup penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu:
a.
Merek
Adalah nama, istilah, tanda, simbo/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atributatribut lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap
produk pesaing.
b.
Kemasan
Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container)
atau pembungkusan (wrapper) untuk suatu produk.
c.
d.
e.
Jaminan (Garansi)
Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen,
dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi
sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
f.
Harga
Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima.
Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat
membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain.
Dengan melihat uraian di atas dapat dilihat bahwa menyediakan berbagai atribut produk
yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya
usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh
perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan mempengaruhi konsumen
agar melakukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting yang menjadi tombak perusahaan dalam
mempengaruhi minat pembelian konsumen adalah produk itu sendiri. Pemahaman terhadap hal
tersebut memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang
efektif dan penting artinya bagi pasar sasaran.
Perilaku pembelian itu sendiri menurut Kotler, Armstrong (2006; 129) :
Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen, baik
individual dan rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi
pribadi.
9
Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang
dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut :
Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang
berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan,
dan bahkan menyingkirkan suatu produk.
Menurut Kotler dan Keller(2009:184 ), Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan
dalam tahap-tahap seperti berikut :
Proses Keputusan Beli Konsumen
Pengenalan
Masalah
1.
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Membeli
Perilaku Sesudah
Pembelian
Pengenalan Masalah
Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau
kebutuhan pribadi konsumen.
2.
Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau
tidak dapat mencari informasi.
3.
Evaluasi Alternatif
Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk
dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain.
4.
Keputusan Membeli
Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti
pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
10
5.
Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut sesuai kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis
sebagai berikut : Atribut Produk Tabungan Berjangka Berpengaruh Positif Terhadap
Keputusan Menabung Nasabah PT. BANK SAUDARA KC Wastukencana Bandung.
1.6 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan metode
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek
penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah :
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu
kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau
variabel tertentu.
1.7 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PT. BANK SAUDARA Kantor Cabang
Wastukencana yang beralamat di Jalan. Wastukencana No. 79-Bandung.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Aktivitas pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual
produk. Tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar
menawarkan atau menjual produk saja, melainkan aktivitas menganalisa dan mengevaluasi
tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Garry Amstrong (2009;25) bahwa:
Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Sedangkan menurut Alma (2007:12) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi) :
Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang menyalurkan barang
dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.
Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan
persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian
aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide
yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang
dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk
kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia.
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam
menciptakan
kepuasan
konsumen
perusahaan
harus
bisa
menganalisa,
12
serta
menumbuhkan
pelanggan
dengan
menciptakan,
pemasaran
adalah
kegiatan
menganalisa,
merencanakan,
13
Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut empat P, yaitu
produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar
perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.
Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen
bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :
1. Product (Produk)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.
Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya.
2. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.
Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian
harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada
dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu
produk.
3. Place (Tempat)
Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan
produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian.
4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang
perusahaan dan produk-produknya.
Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam
pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen yang dapat dikontrol dan
dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18)
elemen tersebut adalah :
14
1. People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian
jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.
2. Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan
dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible
memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut.
3. Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.
Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu
diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.
2.4
Produk
15
Tingkatan Produk
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk.
Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
diantaranya adalah :
1. Core benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh
konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen.
2. Basic product, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling
dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
3. Produk yang Diharapkan (Expected Product), yaitu konsumen mempunyai suatu
harapan terhadap barang yang dibelinya.
4. Produk Tambahan (Augmented Product), yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar
apa yang dibayangkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan tambahan
kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
5. Produk Potensial (Potensial Product), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain
untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat
memuaskan langgananya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi pelanggan.
16
Gambar 2.1
Lima Tingkatan Produk
6.
7.
Produk Potensial
8.
Produk Tambahan
9.
10.
11.
Manfaat Inti
12.
13.
14.
Sumber : Kotler dan Keller (2009:4)
17
barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih
banyak garansi atau jaminan dari penjualnya.
c. Jasa (Services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa
bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya
memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian.
Staple Goods
Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.
Impluse Goods
Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk
membelinya.
Emergency Goods
Barang-barang yang dibeli ketika timbul kebutuhan yang mendesak.
Barang Homogen
Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda.
Barang Heterogen
Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering
lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya.
18
2.5
Jasa
2.5.1
Pengertian Jasa
Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk sering
kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan pembelian suatu jasa sering kali pula meliputi barangbarang yang melengkapinya. Untuk lebih jelasnya Lovelock dan Wright (2007:5) yang dialih
bahasakan oleh Agus Widyantoro mendefinisikan jasa sebagai berikut :
19
Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada
dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor
produksi.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
adalah
Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat
musnah.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan, jasa merupakan suatu produk yang tidak
berwujud, prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata
sehingga memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang
lebih besar.
2.5.2
Karakteristik Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2009:39) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,
karakteristik jasa bertujuan untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat
karakteristik yang sangat berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan
mengambil keputusan terutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik
tersebut adalah :
1. Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pemberi adalah mengelola
keterangan atau informasi untuk mewujudkan barang yang tidak berwujud.
2. Tidak Terpisahkan (Inseperability)
Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak
berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan
melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.
20
3. Bervariasi (Variability)
Di bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa
yang menyajikan dan kapan di mana disajikan. Para pembeli jasa sangat menyadari sifat yang
mudah berubah ini sehingga mereka sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa
pemilik jasa yang akan dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan dapat
mengambil dua langkah pokok, langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan
yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat kepuasan
konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling membandingkan jasa
yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan buruk dapat dihindarkan dan
diperbaiki.
4. Dapat Musnah (Perishability)
Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada masa yang akan
datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak memiliki daya
tahan, sebagai contoh kursi-kursi kosong di suatu restoran pada waktu sepi tidak dapat
disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu yang ramai.
Karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut di atas maka penjual harus dapat
memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah mengkonsumsi jasa
tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus
diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa tersebut sekaligus kepuasan konsumen.
2.5.3
jasa dapat merupakan bagian yang sedikit atau utama dari seluruh perusahaan mereka.
