Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada trimester terakhir
kehamilan. Perdarahan trimester akhir pada umumnya merupakan perdarahan
yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dapat
menimbulkan suatu keadaan syok. Salah satu penyebab dari perdarahan
antepartum adalah adanya plasenta previa. Dari seluruh kasus antepartum,
plasenta previa merupakan penyebab terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian
perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan terlebih
dahulu.1,4
Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan perdarahan dari vagina tanpa
adanya rasa nyeri. Insidensi plasenta previa sekitar 1.7-2.9%. angka insiden
tesebut meningkat pada wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, paritas tinggi
(multiparitas) dan wanita yang memiliki riwayat seksio sesarea.1,2
Terdapat empat klasifikasi plasenta previa antara lain plasenta previa
totalis, plasenta previa parsialis, plasenta previa marginalis, dan plasenta letak
rendah (low-lying placenta).1,2 Plasenta previa totalis adalah plasenta yang
menutupi seluruh ostium uteri internum.1 Dalam kasus ini, akan dibahas lebih
lanjut mengenai diagnosis dan tatalaksana yang adekuat dari plasenta previa
totalis.

BAB II
KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Status
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Ny. Y
: 31 tahun
: Menikah
: Sunda
: Islam
: S1
: Guru
: Perum Bumi Panineungan Indah Blok C No. 6 Kel. Sukaraja Rt 03 Rw 02
Kab. Sukabumi

Nama Suami

: Tn. U

Usia

: 32 tahun

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Pendidikan

: S1

Pekerjaan

: Karyawan

2. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan adanya perdarahan jalan lahir 2 jam SMRS
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari RS Secapa dengan perdarahan 2 jam
sebelum SMRS. Pasien mengatakan bahwa sekarang ia hamil 7 bulan.
Perdarahan terjadi secara tiba-tiba, berupa darah segar. Pasien tidak
merasakan adanya nyeri perut. Selain adanya perdarahan, pasien juga
merasakan mulas yang timbul sejak 2 jam SMRS. Gerakan janin masih
dirasakan.
C. Riwayat terdahulu

Pasien mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi,


kencing manis, penyakit jantung, paru-paru, dan penyakit berat lainnya.
Pasien menyangkal terdapat riwayat merokok dan keganasan. Tidak
terdapat riwayat jatuh pada pasien. pasien menyangkal pernah mengalami
benturan atau trauma sebelum keluhan terjadi. Pasien juga menyangkal
pernah melakukan kuretase atau operasi sebelumnya. Pasien mengaku
memiliki alergi telur dan makanan laut.
D. Riwayat penyakit keluarga
Pasien menyangkal adanya keluhan yang serupa yang dialami oleh
keluarganya.
E. Riwayat Haid
Menarche : Usia 13 tahun
HPHT
: 15-03-2015
TP : 22-12-2015
Siklus
: 28 hari
Lama haid : 7 hari
Dismenorrhea tidak ada
F. Riwayat Kontrasepsi
KB suntik 3 bulan. Lama pemakaian selama 2 tahun
G. Riwayat Obstetri
1. Bidan/aterm/spontan/perempuan/3300 gr/5 tahun hidup
2. Kehamilan sekarang
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Praesens
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah

: 100/70 mmHg

Laju jantung

: 88x/ menit

Laju nafas

: 21x/ menit

Suhu

: 36,5oC

Berat badan

: 55 kg

Tinggi badan

: 150 cm

BMI

: 22 kg/m3

B. Pemeriksaan Fisik Umum


Mata
Konjungtiva anemis

: -/-

Sklera ikterik

: -/-

Mulut

: Mukosa oral basah

Thorax
Jantung

: Bunyi jantung I dan II reguler,


murmur -, gallop -

Paru

: Bunyi nafas vesikuler +/+, ronchi


-/-, wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi

: Cembung, striae gravidarum +

Auskultasi

: Bising usus + 3-4x/menit

Palpasi

: nyeri tekan ()

Ekstrimitas
4.

: Edema -/-, CRT <2 detik, varises (-)

PEMERIKSAAN OBSTETRI
Pemeriksaan luar
Inspeksi
: membuncit, striae gravidarum (+)
Palpasi
Leopold I
: TFU 26cm, teraba bagian lunak dan kurang bundar
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang disisi kanan
Leopold III : Teraba bagian keras, bundar dan melenting

Kesan
: letak kepala, punggung kanan
His
: (+)
Auskultasi : BJA 138x/menit, reguler
Pemeriksaan Inspekulo
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam
Tidak Dilakukan

5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi
Darah rutin
Hb

: 8,1 g/dL

Leukosit

: 9800 /L

Hematokrit

: 24 %

Eritrosit

: 3,2 juta/ L

Indeks eritrosit
MCV

: 76 fL

MCH

: 25 pg

MCHC

: 33 g/dL

Trombosit

: 317.000/L

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL USG (17 oktober 2015)

Hasil : Janin tunggal hidup letak kepala, usia kehamilan 32-33 minggu,
placenta di corpus posterior menutupi seluruh OUI. TBJA : 1864 gr
Kesan placenta previa totalis
7. DIAGNOSA
G2P1A0 gravida 32-33 minggu dengan plasenta previa dan anemia, janin
tunggal hidup letak kepala.
8. PENATALAKSANAAN
1. Pasang infus, kateter, tes lab darah rutin, sedia 1 PRC
2. NST
3. Nifedipine 3 x 20mg
4. Rawat ekspektatif
9. FOLLOW UP
Tanggal/Jam
13 Okt 2015

Observasi
S : merasa hamil 7 bulan, perdarahan per vaginam
O:
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
TD 120/80, N 88x, R 20x, S 38,50C

Inspeksi
: membuncit, striae gravidarum (+)
Palpasi
Leopold I
: TFU 26cm, teraba bagian
lunak dan kurang bundar
Leopold II :
Teraba

bagian

keras

memanjang disisi kanan


Leopold III : Teraba bagian keras, bundar

dan melenting
Kesan
: letak kepala, punggung kanan
His
: (+)
Auskultasi : BJA 138x/menit, reguler
Pemeriksaan Inspekulo
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam
Tidak Dilakukan

Pemeriksaan Hb : 9,7 g/dl


A: G2P1A0 gravida 30-31 mgg dengan PPT dan anemia
14 Okt 2015

P : Lab I dan II, NST, Nifedipine, Rawat ekspektatif


S : mules dan keluar perdarahan pervaginam sedikit
O:
KU : sakit ringan
Kesadaran : composmentis
TD 100/70, N 89x, R 20x, S 360C
DJJ 140x/menit, his (+)
A: G2P1A0 gravida 30-31 minggu dengan PPT dan anemia
P: intervensi lanjut, obs DJA, nifedipine 3x2, obs keadaan umum,

15 Okt 2015

tanda vital, bedrest, lakukan vulva higine


S : mules jarang
O:
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TD 110/70, N 82x, R 20x, S 36,40C
DJA : 142x/menit
A: G2P1A0 gravida 30-31 mnggu dengan PPT dan anemia

16 Okt 2015

P : intervensi lanjut
S : mules (+)
O:
7

KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TD 100/70, N 86x, R 24x, S 360C
Abdomen:
TFU : 26 cm
DJJ : 146x/menit
Perdarahan 2 undederpad
A: G2P1A0 gravida 30-31 mnggu dengan PPT dan anemia
17 Okt 2015

P : intervensi lanjut, nipedipine 3x1


Observasi di VK
S : perdarahan
O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD 110/70, N 76x, R 21x, S 360C
His (-) TFU : 26cm
DJA : 142 x /menit
Lab : Hb 8,1, leu 9800, trombosit 317.000, Ht 24
Dilakukan USG
A: G2P1A0 gravida 32-33 minggu dengan plasenta previa totalis
dan anemia
P: intervensi lanjut, observasi DJA, nipedipine 3x2

18 Okt 2015

S : pasien mengatkan tidak ada keluhan


O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD 110/70, N 75x, R 21x, S 36,70C
A: G2P1A0

