Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250


(STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)
Jumiati
Mahasiswa Program Studi D3
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bengkalis
Email: Miajumin@yahoo.com

Alamsyah, ST, M. Eng


Dosen Jurusan Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bengkalis
Email: Alamsyah@polbeng.ac.id

Dedi Enda, ST
Dosen Jurusan Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bengkalis
Email: dedi_enda85@yahoo.com

INTISARI
Perencanaan campuran beton (mix design) adalah suatu langkah yang sangat penting dalam pengendalian mutu beton.
Rancang campur (mix design) merupakan suatu cara yang bertujuan smemberi gambaran mengenai kebutuhan bahan-bahan
yang dibutuhkan tiap meter3 beton. Pada pengujian dan perencanaan ini menggunakan metode ACI dan SNI karena ingin
mengetahui berapa niali efiseinsi yang dihasilkan.
Perencanaan campuran beton (mix design) adalah suatu langkah yang sangat penting dalam pengendalian mutu beton.
Rancang campur (mix design) merupakan suatu cara yang bertujuan smemberi gambaran mengenai kebutuhan bahan-bahan
yang dibutuhkan tiap meter kubik beton.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan dari perencanaan mutu beton dengan
menggunakan metode ACI dan metode SNI. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan sebuah pengujian,sehingga
dapat mengtahui perbandingan yang dihasilkan sesuai dengan metode yan digunakan.
Hasil yang didapat dari pengujian ini yaitu pada metode ACI dengan Campuran semen=346,82 Kg, air=180 Kg,pasir=
602,28 Kg,kerikil=1166,498 Kg. Menghasilkan kuat tekan sebesar 582,47Kn. Sedangkan metode SNI dengan campuran
semen = 325Kg, air= 185 Kg, pasir= 667,17 Kg, Kerikil=1135,99 Kg menghasilkan kuat tekan sebesar579,3 Kn.Sehingga di
peroleh perbedaan kuat tekan SNI dan ACI adalah sebesar 3,17%.
Kata Kunci:Mix design, kuat tekan beton, nilai efisiensi

A. PENDAHULUAN
Beton sejak dulu dikenal sebagai material
dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah
dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif
kaku, dan ekonomis. Beton tersebut didapat
dengan cara mencampurkan semen portland atau
semen hidrolik, agregat halus, agregat kasar dan
air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
sehingga membentuk pasta padat. Kualitas beton
sangat
dipengaruhi
oleh
bahan-bahan
penyusunnya.
Perencanaan campuran beton (mix design)
adalah suatu langkah yang sangat penting dalam
pengendalian mutu beton. Rancang campur (mix
design) merupakan suatu cara yang bertujuan
memberi gambaran mengenai kebutuhan bahanbahan yang dibutuhkan tiap meter kubik beton.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan
tentang teknologi beton, berkembang pula banyak
metode untuk perancangan campuran beton. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk
membuat perencanaan beton diantaranya metode
American Concrete Institute (ACI), metode Road
Note No. 4, metode SK. SNI T-15-1990-03.

Tentunya metode-metode tersebut dituntut untuk


memperhatikan
hal-hal
sebagai
berikut:
kekuatan/keamanan terjamin, awet, serta mudah
dalam proses pengerjaan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis
melakukan penelitian tentang Perbandingan
efisiensi dengan menggunakan Metode ACI dan
Metode SNI untuk mutu beton K-250. Penelitian
ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan
membandingkan kuat tekan beton yang dibuat
dengan dua metode perancangan beton yang
berbeda yaitu metode ACI (American Concrete
Institute), Adapun perumusan masalah yang akan
dibahas dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu
berapakah kuat tekan beton yang dihasilkan dari
perancangan mutu beton dengan menggunakan
metode ACI dan metode SNI.
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah,
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mencari
nilai efisiensi menggunakan metode ACI maupun
SNI. Adapun penelitan ini dilakukan dengan
menggunakan material lokal.

