TINJAUAN PUSTAKA
adalah
sebesar
21%,
30,4%,
13,6%,
15%,
33,9%,
dan
39,7%. Kepuasan nasabah berpengaruh sebesar 0,282 atau 28,2% terhadap loyalitas
nasabah.
oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang tidak berwujud dan tidak
menyebabkan kepemilikan apapun.
Payne (2006) mengemukakan bahwa sifat dan klasifikasi jasa penawaran jasa
dibedakan dalam lima kategori, yaitu :
1. Penawaran barang berwujud murni, contohnya adalah sabun, shampoo,
dan sebagainya.
2. Penawaran barang berwujud disertai jasa, contohnya penjualan produk
komputer dimana pelanggan membutuhkan instalasi atau servis komputer
yang sudah dibelinya.
3. Campuran, dimana porsi antara produk dan jasanya seimbang, contohnya
adalah penawaran makan direstaurant dimana pelanggan memesan makan
disertai dengan kebutuhan pelayanan yang memuaskan.
4. Jasa utama disertai barang tambahan, contohnya adalah perusahaan jasa
travel yang menjual jasa transportasi disertai produk tambahan misalnya
makanan yang disajikan dengan merek tertentu.
5. Penawaran Jasa murni, contohnya yang sering ditemui adalah pelayanan
jasa cukur rambut (salon kecantikan).
Tjiptono (2004),
Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Konsumen memiliki hak penuh
atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya pada saat pembelian barang.
Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak, pada
pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa
untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan,
dan pendidikan).
2.2.2. Teori Tentang Pemasaran Bank
2.2.2.1. Pengertian Bank
Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan. Bank merupakan suatu
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara
pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit ) dengan pihak yang
memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran. Bank merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan
kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dijaga.
Pengertian bank menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang
perubahan Undang Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan : Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan definisi mengenai bank maka dapat dinyatakan fungsi bank
adalah sebagai berikut : (1) Penghimpunan dana masyarakat, (2) Sebagai lembaga
pemberi kredit, dan (3) Sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan
dan pembayaran uang. Dari pengertian diatas terlihat usaha bank tidak hanya terarah
pada semata-mata dana untuk mencari keuntungan perusahaan tetapi juga diarahkan
untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini merupakan salah satu
tanggung jawab bank dalam rangka mewujudkan cita-cita negara mencapai
masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari bank tidak
boleh terlepas dari kegiatan pembangunan.
Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang
paling penting, tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak dapat berfungsi
sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar
yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki
ataupun yang dikuasai bank tidak berasal dari bank itu sendiri, tapi juga dari orang
lain, uang pihak lain yang dititipkan pada bank dan sewaktu-waktu akan
diambilnya kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.
Menurut Kasmir (2004), dana untuk membiayai operasi suatu bank dapat
diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri
apakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau lembaga lainnya. Disamping
itu untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri,
yaitu setoran modal dari pemilik atau bank mengeluarkan atau menjual saham baru
kepada pemilik baru.
Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut adalah:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit
kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan
suatu keharusan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan
keinginan pelangganya akan terpenuhi. Oleh karena itu bagi dunia perbankan perlu
mengemas kegiatan pemasaranya secara terpadu dan terus melakukan riset pasar.
Pemasaran harus dikelola secara profesional inilah yang kita sebut dengan
manajemen pemasaran bank.
Secara umum pengertian manajemen pemasaran bank menurut Kasmir (2003)
adalah : Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan
menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasajasa keuangan lainya dalam rangka
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan pelanggannya.
2.2.2.3. Kredit Umum Pedesaan (Kupedes)
1. Pengertian
Pengertian Kredit sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk :
a. Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro pelanggan yang
tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari.
b. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang
c. Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.
individual, selektif dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau
meningkatkan usaha mikro yang layak.
Kupedes dapat diberikan untuk semua kebutuhan pembiyaan usaha mikro
(microfinancing) dimasyarakat dengan prosedur yang relatif mudah dan sederhana
baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif.
2. Prinsip Dasar Pemberian Kupedes
Sebagai kredit dengan skala mikro, dalam penyalurannya Kupedes
memerlukan pemahaman secara tepat dari penjabat kredit lini, yang menyangkut
kebijakan, sifat dan prinsip-prinsip dasar pemberian Kupedes, yaitu:
1. Umum
Kupedes dapat diberikan kepada siapa saja, dalam arti tidak dibatasi dalam
sektor ekonomi tertentu, keanggotaan tertentu, kelompok masyarakat tertentu,
sepanjang calon debitur yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan
dan persyaratan yang telah ditetapkan.