Sebenarnya penawaran dapat berkisar dari murni barang pada satu sisi dan murni jasa pada sisi
lainnya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:38) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, sebuah
pengelompokan jasa dapat dikelompokan menjadi lima kategori :
21
22
23
bagaimana
produk
tersebut
digunakan,
dan
bagaimana
24
f. Layanan pelengkap
Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang
dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang
memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin
lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat
dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:206) yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran, unsur-unsur atribut produk meliputi :
1. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas produk menunjukan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.
Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Agar dapat bersaing di pasar secara berhasil produk harus memiliki mutu yang superior
dibandingkan dengan produk-produk pesaing lainnya. Hanya perusahaan yang memiliki
kualitas yang terbaik yang akan berhasil memenangkan persaingan.
2.
yang menarik pandangan (eye catching) konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana
untuk menunjang kemampuan bersaing. Selain eye catching, desain produk harus dapat
membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan
keamanan penggunaannya serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. Gaya dan
desain yang baik dapat menarik perhatian, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar
sasaran.
2.7
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barangbarang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi,
sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang
ilmu.
Pengertian perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004:26) adalah :
Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.
Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih
bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut :
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses
dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang
tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran).
26
2.7.1
model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut.
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi
sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada
dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang.
Gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen
Psikologi
Konsumen
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Motivasi
Proses Keputusan
Pembelian
Persepsi
Keputusan
Pembelian
Pembelajaran
Produk & Jasa
Ekonomi
Harga
Teknologi
Distribusi
Politik
Komunikator
Budaya
Pengenalan Masalah
Pilihan Produk
Pencarian Informasi
Pilihan Merek
Penilaian Alternatif
Pilihan dealer
Budaya
Keputusan Pembelian
Jumlah Pembelian
Sosial
Perilaku PascaPembelian
Memori
Karakteristik
Konsumen
Personal
Metode
PEmbayaran
Dari model 2.2, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran,
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi,
politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan.
Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan
proses keputusan pembelian.
27
28
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap
makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pekerjaan
seseorang
juga
mempengaruhi
pola
konsumsinya.
Pemasar
berusaha
mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan
jasa mereka.
c. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungannya.
d. Gaya Hidup dan Nilai
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat,
dan opininya.
2.8
29
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran adalah sebagai berikut :
Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang
berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan
dan bahkan menyingkirkan suatu produk.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah
suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang
dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata.
Setelah tahap tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan
sikap yang akan diambil selanjutnya.
2.8.2 Proses Keputusan Pembelian
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang
dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:184)
yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen adalah :
Gambar 2.3
Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Masalah
1.
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Pengenalan Masalah
Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut
dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton
iklan televisi).Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun
strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada
pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah,
30
paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli
potensial memberikan pertimbangan yang serius.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar
lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif
mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produki tertentu.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan
pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.
b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3.
Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut
menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu.
31
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merek-merek yang ada
di dalam kumpulan. Pilihan Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang
paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub
keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.
5.
fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek
lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan
membantu dia merasa nyaman dengan merek.
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus
memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
a. Kepuasan Pasca Pembelian
Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk
dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli
pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan
membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan halhal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang
lain.
b. Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen
selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk
membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau
mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti
mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli
ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.
32
produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada
suatu produk. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu
yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek,
kemasan, jaminan, fisik, warna, label, harga, dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat
atribut produk sebagai keseluruhan isi dari produk yang mereka beli. Atribut adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
untuk membeli suatu produk. Jadi atribut yang terdapat pada suatu produk mengidentifikasikan
siapa penjual atau pembuat barang atau jasa tersebut. Di dalamnya merupakan janji penjual
untuk memberikan tampilan manfaat dan jasa tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang
atribut produk sebagai bagian terpenting dari suatu produk karena itu penjual berusaha keras
untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan sebuah atribut untuk produk.
Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai dengan
pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat,
kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh dari teman, tetangga,
promosi, iklan, atau pameran, ataupun dengan bereksperimen. Dari beberapa informasi yang
didapat, diperoleh beberapa alternatif pilihan mengenai produk dan berbagai macam atribut
masing-masing, kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk dengan atribut
produk yang paling bermanfaat bagi konsumen.
Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, dilihat dari
manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang terjangkau dengan mutu
tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif produk yang ada. Dengan kata
33
lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar bagi keputusan pembelian konsumen
terhadap produk yang ditawarkan.
2.10
Bank
34
Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas
pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Bank konvensional yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga
jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit
jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito
dalam
bentuk
deposito
tabungan
dan
dalam
usahanya
terutama
Bank pemerintah pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.
Bank pemerintah daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.
Bank swasta nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.
Bank asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.
35
Bank swasta campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta
asing.
Bank devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,
membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan
luar negeri.
Bank non-devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk
menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas
pembayaran dengan luar negeri.
Retail banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, uasah
kecil dan koperasi.
Wholesale banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah
korporasi.
36
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana.
Perusahaan ini terletak di Jalan Wastukencana No. 79 Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam
industri jasa perbankan. Untuk dapat lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan
menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan beserta uraian jabatan, dan metode penelitian yang digunakan.
3.1.1
pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeninging Himpoenan Soedara oleh
para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk
menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjam. Perkumpulan ini berdiri atas prakarsa 3
(tiga) orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H.Bajoeri yang berkeinginan
mengadakan suatu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H. Basoeni
dan kawan-kawan mencari sebanyak 10 (sepuluh) orang Saudagar.
Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai
mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian.
Pada tahun 1912 Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat
pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar
berdasarkan Government Besluit No. 33 tanggal 4 oktober 1913.
Pada tanggal 11 november 1955 Menteri Keuangan member izin kepada Himpoenan
Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surat mulai tanggal 4 febuari 1955,
seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 Lembaran Negara No. 2,
tentang pengawasan terhadap urusan kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan
badan yang mengadakan usaha-usaha utnuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah
bank tabungan.
Pada tahun 1967, Himpunan Soedara diwajibkan mengubah bentuk hukumnya darim
perkumpulan menjadi perseroan terbatas, seiring dengan berlakunya Undang-Undang No.
37
14/tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan berserta peraturan pelaksanaanya. Dalam hal ini
Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Desember 1968.