133

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 133-139

B. TINJAUAN PUSTAKA
Beton sangat dipengaruhi oleh prilaku bahanbahan pembentuknya, terutama pasta semen
(setelah mengeras), maka beton setelah mengeras
mempunyai sifat yang getas, yaitu kuat dalam
menahan tekanan tepi lemah dalam menahan
tarikan. Oleh sebab itu, besaran kuat tekan
merupakan suatu karakteristik beton yang bisa
dikatakan paling penting, disamping sifat-sifat
mekaniknya yang lain,
Parameter-parameter yang mempengaruhi
kualitas beton untuk mencapai kualitas yang baik
yaitu:
1. Kualitas semen
2. Proporsi semen yang berkaitan dengan air
dalam campuran
3. Kekuatan dan kebersihan agregat
4. Interaksi atau lekatan antara pasta semen dan
agregat
5. Pencampuran yang memadai dari bahanbahan penyusun
6. Penempatan
(placing),
penyelesaian
(finishing),dan pemadatan beton segar (fresh
concrete) yang sesuai.
7. Perawatan (curing) dengan suhu tidak kurang
dari 50F pada saat beton yang telah
ditempatkan meningkat kekuatanya
8. Kadar klorida tidak melebihi 0,15% utuk
beton bertulang yang terbuka terhadap klorida
pada saat layan (service) dan -1% untuk
beton yang terlindung kering (dry protected).
Berdasarkan parameter-parameter tersebut di
atas, untuk membuat beton yang berkualitas baik,
tidaklah dengan hanya mencampurkan bahanbahan dasarnya hingga membentuk suatu benda
padat, namun perlu diperhatikan juga perhitungan
untuk memperoleh adukan beton (beton segar)
yang baik dan beton yang dihasilkan juga baik.
Beton adalah suatu material yang terbentuk
dari campuran pasta semen (adukan semen dan
air) dengan agregat (pasir dan kerikil), yang bisa
ditambahkan suatu bahan additive atau admixture
tertentu sesuai kebutuhan untuk mencapai kerja
(performance) yang diinginkan.
Material-Material Pembentuk Beton
Semen Portland (PC) adalah sejenis bahan
pengikat hidrolis berbentuk butiran-butiran yang

mengandung kapur (CaO), silikat (SiO2), alumina


(Al2O3), dan besi (Fe2O3) yang bersifat hidrolis
dan gips sebagai bahan pembantu. Semen ini
dapat menghasilkan pasta yang dapat memiliki
kekuatan seperti batu ketika mengering. Tri
Mulyono, 2003.
Agregat merupakan bagian beton yang
menentukan besarnya produk akhir yang terdiri
dari 60% sampai 80% dari volume beton dan
harus di gradsaikan sedemikian rupa agar masa
beton keseluruhan beton bekerja sebagai benda
padat, homogen, kombinasi yang rapat.
Tabel 1. Batas Gradasi Agregat Halus

Lubang
ayakan
(mm)

Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan

10

100

Zona
II
100

4,8

90-100

90-100

90-100

95-100

2,4

60-95

75-100

85-100

95-100

1,2

30-70

55-90

75-100

90-100

0,6
15-34
25-59
0,3
5-20
8-30
0,15
0-10
0-10
Sumber: SNI 03-2834-1993

60-79
12-40
0-10

80-100
5-50
0-15

Zona I

Zona
III
100

Zona
IV
100

Keterangan:
1. Daerah Gradasi I : Pasir Kasar
2. Daerah Gradasi II : Pasir Agak Kasar
3. Daerah Gradasi III : Pasir Agak halus
4. Daerah Gradasi IV : Pasir Halus

Tabel 2. Batas Gradasi Agregat Kasar


Persen Berat Butir yang
Lubang
Lewat Ayakan
ayakan (mm)
384,76 194,76 9,64,76
1 (38)
95-100
100
100
(19)
35-70
95-100
100
3/8 (9,6)
10-40
30-60
50-85
N0.4 (4,8)
0-5
0-10
0-10
Sumber: SNI 03-2834-1993

Air merupakan bahan dasar membuat beton


yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen
serta sebagai pelumas antara butiran-butiran
agregat yang agak mudah dikerjakan atau
dipadatkan. Kekuatan dan daya tahan beton
berkurang apabila air mengandung kotoran.
Kotoran pada air dapat menyebabkan:
1. Gangguan pada hasil hidrasi pada pengikatan.
134

