Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1 ASPEN

Bagas Dika Anggoro

1.

12/329861/TK/39094

Apa perbedaan grafik ternary dan residue dalam ASPEN? Bagaimana penggunaannya?
Jawab:
Grafik residue, adalah grafik yang memberikan gambaran terhadap komposisi cairan dalam distilasi dari campuran
terner (3 komponen) pada kondisi refluks total. Sistem kimia yang digambarkan pada grafik ini merupakan sistem
yang bersifat non-ideal, contohnya yang menggunakan koefisien aktivitas, atau yang menggunakan Wilson. Fungsi
grafik ini dapat digunakan untuk mengetahui:
-

Keberadaan titik azeotrop

Batasan yang diberikan oleh azeotrop terhadap derajad pemisahan

Memprediksikan pemisahan (splits) yg feasible

Memilih entrainer

Menganalisis potensi masalah yang dapat timbul pada operasi kolom.

Grafik ternary adalah grafik yang menunjukkan daerah komposisi yang mungkin (feasible) agar kolom dapat
beroperasi. Grafik ini menampilkan kondisi kesetimbangan antara fasa cair-uap maupun fasa cair-cair dalam suatu
sistem. Grafik ini dapat menunjukkan:

2.

Titik azeotrop

Batasan distilasi

Kurva residu dan kurva distilasi

Kurva isovolatilitas

Tie-lines

Kurva uap

Temperatur titik didih

Jelaskan kapan kita harus menggunakan alat pemisah Separator, meliputi Flash2, Flash3, Decanter, Separator, dan
Separator2 dalam proses pemisahan di dalam ASPEN !
Jawab: Penjelasannya disajikan dalam bentuk tabrl sebagai berikut:
Alat

Kegunaan

Flash2

Memisahkan 1 arus masuk menjadi 2 arus keluar dengan


mengacu kepada VLE tanpa memperhatikan LLE yang terbentuk
pada sistem.

Flash3

Memisahkan dari 1 arus masuk menjadi 3 arus keluar dengan


mengacu kepada VLLE, memperhatikan LLE yang terbentuk pada
sistem.

Decanter

Memisahkan dua fase cairan (tanpa adanya fase uap)


berdasarkan massa jenisnya. Alat ini terdiri atas 1 arus input
serta 2 arus output.

Sep

Digunakan untuk memisahkan komponen berdasarkan neraca


massa. Arus output bisa terdiri dari 2 atau lebih arus, Alat ini
digunakan ketika kita ingin memisahkan komponen dengan 1
spesifikasi pada bagian topnya, hasil bawah dapat diabaikan
inputnya

Sep3

Sep 2 dapat digunakan untuk memisahkan komponen dengan 2


arus output. Arus output yang digambarkan pada bagian atas
berupa fase uap, sedangkan arus output pada bagian bawah
merupakan fase liquid.
Untuk separator 3 ini, pemakaiannya dilakukan ketika kuta
membutuhkan dua sepseifikasi pada bagian arus outputnya.

3.

Langkah Pengerjaan:

Input Komponen

Pemilihan property method

Pembuatan PFD (Gambar terlampir di jawaban poin a)

Input stream yang diperlukan


o

Feed Stream

Input kondisi proses pada alat


o

Separator-1

(SEP-1)

Compressor-1

(COMP-1)

Cooler-1

(COOLER-1)

Separator-2

(SEP-2)

Compressor-2

(COMP-2)

Cooler-2

(COOLER-2)

Separator-3

(SEP-3)

Cooler-3

(COOLER-3)

Separator-4

(SEP-4)

Valve-1

(V-1)

Separator-5

(SEP-5)

Separator-6

(SEP-6)

Jawaban nomor:
a.

PFD

b.

Hasil Produksi
Stream hasil produksi bernama stream TOP-4 dengan kapasitas produksi sebagai berikut:
Mole Flow
kmol/hr
METHANE
ETHANE
PROPANE
I-BUTANE
N-BUTANE

kmol/hr
6040,65226
384,483113
377,872794
21,0401976
20,5661234

MR

kg/hr

16,04276 96908,73445
30,06964 11561,26879
44,09652 16662,87522
58,1234
1222,927821
58,1234
1195,373017
FUEL GAS TOTAL

ton/hr

ton/day

ton/thn

96,9087
11,5613
16,6629
1,2229
1,1954

2325,8096
277,4705
399,9090
29,3503
28,6890

767517,1768
91565,2488
131969,9717
9685,5883
9467,3543
1010205,3401

Dengan mol fraction untuk masing-masing fuel gas adalah sebagai berikut:

c.

Nilai Bubble Point dan Dew Point berdasarkan hasil perhitungan ASPEN adalah: T_Bubble = -98,701F, T_Dew =
43,768 F

d.

Suhu Keluaran Compressor 1 pada simulasi ini dinamakan stream F-CLR-1. Nilai suhu keluar Compressor 1 adalah
263,6 F. Sedangkan, stream keluar compressor-2 dinamakan OUT-CMP2 dan memiliki suhu 253 F

e. Heat Duty untuk

Sehingga, beban untuk:


Condenser #
Condenser 1
Condenser 2
f.