Pada tanggal 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal illegal
dibubarkan pada saat bersamaan itu pula didirikan PT. Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS)
1906. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi
PT
Bank
Himpunan
Saudara
1906
dengan
adanya
pernyetaan
modal
serta
pengendali di dalam meningkatkan modal disetor dan di dalam meningkatkan kinerja perseroan
yang semakin lebih baik di masa yang akan data.
Pada tahun 2009, perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para
pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui
penawaran umum terbatas(PUT-I) dengan hak memesan Efek terlebih dahulu (HMETD)
sejumlah 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp.
100 (Seratus Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah Rp. 75.000.000.000,00 (Tujuh Puluh
Lima Miliyar Rupiah) yang ditawarkan dengan harga Rp.140,00 (seratus empat puluh rupiah) per
saham. Jumlah saham Bank Saudara setelah pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT-I)
menjadi 2.250.000.000 (dua miliyar dua ratus lima puluh juta) saham dengan jumlah nominal
Rp. 225.000.000.000,00 (dua artus dua puluh lima miliyar rupiah).
Di tahun 2010 Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang
saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui program
Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) sebanyakbanyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sejumlah 225.000.000 (dua ratus dua puluh
lima juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) atau seluruhnya
berjumlah Rp. 22.500.000.000,00 (dua puluh dua miliyar lima juta rupiah). Program Employee
Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) dilaksanakan dalam 4
tahap dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun 2010. Adapun komposisi
kepemilikan saham Bank Saudara setelah pelaksanaan ESOP/MSOP tahap 1 dan 2 adalah
sebagai berikut :
3.1 Tabel
Kepemilikan Saham PT. Bank Saudara 1906 Tbk
Kepemilikan
Arifin Panigoro
52.92 %
Masyarakat Umum
36.05 %
11.03 %
Sumber : www.banksaudara.com
39
Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan di
samping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait.
Penghimpunan dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:
a. Giro (Giro dalam Rupiah maupun Valas) dan Rekening Koran
40
Tabungan
Tabungan Harian
Tabungan Saudara
Tabungan Pekerja
Tabungan Karyawan
TabunganKu
2.
Deposito berjangka
Sertifikat Deposito
Penggunaan Dana
Dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk berbagai jenis dan sektor usaha yang
terdiri dari :
a. Kredit Umum
Kredit Pekerja
Kredit Pegawai
Kredit Pensiunan
Kredit Waralaba
b. Kupen HYBRID
c. Kredit THT
d. Kredit Pemilikan Hunian (KPH)
e. Kredit UMKM PRO
3.
d. Produk treasury
e. Kiriman uang dan Western Union
f. Inkaso
g. Internasional Banking
h. Jasa Kustodian
3.1.4
PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana melakukan aktifitas dengan melayani
nasabah maupun calon nasabah serta melayani kegiatan perbankan lainnya. Berikut merupakan
aktivitas yang dilakukan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung:
-
Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para
kreditur.
Melayani informasi saldo dana dan kredit kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu
Kredit.
Membantu nasabah mengisi form yang harus diisi dalam permohonan pembuatan kartu
ATM serta menyerahkan kartu ATM yang sudah jadi kepada nasabah.
Melayani kartu ATM yang tertelan mesin kepada nasabah setelah melalui prosedur
tertentu.
Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain, serta
transaksi online sesuai kewenangannya.
Melayani setoran Pajak/Penerimaan Negara, Western Union, BPIH & pelayanan dan jasa
bank lainnya.
3.1.5
Bandung
3.1.5.1 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya memperlihatkan
kedudukan, tugas, dan tanggug jawab masing-masing individu dalam perusahaan tersebut.
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya terdapat bermacam-macam
fungsi dari masing-masing bagian.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Cabang Wastukencana
Bandung
KANTOR CABANG
WASTUKENCANA
PIMPINAN CABANG
Wakil Pimpinan
Bidang Marketing
Supervisor &Staf
Supervisi
Kredit
Wakil pimpinan
bagian Operasional
Teller
Supervisor &
Staf Marketing
Funding
Costumer
Service
Staf
Back Office
Staf
Analisis
1.
Pemimpin Cabang
Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi, dan tugas cabang yang meliputi :
a.
b.
c.
Memimpin
operasional
pemasaran
produk-produk
Commercial
Banking
&
ConsumerBanking.
d.
Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar
program dan sistem berjalan secara cost effective.
e.
f.
Menerima
prosedur
operasional
dan
lembar
kerja
manajemen
resiko
serta
Melakukan observasi langsung atas kinerja bawahan dan memberikan feedback, baik
positif maupun negatif untuk meningkatkan kinerja bawahan.
h.
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
3.
4. Staf Pemasaran
Bertanggung jawab atas tugas staf pemasaran cabang yang meliputi:
a. Menyebarluaskan informasi mengenai produk commercial banking dan consumer
banking kepada nasabah maupun calon nasabah.
b. Mengumpulkan informasi dan data untuk menyusun daftar potensial nasabah sebagai
target pemasaran.
c.
d. Melayani dan melakukan kontak secara reguler dengan nasabah inti/dominan baik
secara formal maupun informal.
e. Melakukan kontak/mengunjungi dan menawarkan produk jasa bank dengan calon-calon
nasabah potensial baik secara formal maupun informal.
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
Membuat dan mengirim surat peringatan kepada debitur terkait dengan keterlambatan
pembayaran angsuran kredit.
d.
e.
Melakukan pembahasan dengan Sub Branch Manager untuk koordinasi terkait dengan
upaya penyelesaian kredit debitur.
f.
46
e. Menangani
dan
mengelola
proses
pengajuan
klaim
kepada
pihak
asuransi
pembiayaan/kredit.
f. Mengelola dan memelihara inventaris, berkas operasional perbankan di KC.
g. Mengelola keuangan dan laporan KC.
h. Membuat laporan lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal.
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
Mengelola stock BG, cheque, buku tabungan dan kartu ATM yang belum
didistribusikan.
pengaduan
nasabah
dan
menindak
lanjuti
pengaduan
dengan
3.2
Metodologi Penelitian
49
Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau
unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang diijadikan sebagai objek
penelitian. Populasi tidak hanya berkenaan dengan siapa tetapi juga berkenaan dengan
apa yang diteliti.