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 133-139

2. Gangguan terhadap kuat tekan beton dan


ketahanan.
3. Perubahan volume.
4. Korosi.
5. Bercak-bercak pada permukaan beton.

cara
pengujian
standar,
yaitu
dengan
menggunakan mesin uji kuat tekan beton. Beban
yang diberikan akan dipikul oleh kubus 15 cm x
15 cm x 15 cm penampang sehingga memberikan
tegangan sebesar :

Dari kuat tekan beton sebagai dasar


perancangan, dapat menggunakan hasil uji kurang
dari 28 hari berdasarkan data rekaman yang lalu
untuk kondisi pekerjaan yang sama dengan
karakteristik lingkungan dan kondisi yang sama.
Jika menggunakan hal ini maka dalam
perancangan harus dikonversi untuk umur 28 hari
berdasarkan tabel di bawah ini.
Tabel 3. Perbandingan kuat tekan beton pada
umur
Umur Beton
3
7
14
21
Semen Porland
0,46 0,70 0,88
0,96
Tipe 1

berbagai
28

Gambar 1. Pengujian kuat tekan beton

Dimana

1,00

Pemisahan Kerikil
Kecendrungan
butir-butir
agregat
untuk
memisahkan diri dari campuran adukan beton
yang disebut segregasi. Kecendrungan pemisah
kerikil diperbesar dengan:
1. Campuran yang kurang air semen.
2. Terlalu banyak air.
3. Semakin besar butir kerikil.
4. Semakin kasar permukaan kerikil.
Slump Beton
Percobaan slump beton adalah suatu cara untuk
mengukur kelecekan adukan beton, yaitu
kecairan/kekentalan adukan yang berguna dalam
pekerjaan beton. Difungsukan untuk jenis
konstruksi perkerasan jalan. Pemeriksaan slump
beton dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi
beton dan sifat mudah dikerjakan (workability)
sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.
Kuat Tekan Beton
Kuat tekan merupakan salah satu kinerja
utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan
beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas.
Kuat tekan beton diawali oleh tegangan
maksimum P pada saat beton telah mencapai
umur 28 hari. Nilai kuat tekan didapat melalui tata

P
A

: Kuat tekan benda uji beton


(kg/cm2)
P : Besarnya beban maksimum (kg)
A : Luas penampang benda uji (cm2)

Standar deviasi (simpangan baku) adalah


standar satuan skala untuk kelompok data yang
diolah (di analisis) atau suatu nilai yang
menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok,
bisa juga diartikan sebagai ukuran standar.
Dimana nilai dari standar deviasi ini untuk
mengetahui kuat tekan aktual yang dicapai oleh
beton pada umur 28 hari ( K ). Untuk mengetahui
standar deviasi kuat tekan beton dapat dihitung
dengan rumus:
S

( Xi X ) 2
n 1

Setelah didapat nilai standar deviasi maka


dihitung nilai kuat tekan aktual K . Adapun kuat
tekan aktual dapat dihitung dengan rumus, yaitu:
Kaktual = - 1,64 x k x S
.Kaktual > Kkarakteristik (Kk)
Dimana:

S : Standar deviasi
Xi : Kuat tekan beton umur 28 hari (kg/cm2)
: Rata-rata kuat tekan beton umur 28 hari
(kg/cm2)
n : Jumlah sampel beton pada umur 28 hari
2
K :Kuat tekan aktual (kg/cm )
135

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 133-139

Kk : Kuat tekan karakteristik (kg/cm2

1211,580 1371,210 1384,369


3
= 1322,86 Kg/m3

b. Pemeriksaan Berat Volume Agregat kasar.


W 15100
Berat volume = 3 =
9832
V
C. METODE PENELITIAN

=1535,801 (kg/m3)
Rata-rata Keseluruhan

1507,710 1555,330 1409,620


=
3
= 1490,887 Kg/m3
2.