3. Individual
Pemberian Kupedes dilakukan dengan melalui pendekatan secara individual
dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket (massal)
4. Selektif
3. Sasaran Kupedes
1. Golongan Pengusaha
Yaitu semua pengusaha yang bergerak diberbagai sektor ekonomi yang ada
dalam wilayah kerja BRI Unit, yang usahanya benar-benar layak untuk
diberikan Kupedes.
2
Jasa memiliki aneka ragam bentu artinya jasa dapat diperjual belikan dalam
berbagai bentuk atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat.
d. Tidak tahan lama
Jasa diklasifikasikan tidak tahan lama, artinya jasa tidak bias disimpan begitu
jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.
Agar produk yang dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah
memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk
yang yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkankan
produk pesaing, atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus
harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah
yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.
Dalam menciptakan produk plus tidaklah mudah. Produk plus yang diciptakan
harus memiliki keunggulan dan kelebihan jika dibandingkan dengan produk pesaing.
Untuk menciptakan produk plus maka diperlukan kondisi-kondisi yang satu sama lain
saling mendukung.
Dalam strategi produk, bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah
ada menjadi lebih menarik. Atau bank pun dapat menciptakan produk baru. Strategi
produk biasanya dimulai dari penciptaan logo dan motto yang dibuat semarak
mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap produk yang ditawarkan.
Strategi produk merupakan strategi pemasaran lainnya. Yang perlu
diperhatikan dalam strategi produk ini adalah mengembangkan produk baru, hal ini
harus dilakukan karena persaingan antar bank yang semakin ketat disebabkan
nasabah sudah cukup kritis dan pandai membanding-bandingkan produk bank yang
satu dengan yang lainnya.
2. Harga (Price)
Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan
harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat
menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan
harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Dalam perbankan
penetapan harga adalah penetapan tingkat suku bunga yang terdiri dari bunga
simpanan dan bunga kredit. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang
diterima dari nasabah.
Dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari, ada tiga macam bunga
yang diberikan kepada nasabah, yaitu:
1) Bunga Simpanan
Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik
simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh, jasa giro,
bunga tabungan, dan bunga deposito.
2) Bunga Pinjaman
Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual
yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga
pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit.
3) Biaya-biaya
Biaya-biaya yang ditentukan oleh bank seperti biya administrasi, biaya
kirim, biaya tagih biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya yang
kita kenal dengan nama fee based
Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang
hendak dicapai. Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut
(Kasmir 2003) adalah:
Tujuan adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang
ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual
ditentukan setinggi mungkin
5) Karena Pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuanya
adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya
bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman di bawah pesaing.
promosi
merupakan
mempertahankan
sarana yang
pelanggannya.
Salah
paling ampuh
satu
tujuan
untuk menarik
promosi
bank
dan
adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon
pelanggan yang baru.
Kasmir (2003) menyatakan bahwa sarana promosi yang dapat digunakan oleh
setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya yaitu:
1) Periklanan ( Advertising )
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi calon pelanggannya.
Pengunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media
seperti koran, majalah, televisi, radio atau media lainya.
2) Promosi Penjualan ( Sales Promotion )
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau
untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan
untuk menarik pelanggan untuk segera membeli setiap produk atau jasa
yang ditawarkan, oleh karena itu agar pelanggan tertarik untuk membeli
maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang semenarik mungkin.
3) Publisitas ( Publicity )
Menurut Lupiyoadi (2001), bauran promosi mencakup aktivitas periklanan,
personal selling, promosi penjualan, public relation, informasi dari mulut ke
mulut (word of mouth), direct marketing, dan publikasi.
a. Advertising (Periklanan)
5. Orang (People)
People adalah seluruh aktor manusia yang mengambil bagian dalam delivery
jasa dan turut mempengaruhi persepsi pembeli; yaitu, personel perusahaan, pelanggan
dan pelanggan lain dalam lingkungan jasa. Ciri bisnis bank adalah dominannya unsur
personal approach, baik dari jajaran front office, back office sampai tingkat
manajerial. Para pekerja Bank dituntut untuk melayani nasabah secara optimal.
Dalam perusahaan jasa, unsur people ini bukan hanya memainkan peranan
penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan
hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat
langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan
image perusahaan jasa yang bersangkutan. Seluruh aktor manusia yang berpartisipasi
dalam delivery jasa mengisyaratkan sifat jasa kepada nasabah. Bagaimana cara
mereka berpakaian, penampilan pribadi, sikap dan perilaku mereka akan
mempengaruhi persepsi nasabah.
