Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau
terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu
jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi
kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi
banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik
(seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan & Asbury, 2007).
Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75
tahun (Vaughan & Asbury, 2007).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak
dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari
seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di
dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan
hasil survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan
paling utama yaitu sebesar 52%.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia.
Akan tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya
katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang
berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas,
merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta
karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi Katarak?
b. Apa saja klasifikasi katarak?
c. Apa saja etiologi dari katarak?
d. Bagaimana patofisiologi dari katarak?
e. Bagaimana tanda dan gejala dari katarak?
f. Bagaimana penanganan katarak?
g. Bagaimana pencegahan katarak?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
1

Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk


mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya
pada mata kuliah keperawatan komunitas II tentang katarak.
2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui definisi katarak

Untuk mengetahui klasifikasi katarak

Untuk mengetahui etiologi katarak

Untuk mengetahui patofisiologi katarak

Untuk mengetahui tanda dan gejala katarak

Untuk mengtahui penanganan katarak

Untuk mengetahui pencegahan katarak

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Katarak
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih.
Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran
2

(katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam


maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka penjang, penyakit
sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau
kelainan mata lain seperti uveitis anterior (Smeltzer, Suzzane C, 2002).
Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progesif kejernihan
lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman
penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang
secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi.
Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progresif.
Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang
normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan
oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
2.2 Klasifikasi
Katarak dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:
1. Katarak Congenital
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak
lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin.
Katarak kongenital yang terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat
segera setelah bayi lahir sampai usia 1 tahun. Katarak ini terjadi karena
gangguan metabolisme serat-serat lensa pada saat pembentukan serat lensa
akibat gangguan metabolisme jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam
kandungan. Pada bayi dengan katarak kongenital akan terlihat bercak putih
di depan pupil yang disebut sebagai leukokoria (pupil berwarna putih).
Setiap bayi dengan lekokoria sebaiknya difikirkan diagnosis bandingan
seperti retinoblastoma, endoftalmitis, fibroplasi retroletal, hiperplastik
viterus primer, dan miopia tinggi disamping katarak sendiri.
Beberapa jenis katarak congenital:
a) Katarak lamelar atau zonular
Terjadi akibat gangguan perkembangan serat. Katarak lamelar bersifat
b)

herediter yang diturunkan secara dominan dan biasanya bilateral.


Katarak polaris posterior
Katarak polaris posterior ini terjadi akibat arteri hialoid yang menetap
pada saat tidak dibutuhakan lagi oleh lensa untuk metabolismenya.
3

c) Katarak polaris anterior


Katarak polaris arterior atau piramidalis arterior terjadi akibat gangguan
perkembangan lensa pada saat mulai terbentuknya plakoda lensa.
d) Katarak Sentral
Katarak sentral merupakan katarak halus yang terlihat pada bagian
nukleus embrional. Katarak ini terdapat 80% orang normal dan tidak
menggangu tajam penglihatan. Pengobatan tidak dilakukan pada
katarak sentral karena tidak menggangu tajam penglihatan dan fundus
okuli dapat dilihat dengan mudah.
e) Katarak sutural
Kekeruhan berupa punctate opacities yang tersebar di sekitar anterior
dan posterior sutura-Y. katarak ini biasanya statis, bilateral, dan tidak
banyak berefek pada penglihatan.
2. Katarak Juvenil
Adalah katarak yang terlihat setelah 1 tahun dapat terjadi karena:
a. Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata.
b. Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat :
Penyakit lokal pada satu mata,seperti akibat uveitis anterior,
glaukoma, ablasi retiana, miopia tinggi, ftsis bulbi, yang mengenai

satu mata.
Penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia
distrofi,yang mengenai kedua mata akibat trauma tumpul ataupun
tajam. Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat

dan banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor.


3. Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Pada katarak senil akan terjadi
degenerasi lensa secara perlahan-lahan. Tajam penglihatan akan menurun
secara berangsur-angsur hingga tinggal proyeksi sinar saja. Katarak senil
merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa
karena proses penuaan.
Katarak senil ada beberapa macam, yaitu :

b)
c)

a) Katarak nuclear
kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa.
Katarak kortikal
kekeruhan yang terjadi pada inti lensa.
Katarak kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.

Katarak senil dapat dibagi atas stadium:


a) Katarak insipiens
Dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa.
Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur.
Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda
dengan satu matanya. Pada stadium ini proses degenerasi belum
menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata
depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai
dengan kekeruhan ringan pada lensa. Tajam penglihatan pasien belum
terganggu.
b) Katarak imatur
Dimana pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai terserap cairan
mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. Terjadi
pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Pada
katarak imatur maka penglihatannya mulai berangsur-angsur menjadi
berkurang, hal ini diakibatkan media penglihatan tertutup oleh
kekeruhan lensa yang menebal.
c) Katarak matur
Pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila
katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar
sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa
yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak
matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
d) Katarak hipermatur
merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut,
dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang
berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil,
berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata
dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan
terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila
proses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks
yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan

memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus


yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan
tersebut dinamakan katarak morgagni.
e) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau
penyakit umum.
f) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau katarak traumatik.
2.3 Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
(Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok
atau bahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor resiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau
diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,
seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).
2.4 Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah
kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat
densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, Nampak seperti
kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang

memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik, seperti
diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan
yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika
seseorang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan
harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering
berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obatobatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang
kurang dalam jangka waktu lama (Smeltzer, 2002).
2.5 Tanda dan Gejala
Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara
progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan
seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada
akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih
,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-). Bila Katarak
dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan
komplikasi berupa glaukoma dan uveitis.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
2. Peka terhadap sinar atau cahaya
3. Dapat melihat dobel pada satu mata
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buram
6. Kesulitan melihat pada malam hari
7

7. Melihat lingkaran disekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan


mata

2.6 Penanganan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat
dibantu dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih
terang, atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak
diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk
memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan
tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa
menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata
lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea terdiri dari
3 struktur:
1.

Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna


hitam.
2. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih
tebal sehingga mata bisa fokus pada objek dekat dan lensa
menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus pada objek

3.

jauh.
Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari

ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.


Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan
yang terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut
koroiditis.
Operasi katarak juga akan dilakukan bila berbarengan dengan
glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat
setelah operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko
operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan
bila mengganggu kehidupan sosial atau atas indikasi medis lainnya.
Adapun indikasi dilakukannya operasi katarak, yaitu :

a. Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam


melakukan rutinitas pekerjaan.
b. Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma.
c. Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari
jarak 3 m didapatkan hasil visus 3/60
Ada beberapa operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
Adalah mengeluarkan lensa dalam keadaan lensa utuh. Dilakukan dengan
membuka/menyayat selaput bening dan memasukan alat melalui pupil,
kemudian menarik lensa keluar. Seluruh lensa dengan pembungkus atau
kapsulnya dikeluarkan dengan lidi (probe) beku (dingin). Pada operasi ini
dibuat sayatan selaput bening yang cukup luas, jahitan yang banyak (14-15
mm) sehingga penyembuhan lukanya memakan waktu yang lama.
2. Ekstra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
Terdiri dari 2 macam yakni:
Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan
lensa secara manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja

dibutuhkan sayatan yang lebar sehingga penyembuhan lebih lama.


Fekoemulsifiksi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru
dimana menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus
sehingga material nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi 3
mm. Operasi katarak ini dijalankan dengan cukup dengan bius lokal
atau menggunakan tetes mata anti nyeri pada kornea (selaput bening
mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan sangat minimal,
sekitar 2,7 mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi)
kemudian disedot dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur
kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah katarak
dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai
waktu pemulihan yang lebih cepat.
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka
pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu,
ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan
kacamata

baru

dapat

dilakukan

lebih

cepat

dengan

metode

fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien


akan membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak

dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa


intraokular multifokal. Lensa intraokular yang dapat berakomodasi
sedang dalam tahap pengembangan
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau
masalah mata lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup
tinggi, yaitu mencapai 95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca
operasi juga sangat jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa intra
okular terpasang pada mata orang yang pernah menjalani operasi
katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu perlu terapi laser untuk
membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan dapat kembali
menjadi jelas.
Adapun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain :
1. Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan
diperbolehkan
Menonton televisi
Membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama
Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi
Condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci rambut.
2. Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan
kacamata pada siang hari
3. Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak
dioperasi, dan tidak boleh telengkup
4. Aktivitas dengan duduk
5. Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan
6. Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai
7. Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)

Tidur pada sisi yang sakit


Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup
Mengejan saat defekasi
Memakai sabun mendekati mata
Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg
Mengendarai kendaraan
Batuk, bersin, dan muntah

10

Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut saja dan

punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.