Pemeriksaan kadar air yang dipakai rata-rata


aggregat 6,515%
b. Contoh perhitungan
W - W5
Kadar Air = 3
100 %
W5
(3000 - 2991)
=
100 %
(2991)
= 0,301 %
Pemeriksaan kadar air yang dipakai untuk
perencanaan beton normal yaitu Rata-rata
kadar air agregat kasar adalah 0,402 %

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun nilai dari pengujian kuat tekan beton
pada umur 28 hari untuk mutu beton K250
dengan menggunakan Metode ACI DAN SNI.
Melakukan beberapa pengujian antara lain:
1. Pemeriksaan Berat Volume
a. Pemeriksaan Berat Volume Agregat halus.
W
3452
Berat volume = 3
V 2913
= 1185,033 (kg/m3)
Rata-rata Kesaluruhan

Pemeriksaan Kadar Air Agregat


a. Contoh Perhitungan agregat halus:
W - W5
Kadar air = 3
100 %
W5
(2500 - 2281)
=
= 9,601 %
2281

3.

Hasil Pemeriksaan Berat Jenis


Apparent Specific-gravity
493 ,12 gr
=
=
2,339
( 493 ,12 682 ,12 964 , 400 )
Bulk Specific-gravity kondisi kering oven
=

493 ,12 gr
2 , 265
(500 682 ,12 964 , 400 )

136

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 133-139

Bulk Specific-gravity kondisi SSD


500 gr
2 , 297
(500 682 ,12 964 , 400 )
Persentase Penyerapan
500 493 ,12
=
=
x100 % 1,395 %
493 ,12

Berat jenis rata-rata aggregat halus adalah


2,390 dan water Absorption rara-rata Agregat
adalah 2,289%.
4.

Pemeriksaan Ketahanan Aus Agregat


Kasar Menggunakan Mesin Abrasi Los
Angeles
W 1 w2
x100%
Keausan Agregat =
w1

5.

Hasil Pemeriksaan Kadar Lumpur


(Metode Pencucian yang Lolos Ayakan No.
200
1000 - 979
100 %
Kadar Lumpur =
1000
= 2,10%
Rata-rata pengujian kadar lumpur
= 2,10 + 2,70 + 3,10
3
= 2,70%

6.

Hasil Pengujian Gradasi/Saringan Agregat

% Tertahan =

225
100% = 9%
2500
% Lolos = 100 % - 9% = 91%
240,37
Modulus halus butir (MHB) =
= 2,403
100
=

Gambar 3. Grafik Batas Gradasi Aggregat Halus

7.

Hasil Perencanaan Campuran Beton


Perencanaan campuran beton (mix design)
dilakukan setelah semua data dari hasil
pemeriksaan dan analisa mengenai agregat halus
dan agregat kasar dihasilkan. Dari data-data
tersebut dapat diketahui komposisi material yang
diperlukan dan perbandingan yang dihasilkan
antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air
yang diperlukan dalam satu campuran beton
dengan mutu yang direncanakan.
Untuk perencanaan campuran beton dapat
dilihat pada lampiran 1.G1 dan lampiran 1.G2.
Komposisi 1 m3 untuk 30 Sampel Campuran
Beton Normal Metode SNI
Tabel 4. Komposisi Akhir Perencanaan Beton Normal
Metode SNI
Volume Tiap m3
Semen
(kg)
325
Sumber: Hasil Pengujian
Takaran
dalam 1 m3

Air
(Liter)
185

Pasir
(kg)
667,17

Granit
(kg)
1135,99

Komposisi 1 m3 untuk 30 Sampel Campuran


Beton Normal Metode ACI
Tabel 5. Komposisi Akhir Perencanaan Beton Normal
Terendam Air Asin
Volume Tiap m3
Takaran
dalam 1 m3

Semen
(kg)

Air
(Liter)

Pasir
(kg)

Granit
(kg)

346,82

180,00

601,30

1166,50

Sumber: Hasil Pengujian

137

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 133-139

Pengadukan beton dan pengujian slump.


Tabel 6. Hasil Pengujian Slump Beton

8.

Pengujian kuat tekan beton.

Umur
Beton
(Hari)
3
7
14
21
28

Tabel 8. Hasil Berat Isi Beton Normal


Berat Isi Beton
Berat Isi Beton
Rata-Rata
Rata-Rata
Satuan
Sebelum
direndam
Sesudah direndam
(Metode ACI)
(Metode ACI)
gr
7614,333
7699,667
gr
7677,333
7741,333
gr
7658,667
7734,000
gr
7803,333
7821,000
gr
7779,033
7869,200

Berat sampel(kg )
Volume sampel(m 3 )
a. Data Pemeriksaan

Berat isi =

Umur
Beton
(Hari)
3
7
14
21
28

Satuan
gr
gr
gr
gr
gr

Tabel 7 Hasil Berat Isi Beton


Berat Isi Beton
Berat Isi Beton
Rata-Rata
Rata-Rata
Sebelum direndam Sesudah direndam
(gr) Metode SNI
(gr) Metode SNI
7745,333
7852,333
7746,000
7866,667
7663,333
7776,000
7837,000
7936,667
7802,767
7909,933

b. Perhitungan:
Berat isi =

Metode
Metode SNI
Metode ACI

Jenis Benda
Uji
Beton Normal
Beton Normal

Tinggi slump (cm)


10
11

Gambar 4. Grafik Berat Isi Beton Normal Sebelum dan


Setelah Terendam (Metode SNI)
Sumber: Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian yang dilakukan


mendapatkan nilai efsieansi antara SNI sebesar
0,19414 dan untuk ACI sebesar 0,17696.

7,882kg
= 2345,833 kg/m3
3
0,00336m

Untuk pemeriksaan berat isi beton normal


beton normal terendam air tawar dapat dilihat
pada Tabel 4.4 dan untuk pemeriksaan berat isi
beton normal terendam air masin pada tabel 4.5 di
bawah ini

Sumber: Hasil Pengujian

138

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 133-139

Gambar 5. Grafik Hasil rata-rata berat isi

E. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil
dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan
oleh penulis berdasarkan data pengujian di
Laboratorium Uji Bahan Politeknik Bengkalis
maka penulis mengambil kesimpulan diantaranya:
Formula campuran 1 m3 untuk beton
normal Metode ACI:
Semen
= 346,82 kg
Air
= 180 kg
Pasir
= 602,28 kg
Kerikil
= 1166,498kg
1. Formula campuran 1 m3 untuk beton normal
Metode SNI
Semen
= 325 kg
Air
= 185 kg
Pasir
= 667,17 kg
Kerikil
= 1135,99 kg
2. Hasil dari kuat tekan umur beton 28 hari SNI
adalah 582,47kN dan SNI sebesar 579,3kN

Departemen kimpraswil, 2003, Teknologi Dalam


Praktek, SNI 03-4804-1998.
Departemen kimpraswil, 2003, Teknologi Dalam
Praktek, SNI 06-2412-1991.
Departemen kimpraswil, 2003,
Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton
normal. ACI 318-89
Mulyono Tri,2003, Teknologi Beton, Penerbit
Andi yogyakarta, Tahun 2003
Nawy. E. G,2010 Beton Bertulang, ITS, Press,
Surabaya.
Supartono, FX,2001, Beton Dasar Dan Unsur
Kekuatannya, Tren T.S era milinium baru,
JHON HI TEACH, Jakarta.
Tengku usman,2010, Perbandingan Kuat Tekan
Beton K-250 Pada Beton Yang Menggunakan
Agregat Kasar Batu Kerikil Alam (Koral)
Dengan Batu Kerikil Pecah (Split). Tugas
Akhir Program Studi D3 Teknik Sipil
Politeknik Bengkalis.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada
bapak Alamsyah ST,E,Eng. dan bapak Dedi Enda
ST. yang telah memberi masukan dan pendapat
dalam menyelesaikan Tugas Akhir kepada penulis
dan tidak lupa pula penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen penguji yang Telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini dengan judul Perbandingan efisiensi
dengan menggunakan perbandingan dengan
menggunakan metode ACI Dan Metode SNI. Dan
tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih
kepada Ahmad Yani, suraten, safri, ikhsan
wahyudi, martinis, yang telah memberikan
semangat dan motivasinya

E. REFERENSI
Departemen Kimpraswil, Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton normal. SNI-032834-1993.
Departemen kimpraswil,2003, Teknologi Beto
Dalam Praktek, SII 0052-80.
Departemen kimpraswil, 2003, Teknologi Dalam
Praktek, SNI 03-1968.
139

Anda mungkin juga menyukai