Anda di halaman 1dari 34

KATA

PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Sabun
Transparan

dari

VCO

(Virgin

Coconut

Oil)

serta

dapat

menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan tersebut dengan baik.


Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat
kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menguncapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Andaka Wirawan, M.Si., Apt selaku Ketua Yayasan
Pharmasi
2. Ibu Suciati, S.Si, Apt, selaku Kepala SMK Yayasan Pharmasi
Semarang.
3.

Ibu Ika Purwati, S.Si, selaku Ketua Kompetensi Keahlian


Kimia Industri SMK Yayasan Pharmasi Semarang dan wali
kelas XII Kimia Industri Tahun Ajaran 2013/2014.

4.

Bapak Achmad Syah Ronie, S.T, selaku guru pembimbing


yang

telah

meluangkan

waktunya

untuk

membantu

memberikan ilmu serta pengarahan dalam menyelesaikan


laporan.
5. Ibu dan Bapak yang telah memberi dukungan moral dan
material.
6.

Seluruh
membantu

teman-teman

XII

menyelesaikan

Kimia
laporan

Industri
dan

yang

menjadi

telah
teman

penulis melepas kejenuhan dengan canda tawa mereka.


7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah ikut banyak membantu atas terselesaikannya laporan
ini.

Saya menyadari bahwa laporan yang penulis susun ini


masih sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Semoga laporan yang penulis susun ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Semarang,

Februari 2014
Penulis

BAB I
PENDAHULU
AN

1.1

Latar Belakang

1.1.1

VCO (Virgin Coconut Oil)


VCO (Virgin Coconut Oil)

sesungguhnya

sudah

memasyarakat sejak lama di Indonesia. VCO merupakan


minyak kelapa murni yang belum mengalami pencampuran
dengan bahan-bahan lain. Minyak kelapa yang sekarang
beredar

di

pasaran

ada

yang

sudah

mengalami

pencampuran dengan minyak lain, seperti minyak kelapa


sawit atau minyak kacang. Indonesia merupakan penghasil
kelapa terbesar setelah Filipina. Hampir semua wilayah
pesisir di Indonesia banyak ditumbuhi oleh kelapa. Hal ini
menjadi pemicu bagi para ahli untuk membuat olahan kelapa
yang sangat bermanfaat agar hasil produksi kelapa tersebut
tidak selalu diekspor ke luar negeri.
Sabun merupakan benda wajib yang kita pakai setiap
hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun
berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di
tubuh

kita.

pembersih

Dewasa
kulit

ini

makin

pemanfaatan
menjadi

trend

sabun
dan

sebagai
beragam.

Keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada


jenis,

warna,

wangi

dan

manfaat

yang

ditawarkan.

Berdasarkan jenisnya sabun dibedakan atas dua macam


yaitu

sabun padat (batangan) dan sabun cair.

Sabun

transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan


dengan

tampilan

transparan,

lembut

di

dan

kulit

menghasilkan

penampakannya

busa

lebih

lebih

berkilau

dibandingkan jenis sabun lainnya. Tampilan sabun transparan


yang menarik mewah dan berkelas.

Sabun

transparan

merupakan

salah

satu

produk

kosmetik yang sedang trend. Pilihan VCO sebagai bahan


baku

sabun

transparan

didasarkan

pada

beberapa

keunggulannya termasuk kemampuan antimikroba sehingga


baik

untuk

pemeliharaan

kulit

atau

perawatan

tubuh.

Belakangan ini penggunaan VCO lebih diarahkan pada


perawatan kesehatan dan kosmetika sedangkan minyak
kelapa biasa untuk produk pangan.

