Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Pondasi Tiang Pancang Secara Umum


Konstruksi Pondasi Tiang Pancang di kenal sudah sejak jaman lampau, hal ini
dapat dilihat di Eropa pada jaman prasejarah di danau Dwellers dimana mereka
membangun rumah dengan menggunakan tiang yang dipancang didasar danau yang
mempunyai kondisi tanah yang jelek. Demikian juga orang orang Mesir jaman
lampau membangun monumen terbuat dari tumbukan batu (Mats of Stone) yang
bertumpu pada batu karang, dua belas ribuh tahun yang lalu kebiasaan bangsa
Switzerland membangun rumah mereka diatas sungai. Perkembangan selanjutnya dari
pondasi tiang pancang dengan adanya berita mengenai Tiang Pancang dan
Pemancangannya (Piles and Pile Driving), yang diterbitkan oleh Wellington mengenai
berita berita keteknikan (Engineering News) pada tahun 1893 dimana pada saat ini
rumus rumus keteknikan mengenai tiang pancang mulai diperkenalkan. Sejak saat ini
sampai sekarang perkembangan menyangkut teori teori baru yang didasarkan dari
pengalaman pengalaman dilapangan mengenai pondasi tiang pancang telah banyak
dipublikasikan dalam laporan laporan ilmiah, seminar dan lain lain khususnya dalam
menganalisa kemampuan tiang pancang dalam memikul beban.
Dalam makalah ini kita akan bahas tentang pondasi dalam khususnya pondasi
tiang pancang.

1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pondasi tiang pancang?
2. Apa saja jenis-jenis dari pondasi tiang pancang?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian dari pemakaian pondasi tiang pancang?
4. Alat apa sajakah yang dipakai pada pondasi tiang pancang?
5. Bagaimana metode pelaksanaan pondasi tiang pancang?
6. Apa saja masalah-masalah pada pelaksanaan pondasi tiang pancang?
7. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan pondasi tiang
pancang?
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Pondasi Tiang Pancang


Pondasi tiang pancang biasanya digunakan pada bangunan bangunan Teknik
Sipil seperti Gedung Bertingkat Tinggi (High Large Building), Menara menara
(Towers), Jembatan (Bridge), Dermaga / Pelabuhan (Quaiwalls), Bangunan Lepas
Pantai (Offshore Structures) dll. Pada umumnya tiang pancang dipancangkan tegak
lurus ke dalam tanah, tetapi apabila diperlukan untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal maka tiang pancang akan dipancangkan miring (batter pile).

2.2.

Jenis-jenis Pondasi Tiang Pancang


Menurut cara pemindahan beban tiang pancang dibagi menjadi 2, yakni :
a. Point Bearing Pile (End Bearing Pile)
Tiang pancang dengan tahanan ujung : tiang ini meneruskan beban melalui
tahanan ujung ke lapisan tanah keras.
b. Friction Pile
Friction Pile pada tanah dengan butir-butir tanah kasar (coarce grained) dan
sangat mudah meloloskan air (very permeable soil). Tiang ini meneruskan beban ke
tanah geseran kulit (skin friction). Pada proses pemancangan tiang-tiang ini dalam
satu group (kelompok) tiang yang mana satu sama lainnya saling berdekatan akan
menyebabkan berkurangnya pori-pori tanah dan meng-compact-kan (memadatkan)
tanah di antara tiang-tiang tersebut dan tanah di sekeliling kelompok tiang tersebut.
Karena itu tiang-tiang yang termasuk kategori ini disebut Compaction Pile
Friction Pile pada tanah dengan butir-butir yang sangat halus (very fine grained)
dan sukar meloloskan air. Tiang ini juga meneruskan beban ke tanah melalui kulit
(skin friction), akan tetapi pada proses pemancangan kelompok tiang tidak
menyebabkan tanah di antara tiang-tiang, ini menjadiCompact. Karena itu tiangtiang yang termasuk kategori ini disebut Floating Pile Foundation.

