Anda di halaman 1dari 3

Pokok Pikiran Tentang Sistem Pembelajaran Di Perguruan Tinggi

2011-02-06 03:07:44 POKOK PIKIRAN TENTANG SISTEM PEMBELAJARAN DI


PERGURUAN TINGGI
Komponen sistem pembelajaran
Banyak usaha telah dilakukan oleh ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasi variabelvariabel atau komponen-komponen sistem pembelajaran. Terutama bila dikaitkan dengan
kegiatannya dalam pengembangan teori-teori pembelajaran. Simon (1969), umpamanya, telah
mengklasifikasi variabel-variabel ini, yang dikatakannya sebagai komponen utama dari ilmu
merancang (a design science), menjadi 3, yaitu: (1) alternative goals or requirements, (2)
possibilities for action, dan (3) fixed parameters or constraints. Klasifikasi lain dikemukakan
oleh Glaser (1965, 1976), yang disebutnya sebagai empat components of a psychology of
instruction. Keempat komponen ini adalah:
1. Analisis isi bidang studi,
2. Diagnosis kemampuan awal siswa,
3. Proses pembelajaran,
4. Pengukuran hasil belajar.
Klasifikasi lain, yang nampaknya lebih terinci dan amat memadai sebagai landasan
pengembangan suatu teori dan strategi pembelajaran, dikemukakan oleh Reigeluth, dkk.
(1977). Pada mulanya, mereka memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian
ilmuwan pembelajaran, yaitu: (1) kondisi pembelajaran, (2) bidang studi, (3) strategi
pembelajaran, dan (4) hasil pembelajaran. Variabel-variabel yang dikelompokkan ke dalam
kondisi pembelajaran adalah karakteristik mahasiswa, karakteristik lingkungan pembelajaran,
dan tujuan institusional. Variabel bidang studi mencakup karakteristik isi/tugas. Variabel
strategi pembelajaran mencakup strategi penyajian isi bidang studi, penstrukturan isi bidang
studi, dan pengelolaan pembelajaran. Variabel hasil pembelajaran mencakup semua efek yang
dihasilkan dari pembelajaran, apakah itu pada diri mahasiswa, lembaga, termasuk juga pada
masyarakat.
Pada akhirnya klasifikasi variabel-variabel pembela-jaran ini dimodifikasi menjadi 3, yaitu:
1. Kondisi Pembelajaran,
2. Metode Pembelajaran,
3. Hasil Pembelajaran.

Kondisi pembelajaran: Faktor yang mempengaruhi efek metode dalam


meningkatkan hasil pembelajaran.

Metode Pembelajaran: Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran


yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.

Hasil Pembelajaran: Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.

Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam
meningkatkan hasil pembelajaran. Ia berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan
hakekatnya tidak dapat dimanipulasi. Berbeda halnya dengan variabel metode pembelajaran.
Metode Pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Pada dasarnya,
semua cara ini dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran. Bila dalam suatu situasi,
metode pembelajaran tidak dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi kondisi
pembelajaran. Sebaliknya, bila suatu kondisi pembelajaran, dalam suatu situasi dapat
dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Dengan demikian, klasifikasi
variabel kondisi dan metode tidaklah fixed --ia dapat berubah tergantung pada situasi. Sebagai
contoh: di sekolah A, guru memiliki peluang untuk menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran, sedangkan di sekolah B, hanya satu metode yang mungkin digunakan. Dalam
contoh ini, variabel yang termasuk metode di sekolah A, merupakan kondisi di sekolah B.
Klasifikasi yang ketiga, hasil pembelajaran, mencakup semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi
pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actual outcomes),
dan hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata
dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, sedangkan desired
outcomes adalah tujuan yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi keputusan perancang
pembelajaran dalam melakukan pilihan metode yang sebaiknya digunakan.
Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran yang terakhir ini dapat dipadankan dengan dua
klasifikasi sebelumnya --klasifikasi Simon dan Glaser, seperti nampak dalam diagram 1.1.
Kondisi pembelajaran dari Reigeluth sepadan dengan fixed parameters or constraints dari
Simon, atau dengan komponen analisis bidang studi dan kemampuan awal dari Glaser.
Metode Pembelajaran dari Reigeluth sepadan dengan possibilities for action dari Simon, atau
dengan komponen proses pembelajaran dari Glaser. Yang ketiga, Hasil pembelajaran dari
Reigeluth sepadan dengan alternative goals or requirements dari Simon, atau dengan
komponen hasil pembelajaran dari Glaser.
Ilmu pembelajaran memusatkan bidang kajiannya pada upaya memperbaiki kualitas
pembelajaran. Titik awal upaya ini diletakkan pada perbaikan proses pembelajaran, atau pada
variabel metode pembelajaran. Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel
kondisi pembelajaran akan menentukan kualitas pembelajaran, atau lebih khusus kualitas
hasil pembelajaran. Atas dasar ini, maka uraian-uraian yang tertuang dalam tulisan ini akan
menempatkan variabel metode sebagai pusat kajian.
Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasi lebih lanjut menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Strategi pengorganisasian (Organizational strategy),

2. Strategi penyampaian (Delivery strategy),


3. Strategi pengelolaan (Management strategy).
Organizational strategy adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah
dipilih untuk pembelajaran. "Mengorganisasi" mengacu pada suatu tindakan seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan
itu.
Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada mahasiswa
dan/atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari mahasiswa. Media
pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara mahasiswa dan variabel
metode pembelajaran lainnya --variabel strategi pengorganisa-sian dan penyampaian isi
pembelajaran.
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Strategi pengorganisasian pembelajaran, lebih
lanjut, dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: strategi mikro dan strategi makro.
Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
berkisar poada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip.
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur, atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan
rangkuman isi pembelajaran (apakah itu konsep, prosedur, atau prinsip) yang saling
berkaitan. Pemilihan isi, berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu
kepada penetapan konsep-konsep, atau prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu kepada keputusan untuk
menata dengan urutan tertentu konsep-konsep, atau prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip
yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara
menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip.
Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan
tinjauan ulang konsep, prosedur, atau prinsip serta kaitan-kaitan yang sudah diajarkan.
( I Nyoman S Degeng, Guru Besar Teknologi Pembelajaran U.M )

Anda mungkin juga menyukai