1.2

Tujuan
Laporan Tugas Akhir Tahun Ajaran 2013/2014 memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut :
Memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Praktik
Kejuruan di
SMK Yayasan Pharmasi Semarang tahun pelajaran
2013/2014

Memenuhi Tugas Akhir tahun pelajaran 2013/2014

Mengetahui cara pembuatan dan standar mutu


VCO (Virgin
Coconut Oil)
Mengetahui cara pembuatan dan standar mutu sabun
transparan

BAB II
DASAR
TEORI

2.1

VCO (Virgin Coconut Oil)


Virgin Coconut Oil atau biasa disingkat dengan VCO
adalah minyak murni yang dibuat dari bahan kelapa segar
dengan proses pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan
sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB "Refned, Bleached
and Deodorized" (minyak yang disuling, dikelantang

dan

dihilangkan baunya). Proses pembuatan yang tepat akan


menghasilkan minyak VCO yang berkualitas. Minyak VCO
memiliki sebutan yang bermacam-macam.
Dikalangan masyarakat umum ada yang menyebut
dengan nama
minyak ajaib. Dilihat dari manfaatnya yang sangat banyak
memang pantas bila minyak ini disebut sebagai minyak
ajaib, hal ini karena kemampuannya minyak VCO dalam
menyembuhkan dan membantu mengobati berbagai macam
penyakit.
Monolaurin (suatu senyawa yang bersifat

antivirus,

antibakteri, dan antijamur) dari Virgin Coconut Oil mampu


menyembuhkan AIDS. Senyawa yang berasal dari asam
laurat itu mampu menyusup melewati membran lemak virus
dan menghancurkannya. "VCO" bakal menjadi pendukung
utama kesehatan dunia.

2.1.1

Kelebihan VCO (Virgin Coconut Oil)


Beberapa

keunggulan

minyak

kelapa

dibandingkan

dengan minyak nabati lain adalah sebagai berikut :

2.1.2

Tidak menimbun lemak dan kolestrol

Tidak bersifat toksik

Tidak menghasilkan radikal bebas

Tidak mudah menjadi tengik

Rasa dan bau yang khas

Kandungan Gizi VCO (Virgin Coconut Oil)


Komponen

dalam

minyak

kelapa

sebagian

besar

mengandung asam lemak jenuh. Hal ini menjadikan kelapa


sebagai salah satu sumber untuk mendapatkan asam lemak
jenuh. Selain mengandung asam lemak berantai pendek,
minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak rantai
sedang atau

Medium Chain Fatty Acid (MCFA). (Sutarmi,

S.TP.,
2005)
Rincian komposisi asam lemak dalam minyak dapat
dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 1.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Kelapa
Asam Lemak

Jumlah (%)

Asam Lemak Jenuh


Asam

0,0 0,8

kaproat

5,5 9,5

Asam

4,5 9,5

kaprilat

44,0 52,0

Asam

13,0 19,0

kaprat

Asam palmitat

7,5 10,5

Asam stearat

1,0 3,0

Asam arachidat

0,0 0,4

Asam Lemak Tidak Jenuh


Asam palmitoleat

0,0 1,3

Asam oleat

5,0 8,0

Asam linoleat

1,5 2,5

(Thieme, J.G., 1968)

2.1.3

Teknik Pembuatan VCO


Pembuatan VCO dapat dilakukan melalui dua proses,
yaitu proses basah (menggunakan santan) dan proses kering
(menggunakan kopra). Proses basah merupakan cara paling
sederhana untuk mendapatkan bahan pembuatan VCO, yaitu
santan. Secara umum sendiri cara pembuatan minyak
kelapa

murni

dibedakan

menjadi

tiga

cara,

yaitu

pemanasan, fermentasi, dan pancingan.


1.

Pemanasan
Pembuatan VCO dengan metode pemanasan pada
prinsipnya sama
cara

tradisional.

dengan

pembuatan

VCO

dengan

Pada metode ini, proses pembuatan

diawali dengan tahap pemarutan kelapa dan pembuatan


santan.

Krim

kemudian

yang

diperoleh

dari

santan

tersebut

dipanaskan dengan suhu tertentu hingga

dihasilkan minyak. Selanjutnya, minyak dipisahkan dari


air melalui penguapan agar diperoleh minyak murni.

2.

Fermentasi
Fermentasi adalah proses pembuatan suatu bahan
olahan dengan bantuan enzim. Pembuatan VCO pun bisa
dilakukan dengan metode ini.
Dimana krim (biang santan) difermentasi selama
satu sampai
dua hari menggunakan bantuan enzim secara langsung.
Untuk

memisahkan

minyak

dengan

baik,

dapat

ditambahkan larutan ragi atau cuka nira.


