Anda di halaman 1dari 39

Konsulen:

dr. Ony Wibriono


Angkejaya., Sp. An

MANAJEMEN
NYERI

REFERA Andhika Norris Frabes (2010-83-017)

PENDAHULUAN
Nyeri adalah pengalaman
menyenangkan.

sensorik

dan

emosional

yang

tidak

Definisi
"an unpleasant sensory and emotional experience
associated with actual or potential tissue damage, or
described in terms of such damage (IASP,1979)

Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual
maupun potensial, atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut

Mekanisme
TRANSDUKSI

TRANSMISI

Stimuli nyeri aktivitas listrik di ujung


saraf

Penyaluran impuls melalui saraf sensoris

MODULASI

masuk ke kornu posterior medula spinalis.

PERSEPSI

Hasil akhir dari proses interaksi yang


kompleks

Mekanisme

Klasifikasi
TIMBULNYA

Nyeri Akut
Nyeri Kronik

NYERI AKUT

NYERI KRONIK

Lamanya : hitungan menit

Lamanya : hitungan bulan (3


bulan)

Sensasi : Tajam menusuk

Sensasi : Terbakar, tumpul

Dibawa oleh serat A-delta

Dibawa oleh serat C

Ditandai peningkatan BP, nadi, RR

Fungsi fisiologis bersifat normal

Kausanya spesifik

Kausanya mungkin tidak jelas

Tingkah laku menggosok bgn yang


nyeri

Tidak ada aktivitas fisik sebagai


respon terhadap nyeri

Respon terhadap analgesik :


meredakan nyeri secara efektif

Respon terhadap analgesik : sering


kurang meredakan nyeri

Klasifikasi

SUMBERNYA

Kutaneus/superfisial

Yang mengenai kulit/


jaringan subkutan.
Biasanya bersifat burning

Deep somatic/nyeri
dalam

Nyeri yang muncul dari


ligament, pd, tendon,
saraf. Nyeri menyebar,
lebih lama daripada
kutaneus

Visceral (pada
organ dalam)

Stimulasi reseptor nyeri


dalam rongga abdomen,
cranium dan toraks.
Biasanya terjadi karena
spasme otot, iskemia,
regangan jaringan.

JENIS

Fisiologis

terjadinya nyeri oleh


karena stimulasi singkat
yang tidak merusak
jaringan

Inflamasi

terjadinya nyeri oleh


karena stimuli yang
sangat kuat sehingga
merusak jaringan

Neuropati

nyeri yang didahului /


disebabkan adanya
disfungsi primer ataupun
lesi pada sistem saraf
yang diakibatkan:
trauma, atau gangguan
metabolik

Lokasi/ Letak
Radiating Pain

Referred Pain

Nyeri menyebar dari


sumber nyeri ke jaringan
di dekatnya
Nyeri dirasakan pada
bagian tubuh tertentu
yang diperkirakan berasal
dari jaringan penyebab

Intractable pain

Nyeri yang sangat susah


dihilangkan

Phantom pain

Sensasi nyeri yang


dirasakan pada bagian
tubuh yang hilang/lumpuh

JENIS
Fisiologis

terjadinya nyeri oleh


karena stimulasi singkat
yang tidak merusak
jaringan

Inflamasi

terjadinya nyeri oleh


karena stimuli yang
sangat kuat sehingga
merusak jaringan

Neuropati

nyeri yang didahului /


disebabkan adanya
disfungsi primer ataupun
lesi pada sistem saraf
yang diakibatkan:
trauma, keracunan toksin
atau gangguan metabolik

Derajat

Nyeri Ringan

Nyeri yang hilang timbul, terutama saat


melakukan aktifitas sehari-hari dan hilang
pada waktu tidur

Nyeri Sedang

Nyeri yang terus menerus, aktifitas


terganggu,
yang
hanya
hilang
jika
penderita tidur

Nyeri Berat

Nyeri yang berlangsung terus menerus


sepanjang hari, penderita tak dapat tidur/
sering terjaga.

PENILAIAN
DIBAGI ATAS

NON SELF
REPORTED

SELF
REPORTED

SELF REPORTED

Numerical Rating
Scale (NRS)

Visual Analog Scale


(VAS)

Visual Descriptif
Scale (VDS)

NON SELF REPORTED

Skala Wajah Wong Baker

NON SELF REPORTED

Skala Wajah Wong Baker

NON SELF REPORTED

Behavioral Pain Scale (BPS)

NON SELF
REPORTED

Critical-Care Pain
Observasion Tool
(CPOT)

Mengawali pemeriksaan
dengan
MANAJEMEN
seksama
Menentukan penyebab &
derajat/stadium penyakit dengan
cepat
Komunikasi yang baik dengan
penderita & keluarga
PRINSIP UMUM
Mengajak penderita berpartisipasi
aktif dalam perawatan
meyakinkan penderita bahwa
nyerinya dapat ditanggulangi
Memperhatikan biaya pengobatan
& tindakan
Merencanakan pengobatan

