Anda di halaman 1dari 5

MIKROBA,

ANTARA KAWAN DAN LAWAN


Mendengar kata mikroba, terbayang oleh kita penyakit,
pencemaran, dan pembusukan makanan. Benarkah sedemkian
menyebalkannya sehingga patut dimusuhi? Bisakah kita hidup di
dunia ini tanpa mikroba?
Orang awam masih beranggapan,
mikroba identik dengan bakteri atau
kuman penyakit. Padahal makhluk
hidup yang superkecil dan dikenal
dengan sebutan jasad renik yang hanya
bisa dilihat dengan mikroskop ini tidak
hanya berupa bakteri, tetapi juga
berbentuk kapang atau jamur, khamir,
protozoa, dan virus.
Lalu apa bedanya masing-masing
makhluk renik ini?
Ilustrasi: Anton Nugroho

Mereka berbeda satu sama lain


dalam hal jumlah sel, ukuran sel, serta kebutuhan nutrisinya. Dari segi ukuran,
virus adalah yang terkecil; begitu kecilnya sehingga hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron. Virus juga sangat sederhana sehingga masih diragukan
untuk dapat dimasukkan dalam kelompok makhluk hidup.
Mikroba ada di mana-mana pada lapisan biosfer. Mereka terdapat pada
makanan, air minum dan mandi, alat-alat makan, alat memasak, alat tulis, juga di
lantai, pakaian, sepatu, ataupun tas kita. Bahkan udara yang kita hirup untuk
bernapas pun mengandung
berbagai jenis mikroba.
Bakteri, khamir, protozoa, dan ganggang adalah jasad renik bersel tunggal,
sedangkan kapang dan beberapa jenis ganggang merupakan jasad renik
multisel. Berbagai jenis mikroba ini dapat memberikan manfaat maupun efek
merugikan bagi kehidupan manusia.
Mikroba hadir di biosfer karena ia makhluk hidup. Tiap jenis mikroba
mempunyai tempat hidup yang tidak sama, sesuai dengan ketersediaan nutrisi
yang dibutuhkannya, di samping kondisi yang cocok untuk tumbuh dan

berkembang biak bagi mereka. Kondisi tumbuh yang dimaksud di antaranya


suhu dan ketersediaan nutrisi.
Secara umum bakteri tumbuh dengan baik pada suhu 30 oC. Jadi, jangan
heran kalau di negara tropis seperti Indonesia yang tinggi kelembapannya, lebih
mudah dan banyak terjadi kontaminasi makanan maupun penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dibandingkan dengan negara empat musim. Belum lagi
ditambah faktor kebersihan yang kurang mendapat perhatian.
Sebagai contoh, tas dan sepatu kulit, pakaian dan buku-buku tua, mudah
ditumbuhi jamur atau kapang, karena kapang dapat memanfaatkan selulosa
sebagai sumber nutrisinya. Lalu gigi yang kotor menjadi busuk karena sisa-sisa
makanan, baik berupa gula maupun protein, dapat menunjang kebutuhan nutrisi
bakteri penyebab kebusukan gigi.
Manusia bisa musnah
Bayangkan apa yang terjadi bila dunia ini bebas mikroba. Bahan makanan
yang segera lenyap adalah daging sapi, kerbau, maupun kambing. Tanpa
mikroba yang hidup di dalam saluran pencernaannya, ternak-ternak tersebut
tidak dapat mencerna rumput yang mereka makan. Bakteri, kapang, dan
khamirlah yang melaksanakan tugas tersebut.
Selanjutnya, ikan dan hasil laut akan ikut menghilang pada saat yang
bersamaan, sebab rantai makanan di air mendapatkan bahan bakarnya dari
mikroba yang dapat melakukan fotosintesis penghasil oksigen yang dibutuhkan
oleh biota laut. Proses fotosintesis yang terjadi juga membantu mengurangi
kandungan CO2 yang merupakan gas buangan polusi udara karena
karbondioksida itu dipakai sebagai bahan baku fotosintesis.
Bayi yang baru lahir, dalam saluran pencernaannya tidak terdapat mikroba.
Kehadiran mikroba dimulai pada saat tangisan pertamanya, dan dalam waktu
dua minggu telah berkembang biak berbagai jenis mikroba. Lalu apa yang akan
terjadi tanpa miliaran mikroba yang hidup di dalam usus besar kita? Tubuh
menjadi rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba.
Saluran pencernaan dan usus manusia mengandung miliaran bakteri dari
berbagai jenis yang hidup secara harmonis dengan tuan rumahnya, karena tidak
membahayakan bahkan membantu sistem pencernaan.
Kehadiran bakteri dalam usus dapat mencegah berkembang biaknya mikroba
penyebab penyakit yang akan kalah dalam kompetisi memperebutkan
ketersediaan nutrisi. Tahukah Anda bahwa sepertiga dari berat kering kotoran
kita adalah bakteri?
Pendapat bahwa manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa mikroba dalam
saluran pencernaannya tidak seluruhnya benar. Ingat cerita tentang bocah