Di dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh nasabah yang melakukan
keputusan menabung pada produk Berjangka PT. Bank HS KC Wastukencana Bandung
Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Menurut Sugiyono (2009:81) adalah sebagai
berikut:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteiti, dapat dilihat dari jumlah rata-rata
nasabah yang masih aktif menabung tabungan Berjangka yaitu sebanyak 1800an orang per
bulannya. Untuk menggunakan sampel digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh
Hamdi (2007:131) Yaitu sebagai berikut :
=
Keterangan :
=
Besarnya sampel
Jumlah populasi
Standar error
Diketahui :
=
1800
Perhitungan :
n=
= 94.7368421 100
50
)+
Berdasarkan rumus di atas sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak
94.73, hal tersebut menandakan bahwa dalam penelitian ini batas sampel terkecil yang harus
dicapai adalah sebesar 95 responden (Supranto, 2001). Bila dibulatkan, maka banyaknya sampel
adalah sebesar 100 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis menggunakan nonprobability
sampling, yang berjenis sampling aksidental/insidental menurut Sugiyono (2007:67) yaitu :
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/aksidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
Adapun operasinalisasi variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
51
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep
Sub Variabel
Indikator
Skala
Atribut Produk
Unsur-unsur
1.Merek
Image/kesan
Ordinal
(X)
produk
yang
dianggap
perusahaan.
penting
oleh
konsumen
dan
dijadikan
Pengenalan
merek tabungan Ordinal
dasar pengambilan
keputusan
pembelian.
Berjangka.
2.Desain
Desain
Produk/
warna
Kemasan
tabungan.
Desain
Tjiptono
dan
buku Ordinal
kartu
ATM
(2008:103)
3.Pemberian
Label
Informasi
Ordinal
yang
4.Layanan
Pelengkap
Ketersediaan
kantor cabang.
Ketersediaan
ATM.
Ordinal
Ordinal
Kemampuan
karyawan
memberikan
Ordinal
informasi.
5.Jaminan
Keamanan
transaksi
Ordinal
perbankan.
Penanganan
keluhan nasabah.
52
Ordinal
6.Harga
Setoran
awal
Ordinal
Saldo minimum.
Ordinal
Keputusan
Keputusan
1. Pengenalan
Timbulnya
Menabung
pembelian
Masalah
kebutuhan
Nasabah (Y)
pelanggan
secara
Ordinal
menabung.
Pencarian
Informasi
perbankan.
3. Evaluasi
dalam
Alternatif
Evaluasi
Ordinal
terhadap produk
pembelajaran,
perbankan.
memilih,
Membandingkan
menggunakan, dan
produk tabungan
bahkan
Berjangka
menyingkirkan
dengan
suatu produk.
tabungan lain.
4. Keputusan
Pembeli
(2009:184)
Ordinal
produk
Mengambil
keputusan untuk
menggunakan
Ordinal
tabungan
Berjangka.
5. Pasca
Pembelian
Kepuasan
yang
dirasakan
oleh
nasabah terhadap
produk tabungan
Berjangka
digunakan.
53
yang
Ordinal
3.2.6
dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek berwarna
merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data warna putih maka hasil penelitian tidak
valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabilitas, bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda. Kalau dalam objek sebelumnya berwarna merah, maka sekarang dan besok harus
tetap berwarna merah.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa cara pengujian validitas yang dapat digunakan dalam
penelitian, seperti:
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen
dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan tes-tes (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal
reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu (internal cosistency).
Pengertian validitas menurut Simamora (2004:172) adalah :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keahlian
suatu instrumen, suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang
ingin diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat, dari variabel yang
diteliti.
Menurut Simamora (2004:117) pengertian reliabilitas yaitu :
Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah
kuesioner yang apabila diujicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang
sama akan menghasilkan data yang sama.
54
Dalam penelitian ini pengujian validitas dari instrumen atau kuesioner dilakukan
perhitungan korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan rumus
teknik korelasi product moment Simamora (2004:180) yaitu :
=
Dimana :
= koefisien korela
= jumlah responden
. (
) ( )( )
( ) )(
( ) )
Dimana :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil t hitung
n = jumlah responden
Distribusi (tabel t) maka = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n 2).
Dengan menggunakan SPSS semua sistem kuesioner yang digunakan untuk mengukur
atribut produk dan keputusan menabung, akan di uji validitasnya. Nilai validitas masing-masing
butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir
pertanyaan. Dengan r tabel untuk 100 responden sebesar 0,195, maka apabila data perhitungan
SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r
tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item
variabel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid, kriteria pengujian adalah
sebagai berikut :
Dalam pengujian realibilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat ditempuh yaitu sama
dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul.
55
Untuk kuesioner yang mempunyai item banyak (multi item questionnaire) umumnya
diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran realibilitas yang digunakan oleh penulis adalah One
shot atau pengukuran satu kali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor total.
SPSS memberi fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,6.
Kriteria uji realibilitas :
Jika
56
Tabel 3.3
Pembobotan Skala Likert
Skor
No
Keterangan
Sangat Setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
Nilai
Dimana :
rs
= Rank Spearman
di
= jumlah responden
Apabila terdapat banyak data variabel yang memiliki rank sama, rumus Spearman perlu
mendapat perubahan. Rumus koefisien Rank Spearman yang telah dimodifikasi sebenarnya
bertujuan untuk mengurangi dampak jumlah data variabel yang sama terdapat hasil hitung rs
dimana rumusnya adalah sebagai berikut :
rs =
57
Dimana :
Besarnya T di dalam perumusan di atas merupakan faktor koreksi bagi tiap kelompok yang
sama dan dirumuskan sebagai berikut :
Tx = Ty =
Dimana :
t
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman menurut Kendall seharusnya terletak antara -1 dan +1
atau keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y dinyatakan dengan nilai -1 rs + 1
Tanda (-) menunjukkan hubungan berlawanan arah, dan tanda (+) menunjukkan searah.
