Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti mendengar atau
memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati
pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan,
dalam hal ini manajemen perusahaan. Dasar hukum pelaksanaan audit ini adalah
pasal 86 UU No 17/2006 tentang Audit yang dilakukan oleh auditor dari DJBC atau
bersama-sama dengan auditor dari instansi lainnya yang terkait. Pada perkembangan
terakhir sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal
dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut
disebut dengan auditing. Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing,
maka perlu dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai berikut :
Auditing is an explorotary, critical review by a professional account of the underlying
internal control and accounting records of a business enterprises or other economic
unit, precedent to the expression by the auditor of an opinion of the propriety
(fairness) of its financial statement.
Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu :
1. Pemeriksaan atas pengawasan intern dalam
Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan
pengawasan administrasi
2. Pemeriksaan atas catatan keuangan
Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur
pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian,
buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya.
3. Pemerikasaan atas catatan lain
Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran
dasar, notulen rapat, data statistic dan sebagainya. Selanjutnya Moenaf Regar
memberikan pengertian auditing sebagai berikut :
Pemeriksaan (auditing, general audit, financial audit) adalah
serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk
meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut
norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak
memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang
diperiksa. Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus

1.

2.

3.

4.

5.

dilaksanakan secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga
dilaksanakan menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang
berwenang. Kata bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap yang
tidak berpihak dalam melaksanakan pemeriksaan untuk sampai kepada
pemberian pendapat, baik dalam kenyataan (in fact) maupun dalam
penglihatan (in appearance). Sedangkan norma pemeriksaan adalah suatu
ukuran untuk mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan. Selanjutnya
pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yang lebih luas oleh Arens
dan James sebagai berikut :
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan
Independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan
yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang
terukur tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan.
Definisi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur
yang dicakup sebagai berikut :
Pengumpulan dan penilaian bukti
Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala keterangan yang digunakan
oleh ouditor untuk menentukan apakah keterangan atau informasi yang
diperiksa tersebut sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.
Keahlian dan kebebasan
Seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat
memahami criteria-kriteria yang digunakan dan cukup mampu atau kompoten
untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan agar
pada akhir pemeriksaan ia dapat menarik kesimpulan yang tepat. Auditor juga
harus memiliki sikap mental yang bebas atau independent.
Satuan ekonomi tertentu
Setiap kali akan dilakuan suatu audit, ruang lingkup pertanggungjawaban
auditor harus dinyatakan secara jelas, yang terutama harus dilakukan adalah
menegas satuan ekonomi yang dimaksud dan periode waktunya.
Data keterangan yang terukur dan criteria-kriteria yang telah ditetapkan
Untuk mempermudah penilaian keterangan, data harus dapat dikumpulkan
dengan mudah, berarti data tersebut disusun dalam suatu sistem akuntansi.
Data yang disajikan manajemen tersebut dibandingkan dengan criteria atau
standar yang telah ditetapkan.
Pelaporan
Hasil akhir suatu pemeriksaan adalah menerbitkan laporan yang berisi
kesimpulan dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai
selesai. Isi dan
Bentuk laporan biasanya berbeda, tergantung pada maksud, tujuan dan sifat
pemeriksaan yang dilakukan. Tetapi suatu laporan harus dapat menjelaskan

pada pembeca mengenai kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan


angka, criteria atau ukuran yang ada.
B. Jasa-Jasa Akuntan Publik
Menurut Noviyanti, Suzy dan Intiyas Utami (2004:17), jasa-jasa yang
diberikan Kantor AAkuntan Publik (KAP) meliputi :
1. Jasa audit laporan keuangan
Melakukan audit umum atas laporan keuangan untuk memberikan
pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan suatu entitas
ekonomi yang dihubungkan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang meliputi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh
IAI dan standar atau praktek akuntansi lain yang berlaku umum.
2. Jasa audit khusus
Merupakan audit atas akun atau pos laporan keuangan tertentu yang
dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disepakati bersama.
3. Jasa etastasi
Jasa yang berkaitan dengan penerbitan laporan yang memuat suatu
kesimpulan tentang keadalan asersi (pernyataan) tertulis yang menjadi
tanggung jawab pihak lain melalui pemeriksaan, review, dan prosedur
yang disepakati bersama.
4. Jasa review laporan keuangan
Memeberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material
yang harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif
lainnya.
5. Jasa kompilasi keuangan
Untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan data keuangan
serta informasi lainnya yang diberikan manajemen suatu entitas ekonomi.
6. Jasa konsultasi
Jasa yang diberikan KAP bervariasi melalui dari jasa konsultasi umum
kepada manajemen, perencanaan sistem dan implementasi sistem
akuntansi, menyusun proposal keuangan dan studi kelayakan proyek,
penyelenggaraan pendididkan dan pelatihan, pelaksanaan seleksi dan
rekruitmen pegawai, samapai pemberian jasa konsultasi lainnya, termasuk
konsultasi dalam pelaksaan merge dan akuisi.
7. Jasa perpajakan
Konsultasi umum perpajakan, perencanaan pajak, review kewajiban pajak,
pengisisan SPT dan penyelesaian masalah pajak.
8. Jasa manajemen
Yaitu pemberian jasa kepada klien agar usahanya dapat berjalan dengan
lebih efektif dan efisien.