Keberhasilan proses fermentasi ini ditandai dengan
terbentuknya tiga lapisan pada campuran. Tiga lapisan
ini terdiri dari, lapisan atas yang berupa minyak murni,
lapisan tengah berupa blondo berwarna putih, dan
lapisan bawah berupa air. Dari ketiga lapisan tersebut,
yang dibutuhkan hanya minyak pada lapisan atas.
Minyak ini dapat diambil menggunakan sendok atau
gayung dengan hati-hati.
Minyak yang sudah dipisahkan kemudian dipanaskan
pada suhu
Metode

ini

60C

untuk melepaskan unsur pekatnya.

dapat menghasilkan minyak jernih dengan

aroma yang khas.


3.

Pancingan
Metode pancingan ini memiliki tahapan awal yang
sama dengan metode yang lain, yaitu pembuatan santan.
Perbedaannya terletak pada proses pengolahan krim.
Pada metode ini, krim yang sudah jadi dicampur dengan
minyak pancingan

dengan perbandingan tertentu.

Minyak pancingan adalah minyak kelapa murni hasil


fermentasi.
Campuran antara krim dengan minyak pancingan
tersebut
diaduk hingga rata dan didiamkan selama
7-8 jam.

Setelah didiamkan, campuran ini agar membentuk


tiga lapisan seperti pada metode fermentasi.
Prinsip

pembuatan

dengan

metode

ini

adalah

pengubahan emulsi minyak-air menjadi minyak-minyak.


Minyak umpan akan menarik minyak pada krim yang
masih berikatan dengan protein dan air. (Sutarmi, S.TP.,
2005)

2.1.4

Manfaat VCO (Virgin Coconut Oil)


Kandungan VCO dapat memberikan beberapa
manfaat yang berguna bagi manusia, yaitu :

Mencegah penyakit jantung

Mencegah tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan


stroke

Mencegah diabetes

Menurunkan berat badan

Membunuh virus penyebab mononuclerosis, influenza,


hepatitis
C, campak, herpes,
AIDS

Meredakan gejala nyeri dan iritasi akibat wasir

Meringankan peradangan kronis

Anti kanker

Melindungi ginjal dan infeksi kandung kemih

Mencegah penyakit hati

Mengeluarkan atau membunuh cacing pita, kuku,


giardia, dan parasit lain

Mengendalikan ketombe

Mempercantik kulit

2.1.5

Standar Mutu VCO (Virgin Coconut Oil)


Mutu merupakan suatu parameter untuk menentukan
kualitas suatu produk. VCO tentunya juga memiliki standar
mutu sebagai acuan untuk menentukan kualitas. Standar
mutu VCO yang digunakan adalah standar dari APCC (Asian
and Pasifc Coconut Community). APCC merupakan suatu
organisasi antar pemerintah 15 negara penghasil kelapa dan
pengekspor produk kelapa.
Dalam standar APCC menyebutkan bahwa VCO harus
memiliki kenampakan yang jernih, berbau tidak tengik, dan
tidak memiliki rasa. Selain parameter organoleptik, adapula
parameter oksidasi mengenai kadar
dan

kadar

peroksida. Dalam

asam

lemak bebas

parameter ini disebutkan

bahwa VCO tidak boleh mengandung lebih dari 0,5% asam


lemak bebas dan harus memiliki kadar peroksida maksimal 3
meq/kg minyak.
Selain dua parameter di atas, komposisi asam lemak
yang merupakan penyusun minyak juga menjadi sebuah
parameter tersendiri.

Kandungan asam laurat yang tinggi

menjadi ciri khas dari VCO dibanding pada minyak lainnya.


Pada sebuah penelitian menyebutkan bahwa VCO hasil
proses

fermentasi

dengan

thermophylus pada suhu

kultur

40C

starter

akan

Streptococcus

menghasilkan VCO

dengan kadar asam laurat yang tinggi. (Saiful, M., 2009)

Tabel 1.2 Standar Mutu VCO (Virgin Coconut Oil)


NO
1.

2.