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

Menurut bahan yang di gubakan tiang pancang di bagi menjadi 4:


a. Tiang pancang kayu
Untuk jenis tanah yang biasa, fondasi tiang kayu ini sama dengan bahan lain,
yaitu baja dan beton. Tetapi untuk daerah yang jenis tanahnya lembek, seperti di
kalimantan barat, kalimantan selatan, sumatera selatan, sering digunakan struktur
fondasi tiang kayu konvensional yaitu dengan menggunakan pengunci (kancing),
untuk tiap tiang. Memang struktur ini sulit untuk diperkirakan kekuatan daya
dukungnya, tetapi dalam kenyataanya struktur ini sudah lama digunakan di daerah
kalimantan barat.

b. Tiang pancang beton


1. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast Reinforced Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton bertulang
dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat
(keras) lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan
praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari beton adalah besar,
maka tiang pancang beton ini haruslah diberi penulangan-penulangan yang cukup
kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan
pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya tiang pancang beton ini
dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk
transport.Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (lebih besar 50 ton
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

untuk setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya.Dalam perencanaan tiang
pancang beton precast ini panjang daripada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab
kalau ternyata panjang daripada tiang ini kurang, terpaksa harus diadakan
penyambungan, hal ini sulit dan memakan banyak waktu.
Bentuk-bentuk Penampang :
1. Bentuk Persegi (Segi Empat)
2. Bentuk Segi-Delapan, oktogonal pile
3. Bentuk lingkaran
4. Bentuk Patent
Dari bentuk bentuk-bentuk patent ini diantarnya adalah :

Chenoweth Pile

Corrugated Pile
Ada pula tiang pancang beton yang dibuat ujung bawahnya diperbesar. Hal ini
dimaksudkan untuk memperbesar tahanan ujung. Bentuk ini efektif untuk tiang
dengan tahanan ujung (end bearing pile) pada lapisan tanah yang lembek.

2. Cast In Place
Type ini dicor setempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam
tanah dengan cara mengebor tanah pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan
tanah.
Pada Cast In Place ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik ke atas.
Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton. Sedangkan pipa baja tersebut tetap di dalam tanah.
Jenis-jenis cast in place :
a. Franki Pile
Tiang Franki adalah salah satu dari tiang beton yang dicor setempat (Cast In
Place Pile).
Adapun prinsip pelaksanaannya sebagai berikut :

Pipa baja dengan ujungnya disumbat dengan beton yang sudah mengering.

Dengan penumbuk yang jatuh bebas (drop hammer) sumbat beton tersebut ditumbuk.
Akibat dari tumbukan tersebut, pipa beton dan sumbatnya akan masuk ke dalam
tanah.
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

Pipa terus ditumbuk dan sudah mencapai lapisan tanah keras.

Setelah itu pipanya ditarik keluar ke atas sambil dilakukan pengecoran

Tiang Franki sudah selesai, disini sumbat beton melebar sehingga ujung bawah akan
berbentuk seperti jamur (The Mushrom Base) sehingga tahanan ujung menjadi besar.
Sedangkan permukaan tiang tidak lagi rata, sehingga lekatannya dengan tanah
menjadi sangat kasar.

b. Solid-Point Pipe Piles (Closed end Piles)


Type ini hampir sama dengan tipe Franki sedangkan bedanya adalah :

Sumbunya bukan dari beton tetapi dari besi tuang (Cast Iron)

Setelah dicor pipa tetap di dalam tanah tidak ditarik keluar.


Adapun prinsip pelaksanaannya sbb:

Ujung tiang besi dari besi tuang (cast iron) dimasukkan ke dalam tanah, kemudian
pipa diletakkan di atasnya seperti pada gambar. Pada ujung atas pipa dipasang topi
kemudian pipa dipancang.

Pipa dipancang ke dalam tanah.