Heat Duty,
MMBTU/day
-622,80145
-588,02124

Ukuran tangki kondensat dapat dihitung dari persamaan sebagai berikut:


= (). ( )

Nilai flowrate didapatkan dengan melihat result arus pada stream asing-masing. Pada kasus ini, stream ke Tangki
Kondensat 1 diberi nama COND-2, stream ke Tangki Kondensat 2 diberi nama COND-4, sedangkan stream ke
Tangki Kondensat 3 diberi nama COND-6.

Berdasarkan hasil perhitungan ASPEN, didapatkan nilai stream COND-2, COND-4 dan COND-6 adalah sebagai
berikut:

Hasil di atas digunakan untuk menghitung volume Tangki Kondensat dengan waktu tinggal masing-masing tangki
adalah 3 jam (hasil perhitungan tabel menggunakan pembulatan dengan 4 desimal)
Faktor Konversi Cu.M -> Cu.ft =
Waktu Tinggal =

35,3146
3 jam

Stream

Volumetric Flow
(cum/hr)

Volumetric
Flow
(cuft/hr)

Tangki Kondensat

Volume
Tangki,
cuft

COND-2
COND-4
COND-6

0,9512
28,5959
3,8286

33,5909
1009,8525
135,2044

Tangki Kondensat 1
Tangki Kondensat 2
Tangki Kondensat 3

100,7728
3029,5576
405,6133

g.

Flow air yang digunakan sebagai Water seal berdasarkan


perhitungan oleh ASPEN diperoleh sebesar 46,584 L/menit. Jika
yang diminta dalam m3/jam maka hasilnya adalah:
46,584

h.

1 3
60
3

= 2,79504
1000
1

Arus suction compressor tidak boleh mengandung liquid.


Alasannya: Pada arus input compressor, tekanannya akan menjadi
lebih rendah. Pada tekanan tertentu yang lebih rendah, cairan
akan berubah fase menjadi uap. Namun setelah melewati balingbaling kompresor yang memiliki tekanan lebih tinggi, ia akan
kembali menjadi cairan dalam waktu yang sangat singkat dalam
waktu yang tidak bersamaan. Perubahan yang sangat singkat dan
tidak sama inilah akan menyebabkan gelembung dalam cairan
yang dalam kecepatan tinggi akan merusak komponen kompresor.

4.

Penjelasan dari istilah-istilah:


i.

Liquid Carryover
Liquid Carryover merupakan suatu peristiwa yang dapat terjadi dalam proses pemisahan fasa, di mana fase
cairan terbawa ke atas bersama dengan fase gas. Efek yang dapat ditimbulkan dari peristiwa ini dapat
mengganggu proses selanjutnya, bahkan dapat merusak alat untuk proses selanjutnya. Contohnya: ketika
seharusnya fasa uap akan ditekan dengan kompresor, bila terdapat fasa cair, dapat terjadi kavitasi yang bersifat
merusak kompresor.
Untuk mencegah hal ini terjadi, dapat dilakukan dengan mengatur aliran feed, atau dengan memasang alat
pengaman berupa katup berpelampung. Ketika level cairan pada flash drum sudah mencapai batas maksimal,
pelampung yang dipasangi katup juga akan naik dan menyebabkan katup aliran produksi atas (top product) akan
tertutup dan mencegah terjadinya liquid carryover.

ii.

Gas Blowby
Gas Blowby adalah peristiwa yang berkebalikan dengan liquid carryover. Gas Blowby terjadi ketika fase gas ikut
terbawa fase liquid sehingga produk bottom yang seharusnya hanya berupa cairan, membawa fase gas. PEristiwa
ini terjadi karena kecepatan alir gas lebih besar daripada kecepatan alir cairan. AKibat yang dirimbulkan pada
peristiwa ini adalah overpressure.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memasang safety device berupa relief valve yang dapat
membebaskan tekanan berlebih pada flashdrum. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memasang
separator lain pada arus bawah flashdrum.

iii.

Surging
Surging adalah suatu peristiwa yang terjadi pada compressor dimana terjadi aliran balik. Aliran yang seharusnya
menjadi aliran out dari compressor justru terbawa kembali kea rah inflow compressor. Surging disebabkan
karena terjadinya overpressure pada aliran outflow compressor. Efeknya, surging dapat menyebabkan
terganggunya proses di tahap selanjutnya, bahkan dapat menyebabkan terbakarnya compressor sebagai akibat
kerja compressor menjadi sangat berat karena harus melawan backflow yang terjadi.
Surging dapat dicegah dengan menambahkan suatu alat yang bernama pressure check valve yang dapat
mencegah terjadinya backflow. Pressure check valve merupakan suatu alat yang hanya memperbolehkan aliran
terjadi dalam 1 arah saja.

iv.

Kavitasi
Kavitasi merupakan suatu peristiwa dimana terjadi perubahan fasa pada cairan yang dipompa menjadi uap. Uap
yang tercampur dalam cairan berupa gelembung. Ketika melewati propeller pompa, gelembung ini akan pecah
dan menimbulkan tekanan yang cukup besar pada propeller.
Efek yang ditimbulkan dari peristiwa ini adalah pompa menjadi bergetar, bahkan dapat menyebabkan kerusakan
pada pompa sebagai akibat dari pecahnya gelembung. Untuk mencegah peristiwa ini terjadi dapat dilakukan
dengan mengontrol suhu dan tekanan cairan masuk, harus dipastikan berada pada fasa sub-cooled.

Anda mungkin juga menyukai