KARAKTERISTIK
Karakteristik identitas
Densitas relative

0,915 0,920

Indeks refraktif/bias pada


40 C
Kadar air

1,4480 1,4492

Bilangan penyabunan

4,1 11

Bilangan iod

0,2 0,5

Bilangan asam maks

13

Bilangan polenske

13 18

0,1 0,5

Karakteristik kualitas
Warna

Jernih Kristal

Asam lemak bebas ( FFA )

< 0,5 %

Bilangan peroksida

< 3 meq / kg
minyak
< 10 cfu

Total Plate Count


3.

KANDUNGAN

Kontaminan
Matter volatile pada 105 C 0,2 %
Besi

5 mg / kg

Copper

0,4 mg / kg

Lead

0,1 mg / kg

Arsenic

0,1 mg / kg

Sumber : Linda Suhada, 2007

2.2

Sabun Transparan
Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat
dengan teknik khusus dengan menghilangkan kandungan
alkali di dalamnya.

Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi


biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent)
yang menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat
melembabkan kulit.
Sabun dibuat dengan
sebagai berikut:
Reaksi

reaksi

penyabunan

penyabunan
(saponifkasi)

dengan

menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan


alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
Reaksi pembuatan sabun atau saponifkasi menghasilkan
sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk
samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai
jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam
lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan
lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih
keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
melainkan larut dalam bentuk ion.

2.2.1

Klasifikasi Sabun
1.
Cair

Sabun

Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar


2.
Sabun Lunak/
Krim
Seperti pasta dan sangat mudah larut

3.

Sabun Keras/ Padat


Dibuat dari lemak yang padat atau dari minyak yang
dikeraskan dengan proses hidrogenasi, Asam lemaknya
jenuh dan mempunyai BM tinggi, Sukar larut dalam air.

2.2.2

Reaksi Saponifikasi
Sabun

dihasilkan

oleh

proses

saponifkasi,

yaitu

hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam


kondisi

basa.

Pembuat

kondisi

basa

yang

biasanya

digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan


KOH (kalium/potasium hidroksida).
Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium
inilah yang
kemudian dinamakan sabun.

Gambar 1.1 Reaksi saponifkasi

2.2.3

Bahan Baku Pembuatan Sabun


1.

Minyak Kelapa (VCO)


Minyak
dengan

kelapa

adalah

minyak

yang

dibuat

bahan baku kelapa yang telah diproses

sedemikian rupa sehingga didapatkan


murni. Digunakan minyak kelapa

minyak

kelapa

karena sifatnya yang mudah tersaponifkasi, mudah


larut dalam air, dan mudah menguap.
Tabel 1.3 Kandungan asam lemak yang dominan
pada beberapa jenis minyak
NO.

JENIS MINYAK

ASAM
LEMAK

JUMLAH

YANG
Minyak Kelapa Asam Laurat

44 - 53 %

Minyak Sawit

Asam Palmitat

40 - 46 %

Asam Oleat

39 - 45 %

Minyak jarak

Minyak jagung Asam Linoleat

Asam Risinoleat 86 %

Minyak
Kedelai

56,3 %

Asam Oleat

30,1 %

Asam Linoleat

15 64 %

Asam Oleat

11 60 %

Sumber : Pranita, G., 2013


Minyak dan lemak dihasilkan oleh alam yang
bersumber

dari

hewan

dan

tanaman,

perbedaan

mendasar antara lemak hewani dan lemak nabati


adalah :
Lemak hewani mengandung kolesterol,
sedangkan lemak nabati mengandung ftosterol
Kadar
lebih

lemak

jenuh

dalam

lemak

kecil daripada lemak nabati

hewani

2.

Asam Stearat
Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai
panjang

(C18)

yang

memiliki ikatan

bersifat

jenuh

karena

tidak

rangkap diantara atom karbonnya.

Asam stearat dapat berbentuk cairan atau padatan.


Pada proses pembuatan sabun, asam stearat berfungsi
untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.
3.

Natrium Hidroksida ( NaOH )


Natrium

hidroksida

(NaOH)

seringkali

disebut

dengan soda kaustik atau soda api yang merupakan


senyawa

alkali

yang bersifat basa dan mampu

menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan


sifat cepat menyerap kelembapan. Natrium hidroksida
bereaksi

dengan

minyak

membentuk

sabun

yang

disebut dengan saponifikasi.


4.

Etanol
Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak
berwarna, merupakan senyawa organik dengan rumus
kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan sabun
digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah
larut dalam air dan lemak.

5.

Gliserin
Gliserin

adalah

produk

hidrolisis antara minyak


menghasilkan

asam

nabati

samping
dengan

dari

reaksi

air

untuk

lemak. Gliserin merupakan

humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab


pada kulit. Pada kondisi atmosfr sedang ataupun pada
kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan
kulit dan mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih,
tidak berbau, dan memiliki rasa manis.

6.
TEA

TEA merupakan dietanolamida yang terbuat dari


minyak
kelapa. Dalam formula sediaan kosmetik, TEA berfungsi
sebagai surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan adalah
senyawa aktif penurun
bermanfaat

tegangan

permukaan

yang

untuk menyatukan fasa minyak dengan

fasa air.
7.

Natrium Klorida (NaCl)


Natrium klorida (garam) merupakan bahan
berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan bersifat
higroskopik rendah. Penambahan NaCl selain bertujuan
untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan
konsentrasi elektrolit agar sesuai dengan penurunan
jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan
pembuat sabun tetap seimbang selama proses
pemanasan.

8.

Gula Pasir
Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses
pembuatan sabun transparan, gula pasir berfungsi
untuk

membantu

sabun.

terbentuknya

Penambahan gula

transparansi

pada

pasir dapat membantu

perkembangan kristal pada sabun.


9.

Pewarna
Pewarna ditambahkan pada
sabun untuk menghasilkan
beraneka

warna.

proses pembuatan

produk

sabun

yang

Bahan pewarna yang digunakan

adalah bahan pewarna untuk kosmetik grade.

10.
Pewangi
Pewangi

ditambahkan pada

proses

pembuatan

sabun untuk memberikan efek wangi pada produk


sabun.

Pewangi

yang

sering

digunakan

dalam

pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum dengan


berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal
dan lain-lain).

2.2.4

Standar Mutu
Sabun
Informasi

BB

Pascapanen

menyatakan

bahwa

parameter mutu yang dianalisa adalah kemasaman (pH),


karakter kekerasan, kadar asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA),

nilai

ketengikan,

kadar

air,

dan

bilangan

penyabunan.
Mengenai pH, diketahui sabun transparan komersial
memiliki pH
9,34. Dalam formulasi sabun transaparan, pH terkait jumlah
penggunan basa yang menentukan jumlah penambahan
etanol.

Semakin

banyak basa yang digunakan, akan

semakin sedikit etanol yang dapat ditambahkan sehingga pH


tetap tinggi.
Karakter kekerasan sabun transparan harus cukup baik
sebagai
indikasi masa pemakaian yang lebih lama. Nilai kekerasan
sabun komersial berada dalam rangkaian 0,967 hingga 6,867
kg/cm2. Sedangkan mengenai transparansi, sabun akan
semakin jernih bila etanol yang digunakan semakin murni.

BAB III PROSES


PRODUKSI

3.1

Waktu dan Tempat Produksi


Hari, Tanggal

3.2

: Senin, 10 Februari 2014

Waktu

: 08.00 selesai

Tempat
Pharmasi

: Laboratorium Kimia SMK Yayasan

Alat dan Bahan


NO.

ALAT

SPESIFIKASI

JUMLAH

1.

Beaker glass

50 500 ml

1 buah

2.

Hot plate

350 W

1 buah

3.

Corong pisah

250 500 ml

1 buah

4.

Neraca

Digital dan teknis

1 buah

5.

Buret

50 ml

1 buah

6.

Labu erlenmeyer

250 ml

3 buah

7.

Labu takar

100 250 ml

1 buah

8.

Corong gelas

10 cm

1 buah

9.

Statif dan klem

Standar

2 buah

10. Gelas ukur

10 500 ml

1 buah

11. Pipet volume

10 ml ; 25 ml

1 buah

12. Pipet ukur

10 ml

1 buah

13. Thermometer

200C

1 buah

14. Pengaduk gelas

30 cm

1 buah

15. Spatula

Stainless steel

1 buah

16. Piknometer

10 ml

1 buah

17. Magnetic stirrer


heater
18. Kertas saring

Standar

1 buah

12 cm x 12 cm

3 buah

19. Water bath

1L

1 buah

20. Klem corong pisah

Standar

1 buah

21. Cetakan sabun

Standar

1 buah

22. Saringan santan

Standar

1 buah

23. Bejana
(basikom/panci)

Standar

1 buah

NO.