Setelah pipa dipancang sampai kedalaman tertentu, maka pemancangan dihentikan


dan jika bagian pipa diatas tanah masih sisa panjang maka harus dipotong

Kemudian di dalam pipa diisi dengan beton, bila pipa kurang panjang maka dapat
dilakukan penyambungan dengan a cast steel drive sleeve. Alat penyambung ini
dimasukkan ke dalam pipa yang akan disambung kemudian pipa penyambung
diletakkan di atasnya dan pemancangan dapat dilanjutkan/diteruskan. Penyambungan
dapat pula dilakukan dengan sambungan las.
Tiang tipe ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile atau friction pile.
Keuntungan dari tipe Solid-Point Pipe Piles (Closed end Piles) adalah :

Ringan dalam transport dan pengangkatan.

Mudah dalam pemancangan.

Kekuatan tekannya dapt besar.

c. Open end Steel Pipe Piles

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

Tiang ini adalah suatu tiang pancang dari pipa baja dengan ujung bawah
terbuka. Adapun prinsip pelaksanaan Open end Steel Pipe Piles sebagai berikut :

Pipa baja dengan ujung terbuka dipancang ke dalam tanah.

Bila pipa kurang panjang dapat disambung. (Adapu cara penyambungan pipa dengan
type Solid Point Steel Pipe Pile).

Bila pipa telah mencapai kedalaman yang direncanakan pemancangan dihentikan.


Kemudian tanah yang berada di dalam pipa dikeluarkan. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan penyemprotan air (water jet), tekanan udara, compressed, coring out dan
sebagainya.

Pipa telah bersih dari tanah yang berada dalam pipa.

Pipa diisi dengan beton.

d. Raymond Concrete Pile


Tiang Raymond adalah salah satu dari tiang yang di cor di tempat dan
pertama-tama digunakan sebagai tiang geseran. Tiang Raymond ini makin ke ujung
bawah diameternya makin kecil (biasanya setiap 2,5 ft diameter kurang dari 1).
Karena itu untuk panjang tiang yang relatif pendek akan menghasilkan tahanan yang
lebih besar dibandingkan dengan tiang prismatis diameternya konstant . Panjang tiang
Raymond ini maximum 37,5 ft ( 11,25 meter)
Prinsip pelaksanaan tiang type Raymond Concrete Pile adalah :

karena Shell tersebut tipis, maka pada waktu pemancangan dibari inti core dari

pipa baja yang kuat.


Shell bersama-sama dengan inti core dipancang ke dalam tanah, sampai

mencapai kedalaman tertentu.


Kemudian inti core ditarik keluar.
Selanjutnya kedalaman Shell tersebut dicor beton.

e. Simplex Concrete Pile


Type tiang ini dapat dipancang melalui tanah yang lembek (kurang compact)
maupun kedalaman tanah keras. Setelah pipa ditarik bidang keliling (kulit) beton
langsung menekan tanah di sekitarnya karena itu tanah harus cukup kuat/teguh dan
compact untuk mendapatkan beton yang cukup padat. Kalau tanah tidak cukup kuat
dan compact maka dalam pipa dimasukkan Shell pipa yang tipis dengan diameter
lebih kecil daripada diameter pipa luar, kemudian beton dicor dan pipa sebelah luar
ditarik ke atas.
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

Adapun prinsip pelaksanaan Simplex ini adalah sebagai berikut :

Pipa dipancang dengan ujung bawah diberi sepatu baja sampai mencapai kedalaman
yang direncanakan.

Setelah cukup kemudian kedalaman pipa dicor beton sambil pipa ditarik ke atas.
Kalau tanah di sekeliling Tiang kurang kuat (compact), maka dalam pipa dimasukkan
Shell pipa tipis sebelum beton kita cor ke dalam shell tersebut.