Peran penyedia jasa atau contact person menjadi sangat penting. Bahkan,
untuk beberapa produk jasa tertentu, seperti konsultasi, konseling, pengajaran dan
jasa profesional berbasis relasi lain, penyedia jasa kerap dianggap sebagai jasa itu
sendiri. Pada kasus lain, contact person mungkin nampaknya berperan kecil dalam
delivery jasa, misalnya tenaga penginstal telepon atau petugas pasasi di jasa
penerbangan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa para penyedia jasa ini mungkin
menjadi titik kunci dari service encounter yang terbukti sangat penting bagi
perusahaan.
6. Proses (Process)
Menurut Lupiyoadi (2001), proses merupakan gabungan semua aktivitas,
umumnya terdiri dari prosedur, jadwal, pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal
rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dapat
dibidakan dalam dua cara, yaitu:
1. Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam
proses.
2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau
tahap proses.
Sehubungan dengan dua cara tersebut terdapat empat pilihan yang dapat
dipilh, yaitu:
1. Reduced Divergence, dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,
peningkatan produktivitas dan kemudian distribusi.
2. Increased Divergence, berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas
dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya harga.
3. Reduced Complexity, berarti cenderung lebih terspesialisasi.
4. Increased Complexity, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan
cara menambah services yang diberikan.
Proses merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan
melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya
secara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa kerjasama antara marketing dan
operasional sangat penting dalam elemen proses ini. Proses adalah prosedur,
mekanisme dan arus aktivitas aktual saat jasa dideliver. Meliputi sistem dan prosedur,
termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang diberlakukan oleh Bank terhadap
produk dan jasa Bank. Sistem dan prosedur akan merefleksikan penilaian, apakah
pelayanan cepat atau lambat. Pada umumnya nasabah lebih menyenangi proses yang
cepat, walaupun bagi Bank akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi. Penggunaan
teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses
yang cepat namun aman.
Langkah-langkah aktual delivery sebagaimana dialami nasabah atau arus
operasional jasa akan memberi bukti pada nasabah dalam menilai kualitas jasa.
Beberapa produk jasa sangatlah kompleks, nasabah perlu melalui berbagai tahapan
yang rumit dan ekstensif guna menjalani proses layanan. Jasa berbirokrasi tinggi
kerap mengikuti pola ini dan logika di balik tahapan-tahapan ini seringkali tidak
dipahami nasabah. Ciri menonjol lain dari proses yang bisa memberikan bukti bagi
nasabah adalah apakah jasa mengikuti lini produksi/pendekatan standar atau apakah
proses tersebut merupakan proses yang customized dan pemberdayaan. Secara
inheren tidak ada dari ciri jasa ini yang lebih baik atau buruk. Namun perlu dicatat,
ciri jasa adalah bentuk bukti lain yang digunakan nasabah dalam menilai jasa.
kegunaan waktu dan tempat (time and place utilities) termasuk pelayanan pratransaksi, saat transaski, dan setelah transaksi, oleh karena itu, kegiatan
pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang
positif dan menunjukan loyalitas yang tinggi.
Pengertian customer service secara umum adalah setiap kegiatan yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui
pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.
Customer service memegang peranan sangat penting. Dalam dunia perbankan,
tugas utama seorang customer service memberikan pelayanan dan membina
hubungan dengan masyarakat. Cutomer service bank dalam melayani para nasabah
selalu berusaha menarik dengan cara merayu para calon nasabah menjadi nasabah
bank yang bersangkutan dengan berbagai cara. Cutomer service harus dapat menjaga
menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank. Cutomer service merupakan
tulang punggung kegiatan operasional dalam dunia perbankan. Dalam praktiknya
fungsi customer service adalah sebagai berikut :
1. Sebagai resepsionis, artinya seorang customer service berfungsi sebagai
penerima tamu yang datang ke bank. Dalam hal menerima tamu, customer
service harus bersikap dengan ramah- tamah, sopan, dan menyenangkan.
2. Sebagai deskmen, artinya seorang customer service berfungsi sebagai orang
yang melayani berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon
nasabah.
d. Emotional Factor
Emotional factor yaitu rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari
kelompok orang penting, merupakan contoh emotional value yang mendasari
kepuasan pelanggan.
e. Kemudahan untuk mendapat jasa tersebut
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam
mendapatkan pelayanan.
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) menjadi salah satu unsur penting
yang harus diperhatikan, sebab kepuasan pelanggan telah menjadi ukuran agar
pelanggan tetap mau menjadi mitra dalam mengembangkan bisnisnya dan menjadi
benteng dalam memenangkan persaingan. Kepuasan pelanggan dapat menjadikan
pelanggan setia (loyal) terhadap perusahaan. Di dalam mencapai kepuasan pelanggan
tersebut, kualitas pelayanan (sikap, perhatian dan tindakan) menjadi kunci utama
yang harus dikedepankan oleh perusahaan.
Salah satu cara utama yang dipakai oleh perusahaan jasa dalam membedakan
dirinya sendiri adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang lebih tinggi
secara konsisten ketimbang yang dilakukan pesaing. Menurut Kotler dan Amstrong
(2001), bahwa membuat pelanggan tetap bertahan mungkin merupakan ukuran
terbaik untuk kualitas dan kemampuan perusahaan jasa untuk mempertahankan
pelanggannya tergantung pada seberapa konsisten perusahaan menyampaikan nilai
kepada pelanggan.
Formula yang digunakan untuk menentukan kepuasan pelanggan adalah:
S= f ( E,P)
Dimana:
S = Satisfaction (kepuasan)
E = Expectation (harapan)
P = Perceived performance (kinerja yang dirasakan)
Kepuasan pelanggan yang diberikan bank akan berimbas sangat luas bagi
peningkatan keuntungan bank. Atau dengan kata lain, apabila pelanggan puas
terhadap pembelian jasa bank, maka pelanggan tersebut akan:
a.
b.
c.
Membeli lagi produk lain dalam bank yang sama. Dalam hal ini
pelanggan akan memperluas pembelian jenis jasa yang ditawarkan
sehingga pelanggan menjadi makin beragam dalam satu bank.
d.
5. Elemen waktu, terdiri dari faktor : jam kerja, kecocokan dan ketersediaan produk,
kecepatan transaksi.
6. Elemen budaya, terdiri dari faktor : etiket, tingkah laku, hubungan internal,
hubungan eksternal dan mutu pengalaman pelanggan.
Hubungan keenam elemen tersebut dalam memberi kepuasan pelanggan dapat
digambarkan sebagai berikut :
6.
1.
2.
Elemen
Budaya
Elemen
Produk
Elemen
Penjualan
Kepuasan
Pelanggan
5.
3.
Elemen
Waktu
Elemen
Purna Jual
4.
Elemen
Lokasi
layanan
yang
terarah
bagi
perusahaan.
Kemudian
manajemen
harus
Sebagai contoh,
kesamaan paling tidak dalam 6 (enam) konsep inti mengenai objek pengukuran
kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction)
Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung
menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa
spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses pengukurannya, yaitu :
a) mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan
bersangkutan, dan b) menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan
pelanggan keseluruhan terhadap produk atau jasa para pesaing.
2. Dimensi Kepuasan Pelanggan
Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam komponenkomponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah, yaitu :
a) mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan, b) meminta
pelanggan menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik,
seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan
pelanggan, c) meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan
item-item spesifik yang sama, dan d) meminta para pelanggan untuk menentukan
dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan
pelanggan keseluruhan.
3. Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations)
keliling
dunia,
dan
sebagainya),
kesediaan
pelanggan
untuk
potensial sampai dengan advocate customers yang akan membawa keuntungan bagi
perusahaan. Namun sebelum membahas lebih lanjut mengenai hal-hal apa saja
yang perlu dilakukan untuk dapat membentuk loyalitas pelanggan, perlu diketahui
terlebih dahulu pengertian dari loyalitas pelanggan itu sendiri.
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal
juga berarti mereka yang merasa puas.
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian, dan lain-lain)
Pelanggan yang loyal merupakan asset yang tak ternilai bagi perusahaan,
karena karakteristik pelanggan yang loyal menurut Griffin (2002) adalah:
besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal. Griffin (2002)
menyatakan bahwa tahap-tahap tersebut adalah :
1. Suspects.
Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan.
Kita menyebutnya sebagai suspects karena yakin bahwa mereka akan membeli
tapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang
ditawarkan.
2. Prospects
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu, dan
mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospects ini, meskipun
mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan
perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena seseorang telah
merekomendasikan barang atau jasa tersebut padanya.
3. Disqualified Prospects
Adalah prospects yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu.
Tetapi tidak mempunyai
tidak
mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut.
4. First Time Costomers
Adalah konsumen yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi
konsumen yang baru dari barang atau jasa pesaing.
5. Repeat Costumers
6. Clients
Clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka
butuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis konsumen ini
sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh
oleh tarikan persaingan produk lain.
7. Advocates
Advocates membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan yang ia
butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Sebagai tambahan, mereka
mendorong teman-teman mereka yang lain agar membeli barang atau jasa
tersebut. la membicarakan tentang barang atau jasa tersebut dan membawa
konsumen untuk perusahaan tersebut.
2.2.5.3. Hubungan Kepuasan Dengan Loyalitas
Menurut Kotler (2000) jasa merupakan produk yang tidak berwujud
(intangible), hal yang dapat dinikmati oleh pelanggan adalah manfaat (benefit), yang
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
yang menguntungkan perusahaan (Tjiptono, 2005).
1. Usahakan tidak ada yang kalah (play win-win) ; dalam pelaksanaan program
loyalitas pelanggan.
2. Jangan semua orang bisa menjadi members (be picky), dan jika telah menjadi
members, sebaiknya stratanya dibedakan menurut tingkatannya, misalnya silver
dan gold karena pelanggan yang loyal biasanya tidak suka jika disamakan dengan
pelanggan biasa.
3. Usahakan program loyalitas pelanggan sesederhana mungkin sehingga mudah
dipahami (keep it simple) dan tidak membutuhkan pemahaman yang rumit.
4. Jangan sembarangan dalam memberikan reward, hanya transaksi yang membawa
hasil yang mendapatkan poin reward (reward the right result).
5. Usahakan untuk selalu mendengarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan,
kemudian berhati-hati ketika menjanjikan sesuatu (listen hard, talk straight).
6. Komunikasikan dulu manfaat kepada pelanggan sebelum mengajaknya bergabung
(preach what you practice).
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
salah satunya adalah memberikan kepuasan kepada nasabah atau pelanggan.
Kepuasan nasabah menjadi sangat bernilai bagi bank atau perusahaan, sehingga
nasabah perlu dilayani dengan sebaik-baiknya.
Strategi yang baik sangat dibutuhkan dalam menghadapi suatu persaingan
ataupun dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah. Tujuan dari
perusahaan adalah mencari keuntungan. Untuk mencapai tujuan itu bidang pemasaran
harus lebih spesifik merancang strategi yang tepat. hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bauran pemasaran (marketing mix). Strategi bauran pemasaran yang
tepat dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
Payne (2001), menyatakan bahwa Marketing Mix (produk jasa, harga,
ketersediaan jasa dan lokasi jasa, promosi, orang, proses proses, layanan pelanggan)
dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi persepsi pelanggan dalam hal ini adalah
nasabah.
Setiap organisasi/lembaga/perusahaan apapun jenisnya untuk meningkatkan
volume penjualannya pasti menggunakan strategi bauran pemasaran, tetapi strategi
bauran pemasaran untuk produk nyata dan jasa adalah beda. Hal ini terkait dengan
perbedaan karakteristik jasa dan barang. Jasa (service) berbeda dengan produk berupa
barang karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai
permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran.
Kotler (2000), menyatakan bahwa Jasa merupakan setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
dengan barang atau jasa. Harga adalah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
keuntungan dari menggunakan barang atau jasa. Harga dapat menjadi salah satu
pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli.
Stanton (1996) menyatakan bahwa, Persepsi konsumen terhadap kualitas
berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi pada harga. Semakin tinggi
harga suatu produk semakin tinggi pula persepsi kualitas yang dipersepsi oleh
konsumen.
Selain itu, salah satu hal penting dalam pembangunan bisnis adalah lokasi.
Lokasi sangat penting dalam pendistribusian produk ke pasar. Menurut Kerin dan
Berkowitz (2003), lokasi adalah sarana untuk menyampaikan produk ke tangan
konsumen dan lokasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen. Jika lokasi dekat dengan pangsa pasar maka konsumen dapat
dengan mudah menjangkau.
Promosi juga sangat penting dalam memasarkan produk jasa.
Menurut Alderson dan Green dalam Sastradipoera (2003), Promosi adalah
setiap upaya pemasaran yang fungsinya untuk memberikan informasi atau
meyakinkan konsumen mengenai kegunaan suatu produk atau jasa (tertentu)
dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan atau memulai
pembelian produk atau jasa perusahaan pada harga tertentu.
Dengan demikian kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi
antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian/penggunaan jasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya.
tujuannya
sangat
dipengaruhi
oleh
kemampuannya
dalam
Dari definisi di atas terlihat bahwa loyalitas lebih ditujukan pada suatu
perilaku yang ditunjukkan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit
pengambilan keputusan. Dari uraian di atas, maka kerangka berpikir/landasan teori
pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar I.1 berikut ini:
Bauran pemasaran jasa
1.Produk
2.Suku Bunga
3.Lokasi
4.Promosi
5.Sumber Daya Manusia
6.Proses
7.Pelayanan
Kepuasan
Loyalitas