BAHAN

1.

Buah kelapa

2.

SPESIFIKASI

JUMLAH
500 gram

Aquadest

Tidak terlalu
muda/tua
Teknis

3.

Etanol 95%

Teknis dan pa

25 & 50 ml

4.

Indikator PP

Pa

2 ml

5.

NaOH 30%

Teknis/pa

25 ml

6.

Asam stearat

Teknis/pa

15 gram

7.

Gliserin

Teknis/pa

30 ml

8.

TEA

Teknis/pa

15 ml

9.

H2C2O4.2H2O

Pa

10 gram

10. NaOH

Pa

5 gram

11. Gula Pasir / Madu

Teknis

5 gram

12. Pewarna dan pewangi Teknis

2L

secukupny
a

3.3
3.3.1

Langkah Kerja
VCO (Virgin Coconut Oil)
1.

Menimbang 500 gram kelapa parut yang semantan


(tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda).

2.

Menambahkan 500 ml aquadest dan lakukan ekstraksi.

3.

Memindahkan hasil ekstraksi (santan) ke dalam corong


pisah dan diamkan selama 2 jam.

4.

Memisahkan cairan kental dari corong pisah dan


memasukkan

ke

dalam

beaker

glass,

kemudian

memanaskan pada suhu 55C - 70C sambil diaduk


secara

kontinyu.

Pemanasan

dilanjutkan

sampai

diperoleh minyak (VCO) yang jernih.


5.

Menyaring VCO yang dihasilkan dan panaskan hasil


VCO tersebut dengan hot plate pada suhu 60C - 70C
selama 30 menit.

6.

3.3.2

Melakukan titrasi asam lemak bebas (FFA)

Uji Asam Lemak Bebas


1.

Menimbang VCO sebanyak 3 gram dalam erlenmeyer


250 ml, kemudian menambahkan 50 ml etanol 95% dan
memanaskan selama 5 menit di atas spirtus.

2.

Menambahkan 3 tetes indikator fenolftalein (PP)


dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.

3.

Titik akhir titrasi

ditandai dengan terbentuknya

warna merah muda.


4.

Melakukan titrasi sebanyak 2 kali.

3.3.3

Sabun Transparan
1.

Memanaskan VCO sampai suhu 60C dalam water bath.

2.

Menambahkan 12,5 gram asam stearat yang telah


dilelehkan pada suhu 60C sambil terus diaduk.

3. Masukkan NaOH teknis 30% sebanyak 12,5 ml sedikit


demi sedikit
sambil diaduk pada suhu 70C.
4.

Aduk terus sampai proses saponifkasi sempurna


(terbentuk larutan yang kental).

5.

Menambahkan 20 ml gliserin, 12,5 ml TEA, 2 gram


gula pasir, sambil terus diaduk hingga homogen.

6.

Menambahkan 20 ml etanol.

7.

Pemanasan dan pengadukan terus dilakukan sampai


campuran menjadi cairan yang homogen.

8.

Menambahkan pewarna dan pewangi pada suhu 40C

9.

Menuangkan ke dalam cetakan dan diamkan selama 24


jam hingga sabun mengeras.

3.5

Hasil Virgin Coconut Oil (VCO)


Tabel 1.4 Hasil Virgin Coconut Oil (VCO)
No.
1.

Indikator Uji

Keterangan

+
+
+

Transparan keruh

Uji organoleptik
Warna
Bau

3.6

Hasil

Bau khas kelapa

2.

pH

3.

Densitas

1 gr/ml

4.

Rendemen

15,714 %

Hasil Free Fatty Acid (FFA)


Tabel 1.5 Hasil Free Fatty Acid (FFA)
Volume Titrasi

II

Skala awal

Skala akhir

0,60 ml

0,60 ml

Vol. pemakaian

0,60 ml

0,60 ml

Rata-rata
0,60 ml + 0,60 ml
2

0,60 ml

% FFA = (ml NaOH x Normalitas NaOH x Mr. VCO)


x 100% (Berat Sampel x 1000)
= 0,60 x 0,0962 x 200 x 100%
3 x
1000
= 11,544 x 100%
3000

= 0,3848 %

3.7

Hasil Sabun Transparan


Tabel 1.6 Hasil Sabun Transparan
No.
1.

Uji Indikator

Keterangan

Berat awal
Berat VCO

25
ml
12,5
ml
20
ml
2 gr

Berat NaOH 30%


Berat gliserin
Berat gula pasir
Berat etanol

20
ml
12,5
gr
0,5
ml
0,5
ml
93
gr
84,81
gr

Berat asam stearat


Berat pewarna
Berat pewangi
2.
3.

3.8

Berat total bahan


baku
Berat sabun

Hasil Uji Organoleptik Sabun Transparan


Tabel 1.7 Hasil Uji Organoleptik Sabun Transparan
No.
1.

Uji Indikator

Hasil

Keterangan

Uji organoleptik
Warna

Transparasi

Perabaan

Kekerasan

2.

pH produk

3.

Rendemen

Tidak tembus
pandang
Tidak tembus
pandang
Kilat
Keras
10
91,193 %

BAB IV
PEMBAHAS
AN

Dari praktek yang telah dilakukan mengenai pembuatan


Virgin Coconut Oil (VCO) dengan bahan baku parutan kelapa
segar sebanyak 500 gram diperoleh hasil VCO sebanyak 55 ml.
VCO tersebut memiliki klasifkasi sebagai
berikut.
Bentuk

: cairan

Warna

: transaparan

sedikit keruh pH

:6

Densitas

: 1 gr/ml

Rendemen

: 15,714 %

% FFA

: 0,3848 %

VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa murni yang


dibuat

dengan

bahan

baku

santan.

VCO

yang

dibuat

menggunakan cara pemanasan dipengaruhi oleh beberapa faktor


untuk menghasilkan VCO dengan hasil yang baik.

Antara

lain

yaitu faktor kelapa, kelapa yang digunakan akan mempengaruhi


hasil

dan

kejernihan

VCO.

Kelapa

yang

terlalu

muda

akan

menghasilkan sedikit minyak sedangkan kelapa yang terlalu tua


akan menghasilkan minyak dengan warna yang kurang jernih.
Faktor pengendapan dan

pengambilan krim santan, pengambilan

krim santan yang masih bercampur dengan air akan menghasilkan


minyak yang juga masih mengandung air.
Selanjutnya faktor pemanasan dan pengadukan, pemanasan
dengan api yang

terlalu

berwarna coklat

tua

besar

akan

seperti minyak

membuat VCO
jelantah.

dengan faktor pengadukan, pengadukan yang

Sama

menjadi
halnya

terlalu lambat atau terlalu cepat dengan arah yang tidak teratur
akan menghasilkan minyak yang sedikit keruh dan mengandung
endapan.
Faktor

penyaringan

bisa

mempengaruhi

kenampakan

minyak, penyaringan yang kurang sempurna akan menyebabkan


minyak yang masih mengandung endapan blondo dengan ukuran
partikel yang sangat kecil.
Sementara itu, dalam praktik pembuatan sabun transparan
yang telah dilakukan

dengan

bahan

minyak

kelapa

Virgin

Coconut Oil (VCO) dengan jumlah bahan baku sebanyak 93 gram


dan diperoleh hasil sabun sebanyak 84,81 gram. Sabun transparan
tersebut memiliki spesifkasi sebagai berikut :
Bentuk

: Padat

Warna

: Hijau transparan sedikit keruh

Aroma

: Khas

buah apel pH
: 10
Perabaan

: Kesat

Rendemen

: 91,193 %

Dalam

proses

pembuatan

sabun

ini

terjadi

reaksi

saponifkasi. Reaksi saponifkasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak


oleh adanya basa lemah, misalnya NaOH.
Pada pembuatan
bahan sangat
berpengaruh pada
saat mengukur
NaOH, karena
saponifkasi.

sabun

produk

transparan

akhir

mempengaruhi

yang

penimbangan

dihasilkan.