19 Okt 2015

P: intervensi lanjut, lapor dr Arief, Advice SC tgl 20 Okt 2015


S : pasien mengatakan tidak ada keluhan
O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD 110/70, N 76x, R 21x, S 360C
His (-)

DJA : 142 x /menit


HB : 10 gr/dL
A: G2P1A0 gravida 32-33 minggu dengan plasenta previa totalis
pro SC
P: intervensi lanjut, crossmatch (+), Darah PRC, Cukur (+)
20 Okt 2015

SC tanggal 20 Okt 2015 jam 10


S : perdarahan, tidak ada pusing, tidak mules, gerakan janin (+),
leukorae (-), BAK/BAB lancar, tidak ada demam, nafsu makan
baik, nyeri (-)
O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD 110/70, N 79x, R 19x, S 35,70C
Abdomen:
Inspeksi: Cembung
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Kontrkasi (+)
TFU 30 cm, DJA : 140 x/menit
HB : 9,4 gr/dL
A: G2P1A0 gravida 32-33 mngg dengan PPT persiapan SC

21 Okt 2015

P: cek Hb, cefotaxime 2x1, metroniazole 3x1, as. Tranexamat 3x1


S : Nyeri tekan, linu, ada perdarahan
O:
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
TD 100/70, N 79x, R 19x, S 360C
Mata conjunctiva/sklera : -/Abdomen:
TFU: Nyeri tekan +
A: P2A0 post SC POD 1 a.i PPT

22 Okt 2015

P: intervensi lanjut, metronidazole 2x1, cefotaxime 2x1


S : nyeri tekan, linu
O : KU : sakit sedang
Kesadaran : CM
TD 110/70, N 79x/m, S 36 C, R 19x/m

Mata conjunctiva/sklera -/TFU


Ekstrimitas mobile tidak ada bengkak
A : P2A0 post SC POD 2 a.i PPT dengan resti infeksi
P : observasi KU dan TTV, perawatan luka a dan antiseptik,
23 Okt 2015

paracetamol 3x1, cefotaxim 2x1, metronidazole 2x1


S : nyeri (-)
O:
KU : Baik
K : CM
TD 110/70, N 80x/m, S 36 C, R 22x/m
Mata conjunctiva/sklera -/Abdomen
I : terlihat rata
P : DM (-), NT (+)
P : PSPP (-)
A : P2A0 post SC a.i PPT POD 3
P : boleh pulang

10. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: Dubia ad bonam

10

BAB III
PEMBAHASAN
Permasalahan :
1. Bagaimana diagnosis pasien ini ?
2. Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini?
3. Apa komplikasi yang dapat terjadi pasien ini ?
Pembahasan :
1. Bagaimana diagnosis pada pasien ini ?
Plasenta previa totalis adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal
ialah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atau di daerah fundus
uteri.1-4
11

Cara mendiagnosis plasenta previa adalah :


a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik klinis
c. Pemeriksaan penunjang
Teori

Pasien

Anamnesis:

Anamnesis :

1. Perdarahan
Perdarahan dari jalan lahir
a. Tanpa nyeri
b. Terjadi setelah bulan ke 7
Perdarahan terjadi 2 jam SMRS.
c. Perdarahan
bersifat
Pasien
mengatakan
bahwa
berulang- ulang dan makin
sekarang ia hamil 7 bulan.
bertambah banyak
d. Darah berwarna merah segar
2. Bagian terendah anak tidak

Perdarahan terjadi secara tibatiba dan banyak, berupa darah

atas

segar.
Pasien juga merasakan mulas

panggul
3. Adanya kelainan letak
4. Riwayat kuretase atau operasi

yang timbul sejak 2 jam SMRS.