TUJUAN

Mengurangi intensitas dan durasi


keluhan nyeri
Menurunkan kemungkinan
berubahnya nyeri akut menjadi
gejala nyeri kronis yang persisten
Mengurangi penderitaan dan
ketidakmampuan akibat nyeri
Meminimalkan reaksi tak
diinginkan atau intoleransi terhadap
terapi nyeri
Meningkatkan kualitas hidup
pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari

NON FARMAKOLOGI
Metode

FARMAKOLOGI

G
I
LO
AK
O
FA
RM

Terapi & Modalitas fisik


- Untuk meredakan nyeri mencakup
beragam bentuk stimulasi kulit (pijat,
stimulasi saraf dengan listrik
transkutis, akupuntur, olahraga)

Strategi Kognitif & Perilaku


- mengubah persepsi pasien terhadap
nyeri, mengubah perilaku nyeri.
- Strategi (relaksasi, hipnosis)

N
O
N

FARMAKOLOGI

1. Mulanya langkah pertama Obat


analgesik non opiat
2. Bila masih nyeri langkah kedua
ditambahkan obat opiod lemah (kodein)
3. Masih belum reda/menetap langkah
ketiga menggunakan opioid keras
(morfin)

FARMAKOLOGI

Leukotrie
n

Dihasilkan dari
kerja

lipoksigenase

disintesis
Sel inflamasi
saluran nafas
( eosinofil, sel
mast, basofil,
makrifag)

- Bronkokontriksi
- Peningkatan
reaktivitas bronkus
- edema mukosa
- hipersekresi mukus

Analgesik non-opioid (OAINS)


- Obat-obat yang menghambat enzim siklokinase

(COX) mencegah sintesis PG, prostasiklin,


tromboksan A2 dari asam arakidonat.
- memiliki efek anti-inflamasi, analgetik, antipiretik

COX-1 : Ezim konstitutif, mensintesis PG yang


terlibat dalam perlindungan integritas mukosa
lambung, pemeliharaan aliran darah ginjal,
agregasi trombosit, penyembuhan tulang
ISOENNZIM COX
COX-2 : diinduksi di perifer, oleh pembedahan,
trauma

Konsep COX

NSAID

AINS COXnonselektif

Aspirin
Indometasin
Piroksikam
Ibuproven
naproksen

AINS COX-2preferential

AINS COX-2-selektif

Nimesulid
Meloksikam
Nabumeton
Diklofenat
Etodolak

Generasi 1
-Selekoksib
- Refekoksib
- Valdekoksib
- Parekoksib
- Eterikoksib

FARMOLOGI DAN TERAPI, UI 2011

Generasi 2
- Lumirakoksib

NON-STEROID ANTIINFLAMASI

MANAJEMEN
Opioid : Semua zat
(sintetik/natural) yang dapat
berikatan dengan reseptor opioid
Analgetika narkotika
mengendalikan nyeri saat
pembedahan/ pasca pembedahan
Opium : getah candu (Papaver
somniferum)

Opiat : Obat yang dibuat dari


opium

RESEPTOR OPIOID

Terikatnya Opioid
& Reseptor

Penurunan ion
Ca2+ ke dalam sel

MEKANISME KERJA OPIOID

Hambatan
transmisi Nyeri

Penurunan
terlepasnya
dopamin,
serotonin,
peptida nyeri

Hiperpolarisasi

Peningkatan
masuknya ion K+
ke dalam sel

Kadar ion Ca2+


menurun dalam
sel

KLASIFIKASI OPIOID
Struktur dasar Agonis Kuat

Agonis lemahsedang

Fenantren

Morfin
Hidromorfon
Oksimorfon

Kodein
Oksikodon
Hidrokodon

Fenilheptilami
n

Metadon

Propoksifen

Fenilpiperidin

Meperidin
Fentanil

Difenoksilat

Morfinan

Levorfanol

Benzomorfan

Campuran
agonisantagonis
Nalbufin
Buprenorfin

Butorfanol
Pentazosin

FARMOLOGI DAN TERAPI, UI 2011

Antagonis

Nalorfin
Nalokson
Naltrekson

ADJUVAN

- Psikostimulan kurangi sedasi yang diakibatkan


oleh opioid
- Antidepresan kurangi nyeri neuropatik, memiliki
sifat analgeaik memperkuat sifat analgetik dari morfin
- Anti konvulsan meringankan nyeri neuropatik yang
sifatnya menusuk & membakar
- Kortikosteroid meningkatkan taraf alam perasaan
yang sedang menurun, antiinflamasi.

MULTIMODAL ANALGESIA

MA
Penggunaan lebih dari satu macam obat analgetik
yang memiliki mekanisme yang berbeda
mendapatkan efek sinergis menurunkan efek
samping yang berhubungan dengan penggunaan
opioid dari pada digunakan sebagai monoterapi.
Mengurangi efek samping opiod
Mencegah nyeri akut menjadi nyeri kronik melalui
sentsitisasi sentral
Mempercepat pemulihan pasien
Memperpendek lama tinggal di Rumah sakit

Alodinia

Setelah terjadi kerusakan


jaringan dapat dijumpai keadaan
dimana stimulus non-noksius
(pada kedaan normal) Rasa

Hiperalgesia

nyeri
Respon yang meningkat
(berlebihan) terhadap
rangsangan noksius.
Hiperalgisia Primer : pada
daerah lesi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai