ekstrak yeast dan pepton seperti yang tertera dalam Tabel 1. Ph media
dikondisikan 6.7 sebelum dimasukan dalam autoclave (15 menit suhu 121oC).
3. Hasil
3.1 Produksi biosurfaktan menggunakan media sintetik konvensional
Fermentasi kontrol yang berjalan diambil dari medium sintetis konvensional MRS
atau broth M17 (A dan G) untuk masing-masing L.lactis 53 dan S. Thermophillus
A. Data eksperimen disesuaikan dengan permodelan regresi nonlinear dengan
menggunakan metode least-square. Tabel 2 dan 3 menunjukan parameter kinetik
dan regresi serta produksi biosurfaktan yang dihasilkan. Kedua eksperimen ini
menunjukan pola kinetik yang didapatkan dari model matematis dengan
r2>0.952, 0.996 dan 0.983 untuk konsumsi glukosa dan laktosa, pertumbuhan
biomassa, dan produksi birsurfaktan. Dapat dilihat bahwa S. Thermophillus A
menunjukan Pmax lebih tinggi (0.8 f biosurfaktan/L) dibandingkan dengan L.
Lactis 53 (0.7 g biosurfaktan/L).
Sehubungan dengan kedua strain YP/S
menunjukan nilai yang sama (0.05 g/g). Nilai YP/S yang ditunjukan dalam Tabel 2
dan 3 memperlihatkan jumlah biosurfaktan yang dihasilkan (mg) per jumlah sel
kering (g). Nilai YP/S pada kedua strain di media kontrol adalah 163 dan 116
mg/g untuk L.lactis 53 dan S.thermophillus A.
3.2 Produksi biosurfaktan menggunakan whey keju
Fermentasi dilakukan dengan whey yang ditambahkan ekstrak yeast dan pepron
sebagai broth kultur pada kedua strain yang akan diuji. Komposisi media yang
berbeda terutama pada perbandingan penambahan ekstrak yeast dan pepton
dievaluasi. Gambar 1A dan 2A menunjukan data hasil percobaan serta nilai
prediksi yang dihitung dengan Eqs. (2)-(4) menggunakan parameter regresi yang
terdapat pada Tabel 2 dan 3 untuk L.lactis 53 dan S. Thermophillus A yang
diinokulasikan pada media D dan J. Kedua strain yang diinokulasikan pada media
whey keju (B-D, H-J pada Tabel 1), percobaan ini menunjukan pola kinetik yang
dapat dijelaskan dengan model matematis dengan r2>0.936, 0.921 dan 0.913
untuk konsumsi laktosa, biomassa dan produksi biosurfaktan dengan masingmasing Pmax yang diperoleh untuk semua media whey keju lebih tinggi daripada
media kontrol. Nilai Pmax berada antara 0.9 dan 1.4 g untuk biosurfaktan/L pada
tiap strain.
5. Kesimpulan
L. lactis 53 dan S. Thermophillus A menunjukan aktivitas yang baik pada glukosa
dan laktosa untuk fermentasi biosurfaktan menggunakan MRS dan broth M17
yang mencakup ekstrak yeast dan pepton. Ketika media sintetis konvensional
digantikan dengan media alternatif yang lebih murah, seperti endapan whey keju
yang dipanaskan dan molases, pada semua aspek fermentasi diketahui lebih
efektif dalam menghasilkan biosurfaktan. Hasil terbaik bahkan lebih tinggi dari