Apabila :
Rs
Rs = 0 atau mendekati 0, hubungannya lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
Rs
Untuk menentukan apakah koefisien korelasi termasuk kuat atau lemah, penulis
menggunakan pedoman yang diberikan oleh Riduwan (2003:228) dapat diketahui kekuatan
variabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00 0,199
Sangat Lemah
0,20 0,399
Lemah
0,40 0,599
Cukup Kuat
0,60 0,799
Kuat
0,80 1,000
Sangat Kuat
Pengujian hipotesa ini menggunakan model statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
t
= distribusi t
rs
= koefisien korelasi
= jumlah data
Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan antara t
hitung
dengan t tabel.
Kriteria pengujian :
Jika t hitung t tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak.
Dalam menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka harus dicari nilai dari tabel
dengan menggunakan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan. Rumus derajat kebebasan
tersebut adalah :
df = n (k + 1)
Tingkat kekeliruan () yang digunakan adalah 5% (0,05).
Dimana ; n = Jumlah data responden
k = Variabel independent
1 = Variabel dependent
59
= Koefisien determinasi
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
untuk menentukan keputusan menabung, serta merupakan salah satu cara mencapai
peringkat 3 besar(dari 8 besar produk unggulan produk tabungan bank Saudara), yang dilihat
dari tingkat perolehan penyimpanan dana nasabah. PT. Bank Saudara selalu menetapkan
kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat yang semakin berkembang. Peningkatan dan pengembangan atribut produk
tabungan Berjangka, menunjukan bahwa PT. Bank Saudara ingin berusaha untuk
meningkatkan jumlah nasabahnya. Atribut produk tabungan Berjangka yang dimiliki oleh
PT. Bank Saudara, diantaranya adalah :
a. Merek
PT. Bank Himpunan Saudara merupakan perusahaan perbankan yang lebih dikenal dengan
Bank Saudara, dan disertai dengan perubahan logo perusahaan. Hal tersebut dikarenakan,
kini PT. Bank Saudara Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia
lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh
masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Penetapan merek yang dilakukan
oleh PT. Bank Saudara pada produk TASKA atau merupakan kepanjangan dari Tabungan
Berjangka, pemberian nama tersebut memiliki makna yang jelas serta mudah diingat di mata
masyarakat, sebagai tabungan untuk mempersiapkan kehidupan atau memenuhi kebutuhan
nasabah dikemudian hari.
b. Desain Produk/Kemasan
- Desain dan warna buku tabungan Tandamata
Tabungan Tandamata memiliki buku tabungan dengan cover berwarna abu disertai
dengan logo PT. Bank Saudara. Tulisan yang ada pada buku tabungan Tandamata terlihat
dengan jelas serta mudah dibaca dan dipahami oleh nasabah. Desain dan warna buku
tabungan Berjangka didominasi oleh warna abu dan ungu sebagai warna dari logo
perusahaan PT. Bank Saudara, supaya nasabah dapat mengenal desain dan warna buku
tabungan Tandamata walaupun hanya sekilas.
61
Target Dana, kontrak penempatan didasarkan pada target dana yang ingin dicapai pada akhir
masa kontrak.
63
Target Bulanan, kontrak penempatan didasarkan atas pilihan setoran bulanan dan jangka
waktu oleh penabung.
Frekuensi
Pria
65
65%
Wanita
35
35%
Total
100
100%
64
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Keterangan
Frekuensi
8%
20 tahun - 30 tahun
42
42%
31 tahun - 40 tahun
32
32%
41 tahun - 50 tahun
12
12%
6%
Total
100
100%
Frekuensi
Pelajar/Mahasiswa
44
44%
Pegawai Negeri
8%
Pegawai Swasta
25
25%
Wiraswata
18
18%
5%
65
Total
100
100%
Saudara
yang
menggunakan
produk
Berjangka
yang
bekerja
sebagai
pelajar/mahasiswa, hal ini umumnya karena kebutuhan pribadi. Misalnya untuk biaya
pendidikan, rencana liburan atau keperluan lainya.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Keterangan
Frekuensi
16
16%
38
38%
31
31%
15
12%
Total
100
100%
16% dan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- yaitu sebanyak 15 orang
responden atau sebesar 15%. Maka dapat disimpulkan rata-rata responden memiliki
pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,-, karena terkait pada pekerjaan
responden yang mayoritasnya bekerja sebagai pegawai swasta dengan mayoritas pendidikan
terakhirnya Sarjana (S1) dan wiraswasta. Hal ini dimungkinkan karena penghasilan
mereka/para nasabah yang cukup besar yang dapat digolongkan ke dalam golongan
masyarakat menengah ke atas, sehingga mereka/para nasabah menyisihkan sebagian dari
pendapatannya untuk ditabungkan di Berjangka pada PT. Bank Saudara. Dengan kata lain
ada dana yang sengaja dialokasikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan di masa yang akan datang.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi tentang Tabungan Berjangka Bank
Saudara
Keterangan
Frekuensi
Teman/Relasi
49
49%
Keluarga
37
37%
7%
Lainnya
7%
Total
100
100%
Iklan
di
radio/Televisi/Surat
kabar/majalah
marketing(pemasaran langsung). Dan selain itu juga melalui periklanan yaitu dengan
mengadakan program undian berhadiahKilau Bintang Saudara, yang menawarkan
berbagai hadiah yang menarik dan sekaligus sebagai daya tarik promosi untuk calon nasabah
agar menabung di bank saudara.
4.2. Tanggapan Konsumen Mengenai Atribut Produk pada Tabungan Berjangka PT.
Bank Saudara KC Wastukencana Bandung
Melalui pertanyaan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk
keperluan penelitian ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap atribut produk
Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara, 13 pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan
untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan
Berjangka di PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung.
Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari
jawaban responden dibuat sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
P=
Rentang
Banyak kelas = 5
Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :
P=
= 0,8
68
1,00 1,79
= Sangat Buruk
1,80 2,59
= Buruk
2,60 3,39
= Cukup Baik
3,40 4,19
= Baik
4,20 5,00
= Sangat Baik
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Bank Saudara Memiliki Image/Kesan yang Baik Di
Masyarakat
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
77
80
Cukup Setuju
19
19
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
69
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Tabungan Berjangka (TASKA) adalah Nama
Tabungan yang Telah Dikenal Secara Luas
Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
Setuju
73
73
Cukup Setuju
19
19
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Desain dan Warna Buku Tabungan Berjangka
Menarik
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
63
63
Cukup Setuju
26
26
Tidak Setuju
70
Jumlah
100
100
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Desain Kartu ATM Berjangka Menarik
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
67
67
Cukup Setuju
10
10
Tidak Setuju
14
14
Jumlah
100
100
71
Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden
menyatakan bahwa kartu ATM Berjangka memiliki desain yang menarik yaitu sebanyak 67
orang responden (67%) menyatakan setuju dan 10 orang responden (10%) menyatakan
setuju. Alasan yang dikemukakan oleh para responden mengenai pertanyaan ini sama
dengan alasan dari pertanyaan sebelumnya, karena kenyataanya memang baik dari desain,
pola dan warna kartu ATM Berjangka sama persis dengan buku Tabunganya. Sisanya
sebanyak 9 orang responden (9%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan sebanyak 14 orang
responden (14%) menyatakan tidak menyukai desain kartu ATM Berjangka. Hal ini
dikarenakan desain yang dianggap standar dan warna dominan yang ada di kartu tersebut
berwarna abu-abu, sehingga terkesan biasa-biasa saja dan kurang berwarna. Tidak seperti
umumnya kartu ATM lainnya atau kartu ATM pada bank lain. Namun secara keseluruhan
dapat ditarik kesimpulan nasabah menyukai desain kartu ATM Berjangka.
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Informasi Pada Buku Tabungan Berjangka Sudah
Lengkap Sesuai Dengan Kebutuhan Nasabah
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
76
76
Cukup Setuju
15
15
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
mayoritas responden
menyatakan informasi pada buku tabungan Berjangka sudah lengkap sesuai dengan
kebutuhannya yaitu sebanyak 76 orang responden (76%) menyatakan setuju. Karena menurut
para responden, informasi yang ada di buku Tabungan Berjangka hampir sama dengan informasi
yang ada di buku tabungan lainya. Seperti adanya kode transaksi, identitas
72
pemilik rekening, saldo tabungan dan lain-lain. Tetapi sebanyak 3 orang responden (
3%) menyatakan tidak setuju, karena mereka merasa ada yang kurang lengkap tentang
informasi yang ada pada buku Tabungan Berjangka. Namun secara keseluruhan dapat
ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden setuju bahwa informasi pada buku
tabungan lengkap dan telah sesuai dengan yang diharapkan nasabah.
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Kantor Cabang dan KCP Bank Saudara Sudah
Tersedia Di Berbagai Lokasi
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
70
70
Cukup Setuju
11
11
Tidak Setuju
12
12
Jumlah
100
100
responden yang ada di kota Bandung khususnya, kantor cabang dan kantor cabang pembantu
PT. Bank Saudara sudah tersebar di berbagai lokasi di kota Bandung. Seperti di Bandung
selatan ada di Buah Batu, di Bandung Utara ada di Wastukencana dan masih banyak lagi.
Sedangkan sebanyak 12 orang responden (12%) menyatakan tidak setuju. Menurut mereka,
kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara belum tersebar secara merata,
khususnya di daerah-daerah pinggiran kota Bandung. Sehingga mereka merasa agak
kesulitan dan jauh untuk melakukan transaksi perbankan di kantor Bank Saudara. Namun
secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagian besar responden setuju bahwa kantor
cabang dan KCP
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di
Berbagai Lokasi
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
78
78
Cukup Setuju
11
11
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
74
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Karyawan Bank Saudara dalam
Memberikan Informasi yang Dibutuhkan Nasabah Sudah Baik
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
77
77
Cukup Setuju
18
18
Tidak Setuju
Sangat
100
100
Tidak
Setuju
Jumlah
75
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Keamanan Transaksi Perbankan Di Bank Saudara
Sudah Terjamin
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
78
78
Cukup Setuju
22
22
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Penanganan Keluhan Atas Ketidakpuasan Nasabah
Dilaksanakan dengan Baik Oleh PT. Bank Saudara
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
69
69
Cukup Setuju
23
23
76
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
13
13
Setuju
48
48
Cukup Setuju
39
39
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
77
mengingat sebagian besar responden adalah kalangan menegah dan menegah atas, sehingga
nilai setoran awal tersebut terhitung cukup rendah dan terjangkau.
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Mengenai Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank
Saudara yang Kompetitif
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
81
81
Cukup Setuju
12
12
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
78
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Mengenai Saldo Minimum yang Ditetapkan Tabungan
Berjangka Relatif Ringan
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
10
10
Setuju
78
78
Cukup Setuju
12
12
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
79
Tabel 4.19
Analisis Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada Bank Saudara
No
Pernyataan
Rata-
CS
TS
STS
Jml
77
19
385
3.85
Baik
73
19
389
3.89
Baik
63
26
370
3.70
Baik
67
10
14
371
3.71
Baik
76
15
385
3.85
Baik
di 7
70
11
12
372
3.72
Baik
78
11
379
3.79
Baik
77
18
384
3.84
Baik
78
22
378
3.78
Baik
Bank
SS
Saudara
image/kesan
Rata
Ket.
memiliki
yang
baik
di 4
masyarakat.
Tabungan Berjangka(TASKA)
2
Desain
dan
warna
buku
Berjangka
sesuai
sudah
dengan
lengkap
kebutuhan
nasabah.
Kantor cabang dan KCP Bank
6
Saudara
sudah
tersedia
berbagai lokasi.
ATM
7
Bank
Saudara
yang
yang
dibutuhkan
80
di
Bank
Saudara
sudah
terjamin.
Penanganan
10
keluhan
ketidakpuasan
atas
nasabah
69
23
385
3.85
Baik
48
39
374
3.74
Baik
81
12
395
3.95
Baik
78
12
398
3.98
Baik
bank Saudara.
Setoran
11
awal
tabungan
12
bunga
tabungan
13
minimum
yang
86
935
237
42
4965
49,65
Total
430
3740
711
84
4965
3,81
Persentase
8,66
75,32
14,32
1,70
100
Baik
mendapatkan nilai di bawah nilai rata-rata seperti pada pernyataan Desain buku tabungan
dan kartu ATM Berjangka Menarik sebesar 3,70 dan 3,71. Serta pernyataan mengenai
Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi sebesar 3,72.