2.7 Pencegahan
Langkah yang diambil untuk mengurangi kemungkinan terkena katarak
antara lain:
Makan makanan dengan gizi seimbang
Mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, A, dan E
Lindungi mata dari pancaran sinar matahari
Berhenti merokok untuk mengurangi resiko terjadinya katarak
Tidak minum minuman beralkohol
Menjaga kesehatan tubuh
2.8 Promosi Kesehatan Katarak
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pokok Bahasan
: Penyakit Katarak
Sub Pokok Bahasan
: Pengertian, Jenis penyakit, Penyebab, tanda dan
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
Pemateri
I.

gejala, penaganan dan Pencegahan katarak


: Lansia
: Balai Desa
: Minggu, 29 November 2015
: 30 Menit
: Desti Nurfadilah

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti Penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami

tentang penyakit katarak.


II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat :
Menjelaskan pengertian katarak
Mengetahui jenis penyakit katarak
Mengetahui penyebab katarak
Mengetahui tanda dan gejala katarak
Mengetahui penanganan katarak
Mengetahui pencegahan katarak
III. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Media penyuluhan
Leaflat
Materi Penyuluhan (terlampir pada makalah diatas)
1. Pengertian katarak
2. Jenis penyakit katarak
3. Penyebab katarak
4. Tanda dan gejala katarak
5. Penanganan katarak

11

6. Pencegahan katarak
Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu
1.
3 Menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
4. Menyebutkan materi yang
diberikan
5. Menanyakan kesiapan peserta

2.

20 Menit

Isi :
1. Menjelaskan meteri penyakit
katarak tentang :
Pengertian
Jenis penyakit
Penyebab
Tanda dan gejala
Penanganan
Pencegahan
2. Memberikan kesempatan

Kegiatan Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
dan menjawab

Mendengarkan

Bertanya

untuk bertanya tentang materi


3.

5 Menit

yang disampaikan
Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal

Menjawab

yang sudah dijelaskan


4.

2 Menit

mengenai katarak
Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan

Mendengarkan

menyimpulkan materi yang


telah dibahas.
2. Memberikan salam penutup

Menjawab salam

VII. Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan

12

Jumlah soal

: 4 soal

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui
cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi
kerusakan penglihatan. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat
dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina
dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya katarak congenital,
katarak juvenile, dan katarak senile. Katarak hanya dapat diatasi melalui
prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan
operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata.
Karena kekeruhan (opasitas) lensa sering terjadi akibat bertambahnya usia
sehingga tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang paling
sering terjadi.
3.2 Saran
Karena kekeruhan (opasitas) lensa sering terjadi akibat bertambahnya
usia sehingga tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang
paling sering terjadi. Penggunaan pelindung mata ketika memotong rumput,
membersihkan semak dan kandang, bekerja dengan logam atau berpartisipasi
dalam olah raga dapat menurunkan insiden terjadinya katarak traumatic
dengan pencegahan terhadap cedera, perawatan secara teratur pada DM,
hipoparatiroid, dan edermatitis atopik dapat mengurangi insiden terjadinya
katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik ini. Disarankan agar
banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A
dan vit E.
13

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud-6318-2babii.pdf
http://sallindrywidyas.blogspot.co.id/2013/10/asuhan-keperawatan-pada-pasienkatarak.html
http://asysyfa.blogspot.co.id/2010/10/katarak.html
http://myreferat.blogspot.co.id/2010/10/katarak.html
http://elifahmy.blogspot.co.id/2013/11/askep-katarak.html
https://www.scribd.com/doc/211820658/askep-katarak#download
http://indryyanadewi.blogspot.co.id/2012/01/makalah-katarak-indryyanadewidkk.html
http://esafebriantonugroho.blogspot.co.id/2013/10/makalah-katarak.html

14

Anda mungkin juga menyukai