Pipa telah ditarik ke atas dan tiang Simplex telah selesai. Tiang Simplex ini
diperhitungkan sebagai end-bearing pile maupun friction pile.

f. Base-Driven Caused Pile


Type tiang ini adalah termasuk tipe tiang yang dicor setempat dengan pipa
baja (cashing) yang tetap tinggal dalam tanah tidak ditarik ke atas. Chasing atau pipa
baja terbuat dari plate yang dilas berbentuk pipa.Diameter pipa berkisar antara 10
sampai dengan 28 inch (25 sampai dengan 70 cm) dengan total 3/8 inch ( 1
cm)Panjang tiang dapat ditambah dengan cara dilas. Pada ujung pipa (cashing) diberi
sepatu dan sumbat beton yang dicor lebih dahulu seperti halnya Franki Pile.
Prinsip pelaksanaan Base Driven Caused Pile:

Pipa baja (casing) yang telah diberi sumbat dipasang pada leader alat pancang (the
leader of the pile driving).

Hammer (pelu) alat pancang dijatuhkan bebas (Drop Hammer) ke dalam pipa hingga
menumbuk sumbat beton, dan pipa (casing) masuk ke dalam tanah.

Kalau memerlukan penambahan panjang tiang hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
penyambungan las.

Kemudian pemancangan dilanjutkan lagi sampai mencapai kedalaman yang


direncanakan.

Setelah mencapai kedalaman yang direncanakan pemancangan dihentikan dan beton


dicor ke dalam casing.
Tiang tipe ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile maupun friction pile.

g. Dropped in shell Concrete Pile


Type ini adalah suatu type variasi daripada tiang pancang yang dicor setempat
tanpa adanya casing permanent yang tetap tinggal di dalam tanah. Sebagai ganti
daripada casing dipergunakan shell logam tipis yang dimasukkan ke dalam casing luar
kemudian setelah beton dicor casing luar ditarik ke atas.Type ini digunakan bila
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

pembuatan tiang yang dicor casing setempat tanpa adanya casing sukar dilaksanakan
misalnya seperti di tanah pasir.Bila casing bagian luar ditarik maka akan terjadi
rongga di sekeliling shell yang mana rongga ini akan diisi dengan kerikil. Dengan
demikian kerikil ini akan memperbesar geseran antara tanah dengan tiang.Diameter
casing bagian luar ini berkisar antara 12 sampai 20 (30-50 cm) dengan panjang 75
feet (22,5 meter).
Adapun pelaksanaan tiang pancang type ini secara singkat :

Perlengkapan tiang ini terdiri dari :


Casing Luar, yaitu pipa bagian luar
Caore (Inti) pipa bagian dalam.

Diameter dasar core ukurannya sedemikian sehingga core ini dapat tepat masuk dalam
casing.Casing luar dan core di dalamnya dipancang bersama-sama ke dalam tanah

hingga mencapai lapisan tanah keras.


Setelah sampai lapisan tanah keras core ditarik ke atas dan shell dimasukkan dalam
casing tersebut. Shell ini terbuat dari logam yang tipisdan ringan dengan permukaan

diberi alur spiral.


Kemudian beton dicor ke dalam shell sampai penuh dan padat. Setelah penuh core
dimasukkan lagi ke dalam casing sedemikian sehingga bawah ujung core (sepatu)
akan terletak pada permukaan beton yang telah dicor dalam shell. Kemudian casing
ditarik ke atas (keluar) sedangkan shell dan beton tetap berada pada posisinya karena

ditahan oleh core dan hammer alat pancang yang diletakkan di atas core.
Casing telah ditarik keluar, kemudian lubang di sekeliling shell diisi dengan kerikil.

c. Tiang pancang baja


d. Tiang pancang komposite

2.3.

Keuntungan dan Kerugian dari Jenis-jenis Pondasi Tiang Pancang


Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu :

Tiang pancang relatif ringan sehingga mudah dalam pengangkutan

Kekuatan tariknya besar sehingga pada waktu di angkat untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti pada tiang pancang beton precast

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu tidak dapat masuk lagi ke dalam
tanah

Tiang pancang kayu lebih cocok untuk friction pile dari pada end bearing pile karena
tekanannya relatif kecil

Kerugian pemakaian tiang pancang kayu :

Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah
agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam,
hal ini akan menambah biaya untuk penggalian

Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil jika
dibandingkan dengan tiang pancang dari beton atau baja, terutama di daerah yang
muka air tanahnya sering naik turun

Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu
dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut merenyuk, apabila
tiang kayu tersebut kurang lurus maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan
penyimpangan terhadap arah yang telah di tentukan.

Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang
menyebabkan kebusukan.

Contoh Kerusakan Tiang Pancang Kayu

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

Keuntungan pemakaian Precast Reinforced Concrete Pile


Precast Reinforced Concrete Pile ini dapat mempunyai tegangan tekan yang

besar, ini tergantung dari mutu beton yang digunakan,


Tiang pancang ini dapat diperhitungkan baik sekali sebagai End Bearing

Pile maupun sebagai Friction Pile


Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh
air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal

untuk melindungi tulangannya.


Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti pada tiang pancang kayu, maka di sini tidak memerlukan galian tanah

yang banyak untuk Poernya.


Kerugian Pemakaian Precast Concrete Reinforced Concrete Pile
Karena berat sendirinya besar maka transportnya akan mahal, oleh karena itu

Precast Reinforced Concrete Pile ini dibuat di tempat pekerjaan.


Tiang pancang beton ini baru dipancang setelah cukup keras (kuat), hal ini
berarti memerlukan waktu yang lama untuk menuunggu sampai tiang

pancang beton ini dapat dipergunakan.


Bila memerlukan pemotongan maka dalam, pelaksanaannya akan lebih sulit

dan memerlukan waktu yang lama.


tergantung daripada alat pancang (piledriving) yang tersedia maka untuk
melakukan alat penyambungan adalah sukar dan memerlukan alat

penyambung khusus.
Apabila dipancang di sungai atau di laut, dimana ada bagian dari tiang yang
berada di atas tanah (lihat gambar di bawah). Bagian A-B akan bekerja
sebagai kolom akibat gaya vertikal dan bagian A-B juga bekerja sebagai
balok cantilever terhadap beban horizontal.

Keuntungan pemakaian Cast in Place

Pembuatan tiang ini tidak menghambat pekerjaan

Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport

Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan lapangan

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

10

Kerugian pemakaian Cast in Place

2.4.

Kebanyakan dilindungi oleh hak patent

Pelaksanaannya memerlukan hak khusus.

Beton dari tiang yang dikerjakan secara cast in place tidak dapat dikontrol

Alat Pancang yang digunakan Pada Pondasi Tiang Pancang


Fungsi dari alat pancang adalah untuk memberikan energi yang dibutuhkan
untuk memasukkan tiang sampai kedalaman yang dikehendaki.Alat pancang didesain
atas beberapa tipe dan ukuran atau kapasitas. Untuk memasang tiang pancang ini
maka diperlukan alat berat yang khusus digunakan untuk menancapkan tiang kedalam
dasar tanah sampai mencapai batas yang direncanakan.
Ada beberapa alat pemancang tiang yang umum digunakan alat alat tersebut
sebagai berikut :

a. Free drop hammer


Drop hammer merupakan palu berat yang di letakan pada ketinggian tertentu
dan di lepaskan sehingga memukul ke bawah dengat kekuatan tertentu agar tiang
pancang masuk ke dalam tanah. Pada kepala tiang dipasang topi/cap (shock absorber)
untuk menghindari tiang rusak akibat tumbukan hammer. Cap ini biasanya terbuat
dari kayu.
b. Diesel hammer
Alat ini merupakan alat yang paling sederhana,dalam pengoperasian energi
alat di dapat dari berat ram yang menekan udara di dalam silinder.
c.

Hydraulic Hammer
Cara kerjanya berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Hammer
tipe ini dapat dimanfaatkan untuk memancangkan pondasi tiang baja H dan pondasi
lempengan baja dengan cara dicengkeram,didorong,dan ditarik. Alat ini baik
digunakan ketika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang
dimasukkan cukup pendek. Untuk memeperpanjang tiang maka dilakukan
penyambungan pada ujung ujungnya.

d.

Vibrator pile driving


T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

11

Alat ini bekeja dengan metode bergetar menggetarkan tiang pancang sehingga
masuk ke dalam tanah. Alat ini memiliki beberapa batang horizontal dengan beban
eksentris. Pada saat pasangan batang berputar dengan arah yang berlawanan, berat
yang disebabkan oleh beban eksentris menghasilkan getaran pada alat. getaran yang
dihasilkan menyebabkan material disekitar pondasi yang terikat pada alat akan ikut
bergetar. Alat ini kurang cocok untuk tanah kondisi keras.dan cocok untuk tanah
dalam kondisi lembab.
2.5.

Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor


Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.
Mengatur lalu lintas dan jalan akses
untuk mobilisasi alat pemancang

Mengatur posisi tiang

Produksi tiang pancang

Membawa tiang pancang


ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang
Gambar 1 Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah
dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di
bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu
oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.
2. Persiapan Alat Pemancang
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

12

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan
jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus
masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan,

tanpa

kerusakan.

Bila

diperlukan,

pelaksana

dapat

melakukan

penyelidikan tanah terlebih dahulu.


Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau
hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat
tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh
kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500
kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 2 Alat Pemancang

3. Penyimpanan Tiang Pancang


Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

13

Gambar 3 Penyimpanan Tiang Pancang


4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang
pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

14

Gambar 5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Gambar 6 Tiang Pancang Diluruskan

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

15

Gambar 7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass


Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan
menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Gambar 8 Pemancangan Tiang Pertama

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

16

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.

Gambar 9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan


Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi
tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

17

2.6.

Masalah-masalah Pada Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Pada saat pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang, ada beberapa
masalah yang timbul, di antaranya adalah hal-hal sebagai berikut:
a.

Pergerakan Tanah Pondasi


Karena pemancangan tiang, tanah pondasi dapat bergerak, karena sebagian

tanah yang digantikan oleh tiang akan bergeser, dan sebagai hasilnya kadang-kadang
terjadi bahwa bangunan-bangunan yang berada didekatnya akan bergerak dalam arah
mendatar maupun dalam arah vertikal, tergantung pada kesempatan yang
dimilikinya.Tanpa mengurangi penghargaan terhadap tiang pancang seperti yang telah
dibahas diatas, kita perlu mengumpulkan segala daya yang memungkunkan dalam
pembangunannya, sehingga selain tidak terjadi peralihan tempat (displacement) pada
tanah pondasi atau bangunan di dekatnya tetapi juga takkan terjadi keganjilankeganjilan pada tiang yang dipancangkan. Sebagai contoh pernah terjadi tiang
pancang yang dipancangkan pada suatu lereng (slope) justru menimbulkan
kekosongan pada lereng tersebut.
b.

Kerusakan Tiang dan Ukuran Penahan Kerusakan Tersebut


Pemilihan ukuran dan mutu tiang didasarkan pada kegunaannya dalam

perencanaan, tetapi setidak-tidaknya tiang tersebut harus dapat dipancangkan sampai


ke pondasi. Jika tanah cukup keras dan tiang tersebut cukup panjang, tiang tersebut
harus dipancangkan dengan penumbuk (hammer) yang cukup kuat terhadap kerusakan
akibat gaya tumbukan hammer tersebut.Dalam hal ini kepada tiang ataupun ujung
tiang dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu memperbesar ketahanan tiang
tersebut. Gambar tersebut memperlihatkan bentuk ujung tiang pipa baja, dan tiang
beton prategng, berturut-turut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa daya dukung
tiang pancang dapat berkurang walaupun pemancangan menjadi lebih mudah,
tergantung pada perubahan bentuk ujung tiang tersebut.
c.