Dengan demikian seharusnya perusahaan melakukan perbaikan mutu pada faktor-faktor
81
tersebut seperti medesain ulang atau memperbarui desain kartu ATM Berjangka, agar
banyak nasabah yang makin tertarik untuk menggunakan kartu ATM Berjangka. Misalnya
dengan merubah warna dan menambahkan sedikit gambar ,supaya terlihat lebih berwarna
kartu ATM tersebut. Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah
tentang ketersediaan kantor cabang maupun kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara
yang masih belum banyak, termasuk ketersediaan mesin ATM di berbagai lokasi, khususnya
daerah-daerah kecil atau kota-kota kecil agar para nasabah Bank Saudara tidak terlalu jauh
untuk menjangkaunya, sehingga nasabah tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk
mengunjungi kantor atau ATM, sehingga nasabah bisa terlayani dengan baik. Terakhir,
mungkin perusahaan perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif mengenai produk
tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara agar bisa dikenal lebih luas lagi oleh
masyarakat.
4.3
Setuju (S)
82
P=
Dimana :
P
Rentang
Banyak kelas = 5
Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :
P=
= 0,8
= Sangat Rendah
1,80 2,59
= Rendah
2,60 3,39
= Cukup Tinggi
3,40 4,19
= Tinggi
4,20 5,00
= Sangat Tinggi
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Mengenai Kebutuhan Untuk Menabung
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
16
16
Setuju
74
74
Cukup Setuju
10
10
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
kantor mereka. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar
responden merasa menabung merupakan suatu kebutuhan mereka.
Tabel 4.21
Tanggapan Responden Dalam Mencari Informasi Mengenai Produk Tabungan
Perbankan
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
61
61
Cukup Setuju
33
33
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
84
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Dalam Melakukan Evaluasi Terhadap Berbagai Jenis Produk
Tabungan yang Ditawarkan Berbagai Bank
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
21
21
Cukup Setuju
69
69
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
85
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Dari Hasil Evaluasi Menilai Bahwa Produk Tabungan
Berjangka Lebih Baik Dari Pada Produk Sejenis Lainnya dan Sesuai dengan
Kebutuhan
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
60
60
Cukup Setuju
30
30
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
86
Tabel 4.24
Tanggapan Responden Dalam Memutuskan Menabung Di PT. Bank Saudara
Menggunakan Tabungan Berjangka Hasil Dari Tahap Evaluasi
Pernyataan
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
20
20
Setuju
57
57
Cukup Setuju
23
23
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
Jumlah
Persentase
(%)
Sangat Setuju
Setuju
79
79
Cukup Setuju
21
21
87
Tidak Setuju
Jumlah
100
100
Pernyataan
SS
CS
TS
STS
Jml
Rata-
Ket.
Rata
Anda
1
kebutuhan
memiliki 16
74
10
406
4.06
Tinggi
61
33
373
3.73
Cukup
untuk
menabung.
Anda
2
mencari 6
informasi
mengenai
produk
tabungan
Tinggi
perbankan.
Anda
3
evaluasi
Melakukan 4
21
69
terhadap
323
3.23
Cukup
Tinggi
yang
88
ditawarkan
berbagai
bank.
Dari
hasil
evaluasi 3
60
30
359
3.59
Cukup
Tinggi
tabungan
pada
sejenis
produk
lainnya
sesuai
dan
dengan
kebutuhan.
Anda
memutuskan 20
57
23
397
3.97
untuk menabung di
4
Bank
Cukup
Tinggi
Saudara
menggunakan
tabungan Berjangka
Anda
merasa
puas 0
setelah
menjadi
nasabah
tabungan
Berjangka
79
21
379
3.79
Tinggi
Bank
Saudara.
Jumlah
49
352
186
13
2237
22,37
Total
245
1408
558
26
2237
3,72
Persentase
10,95
62,95
24,94 1,16
100
Tinggi
4.4
Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total
Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan menggunakan jumlah 100 responden.
Berdasarkan data perhitungan SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi
item variabel X (atribut produk) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen
dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y (keputusan pembelian), jika korelasi item
variabel Y (keputusan pembelian) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen
dinyatakan valid. Untuk menguji tingkat validitas kuesioner yang disebarkan kepada para
responden penulis menggunakan program SPSS. Berikut ini merupakan hasil uji validitas
dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 orang dan item kuesioner dengan
jumlah 19 pertanyaan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.27
Uji Validitas Atribut Produk
Item-Total Statistics
Pertanyaan
R tabel
Keterangan
hitung
X1
.530
0,195
Valid
X2
.335
0,195
Valid
X3
.202
0,195
Valid
X4
.597
0,195
Valid
X5
.635
0,195
Valid
X6
.299
0,195
Valid
X7
.239
0,195
Valid
X8
.507
0,195
Valid
X9
.413
0,195
Valid
X10
.320
0,195
Valid
X11
.324
0,195
Valid
X12
.428
0,195
Valid
X13
.352
0,195
Valid
90
Tabel 4.28
Uji Validitas Keputusan Pembelian
Item-Total Statistics
Pertanyaan
R tabel
Keterangan
hitung
Y1
.644
0,195
Valid
Y2
.297
0,195
Valid
Y3
.572
0,195
Valid
Y4
.253
0,195
Valid
Y5
.381
0,195
Valid
Y6
.420
0,195
Valid
Pada nilai r hitung atau Corrected Item Total Correlation masing-masing butir
pernyataan bernilai lebih dari 0,195, dengan demikian dapat dikatakan semua item dalam
kuesioner dapat dinyatakan valid.
Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang ditempuh yaitu sama
dengan langkah pengujian validitas karena output keduanya bersamaan muncul.
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbachs
Alpha > 0,60. Berikut ini adalah hasil uji realibilitas dengan menggunakan SPSS :
91
Tabel 4.29
Kriteria Uji Realibilitas variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.758
N of Items
.778
13
Tabel 4.30
Kriteria Uji Realibilitas variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronb
Alpha Based on
ach's
Standardized
Alpha
Items
Items
.681
.699
of
Pada nilai Cronbachs Alpha > 0,60 yaitu 0,758 dan 0,681 dengan demikian dapat
dikatakan semua item pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel.