Terutama

proses

Pemanasan minyak pada hot plate harus dijaga suhunya, yaitu


pada suhu
60C. Pemanasan asam stearat dilakukan sampai asam stearat
meleleh pada suhu 60C,

agar mempermudah dalam proses

pencampuran dengan minyak. Setelah minyak dan asam stearat

bercampur secara homogen suhu dinaikan sampai 70C kemudian


NaOH dimasukkan. Larutan terus diaduk sampai terjadi reaksi
saponifkasi dan menjadi kalis, ciri-cirinya yaitu tidak berminyak.

Setelah terjadi reaksi saponifkasi, masukkan gula, gliserin,


TEA, diaduk sampai larut dan menjadi larutan yang homogen.
Setelah itu etanol dimasukkan dan

dicampur

sampai

bening.

Setelah semua bahan tercampur, suhu harus dijaga 70C dan


pengadukan

dilakukan

secara

continue

agar

larutan

tidak

mengeras. Selanjutnya tambahkan parfum dan pewangi, kemudian


masukkan dalam cetakan.
Sabun yang sudah dicetak didiamkan hingga mengeras.
Sabun

yang

perabaannya

berminyak,

dikarenakan

dalam

pencampuran suhu tidak dijaga


70C.
pH dari sabun yang dihasilkan adalah 10. Karena pH untuk
sabun adalah basa, yaitu sekitar 8-10.
Rendemen pada sabun yang dihasilkan adalah 91,193
%. Hal ini
dikarenakan banyak sabun yang tersisa pada beaker glass dan
batang pengaduk

BAB V
PENUTU
P

5.1

Simpulan
Virgin Coconut Oil atau biasa disingkat dengan VCO
adalah minyak murni yang dibuat dari bahan kelapa segar
dengan proses pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan
sama

sekali.

Proses

pembuatan

yang

tepat

akan

menghasilkan minyak VCO yang berkualitas, sedangkan


standar mutu VCO yang baik adalah transparan bening,
memiliki pH <7, densitas 0,915 0,920 gr/ml. Sabun
transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan
dengan

tampilan

transparan,

lembut

di

dan

kulit

dibandingkan

jenis

menghasilkan

penampakannya

sabun

lainnya.

busa

lebih

lebih

berkilau

Tampilan

sabun

transparan yang menarik mewah dan berkelas. Standar


sabun transparan yang baik adalah warna transparan tembus
pandang, pH 8-9, perabaan kesat.

5.2

Saran
a.

Teliti dalam penimbangan bahan

b.

Pengadukan
tidak

dilakukan

continue

agar

terjadi pengerasan

c.

Suhu selalu dijaga

d.

Penambahan
setelah

secara

etanol

sebaiknya

dilakukan

reaksi saponifkasi terjadi sempurna

DAFTAR
PUSTAKA

Buku Praktikum Kuantitatif 2013 Titrasi Alkalimetri


Buku Praktikum Produk Kefarmasian (PKK 6) 2011 Sabun
Transparan
Erliza Hambali., Ani Suryani, Mira Rifat. (2005) Sabun Transparan
Untuk Gift & Kecantikan. Depok : Penebar Swadaya
http://budiboga.blogspot.com/2006/06/informasi -lengkap-virgincoconut- oil.html Senin 21 Januari 2014 jam 20:25
http://iisnaeni2.blogspot.com/2013/03/dasar -teori-sabuntransparan.html
Selasa 22 Januari 2014 jam 16.14
http://teknologi_lemak_&_minyak.co.id.html diakses hari Senin, 27
Januari 2014 jam 20:25
Nur Alam Syahh, Andi. 2005. Sang Penakhluk Penyakit (VCO +
Minyak Buah
Merah) Depok : PT. Agromedia Pustaka
Rindengan, B. 2003. Pengembangan minyak kelapa murni. Makassar
S. Kataren (1986) Pengantar Teknologi & Lemak Panagan. UI Press :
Jakarta
Sutarmi, Rozaline, Hartin (2005) Takhlukan penyakit dengan
VCO. Penebar
Swadaya : Jakarta

LAMPIRAN 1
GAMBAR KERJA

Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

Pembuatan Sabun Transparan

Anda mungkin juga menyukai