Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teknologi berkembang cukup pesat sesuai dengan kebutuhannya.
Salah satu bentuk teknologi yang sering ditemukan adalah Smartphone.
Smartphone tidak hanya digunakan oleh kalangan remaja dan dewasa,
tetapi juga merambah ke anak-anak. Namun Smartphone pada anak usia
sekolah belum terlalu dibutuhkan. Pada anak usia sekolah permainan yang
lebih disarankan adalah permainan fisik, ketrampilan intelektual fantasi
serta terlibat dalam kelompok atau tim daripada menggunakan
smartphone (Suherman 2012)
Teknologi terutama smartphone memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anak, khususnya pada anak usia dini, baik itu secara fisik,
kognitif, emosi, sosial dan motorik. Interaksi yang terlalu sering dapat
mempengaruhi daya fikir anak terhadap imanjnasinya , anak juga akan
merasa asing dengan lingkungan sekitar karena kurangnya interaksi
sosial. (Ameliola dkk,2013)
Penggunaan smartphone

dikalangan

anak-anak

semakin

memprihatinkan dan tentu memiliki dampak terhadap tumbuh kembang.


Terlihat jelas anak-anak lebih cepat beradaptasi dengan teknololgi yang
ada. Sehingga anak-anak sering terlena dengan kecanggihan smartphone
dengan fitur-fitur yang tersedia di dalamnya. Anak-anak yang sering
menggunakan smartphone, seringkali lupa dengan lingkungan sekitarnya.
Mereka lebih memilih bermain menggunakan smartphone daripada
bermain dengan teman-teman dilingkungan tempat tingalnya. (Ismanto
dan Onibala,2015)
Seperti yang dikutip pada New York Times dalam Iis Widiaati dkk
(2014) Sebuah kasus terjadi dimana seorang anak kebiasaan pada
Smartphone.

Anak

tersebut

terus

merengek

ketika

Smartphone

kesayangannya itu tidak berada dalam genggaman tangannya. Anak ini


dapat dikatakan telah mengalami ketergantungan terhadap salah satu
terobosan terbaru era globalisasi ini. Pada saat makan, saat belajar, saat
bermain bahkan saat tidur tidak dapat lepas dari Smartphone tersebut.
1

Menurut Sudono (2000 : 14), untuk menciptakan prestasi


belajar anak agar tinggi adalah dengan mengakui kebutuhan
sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini
dapat terwujud jika orang tua mampu membina hubungan yang
baik melalui komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana
santai

dengan

saling

berbagi,

saling

mendengarkan

dan

mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika orang tua tidak mampu


mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif
dengan anak, maka prestasi belajar yang tinggi akan dapat
terhambat.

Sebuah hasil menunjukkan media yang paling umum digunakan


anak adalah smartphone, jumlah anak anak yang menggunakan
Smartphone meningkat hampir dua kali lipat (dari 38% menjadi 72%)
(sumber: id.ParentIndonesia.com,2013).
Ilmiah (2012) mengatakan Manusia merubah Dunia, Maka
Dunia akan merubah Manusia. Smartphone sudah mengubah cara hidup
manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Dimulai dari proses
pembelajaran, komunikasi antar manusia, bisnis,hiburan, dan lainnya.
Smartphone dibaratkan seperti pisau bermata dua, yang memberikan
manfaat tetapi juga harus dicermati dampak negatifnya.
Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, yang rentang
terhadap perkembangan dan perubahan. Perkembangan anak merupakan
salah satu aspek yang diperhatikan oleh para pakar, karena hal tersebut
merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan
seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Perkembangan fisik
maupun psikologi anak memberikan peranan penting dalam masa
depannya terutama dalam bidang pendidikan (Nursalam, 2005).
Secara kuantitas, jumlah MI se-Kota Blitar ada 8 MI. Pada tahun
2012 jumlah siswa siswa MI se-Kota Blitar tercatat sebanyak 2560 siswa,
pada tahun 2015 meningkat menjadi 2898 siswa. Tapi dari beberapa siswa
siswi MI masih ada masalah seperti kenakalan, jahil, tidak naik kelas,
bertengkar dengan teman, dsb (Depak, 2015).
Berdasarkan profil Depak pada tahun 2015, dilaporkan bahwa
jumlah siswa di MI Darusalam sebanyak 373 siswa dimana setiap

tingkatan terdiri dari 3 kelas. Dalam setiap kelas terdapat kurang lebih 2036 siswa per kelasnya.
Menurut hasil penelitian Universitas Negeri Semarang tahun 2013
yang dilakukan pada siswa SMA Negeri 3 Magelang, di dapatkan 63%
siswa tidak tuntas dalam menyelesaikan mata pelajaran UAN yang
menjadikan salah satu faktor ketidak dapatan siswa meraih prestasi. Hal
ini dapat dilihat dari hasil nilai mata pelajaran akutansi yang tidak sesuai
rata-rata.
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks
dan menyeluruh. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah
sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang
setara dengan kemampuan inteligensinya.
Prestasi dalam belajar merupakan sesuatu yang paling diharapkan
dari hasil belajar. Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah
bagaimana siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari siswa.
Reaksi yang dilakukan merupakan suatu usaha yang menciptakan
kegiatan belajar sekaligus menyelesaikannya. Sehingga nantinya akan
mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan pada siswa sebagai hal
baru serta penambahan pengetahuan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi adalah motivasi.
Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan
memiliki konsentrasi penuh dalam prestasi belajar (Soemanto, 2003).
Seperti yang dikemukakan diatas, apabila seseorang memiliki
kebiasaan bermain Smartphone maka individu itu bisa lupa waktu, hingga
mempengaruhi belajarnya. Orang tersebut lebih banyak bermain dengan
Smartphone dan menghiraukan pelaran sekolahnya. Berdasarkan paparan
diatas, peneliti ingin mengetahui hubugan kebiasaan bermain Smartphone
terhadap prestasi belajar anak.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menulis
rumusan masalah pokok yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini
adalah : Adakah hubungan kebiasaan bermain Smartphone terhadap
prestasi belajar anak di sekolah.

1) Mengidentifikasi

kebiasaan

bermain

smartphone

di

MI

DARUSSALAM pakunden blitar.


2) Mengidentifikasi prestasi belajar anak di MI DARUSSALAM
Pakunden Blitar.
3) Menganalisis hubungan kebiasaan bermain Smartphone terhadap
prestasi belajar anak di MI DARUSSALAM Pakunden Blitar.
C. TUJUAN PENELITIAN
a) Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan
kebiasaan bermain Smartphone terhadap prestasi belajar anak di
sekolah MI DARUSALAM Pakunden Blitar.
b) Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi kebiasaan bermain Smartphone

di

MI

DARUSSALAM Pakunden Blitar.


2) Mengidentifikasi prestasi belajar anak di MI DARUSSALAM
Pakunden Blitar.
D. MANFAAT PENEITIAN
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
bagaimana penggunaan Smartphone yang seharus nya digunakan dan
dimanfaatkan agar bisa berpengaruh positif bagi penggunanya terutama
untuk fitur fitur canggih yang sudah dimiliki oleh Smartphone pada
saat ini.
2) Manfaat Praktisi
a) Bagi siswa
Dari peserta didik diharapkan dapat mengetahui positif dan
b)

negative dari penggunaan smartphone tersebut.


Dunia keperawatan
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi dunia
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya
dalam keperawatan anak usia sekolah serta perawat komunitas
dalam mensosialisasikan pemberian stimulasi perkembangan dan

c)

sikap anak sekolah.


Bagi sekolah

Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan


terhadap pihak sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya
mengenai perilaku pengguna Smartphone dikalangan peserta didik
sehingga dapat lebih mengarahkan serta mengontrol dalam
pengguna Smartphone khususnya berkaitan dengan dampak
negatif yang timbul dari pengguna alat tersebut.
d)

Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pemahaman dan
pengalaman dalam melakukan penyusunan laporan penelitian
ilmiah yang baik dan benar dalam bidang keperawatan terutama
mengenai hubungan kebiasaan bermain Smartphone terhadap
prestasi belajar anak.

Anda mungkin juga menyukai