bernama David (12) yang diamankan dalam ruang bebas kuman selama separuh
dari umurnya, toh bisa hidup. Namun, dia hidup dalam ruangan yang suci hama,
bebas kuman. Jadi, bagi kita yang hidup di udara yang dipenuhi berbagai jenis
mikroba, kehadiran jasad renik itu dalam saluran pencernaan mutlak diperlukan.
Tanaman pangan dibantu oleh mikroba yang dapat menanfaatkan kandungan
nitrogen di udara, dan mengubahnya menjadi amonia sehingga dapat
dimanfaatkan oleh tanaman tersebut, selanjutnya diubah oleh tanaman menjadi
protein. Beberapa tanaman polong-polongan seperti kedelai, kacang polong,
dsb. melakukan kerja sama saling menguntungkan dengan bakteri yang dapat
mengikat nitrogen dan terdapat pada bintil akar, sehingga dapat
mempertahankan kesuburan tanah karena menyediakan nitrogen bagi tanaman.
Tanpa mikroba proses penguraian alami terhadap tanaman dan hewan yang
sudah mati tidak akan terjadi. Akibatnya, rantai makanan terputus. Tanaman dan
hewan tidak mendapatkan penyediaan nutrisi yang berasal dari tanaman dan
hewan yang sudah mati dan didaurulangkan ke tanah.
Masalah yang paling besar adalah ketersediaan oksigen di bumi. Bayangkan,
mikroba yang hidup di laut dan melakukan fotosintesis berperan dalam
menghasilkan separuh dari oksigen di dunia. Tanpa mikroba, oksigen akan
menjadi barang langka, dan manusia pun akan berebut oksigen untuk bernapas,
sehingga suatu saat manusia di bumi ini akan musnah bersamaan dengan
habisnya oksigen! Perlu diketahui, dalam satu harinya manusia menghirup udara
sebanyak 50.000 l.
Juga tanpa mikroba, antibiotik dan vaksin tidak akan pernah ada. Demikian
juga halnya beberapa makanan yang melibatkan aktivitas mikroba, yang disebut
makanan fermentasi seperti misalnya berbagai jenis acar sayuran, keju, yoghurt,
kecap, terasi, roti, tempe, tape, dan masih banyak lagi.
Jelaslah kehadiran mikroba bagi kelestarian hidup bumi beserta isinya ini
penting dan mutlak. Meski demikian tidak semua mikroba itu sahabat kita. Ada
juga yang patut kita waspadai.
Cemaran mikroba
Namanya saja sudah cemaran, tentu menyebalkan. Tahun 1876 adalah saat
pertama kalinya diketahui peranan mikroba sebagai penyebab penyakit infeksi
pada manusia. Penyakit infeksi macam flu, cacar air, polio, AIDS, dan penyakit
hati karena virus. Sedangkan TBC, pneumonia, kolera dan disentri serta jerawat
disebabkan oleh infeksi bakteri. Bahkan kulit yang kurang bersih akan ditumbuhi
jamur, yang dikenal sebagai panu. Rambut yang berketombe juga akibat ulah
mikroba. Mulut dan gigi kita pun tak luput dari serangan jasad renik ini.

Daging, telur, dan makanan yang disimpan di udara terbuka lama-kelamaan


akan menjadi busuk atau rusak karena ditumbuhi mikroba. Roti dan keju akan
jamuran; sop, tahu, dan susu akan menjadi asam; santan akan jadi tengik dan
asam. Beberapa jenis bakteri bahkan tidak hanya menyebabkan pembusukan
tetapi juga menghasilkan racun yang mematikan.
Tanaman buah, sayuran, maupun bunga juga tidak bisa lepas dari serangan
mikroba. Berbagai jenis virus menyerang tanaman, salah satu di antaranya virus
mosaik yang menyerang tembakau dan menyebabkan penyakit pada tanaman.
Rumah kita pun tak luput dari intaian makhluk renik ini. Dinding rumah bisa
ditumbuhi jamur apabila terlalu lembap. Kayu-kayu penunjang rumah yang
dimakan rayap sebenarnya itu pun ulah mikroba yang menumpang hidup pada
sistem pencernaan rayap.
Sementara itu bakteri tertentu dapat tumbuh pada bahan logam dan plastik
sehingga dapat menyebabkan terjadinya karat pada pipa logam, baik saluran
pembuangan, bahan bangunan, maupun saluran air. Pertumbuhan ganggang
yang berlebihan pada danau ataupun sungai akan mengundang bakteri pengurai
ganggang tersebut yang memakai oksigen di dalam air, sehingga makhluk hidup
di dalam air seperti ikan akan kekurangan oksigen dan mati.
Jaga kebersihan
Tumbuhnya mikroba dalam suatu lingkungan merupakan akibat tersedianya
nutrisi dan kondisi yang sesuai dan diinginkan oleh mikroba tersebut. Karena itu
untuk menghindari kehadiran mikroba yang tidak diinginkan kita harus
mengganggu kondisi yang mendukung pertumbuhan mikroba tersebut.
Kebersihan adalah syarat utama agar dapat terhindar dari berbagai jenis
penyakit yang disebabkan oleh makhluk superkecil ini. Menjaga kebersihan
tubuh akan terhindar dari serangan panu, kebusukan gigi, rambut berketombe,
serta tumbuhnya jerawat.
Berbagai jenis antiseptik yang terkandung dalam obat kumur, pembasuh luka,
sabun mandi, pembersih lantai, pencuci piring dan pakaian banyak dijual di
pasaran. Terutama bagi mereka yang mempunyai anak balita dan suka bermain
di lantai, sebaiknya menggunakan pembersih lantai yang mengandung
desinfektan.
Di samping itu, cegah pencemaran air dan lingkungan dengan selalu
memperhatikan tempat pembuangan sampah maupun buangan lainnya pada
tempatnya. Diperlukan kerja sama yang baik dari pihak industri, konsumen, dan
lembaga kesehatan dalam mengamankan lingkungan. Upaya menjaga laut dan
perairan agar tetap dapat menyerap sinar matahari mutlak dilakukan. Air
buangan yang berwarna hitam akan mengalangi terjadinya fotosintesis di

perairan, sehingga oksigen yang kita butuhkan suatu saat akan menjadi barang
langka. (Dr. Ir. Ingrid S. Waspodo, M.Sc., pengajar pada Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Teknologi Indonesia)

Converted by WPAHTML
Created With HTML Assistant Pro - 4/5/97

Anda mungkin juga menyukai