Penghentian Pemancangan Tiang


Dalamnya pemancangan pada saat pemancangan tiang dapat dihentikan

menurut prinsip 2-3 kali panjang diameter tiang diukur dari batas lapisan tanah
pendukung atau sekitar 2-3 meter. Karena tebal lapisan pendukung berbeda-beda di
setiap tempat, maka pemancangan yang diakibatkan oleh gaya tumbuk sampai
kedalaman yang diisyaratkan atau direncanakan seperti di atas harus dihindari.Untuk
tiang beton prategang sulit sekali memancangkan tiang tersebut sampai sedalam lebih
dari 2m pada lapisan berlempung yang mempunyai harga N yang lebih besar 10-15;
T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

18

atau pada lapisan berpasir yang mempunyai harga N > 30.Untuk tiang pipa baja
sulit sekali memancangkan tiang tersebut sampai kedalaman 2m pada lapisan
berlempung yang mempunyai harga qu lebih besar dari 10 kg/cm2 (harga N sekitar 1015).bila lapisan tanah pendukung tidak begitu tebal, pemancangan tiang dapat
dihentikan pada kedalaman sekitar setengah dari tebal lapisan tanah pendukung
tersebut.Bila suatu tiang pancang yang ujungnya terbuka dipancangkan ke dalam
tanah pondasi dan hampir-hampir tak mungkin bagi kita untuk mengetahui kapan
ujung tiang mencapai lapisan pendukung, maka suatu batang melintang yang terdapat
pada tiang tersebut akan mempermudah mencapai lapisan pendukung, karena segera
setelah ujung tiang menembus lapisan pendukung, derajat penetrasinya akan menurun
secara tiba-tiba. Begitu lapisan pendukung bagi tiang pipa baja tercapai, biasanya
harga N untuk lapisan pendukung akan lebih besar dari 30 untuk lapisan berpasir atau
lebih dari 20 untuk lapisan berlempung.
d.

Pemilihan Peralatan
Alat utama yang dipergunakan untuk memancang tiang-tiang pracetak adalah

(hammer) dan (tower). Untuk memancangkan tiang pada posisi yang tepat, cepat dan
dengan biaya yang rendah, penumbuk dan dereknya harus dipilih dengan teliti agar
sesuai dengan keadaan di sekitarnya, jenis dan ukuran tiang, tanah pondasi dan
perancahnya.Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pemilihan

penumbuk

adalah

kemungkinan pemancangannya dan manfaatnya secara ekonomis. Karena dewasa ini


masalah-masalah lingkungan seperti suara bising atau getaran tidak boleh diabaikan,
maka pekerjaan seperti ini perlu digabungkan dengan teknik-teknik pembantu lainnya,
walaupun sebelumnya telah ditetapkan salah satu cara pemancangan tertentu. Sifat
dari berbagai penumbuk (hammer) diperlihatkan dalam tabel. Hal ini perlu
diperhatikan dalam memilih jenis penumbuk tersebut.

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

19

2.7.

Hal-hal yang Perlu diperhatikan Pada Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Agar pemancangan dapat kita laksanakan dengan hasil sesuai yang kita
harapkan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Titik-titik pemancangan yang tepat. Bila pemancangan di darat dapat dipasang
patok-patok pada titik pemancangan, tetapi bila pemancangan di laut, maka
titik-titik pancang diarahkan dengan titik-titik tetap di darat dengan bantuan
theodolite.
b. Batas-batas toleransi yang diperkenankan tidak boleh dilampaui, baik
pergeseran horizontal maupun kemiringannya.
c. Nomor urut pemancangan dri titik-titik pancang.
d. Pemancangan harus dihentikan pada saat-saat yang tepat. Bila tiang sudah tidak
dapat lagi dipancang masuk, maka pemancangan harus segera dihentikan, agar
tiang tidaj rusak/patah. Sebaliknya bila tiang masih dapat masuk dengan mudah
walaupun elevasi rencana telah tercapai, maka harus dihentika sementara untuk
keperluan penyambungan tiang.
e. Siapkan dan tetapkan jenis struktur penyambung tiang pancang, termasuk
peralatan yang diperlukan seperti misalnya alat las.

T E K N I K K O N S T R U K S I G E D U N G P N J | PONDASI DALAM

20

Anda mungkin juga menyukai