4.5
92
4.5.1
Tabel 4.31
Perhitungan Korelasi Rank Spearman Variabel X dan Variabel Y
Correlations
Average_X
Spearman's rho
Average_X
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (1-tailed)
.615
**
.000
100
100
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
100
100
N
Average_Y
Average_Y
Correlation Coefficient
.615
93
Tabel 4.32
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai rs
Interval
Tingkat
Korelasi
Hubungan
0,00 0,199
Sangat Lemah
0,20 0,399
Lemah
0,40 0,599
Cukup Kuat
0,60 0,799
Kuat
0,80 1,000
Sangat Kuat
94
Ho : rs 0
Ha : rs > 0
menabung.
hitung
Dimana tingkat kekeliruan ( ) yang digunakan sebesar 5%. Untuk menetapkan nilai t
t hitung = 0,615
t hitung = 7,71825
2)
,
dan
t tabel = t ( ;
= (0,05 ; 98)
Karena dalam tabel tidak ditemukan df = 98 maka dicari melalui perhitungan sebagai
berikut :
Diketahui t (0,05 ; 120) = 1,658
t (0,05 ; 60)
= 1,671
maka untuk df = 98
1,6
.
95
38
1,671
=
22 1,658
= 99,766
= 1.663
hitung
tabel
1,663. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka atribut produk memiliki pengaruh
positif terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank
Saudara. Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesisnya akan disajikan dalam gambar berikut
ini :
Gambar 4.1
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
dengan Uji Satu Pihak
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
1,663
(t tabel)
96
7,718
(t hitung)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan sampai dengan
pembahasan mengenai Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka Terhadap Keputusan
Menabung Nasabah Pada PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, maka
penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan. Selain itu penulis mencoba memberikan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan di masa yang akan datang.
Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut :
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa data statistik dari kuesioner
yang disebarkan, observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
PT. Bank Saudara berusaha menampilkan dirinya sebagai bank yang siap melayani
nasabah serta selalu mengutamakan keinginan dan kepentingan nasabah, sehingga dapat
meningkatkan keputusan menabung. Hal ini mendorong pihak PT. Bank Saudara untuk
lebih meningkatkan atribut produk yang dimilikinya. Berikut merupakan atribut produk
yang dimiliki oleh PT. Bank Saudara KC Wastukencana :
-
Penetapan merek yang dilakukan oleh PT. Bank Saudara KC pada produk
TASKA merupakan kepanjangan dari Tabungan Berjangka.
Tabungan Berjangka memiliki buku tabungan dan kartu ATM yang didominasi
dengan warna Abu disertai dengan logo PT. Bank Saudara dengan warna ungu.
Pada buku tabungan Berjangka terdapat informasi dan keterangan yang cukup
lengkap mengenai aktifitas transaksi.
PT. Bank Saudara telah memiliki jaringan kantor dan mesin ATM yang cukup
banyak dan tersebar di Indonesia (khusunya P. Jawa dan Bali), memberikan jasa
layanan selama 24 jam. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi
mengenai produk atau pelayanan yang dibutuhkan oleh nasabah.
2.
3.
pelayanan dan lain-lain. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan distribusi t diperoleh
hasil t
hitung
> t
tabel
diterima. Ini berarti atribut produk tabungan Berjangka memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan pada Bab I yaitu Atribut Produk tabungan Berjangka berpengaruh
positif terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara KC
Wastukencana Bandung, dapat diterima.
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mencoba
memberikan beberapa saran atau masukan yang mungkin dapat berguna dan menjadi
pertimbangan bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, diantaranya:
1. PT. Bank Saudara perlu lebih memperhatikan atribut produknya yang memiliki nilai
di bawah rata-rata atribut produk dan dianggap kurang baik oleh nasabah. Dari
seluruh atribut produk tabungan Berjangka yang memiliki nilai di bawah rata-rata,
seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik. Sebaiknya
perusahaan melakukan perubahan terhadap desain kartu ATM, khusunya kartu ATM
Berjangka. Misalnya dengan merubah warna kartu (memakai warna yang lebih hidup
dan cerah, seperti biru, kuning, hijau atau merah) lalu merubah pola gambar yang
biasa, dengan mengisi dengan sebuah corak atau hiasan gambar yang lebih menarik,
terakhir bisa dengan menambahkan foto pemilik kartu ATM. Sehingga lebih menarik
dan berbeda dengan kartu ATM dari bank lain.
2. Ketersediaan kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang masih minim, ini juga
harus menjadi perhatian khusus bagi PT. Bank Saudara. PT.Bank Saudara harus
segera mempercepat pembangunan kantor-kantor cabang maupun kantor cabang
pembantu yang baru di daerah-daerah yang masih kekurangan kantor operasional.
Hal ini agar para nasabah terjangkau dan tidak perlu menempuh jarak jauh untuk
melakukan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara. Selain penambahan kantor
cabang baru, harus diimbangi juga dengan ketersediaan mesin ATM yang memadai.
3. PT. Bank Saudara dengan salah satu produknya yaitu Tabungan Berjangka, atau
dikenal dengan TASKA.mungkin telah cukup dikenal secara luas oleh masyarakat
99
Indonesia. Tapi promosi yang dilakukan terhadap produk tersebut masing kurang
cukup. Dan PT. Bank Saudara perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif lagi
mengenai produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat iklan tentang produk Tabungan Berjangka, baik itu di
media cetak maupun elektronik. Adapun cara yang lain, seperti melakukan public
relation yang menarik dengan cara melaksanakan pemasaran khusus yang
melibatkan orang banyak, seperti Jalan Sehat Bersama Berjangka PT. Bank
Saudara, sosialisasi mengenai pentingnya menabung dengan tema Tabungan
Berjangka, untuk masa depan anda mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi.
Ketiga item ini, perlu segera ditindaklanjuti oleh PT. Bank Saudara agar para nasabah
merasa puas dan bisa menambah nasabah yang lebih banyak lagi. Dan Semoga kedepanya, PT.
Bank Saudara bisa semakin maju dan berkembang lebih baik lagi dari sebelumnya.
100