Gerakan janin masih dirasakan

dapat

mendekati

pintu

sesar

Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan Fisik:

Uterus

tegang dan tidak ada nyeri tekan Uterus lunak, perut tidak terasa tegang,
Teraba kontraksi
dan tidak nyeri
Bagian terendah anak sangat

lembut,

perut

tidak

tinggi sehingga bagian terendah


tidak

dapat

melewati

atas

panggul

Pemeriksaan speculum :
Terlihat darah yang keluar dari
ostium uteri eksternum
Pemeriksaan vagina :
Dapat juga dilakukan pemeriksaan
fornises :
Teraba bantalan lunak antara

Inspekulo
Tidak dilakukan
Pemeriksaan fornices
Tidak dilakukan

jari-jari kita dan kepala pada


12

presentasi kepala
Pemeriksaan dalam
- Hanya dilakukan

Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan
dikamar

operasi yang telah siap untuk


-

melakukan operasi segera.


Hanya dilakukan apabila
akan dilakukan terapi aktif

Pemeriksaan Penunjang :
Ultrasonografi (USG).
USG transabdominal
USG transvaginal

Pemeriksaan Penunjang:
USG
Janin tunggal hidup letak kepala, usia

MRI

kehamilan 32-33 minggu, placenta di


corpus posterior menutupi seluruh
OUI. TBJA : 1864 gr
Kesan placenta previa totalis

2. Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini?


Tatalaksana plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu :3,4
1. Ekspektatif
Syarat :
Keadaan ibu dan anak masih baik
Perdarahan sedikit
Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat badan
janin kurang dari 2500 gr
Tidak ada his persalinan
Penatalaksanaan :

Pasang infus, tirah baring

13


Bila ada kontraksi premature bisa diberi tokolitik

Pemantauan kesejahteraan USG dan KTG


2. Terapi aktif
Persalinan pervaginam
Dilakukan pada plasenta letak rendah,

plasenta

marginalis atau plasenta lateralis di anterior (dengan


anak letak kepala).
Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban
Persalinan perabdominan

Plasenta previa dengan perdarahan banyak


Plasenta previa totalis
Plasenta previa lateralis posterior
Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang

Perdarahan antepartum

Faktor predisposisi
Pemeriksaan klinis

pemeriksaan USG
pemeriksaan Lab
Plasenta previa

Hamil 37 minggu
TBBA 2500 gr
Inpartu
Keadaan ibu & janin buruk

(+)
Aktif

(-)
ekspektatif
Berhasil
Aterm

Amniotomi

gagal

14

Tetes oksitosin
Bagan. Algoritma tatalaksana plasenta previa
Teori
Terapi Aktif, Seksio Sesarea

Pasien
Dilakukan terminasi dengan seksio sesarea

3. Apa komplikasi yang dapat terjadi pasien ini ?


Anemia dan syok
Perdarahan yang disebabkan oleh pelepasan plasenta dari
tempat melekatnya di uterus dapat terjadi berulang dan semakin
banyak oleh karena pembentukan segmen bawah rahim yang
terjadi secara ritmik. Selain itu, serviks dan segmen bawah
rahim yang rapuh dan terdiri dari banyak pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang
banyak. Pasien dapat mengalami anemia bahkan sampai syok.1
Plasenta akreta, inkreta, perkreta
Oleh karena plasenta berimplantasi pada segmen bawah
rahim dan sifat segmen ini yang tipis maka jaringan trofoblas
dengan kemampuan invasinya dapat menerobos kea lam
myometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab
kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta perkreta. Paling
ringan adalah plasenta akreta yang perlekatanya lebih kuat
tetapi vilinya masih belum masuk ke dalam myometrium.1,2
Kelainan letak anak1
Kelahiran prematur dan gawat janin1,2

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. 2011. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Wirohardjo.
2. Cunningham FG. Williams JW. Williams Obstetrics. 2014. New York:
McGraw-Hill Medical
3. Departemen/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2015. Panduan Praktik Klinis
Obstetri & Ginekologi. Bandung: Bagian Obstretik Ginekologi FKUP
4. Krisnadi SR, Mose JC, Effendi JS. 2005. Pedoman Diagnostik dan Terapi
Obstetrik dan Ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin. Bandung: Bagian Obstrtrik
Ginekologi FKUP.

16

Anda mungkin juga menyukai