C. Jenis-Jenis Audit
Secara umum dikatagorikan ke dalam tiga kondisi, yaitu :
1. Audit Umum
Yaitu audit dengan ruang lingkup pemeriksaan lengkap dan
menyeluruh terhadap pemenuhan kewajiban audit. Audit jenis ini
biasanya dilakukan secara regular dan terencana dalam sebuah daftar
obyek audit oleh DJBC dengan pertimbangan tertentu (seperti
manajemen resiko, profil komoditas, volume transaksi dan
sebagainya). Pada dasarnya seluruh pengguna jasa audit (importer,
eksportir, PPJK) akan diuji kepatuhannya terhadap undang-undang
melalui pelaksanaan audit jenis ini.
2. Audit Khusus
Yaitu audit dengan ruang lingkup pemeriksaan hanya terhadap
pemenuhan kewajiban audit tertentu. Dengan jata lain, audit hanya
dilakukan terhadap transaksi atau beberapa transaksi tertentu saja.
Audit ini umumnya tidak direncanakan dalam daftar obyek audit
sebelumnya. Namun tidak tertutup kemungkinan audit ini meningkat
statunya menjadi audit umum apabila hasil pengolahan dan analisis
data yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh transaksi harus dapat
diperiksa.
3. Audit Investigasi
Audit ini dilakukan terkait dengan adanya dugaan tindak pidana
bidang audit yang dilakukan pengguna jasa audit. Karena sifatnya
yang investigative maka audit ini dilakukan dalam rangka memperoleh
bukti awal tindak pidana sebagai dasar untuk dilakukannnya proses
penyidikan. Audit dilakukan oleh sebuah tim audit yang bekerja
berdasarkan surat tugas/surat perintah oleh Direktur Jenderal/Direktur
Audit/Kepala Kantor Wilayah DJBC. Pelaksanaan audit harus selesai
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat
tugas/surat perintah. Jangka waktu tersebut adalah jangka waktu yang
diberikan kepada tim audit untuk menyelesaikan proses audit sampai
dengan diterbitkannya Laporan Hasil Audit.
D. Tujuan Audit
Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat
tentang apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalah semua
hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau dikenal
dengan GAAP. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan

kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Auditor perlu
mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun
laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut, auditor akan dapat
mengidentifikasikan bukti apa yang yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara
menghimpun bukti tersebut.
Disamping itu pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh :
1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.
2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku
dan catatan klien.
3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.
4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Audit Khusus
Pengertian Audit Khusus (Special Audit) adalah audit yang dilakukan
atas lingkup audit yang bersifat khusus. Dengan demikian audit khusus
yang bertujuan menilai kasus tidak lancarnya pelaksanaan
pembangunan dapat digunakan istilah Audit Khusus atas Ketidak
Lancaran Pelaksanaan Pembangunan (KTLPP). Berkaitan audit
khusus yang bertujuan untuk mengungkapkan kecurangan digunakan
istilah Audit Khusus atas kecurangan. Dari uraian tersebut Audit
Khusus adalah audit yang dibatasi dengan ruang lingkup yang sempit
untuk mendapatkan simpulan audit yang lebih mendalam dan lengkap.
B. Tugas Audit Khusus
Tugas audit khusus yaitu pemeriksaaan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Jenis ini dapat berupa audit atas pos-pos
tertentu dari laporan keuangan, audit atas laporan keuangan yang
disusun berdasarkan suatu basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, audit atas informasi
keuangan untuk tujuan tertentu dan audit khusus lainnya.
C. Pedoman Audit Khusus
Pedoman ini lebih memfokuskan pada kasus TP/TGR, kasus
pelanggaran disiplin PNS (PP No.30/1980), kasus pelanggaran (PP
No.10/1983), dan kasus pelanggaran etika (aturan perilaku) Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). Untuk kasus TPK dan

Perdata mengacu kepada Pedoman Audit Investigasi yang dikeluarkan


oleh Deputri Bidang Investigasi BPKP.
Pedoman ini berisi rangkaian prosedur penanganan kasus, dari tahap
penelahaan informasi awal samapai dengan pemantauan pelaksanaan
tindak lanjutnya. Audit Khusus pada umumnya dilakukan karena
adanya informasi awal yang berasal dari :
a. Surat pengaduan masyarakat melalui disposisi Kepala BPKP atau
diterima langsung oleh Inspektur BPKP.
b. Pengembangan dari temuan audit/evaluasi regular yang
sedang/telah dilakukan.
c. Permintaan tertulis dari unit kerja di lingkungan BPKP.
d. Audit khusus dilaksanakan setelah ada disposisi Kepala BPKP.
Untuk penanganan informasi awal, dibentuk Tim Penelaahan Surat
Pengaduan melalui Memo/ST Non Pemeriksaan dari Inspektur. Tim
bertugas menelaah kecukupan informasi awal dalam rangka
memberikan masukan kepada Inspektur berupa simpulan Cukup/Tidak
Cukup alasan dilakukan audit khusus, dengan mempertimbangkan
materi dan kelengkapan informasi, serta potensi kebenaran pangaduan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Audit khusus merupakan bagaian dari manajemen kontrol yang dilaksanakan
dalam kegiatan internal audit, di samping audit lainnya, seperti audit
keuangan dan audit kepatuhan atau compliance audit. Dalam tata cara
pemeriksaan dan sifat pemeriksaannya, audit khusus lebih dikenal dengan
istilah fraud audit atau pemeriksaan kecurangan. Fraud audit adalah
kombinasi aspek audit forensik/investigasi forensik/uji menyeluruh semua
materi pemeriksaan dengan teknik internal control dalam tata cara internal.

B. Saran
Menurut saya audit khusus sangat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
suatu masalah dalam hal keuangan terutama sebagai tindak pencegahan untuk
yang dapat menimbulkan kerugian bagi banyak pihak. Oleh karena itu khusus
sangatlah diperlukan pada suatu organisasi atau lembaga keuangan.

Anda mungkin juga menyukai