Anda di halaman 1dari 19

TEORI

PERKEMBANGAN
MENURUT KOHLBREG

By : Kelompok 5

Biografi kohlbreg
LawrenceKohlberg tumbuh besar di Bronxville, New
York, dan memasuki Akademi Andover di
Massachussets, sekolah menengah atas swasta yang
mahal dan menuntut kemampuan akademis tinggi.
Dia tidak langsung melanjutkan keperguruan tinggi
namun pergi membantu pemulangan orang-orang
Israel, bekerja sebagai insinyur tingga dua di pesawat
angkut yang membawa pelarian dari Eropa melewati
blockade Inggris ke Israel. Setelah itu, pada 1948,
Kohlberg masuk ke Universitas Chicago di mana dua
lulusan tes penerimaan dengan angka yang sangat
tinngi sehingga hanya mengambil sedikit saja mata
kuliah untuk memperoleh gelar sarjana mudanya.

Lanjutan..
Dan ini memang dicapai hanya dalam waktu setahun. Dia
tinggaI Chicago sebentar untuk mengejar gelar sarjananya
di dalam psikologi yang awalnya dia ingin mengambil
psikologi kimia. Namun segera dia menjadi tertarik kepada
piaget dan mulai mewawancarai anak-anak dan remaja
tentang masalah-masalah moral. Semua hasil penelitiannya
itu ditulis dalam disertasi doktoralnya (1958), rancangan
pertama dari teori pentahapan psikologi yang baru.
Kohlberg mengajar di Universitas Chicago dari tahun 1962
sampai 1968, dan di Universitas Harvard dari
tahun1968sampai ajal menjemputnya ditahun 1987.

Latar belakang teori perkembangan kohlbreg


Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari
tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan
perkembangan penalaran moralnya seperti yang
diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahapan
tersebut dibuat saat ia belajar psikologi di University of
Chicago berdasarkan teori yang ia buat setelah
terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya
akan reaksi anak-anak terhadap dilema moral. Ia
menulis disertasi doktornya pada tahun 1958 yang
menjadi awal dari apa yang sekarang disebut
tahapan-tahapan perkembangan moral dari Kohlberg.

Tahapan Perkembangan Moral menurut


Kohlberg

Keenam tahapan perkembangan moral


dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam
tiga tingkatan : pra-konvensional,
konvensional, dan pasca-konvensional.

1. Pra konvensional
Seseorang yang berada dalam tingkat
pra-konvensional menilai moralitas dari
suatu tindakan berdasarkan
konsekuensinya langsung. Tingkat prakonvensional terdiri dari dua tahapan awal
dalam perkembangan moral, dan murni
melihat diri dalam bentuk egosentris.

Tahap pertama
Orientasi hukuman dan kepatuhan (punishment and
obedience orientation) ialah tahap pertama dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini
perkembangan moral didasarkan atas hukuman,
seseorang memfokuskan diri pada konsekuensi langsung
dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai
contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila
orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras
hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu.
Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang
orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya.

Tahap dua
Individualisme dan tujuan (individualism and
purpose) ialah tahap kedua dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini
penalaran moral didasarkan pada imbalan dan
kepentingan diri sendiri. Anak-anak taat bila
mereka ingin taat dan bila yang paling baik
untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa
yang benar adalah apa yang dirasakan baik
dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.

2. Konvensional
Internalisasi individu pada tahap ini adalah
menengah, seseorang mentaati standar-standar
(internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati
standar-standar (internal) orang lain, seperti
orang tua atau masyarakat. Pada tingkat
konvensional, seseorang terus memperhatikan
kesesuaian dengan aturan-aturan sosial yang
penting, tetapi bukan karena alasan kepentingan
diri sendiri.

Tahap tiga
Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
(Sikap anak baik). Tahap penyesuaian dengan
kelompok atau orientasi untuk menjadi anak manis.
Pada tahap selanjutnya, terjadi sebuah proses
perkembangan kearah sosialitas dan moralitas
kelompok. Norma-norma interpersonal, pada tahap ini
seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, dan
kesetiaan pada orang lain sebagai landasan
pertimbangan-pertimbangan moral.

Tahap empat
Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan
sosial (Moralitas hukum dan aturan). Moralitas
sistem sosial (social system morality) ialah
tahap keempat dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Pada tahap ini, pertimbangan
moral didasarkan atas pemahaman aturan
sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.

3. Pasca-konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal
sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima
dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan
bahwa individu-individu adalah entitas yang
terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin
jelas.

Tahap lima
Orientasi kontrak sosial. Hak-hak masyarakat
versus hak-hak individual (community rights
versus individual rights). Pada tahap ini,
seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan
aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa
standar dapat berbeda dari satu orang ke orang
lain, menyadari bahwa hukum penting bagi
masyarakat.

Tahap enam
Prinsip etika universal. Prinsip-prinsip etis
universal (universal ethical principles). Pada
tahap tertinggi, tindakan yang benar
didefinisikan sendiri, prinsip-prinsip etis yang
dipilih dari hati nurani yang berlaku untuk
semua umat manusia, tanpa hukum dan
kesepakatan sosial.

Implikasi keperawatan
1. Implikasinya bagi pendidikan
Pendidikan lebih mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi anak yang pandai dan cerdas, tetapi kurang
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anak yang
baik. Masalah berkenaan dengan baik dan buruk
menjadi kajian bidang moral.
Pengembangan moral melalui pendidikan mestinya
bukan hanya mengajarkan nilai-nilai sebagai slogan
saja. Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut
dan moral budaya yang diterima warga masyarakat.

Lanjutan...
2. Contoh Tahap tahap Perkembangan
Moral menurut Kohlberg
a. Tahap 1 (Orientasi hukuman dan kepatuhan)
Ketika seorang siswa harus mematuhi perintah
dari gurunya agar tidak mendapatkan hukuman.
Seorang siswa rajin belajar agar dia bisa
menjadi seorang juara kelas.

b. Tahap2 ( Orientasi relativis-intrumental )


Anak aktif sesuai anjuran guru agar dipuji.
Seorang siswa mempunyai sebuah pekerjaan rumah dari
gurunya dia meminta kakaknya untuk membantunya dan
jika kakak membantunya dia akan membantu kakaknya
membersihkan pekerjaan rumah.
c. Tahap3( Orientasi kesepakatan antara pribadi atau
Orientasi Anak manis )
Seorang anak ikut membantu kerja bakti didesanya agar
warga sekitar berpandangan baik padanya.
Berperilaku sopan dan santun kepada yang lebih tua.

d. Tahap4 ( Orientasi hukum danaturan )


Dalam ketertiban lalu lintas dianjurkan menggunakan
helm SNI dan membawa SIM untuk ketertiban bersama.
e.Tahap5 ( Orientasi kontrak sosial legalistis )
Seorang warga aktif dalam mengikuti kegiatan
siskamling dengan harapan lingkungan yang dia tinggali
aman, nyaman dan tentram.
f. Tahap 6 (Orientasi Prinsip Etika Universal)
Dalam sebuah diskusi untuk mencapai musyawarah
mufakat kita senantiasa menghormati pendapat orang
lain walaupun bertentangan dengan hatinurani kita.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai