Anda di halaman 1dari 84

56

BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian


4.1.1. Sejarah Berdirinya PT Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di
Indonesia yang pada awal pendiriannya disebut Proyek Petrokimia
Surabaya. Proyek Petrokimia Surabaya ini dibentuk berdasarkan Ketetapan
MPRS No.II tahun 1960 yang dicantumkan sebagai Proyek Prioritas Dalam
Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I (1961-1969), dan
diperkuat dengan Surat Keputusan Presiden RI No.260 tahun 1960.
Pengembangan proyeknya atas dasar Intruksi Presiden No. I/Instr./1963.
Kontrak pembangunan proyek ditandatangani pada tanggal 10
Agustus 1964 dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini
diresmikan Presiden pada tanggal 10 Juli 1972, yang diabadikan sebagai hari
jadi PT. Petrokimia Gresik. Status proyek kemudian diubah menjadi Perum
(Perusahaan Umum) pada tahun 1971 melalui PP No. 55/1974 bentuk usaha
diubah lagi menjadi PT Petrokimia Gresik (Persero). Dalam perjalanannya,
status PT. Petrokimia Gresik mengalami beberapa kali perubahan, antara lain:
Proyek Petrokimia Surabaya

( 1963 - 1971 )

Perusahaan Umum (Perum)

( 1971 - 1975 )

PT Petrokimia Gresik (Persero)

( 1975 - 1997 )

PT Petrokimia Gresik

( 1997 sekarang )

57

Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, begitu juga dengan


salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu proyek Petrokimia
Surabaya telah berubah nama menjadi PT. Petrokimia Gresik. Bernaung di
bawah Holding Company PT. Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Palembang. PT.
Petrokimia Gresik berusaha dalam bidang produksi pupuk, bahan-bahan
kimia dan produksi jasa lainnya. Nama Petrokimia itu sendiri berasal dari
kata Petroleum Chemical kemudian disingkat menjadi Petrochemical
yaitu bahan-bahan kimia yang terbuat dari minyak bumi dan gas. Perusahaan
ini memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya:
Tabel 4.1 Anak Perusahaan PT. Petrokimia Gresik
No Nama Anak Perusahaan
1 PT. Petrokimia Kayaku

PT. Petrosida Gresik

PT. Petronika

PT. Petrowidada

Keterangan
Pabrik formulator pestisida, merupakan hasil
kerja sama PT. Petrokimia Gresik (60%)
beropeasi mulai tahun 1977, dengan hasil
produksi:
Pestisida cair kapasitas 3600 Klt/th
Pestisida butiran kapasitas 12600 ton/thn
Pestisida tepung kapasitas 1800 ton/thn
Menghasilkan bahan aktif pestisida, dan 100%
sahamnya dimiliki oleh PT. Petrokimia Gresik.
Beroperasi sejak tahun 1984 dan dimaksudkan
untuk memasok bahan baku PT. Petrokimia
Kayaku. Jenis produk yang dihasilkan yaitu:
BPMC
: 2500 ton/thn
MPC
: 700 ton/thn
Diazinon
: 2500 ton/thn
Carbofuran : 900 ton/thn

Carboryl
: 200 ton/thn
Perusahaan patungan dengan saham PT.
Petrokimia Gresik sebesar (20 %). Beroperasi
tahun 1985. Hasil produksi berupa Diocthyl
phthalate (DOP), dengan kapasitas 30.000
ton/thn
Merupakan perusahaan patungan dengan saham
4,48% untuk PT. Petrokimia Gresik. Beroperasi
tahun 1988, dengan hasil produksi:

58

Kawasan Industri Gresik

PT. Puspetindo

Phthalic Anhydride, kapasitas 30.000


ton/thn
Maleic Anhydride, kapasitas 1200 ton/thn
Perusahaan patungan antara PT. Petrokimia
Gresik (35%) dengan PT. Semen Gresik (65%).
Perusahaan ini bergerak dibidang penyiapan
kaveling industri siap pakai seluas 135 Ha,
termasuk Export Processing Zone (EPZ).
Perusahaan patungan PT. Petrokimia Gresik
dengan saham sebesar (32,21%). Bergerak di
dalam pembuatan peralatan pabrik, antara lain:
Bejana bertekanan, menara, alat penukar panas,
peralatan Cryogenik.

Sumber: Data PT. Petrokimia Gresik

Sebagai pabrik pupuk kedua yang dibangun setelah PT. Pusri


Palembang, pemerintah telah merancang keberadaannya sejak tahun 1965
melalui Biro Perancangan Negara (BPN). Pada mulanya, pabrik pupuk yang
akan dibangun di Jawa Timur ini disebut Projek Petrokimia Surabaja yang
dibentuk berdasarkan ketetapan MPRS No. II Tahun 1960, yang dicantumkan
sebagai proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta
Berencana Tahap I (1961-1969). Pembangunan proyek ini berdasarkan
Instruksi Presiden No. 1/Instr/1963 dan dinyatakan sebagai proyek vital
sesuai dengan Surat Keputusan Presiden No. 225 Tahun 1963.
Kontrak pembangunan proyek menggunakan fasilitas kredit dari
Pemerintah Italia, yang berlaku mulai Desember 1964 dan sebagai
pelaksananya Considit SpA, yaitu kontraktor dari Italia. Pembangunan
fisiknya dimulai pada awal tahun 1966, dengan berbagai hambatan yang
dialami terutama masalah kesulitan pembiayaan sehingga menyebabkan
pembangunan proyek tertunda. Kemudian pembangunan proyek dimulai pada

59

Maret 1970 dan berdasarkan PP No. 5 Tahun 1971, terjadi perubahan status
perusahaan menjadi Perusahaan Umum (Perum), kemudian diresmikan
penggunaannya pada tanggal 10 Juli 1972 oleh Presiden RI yang kemudian
diabadikan sebagai hari jadi PT. Petrokimia Gresik.
Dalam rangka memenangkan persaingan usaha pada era globalisasi,
khususnya untuk menghadapi perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA),
pada tahun 2003 PT. Petrokimia Gresik melakukan langkah-langkah
penyempurnaan yang dilakukan secara berkesinambungan, baik untuk
internal maupun eksternal yang mengarah pada pengembangan usaha dan
tuntutan pasar. Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah
menempatkan sertifikasi ISO 9002 dan ISO 14001 dan berhasilnya
pengembangan produk pupuk majemuk Phonska.
4.1.2

Produk PT. Petrokimia Gresik


PT. Petrokimia Gresik memiliki berbagai bentuk jasa dan pelayanan,

antara lain meliputi; jasa pelabuhan, fabrikasi, penelitian laboratorium,


konstruksi dan rancang bangun, pendidikan dan latihan, dan lain sebagainya.
Dan memiliki 2 (dua) macam produk yaitu produk pupuk dan produk
non-pupuk. Produk jenis pupuk yang dihasilkan antara lain adalah pupuk
urea, pupuk fosfat, pupuk ZA, pupuk phonska/NPK, pupuk ZK dan pupuk
petroganik. Sedangkan produk non-pupuk yang dihasilkan antara lain adalah
Amoniak (NH3), Asam Sulfat (H2PO4), Asam Klorida (HCl), Nitrogen (N2),
Oksigen (O2), Kapur (CaCo3), Gypsum (CaSO4 2H2O). Cement Retarder,
Aluminium Florida (AlF3), Dry Ice, dan CO2 cair.

60

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi PT. Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan
produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling
diminati oleh konsumen.
b. Misi PT. Petrokimia Gresik
Dalam pencapaian misi, PT. Petrokimia Gresik memiliki misi antara
lain sebagai berikut:
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha perusahaan.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia
nasional dan berperan aktif dalam community development.
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi bertujuan untuk menciptakan efisiensi dan
efektifitas dari tiap karyawan, unit kerja melalui program kerja dan kegiatan
operasional yang terperinci, serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai
tujuan organisasi. Adapun untuk struktur organisasi PT. Petrokimia Gresik
adalah sebagaimana gambar berikut:

61

Gambar 4.1

62

4.1.5 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan


Kegiatan produksi pada PT. Petrokimia Gresik dibagi menjadi tiga
unit produksi yaitu: Pabrik I, Pabrik II, dan Pabrik III.
1.

Pabrik I
Pada Pabrik I atau Pabrik Nitrogen terdapat enam unit pabrik, yaitu:

Pabrik Amoniak, Pabrik Urea, Pabrik ZA I/III, Pabrik CO2 cair I/III, Pabrik
Air Separation Plant (ASP), dan utilitas.
2.

Pabrik II
Pabrik II atau Pabrik Fosfat terdapat empat unit pabrik, yaitu; Pabrik

SP 36 (SP 36 PF I dan PF II), Pabrik Phonska/NPK, Pabrik ZK, dan


utilitas.
3.

Pabrik III
Pada Pabrik III atau pabrik pendukung diantaranya yaitu; Pabrik

H2SO4, Pabrik H3PO4, Pabrik Alumunium Fluoride (AlF3), Pabrik


Gypsum, dan Pabrik ZA II.
PT. Petrokimia Gresik memiliki sarana dan prasarana yang baik
untuk mengembangkan dan mendukung kelancaran pengadaan bahan baku,
proses produksi, sampai distribusi pemasaran. Sarana prasarana tersebut
meliputi:
1. Dermaga

63

Dermaga bongkar muat barang memiliki panjang 625 M dan lebar 37


M. berbentuk seperti huruf T. Dermaga ini mampu disandari tiga buah kapal
sekaligus dengan bobot di bawah 40.000 - 60.000 ton pada sisi laut dan tiga
buah kapal berbobot di bawah 10.000 ton pada sisi darat. Total kapasitas
bongkar muat tersebut bisa mencapai 5 juta ton/tahun. Dermaga ini juga
dilengkapi dengan berbagi fasilitas bongkar muat, antara lain:
a. Continuous Ship Unloader (CSU), untuk membongkar bahan curah,
dengan kapasitas 1.000 ton/jam.
b. Alat Muat Terpadu (Multiple Loading Crane), yang dapat memuat hasil
produksi ke kapal dalam bentuk curah dengan kapasitas 120 ton/jam atau
dengan bentuk kemasan kantong @50 Kg berkapasitas muat 2.000
kantong/jam.
c. Dua Unit Cangaroo Crane, alat bongkar curah dengan kapasitas masingmasing 350 ton/jam.
d. Ban berjalan (Conveyor), PT. Petrokimia Gresik memiliki sistem ban
berjalan yang terbagi dalam tiga unit dengan panjang keseluruhan
mencapai 22 km. Ketiga unit ban berjalan tersebut meliputi, satu unit
untuk pemuatan produk kantong kemasan berkapasitas 120 ton/jam dan
dua unit untuk pembongkaran bahan baku curah yang masing-masing
berkapasitas 1.000 ton/jam.

64

e. Fasilitas pompa dan pipa untuk penyaluran bahan baku cair, masingmasing berkapasitas 60 ton/jam untuk Amonia dan 90 ton/jam untuk
Asam Sulfat.
2. Unit Pembangkit Tenaga Listrik
PT. Petrokimia Gresik memiliki dua unit pembangkit tenaga listrik
sendiri yang membutuhkan sumber bahan bakar dan kapasitas daya yang
berbeda. Ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam
menunjang kegiatan produksi maupun aktivitas lainnya di lingkungan kawasan
industrinya. Pembangkit tenaga listrik tersebut adalah:
a. Gas Turbine Generator, terdapat di Unit Produksi Pupuk Nitrogen
mampu menghasilkan daya 33 MW.
b. Steam Turbin Generator, terdapat pada Unit Produk Asam Fosfat
mampu menghasilkan daya 20 MW.
Selain dari kedua pembangkit tersebut, PT. Petrokimia Gresik juga
mendapat pasokan energi listrik tambahan dari PLN sebesar 15 MW yang
dipergunakan untuk kebutuhan Pabrik Pupuk SP-36 dan fasilitas-fasilitas
lainnya.
3. Unit Pengolahan Air Bersih
Sarana air bersih yang dimiliki PT. Petrokimia Gresik yang berlokasi
di Gunung Sari Surabaya dengan memanfaatkan bahan baku air Sungai Brantas
merupakan unit penjernihan air yang pertama. Air yang telah diproses tersebut
kemudian dialirkan melalui pipa berdiameter 14 inchi sepanjang 22 Km ke

65

Gresik. Kemampuan menjernihkan air dan memompakan air ke Gresik dari


unit penjernihan air Gunung Sari Surabaya ini adalah sebesar 700 m3/jam.
Hasil dari proses penjernihan tersebut kemudian dipompakan ke Gresik
melalui pipa berdiameter 28 inchi yang berjarak sekitar 60 Km dari lokasi
penjernihan. Saat ini kapasitas unit penjernihan air di Babat 2.500 m3/jam.
4. Unit Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah cair (Effluent Treatment) di PT. Petrokimia Gresik
berada di Unit Produksi III, mempunyai kapasitas total 240 m3/ jam. Juga
terdapat pengolahan limbah untuk debu dan gas.

4.2 Ketenagakerjaan
4.1.6 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor utama yang mampu
mendukung

kelancaran

aktivitas

perusahaan

dalam

mencapai

tujuan

perusahaan. Tenaga kerja digolongkan menjadi 2 yaitu tenaga kerja tetap dan
tidak tetap. Menurut Handoko (2000), tenaga kerja dibagi 2 yaitu tenaga kerja
kerja langung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah
tenaga yang sistem pembayarannya dikaitkan dengan harga pokok barang yang
dihasilkan dan bersifat proporsional (sebanding) dengan kegiatan yang
dilakukan. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang
sistem pembayarannya dikategorikan sebagai salah satu elemen biaya-biaya
yang besarnya tidak berubah secara proporsional dengan tingkat kegiatan yang

66

dilakukan. Dalam hal ini, istilah tenaga kerja langsung di PT. Petrokimia
Gresik adalah tenaga kerja tidak tetap, sedangkan istilah tenaga kerja tidak
langsung sama halnya dengan tenaga kerja tetap.
PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang menyebabkan seluruh tenaga kerja di PT. Petrokimia
Gresik termasuk dalam golongan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tersebut
dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga administrasi dan tenaga kerja produksi. PT.
Petrokimia Gresik menggaji seluruh tenaga kerjanya baik tenaga administrasi
maupun tenaga produksi. Operator dan setingkat termasuk golongan tenaga
kerja produksi, karena terlibat langsung dalam proses produksi. Sedangkan
Direksi, Kepala Kompartemen, Kepala Departemen, Kepala Bagian, Kepala
Sie., Kepala Regu termasuk golongan tenaga kerja administrasi.
Tenaga kerja administrasi ini terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Selain dari jenis tenaga kerja diatas, di PT. Petrokimia Gresik juga
terdapat jenis tenaga kerja yang tidak tetap yang biasanya disebut dengan
tenaga kerja outsourcing. Tenaga kerja jenis ini, merupakan tenaga kerja
kontrak yang dipekerjakan di proyek PT. Petrokimia Gresik. Berdasarkan data
yang diperoleh, jumlah tenaga kerja PT. Petrokimia Gresik per 31 Desember
2010 berjumlah 3.352 orang. Menurut jenjang pendidikan dan jenjang jabatan
jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut:

67

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Jenjang Pendidikan
S2
S1
D3
SLTA
SLTP
SD
Jumlah

Jumlah
105
484
90
2.440
222
11
3.352

Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenjang Jabatan


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tingkat Jabatan
Direksi
Kepala Kompartemen & Setingkat
Kepala Departemen & Setingkat
Kepala Bagian & Setingkat
Kepala Seksi & Setingkat
Kepala Regu
Pelaksana & Setingkat
Calon Karyawan
Jumlah

Jumlah
5
24
72
195
489
1.012
1.501
54
3.352

Sumber: Laporan Tahunan (Annual Report) PT. Petrokimia Gresik 2010

4.2. Hasil Analisis Data


4.2.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dapat dilihat melalui deskripsi responden.
Deskripsi responden terdiri dari jenis kelamin, umur, masa kerja, jabatan dan
tingkat pendidikan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan latar
belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Untuk

68

mengetahui gambaran umum responden, maka dapat dijelaskan sebagai


berikut:
a) Deskripsi Responden
Responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah bagian
unit produksi I,II,III. Dari eselon III, IV, V yang terdiri dari (Kabag., Kasi.,
Karu. dan Pelaksana di unit Produksi yang berjumlah 76 karyawan, yang
ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

No
1

Tabel 4.4
Klasifikasi Responden (N = 76)
Keterangan
Jumlah
Jenis Kelamin
Perempuan
1
Laki-laki
75
Total
76
Umur
<30 Tahun
8
30-50 Tahun
51
> 51 Tahun
17
Total
76
Masa Kerja
< 10 Tahun
8
11 20 Tahun
0
21 30 Tahun
58
31 40 Tahun
10
Jumlah
76
Tingkat Pendidikan
SMA
52
Diploma
14
S1
8
S2
2
Jumlah
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Prosentase
1.3 %
98.7 %
100 %
10.5
67.1
22.4
100

%
%
%
%

10.52 %
0
%
76.33 %
13.15 %
100 %
68.4
18.4
10.5
2.7
100

%
%
%
%
%

69

b) Frekuensi Pengembalian Kuesioner


Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner dalam penelitian
ini ditunjukkan dalam tabel berikut:
Kuesioner yang disebar
Kuesioner yang tidak dikembalikan
Kuesioner yang dikembalikan
Kuesioner yang digugurkan (tidak lengkap)
Kuesioner yang digunakan
Tingkat pengembalian kuesioner yang digunakan= 76 / 100 x 100% =

100
24
76
76
76 %

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

4.2.2. Analisis Data


A. Analisis Deskriptif Jawaban Responden
Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk
menguji data generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel.
Analisis deskriptif ini dilakukan melalui pengujian hipotesis deskriptif.
Tujuan analisis deskriptif adalah untuk memberi gambaran bagaimana
keadaan variabel yang diteliti. Melalui deskripsi ini dapat dilihat pula
keterikatan antar variabel satu dengan variabel yang lain (Yuswianto, 2009:
100).

70

B. Analisis Persepsi Berdasarkan Karakteristik Karyawan


Analisis deskripsi berdasarkan karakteristik karyawan terdapat tiga
variabel yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia karyawan. Persepsi
tersebut dapat dilihat dari tabel-tabel berikut:
Tabel 4.5 Variabel Reaksi (X1) Indikator 1
Berdasarkan Jenis kelamin
Reaksi 1.1 * Gender Crosstabulation
Count

Reaksi

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

Setuju

56

57

Sangat Setuju

18
75

0
1

18
76

Total

Tabel 4.6 Variabel Reaksi (X1) Indikator 1


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Reaksi 1.1 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Reaksi

SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

42

57

Sangat Setuju

9
52

6
14

3
8

0
2

18
76

Total

Tabel 4.7 Variabel Reaksi (X1) Indikator 1


Berdasarkan Usia
Reaksi 1.1 * Usia Crosstabulation
Count

Reaksi1.1

Total

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

32

11

57

Sangat Setuju

1
8

10
43

12
25

18
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

71

Dari Variabel Reaksi (X1) Indikator 1 diatas, dengan pertanyaan:


Menurut saya, perusahaan selalu mengadakan perbaikan mengenai program
pelatihan berdasarkan prinsip-prinsip kualitas.
Dari tabel diatas, dari indikator 1 dapat diketahui berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai
kurang setuju 1 orang, laki-laki yang menilai setuju dengan jumlah 56 orang,
dan dari jenis kelamin wanita 1 orang. Responden yang menilai sangat setuju
dengan jumlah 18 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 57 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 18 orang, dengan total 75 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, indikator 1 dari variabel 1, pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif.
Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, kurang setuju 1
orang, setuju 42 orang, dan sangat setuju 9 orang, dengan total 52 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, setuju 8 orang,
sangat setuju 6 orang, dengan total 14.

72

3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, setuju 5 orang, sangat


setuju 3 orang, dengan total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 2 orang dengan
total 2.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 57 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 75 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 1
dari variabel 1, pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel diatas diketahui berdasarkan karakteristik usia, menunjukan
bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat usia <30
tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 7
orang dan sangat setuju 1 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju orang 32 orang dan sangat setuju 12 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 11 orang, sangat setuju 12 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 57 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 75 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 1

73

dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif. Program


pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik disusun berdasarkan
perencanaan pelaksanaan pelatihan. Karyawan mempunyai persepsi yang
sangat baik terhadap hal tersebut, karena pelatihan yang dilaksanakan oleh
perusahaan terlebih dahulu direncanakan serta disesuaikan dengan tugas dan
kompetensi karyawan agar karyawan dapat memenuhi kompetensi yang
dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.

Tabel 4.8 Variabel Reaksi (X1) Indikator 2


Berdasarkan Jenis kelamin
Reaksi 1.2 * Gender Crosstabulation
Count

Reaksi 1.2

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

Setuju

50

51

Sangat Setuju

21
75

0
1

21
76

Total

Tabel 4.9 Variabel Reaksi (X1) Indikator 2


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Reaksi 1.2 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Reaksi1.2

Total

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

39

51

Sangat Setuju

11
52

7
14

3
8

0
2

21
76

74

Tabel 4.10 Variabel Reaksi (X1) Indikator 2


Berdasarkan Usia
Reaksi 1.2 * Usia Crosstabulation
Count

Usia
<30

Reaksi 1.2 Kurang Setuju

Total

30 - 50

>50

Total

Setuju

34

15

51

Sangat Setuju

5
8

7
43

9
25

21
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Reaksi (X1) Indikator 2 diatas, dengan pertanyaan:
Pelatihan yang telah diselenggarakan dapat menunjang tugas-tugas di unit
kerja saya.
Dari tabel diatas, dari indikator 2 dapat diketahui berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai
kurang setuju 4 orang, laki-laki yang menilai setuju dengan jumlah 50 orang,
dan dari jenis kelamin wanita 1 orang. Responden yang menilai sangat setuju
dengan jumlah 21 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 21 orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, indikator 1 dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif.
Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara

75

karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan


tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, kurang setuju 2
orang, setuju 39 orang, dan sangat setuju 11 orang, dengan total 52 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, setuju 7 orang,
sangat setuju 7 orang, dengan total 14.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 2 orang,
setuju 3 orang, sangat setuju 3 orang, dengan total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 2 orang dengan
total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 21
orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 2
dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel diatas diketahui berdasarkan karakteristik usia, menunjukan
bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat usia <30
tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:

76

1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 2 orang dan sangat setuju 5 orang, dengan total 8
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju orang 34 orang dan sangat setuju 7 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 15 orang, sangat setuju 9 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 21
orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 2
dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik
disusun

berdasarkan

perencanaan

pelaksanaan

pelatihan.

Karyawan

mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap hal tersebut, karena pelatihan
yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat menunjang tugas-tugas karyawan di
unit kerjanya, serta disesuaikan dengan tugas dan kompetensi karyawan agar
karyawan dapat memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu
pekerjaan.

77

Tabel 4.11 Variabel Reaksi (X1) Indikator 3


Berdasarkan Jenis Kelamin
Reaksi 1.3 * Gender Crosstabulation
Count

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Reaksi 1.3 tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

58

58

Sangat Setuju

14
75

0
1

14
76

Total

Tabel 4.12 Variabel Reaksi (X1) Indikator 3


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Reaksi 1.3 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Reaksi1.3

SMA

Diploma

S1

S2

Total

tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

44

58

Sangat Setuju

6
52

5
14

3
8

0
2

14
76

Total

Tabel 4.13 Variabel Reaksi (X1) Indikator 3


Berdasarkan Usia
Reaksi 1.3 * Usia Crosstabulation
Count

Reaksi1.3

Total

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

36

19

58

Sangat Setuju

5
8

3
43

6
25

14
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

78

Dari Variabel Reaksi (X1) indikator 3 diatas, dengan pertanyaan:


Setelah mengikuti pelatihan, saya memperoleh pelatihan dan pengembangan
keterampilan dengan baik.
Dari tabel diatas, dari indikator 3 dapat diketahui berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai
tidak setuju 1 orang, kurang setuju 2 orang dan dari jenis kelamin wanita 1
orang, yang menilai setuju dengan jumlah 58 orang, sedangkan yang menilai
sangat setuju dengan jumlah 14 orang. Hal tersebut terbukti bahwa, dari
sebagian besar karyawan menilai setuju dengan total 58 orang, sedangkan
karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 14 orang, dengan total 72
orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 3 dari variabel 1 penilaian
karyawan terhadap pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 3 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan persepsi karyawan berdasarkan tingkat
pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan tingkat pendidikan S2. Hal ini
terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, karyawan yang
menilai tidak setuju 1 orang, kurang setuju 1 orang, setuju 44 orang, dan
sangat setuju 6 orang, dengan total 52 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, setuju 9 orang,
sangat setuju 5 orang, dengan total 14.

79

3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 2 orang,


setuju 3 orang, sangat setuju 3 orang, dengan total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 2 orang dengan
total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 58 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 14
orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 3
dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 3
orang dan sangat setuju 5 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai tidak
setuju 1 orang, kurang setuju 3 orang, setuju orang 36 orang dan sangat
setuju 3 dengan total 43 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai setuju 19
orang, sangat setuju 6 orang, dengan total 25 orang.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, dari sebagian besar karyawan
menilai setuju dengan total 58 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 14 orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat

80

disimpulkan bahwa indikator 1 dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan


sangat efektif.
Program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik
disusun berdasarkan perencanaan pelaksanaan pelatihan dengan baik, karena
terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan
setelah mengikuti pelatihan.
Karyawan mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap hal tersebut,
karena pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan terlebih dahulu
direncanakan serta disesuaikan dengan skill dan kompetensi karyawan agar
karyawan dapat memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan
di unit kerja masing-masing.
Tabel 4.14 Variabel Reaksi (X1) Indikator 4
Berdasarkan Jenis Kelamin
Reaksi 1.4 * Gender Crosstabulation
Count

Reaksi 1.4

Total

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

Setuju

62

63

Sangat Setuju

9
75

0
1

9
76

81

Tabel 4.15 Variabel Reaksi (X1) Indikator 4


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Reaksi 1.4 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan
SMA

Reaksi 1.4 Kurang Setuju

Diploma

S1

S2

Total

Setuju

45

11

63

Sangat Setuju

5
52

3
14

0
8

1
2

9
76

Total

Tabel 4.16 Variabel Reaksi (X1) Indikator 4


Berdasarkan Usia
Reaksi 1.4 * Usia Crosstabulation
Count

Reaksi 1.4

Total

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

35

24

63

Sangat Setuju

4
8

4
43

1
25

9
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Reaksi (X1) Indikator 4 diatas, dengan pertanyaan:
Program pelatihan yang diselenggarakan sesuai dengan bidang kerja saya.
Dari tabel indikator 4 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 4 orang, yang menilai setuju dengan jumlah 62 orang, dan dari jenis
kelamin wanita 1 orang, sedangkan yang menilai sangat setuju dengan jumlah
9 orang. Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 58 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 14 orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan

82

bahwa, indikator 3 dari variabel 1 penilaian karyawan terhadap pelatihan yang


diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 4 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 45 orang, dan sangat setuju 5 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, setuju 11 orang,
sangat setuju 3 orang, dari total 14.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 2 orang,
setuju 6 orang, dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 1 orang dan
sangat setuju 1 orang dari total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 52 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 1
dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:

83

1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 4
orang dan sangat setuju 4 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju orang 35 orang dan sangat setuju 4 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai setuju 24
orang, sangat setuju 1 orang, dengan total 25 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 63 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 9
orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 1
dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Selain itu, program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia
Gresik disusun berdasarkan bidang karyawan, sehingg karyawan mempunyai
persepsi yang sangat baik terhadap hal tersebut, karena pelatihan yang
dilaksanakan oleh perusahaan disesuaikan dengan bidang dan tugas karyawan
dibidang kerja masing-masing.

84

Tabel 4.17 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 1


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembelajaran 2.1 * Gender Crosstabulation
Count

Gender

Pembelajaran 2.1

Laki-laki

Wanita

Kurang Setuju

Setuju

60

61

Sangat Setuju

7
75

0
1

7
76

Total

Total

Tabel 4.18 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 1


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembelajaran 2.1 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Pembelajaran
2.1

SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

43

12

61

Sangat Setuju

5
52

1
14

1
8

0
2

7
76

Total

Tabel 4.19 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 1


Berdasarkan Usia
Pembelajaran 2.1 * Usia Crosstabulation
Count

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Pembelajaran Kurang Setuju


2.1
Setuju

36

19

61

Sangat Setuju

0
8

5
43

2
25

7
76

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 1 diatas, dengan


pertanyaan: Menurut saya, materi yang diberikan secara keseluruhan sesuai
dengan tujuan pelatihan.

85

Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik


jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 8 orang, yang menilai setuju dengan jumlah 60 orang, dan dari jenis
kelamin wanita 1 orang, sedangkan yang menilai sangat setuju dengan jumlah
7 orang. Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 61 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 7 orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, indikator 1 dari variabel 2 penilaian karyawan terhadap pelatihan yang
diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 43 orang, dan sangat setuju 5 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 12 orang, sangat setuju 1 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 2 orang,
setuju 5 orang dan sangat setuju 1 orang dari total 8 orang.

86

4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, kurang setuju 1 orang,


setuju 1 orang dan sangat setuju 1 orang dari total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 61 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 7
orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 1
dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang dan setuju 6 dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju orang 36 orang dan sangat setuju 5 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 19 orang, sangat setuju 2 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 61 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 7
orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 1
dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.

87

Program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik


disusun berdasarkan bidang karyawan, diketahui bahwa materi yang
disampaikan pada pelatihan dinilai sangat efektif oleh karyawan. Hal ini
terlihat dari kesesuaian materi dengan pekerjaan karyawan, isi materi yang
mudah dipahami, mampu mengatasi permasalahan dalam pekerjaan karyawan
serta materi yang diberikan juga selalu diperbaharui. Karyawan memiliki
persepsi yang baik terhadap pernyataan tersebut karena materi pelatihan yang
diberikan oleh perusahaan bertujuan untuk memberikan pemahaman dan
konsep dengan mudah merumuskan perencanaan kinerja sehingga dapat
diaplikasikan oleh karyawan di unit kerja dengan baik.

Tabel 4.20 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 2


Berdasarkan Jenis Kelamin
Pembelajaran 2.2 * Gender Crosstabulation
Count

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Setuju

62

63

Sangat Setuju

5
75

0
1

5
76

Pembelajaran 2.2 Kurang Setuju

Total

Tabel 4.21 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 2


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembelajaran 2.2 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Setuju

43

12

61

Sangat Setuju

5
52

1
14

1
8

0
2

7
76

Pembelajaran 2.2 Kurang Setuju

Total

88

Tabel 4.22 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 2


Berdasarkan Usia
Pembelajaran 2.2 * Usia Crosstabulation
Count

Usia
<30

Pembelajaran 2.2

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

36

19

61

Sangat Setuju

0
8

5
43

2
25

7
76

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Variabel (X2) Indikator 2 diatas, dengan pertanyaan:


Materi dan metode yang digunakan dalam training sesuai dengan kompetensi
dan skill saya.
Dari tabel indikator 2 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 8 orang, yang menilai setuju dengan jumlah 62 orang dan dari jenis
kelamin wanita 1 orang, sedangkan yang menilai sangat setuju dengan jumlah
7 orang. Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 63 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 5 orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, indikator 1 dari variabel 2 penilaian karyawan terhadap pelatihan yang
diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 2 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa persepsi karyawan berdasarkan tingkat

89

pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan tingkat pendidikan S2. Hal ini
terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 43 orang, dan sangat setuju 5 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 12 orang, sangat setuju 1 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 2 orang,
setuju 5 orang dan sangat setuju 1 orang dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, kurang setuju 1 orang,
setuju 1 orang dan sangat setuju 1 orang dari total 2 orang.
Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 61 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 7 orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, indikator 2 dari variabel 2 penilaian karyawan terhadap pelatihan yang
diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang dan setuju 6 dengan total 8 orang.

90

2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang


setuju 2 orang, setuju orang 36 orang dan sangat setuju 5 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 19 orang, sangat setuju 2 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 61 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 7
orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 1
dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik
disusun berdasarkan bidang karyawan, diketahui bahwa materi dan metode
pelatihan merupakan strategi yang digunakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan pelatihan. Hal tersebut terbukti bahwa, persepsi karyawan
yang baik terhadap materi dan metode yang digunakan pada pelatihan sudah
berdasarkan kebutuhan untuk menunjang pekerjaan karyawan serta sistematika
pelatihan telah disusun berdasarkan perencanaan pelaksanaan pelatihan.
Karyawan juga menyatakan persepsi yang baik bahwa metode pelatihan yang
digunakan sudah sesuai dengan tujuan pelatihan, dimana pelatihan tersebut
lebih ditekankan pada latihan atau praktek, sehingga karyawan dapat
diaplikasikan secara langsung oleh karyawan tentang teori-teori yang diperoleh
selama pelatihan berlangsung.

91

Tabel 4.23 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 3


Berdasarkan Jenis Kelamin
Pembelajaran 2.3 * Gender Crosstabulation
Count

Gender

Pembelajaran 2.3

Laki-laki

Wanita

Kurang Setuju

Setuju

62

63

Sangat Setuju

5
75

0
1

5
76

Total

Total

Tabel 4.24 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 3


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembelajaran 2.3 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Pembelajaran Kurang Setuju


2.3
Setuju
Sangat Setuju
Total

SMA

Diploma

S1

S2

Total

46

12

63

2
52

1
14

2
8

0
2

5
76

Tabel 4.25 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 3


Berdasarkan Usia
Pembelajaran 2.3 * Usia Crosstabulation
Count

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Setuju

36

21

63

Sangat Setuju

1
8

3
43

1
25

5
76

Pembelajaran 2.3 Kurang Setuju

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 3 diatas, dengan pertanyaan:
materi yang diberikan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja
saya.

92

Dari tabel indikator 3 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik


jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 8 orang, yang menilai setuju dengan jumlah 62 orang, dan dari jenis
kelamin wanita 1 orang, sedangkan yang menilai sangat setuju 5 orang. Hal itu
terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan total 63
orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 5 orang,
dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 3 dari
variabel 2,

penilaian karyawan terhadap pelatihan yang diselenggarakan

sangat efektif.
Dari tabel indikator 3 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 46 orang, dan sangat setuju 2 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 12 orang, sangat setuju 1 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 1 orang,
setuju 5 orang dan sangat setuju 2 orang dari total 8 orang.

93

4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, kurang setuju 2 orang


dari total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 61 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 7
orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 3
dari variabel 2 kalau dilihat dari persepsi karyawan dari tingkat pendidikan
SMA, Diploma dan S1, pelatihan yang diselenggarakan adalah efektif. Dilihat
dari persepsi karyawan dengan tingkat pendidikan S2 kurang setuju terhadap
indikator tersebut, karena pelatihan yang diikuti tidak dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kinerjanya.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang dan setuju 6 dan sangat setuju 1 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju orang 36 orang dan sangat setuju 3 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 21 orang, sangat setuju 1 orang, dengan total 25
orang.

94

Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan


total 63 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 5
orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 3
dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, setelah mengikuti program
pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik, karyawan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
mereka dan karyawan dapat mengerjakan tugas dengan baik. Selain itu,
karyawan juga menyatakan bahwa mereka dapat mengaplikasikan dengan baik
pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaan serta karyawan
juga mengerti untuk melaksanakan tugas sesuai standar kerja yang ditetapkan
oleh perusahaan, seperti ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan.

95

Tabel 4.26 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 4


Berdasarkan Jenis Kelamin
Pembelajaran 2.4 * Gender Crosstabulation
Count

Gender
Laki-laki

Wanita

Pembelajaran Kurang Setuju


2.4
Setuju
Sangat Setuju
Total

Total

57

58

12
75

0
1

12
76

Tabel 4.27 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 4


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembelajaran 2.4 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Pembelajaran Kurang Setuju


2.4
Setuju
Sangat Setuju
Total

SMA

Diploma

S1

S2

Total

40

11

58

8
52

2
14

1
8

1
2

12
76

Tabel 4.28 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 3


Berdasarkan Usia
Pembelajaran 2.4 * Usia Crosstabulation
Count

Pembelajaran 2.4

Total

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

37

16

58

Sangat Setuju

3
8

3
43

6
25

12
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 4 diatas, dengan


pertanyaan: Instruktur pelatihan menguasai dasar-dasar teori dan praktek dalam
memberikan pemahaman materi pelatihan.
Dari tabel indikator 4 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang

96

setuju 6 orang, yang menilai setuju dengan jumlah 57 orang, dan dari jenis
kelamin wanita 1 orang, sedangkan yang menilai sangat setuju dengan jumlah
12 orang. Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 58 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 12 orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, indikator 4 dari variabel 2 penilaian karyawan terhadap pelatihan yang
diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 4 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 40 orang, dan sangat setuju 8 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 11 orang, sangat setuju 2 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, setuju 7 orang dan
sangat setuju 1 orang dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, kurang setuju 1 orang,
setuju 1 orang dan sangat setuju 1 orang dari total 2 orang.

97

Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan


total 58 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 12
orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 4
dari variabel 2, pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 5
orang dan sangat setuju 3 orang dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju orang 37 orang dan sangat setuju 3 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 16 orang, sangat setuju 6 orang, dengan total 25
orang.
Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 58 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 12 orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa indikator 4 dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif.
Sehingga dapat dilihat bahwa, instruktur yang digunakan pelatihan di
PT. Petrokimia Gresik dinilai sangat baik oleh peserta. Karyawan menilai

98

bahwa instruktur pelatihan sudah menguasai materi pelatihan dengan baik dan
dapat menyampaikan materi dengan baik serta mudah dipahami. Selain itu,
instruktur juga bersedia memberikan bantuan atas permasalahan pekerjaan
yang terkait dengan materi pelatihan dan instruktur juga bersedia mendampingi
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan selanjutnya. Hal ini dapat
disebabkan oleh instruktur yang berasal dari lingkungan internal perusahaan
sendiri, sehingga memudahkan instruktur untuk menyampaikan materi dengan
baik dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh karyawan karena
instruktur sudah terbiasa beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.

99

Tabel 4.29 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 5


Berdasarkan Jenis Kelamin
Pembelajaran 2.5 * Gender Crosstabulation
Count

Gender

Pembelajaran 2.5 Kurang Setuju

laki-laki

Wanita

Total

Setuju

59

59

Sangat Setuju

9
75

0
1

9
76

Total

Tabel 4.30 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 5


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembelajaran 2.5 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Pembelajaran Kurang Setuju


2.5
Setuju
Sangat Setuju
Total

SMA

Diploma

S1

S2

Total

41

11

59

7
52

1
14

1
8

0
2

9
76

Tabel 4.31 Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 5


Berdasarkan Usia
Pembelajaran 2.5 * Usia Crosstabulation
Count

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Setuju

33

20

59

Sangat Setuju

1
8

5
43

3
25

9
76

Pembelajaran 2.5 Kurang Setuju

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Pembelajaran (X2) Indikator 5 diatas, dengan
pertanyaan: Materi pelatihan yang diberikan, dapat membantu saya dalam
mengatasi permasalahan dalam pekerjaan.

100

Dari tabel indikator 5 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik


jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 7 orang dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, laki-laki yang menilai
setuju dengan jumlah 59 orang, laki-laki yang menilai sangat setuju dengan
jumlah 9 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju
dengan total 59 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan
total 9 orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
indikator 5 dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju 41 orang, dan sangat setuju 7 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 2 orang, setuju 11 orang, sangat setuju 1 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai kurang
setuju 2, kurang setuju orang dan sangat setuju 1 orang dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, yanag menilai setuju 2
orang, dari total 2 orang.

101

Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju total 59


orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 9 orang,
dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 5 dari
variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang dan setuju 6 dan sangat setuju 1 orang, dari total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 5 orang, yang setuju orang 33 orang dan sangat setuju 5 dengan
total 43 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 20 orang, sangat setuju 3 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 59 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju total 9 orang,
dengan jumlah total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 5
dari variabel 2 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik
disusun berdasarkan bidang karyawan, diketahui bahwa materi yang
disampaikan pada pelatihan, karyawan memiliki persepsi yang baik terhadap

102

pelatihan. Hal ini terlihat dari persepsi karyawan terhadap kesesuaian materi
dengan pekerjaan karyawan. Isi materi yang disampaikan mudah dipahami,
mampu mengatasi permasalahan dalam pekerjaan karyawan serta materi yang
diberikan juga selalu diperbaharui sesuai dengan kebutuhan karyawan. Hal
tersebut karena, materi pelatihan yang diberikan oleh perusahaan bertujuan
untuk memberikan pemahaman dan konsep dengan mudah merumuskan
perencanaan kinerja sehingga dapat diaplikasikan oleh karyawan di unit kerja
dengan baik.
Tabel 4.32 Variabel Perilaku (X3) Indikator 1
Berdasarkan Jenis Kelamin
Perilaku 3.1 * Gender Crosstabulation
Count

Perilaku 3.1

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

Setuju

55

56

Sangat Setuju

18
75

0
1

18
76

Total

Tabel 4.33 Variabel Perilaku (X3) Indikator 1


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Perilaku 3.1 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Setuju

38

12

56

Sangat Setuju

13
52

2
14

2
8

1
2

18
76

Perilaku 3.1 Kurang Setuju

Total

Tabel 4.34 Variabel Perilaku (X3) Indikator 1


Berdasarkan Usia
Perilaku 3.1 * Usia Crosstabulation
Count

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

103

Perilaku 3.1

Kurang Setuju

Setuju

30

22

56

Sangat Setuju

4
8

11
43

3
25

18
76

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Perilaku (X3) Indikator 1 diatas, dengan pertanyaan:
setelah mengikuti pelatihan, saya mampu menyesuaikan komitmen sesuai
dengan tujuan perusahaan.
Dari tabel variabel 3 indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai
kurang setuju 2 orang, laki-laki yang menilai setuju dengan jumlah 59 orang
dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, laki-laki yang menilai sangat setuju
dengan jumlah

18 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan

menilai setuju dengan total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 18 orang, dengan total 74 orang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, indikator 1 dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan
sangat efektif.
Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui hasil berdasarkan
karakteristik tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan
persepsi antara karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan
S1 dengan tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:

104

1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang


setuju 1 orang, setuju 38 orang, dan sangat setuju 13 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
setuju 12 orang, sangat setuju 2 orang, dari total 14 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai setuju 6
orang dan sangat setuju 2 orang dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, yang menilai kurang
setuju 1 orang dan sangat setuju 1 orang, dari total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 74 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 1
dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan adalah sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 4
dan sangat setuju 4 orang, dari total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, yang setuju orang 30 orang dan sangat setuju 11 dengan
total 43 orang.

105

3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai setuju 22
orang, sangat setuju 3 orang, dengan total 25 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 74 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 1
dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik,
dapat dilihat dari persepsi karyawan mengenai dampak pelaksanaan pelatihan
terhadap sikap seperti yang terlihat pada tabel diatas adalah baik. Sebagian
besar karyawan menyatakan setelah mengikuti pelatihan karyawan merasa
lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dan karyawan menjadi
lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Setelah mengikuti pelatihan,
sikap dan perilaku karyawan menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Hal
tersebut dikemukakan oleh Ibu Dra. Enny Setyoningsih selaku ketua
penyelenggara pelatihan PT. Petrokimia Gresik.

106

Tabel 4.35 Variabel Perilaku (X3) Indikator 2


Berdasarkan Jenis Kelamin
Perilaku 3.2 * Gender Crosstabulation
Count

Perilaku 3.2

Gender
Laki-laki

Wanita

Kurang Setuju

Setuju

50

51

Sangat Setuju

19
75

0
1

19
76

Total

Total

Tabel 4.36 Variabel Perilaku (X3) Indikator 2


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Perilaku 3.2 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan

Perilaku 3.2

SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

35

10

51

Sangat Setuju

14
52

3
14

2
8

0
2

19
76

Total

Tabel 4.37 Variabel Perilaku (X3) Indikator 2


Berdasarkan Usia
Perilaku 3.2 * Usia Crosstabulation
Count

Usia

Perilaku 3.2

Total

<30

30 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

29

19

51

Sangat Setuju

5
8

10
43

4
25

19
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Perilaku (X3) Indikator 2 diatas, dengan pertanyaan:


Adanya perbedaan terhadap sikap atau perilaku saya setelah mengikuti
pelatihan.

107

Dari tabel variabel 3 indikator 2 diatas, dapat diketahui hasil


berdasarkan karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki
yang menilai kurang setuju 6 orang, laki-laki yang menilai setuju dengan
jumlah 50 orang, dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, yang menilai sangat
setuju dengan jumlah 19 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan
menilai setuju dengan total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 19 orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, indikator 2 dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan
sangat efektif.
Dari tabel indikator 2 diatas, dapat diketahui hasil berdasarkan
karakteristik tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan
persepsi antara karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan
S1 dengan tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, kurang setuju 3
orang, setuju 10 orang, dan sangat setuju 14 orang, dari total 52 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, kurang setuju 1
orang, setuju 10 orang dan sangat setuju 3 orang, dari total 14 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 4 orang, sangat setuju 2 orang, dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 2 orang dari total
2 orang.

108

Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan


total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 19
orang, dengan jumlah total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
indikator 1 dari variabel 1 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel diatas diketahui berdasarkan karakteristik usia, menunjukan
bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat usia <30
tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 3
orang dan sangat setuju 5 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 4 orang, setuju orang 29 orang dan sangat setuju 10 dari total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 19 orang, sangat setuju 4 orang, dari total 25 orang.
Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 19 orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa indikator 2 dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam indikaor 2 dari variabel 3
program pelatihan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia Gresik dinilai baik,
karena adanya perbedaan sikap/ perilaku karyawan setelah mengikuti

109

pelatihan. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Ibu Dra. Enny Setyoningsih
selaku ketua penyelenggara pelatihan PT. Petrokimia Gresik.
Tabel 4.38 Variabel Perilaku (X3) Indikator 3
Berdasarkan Jenis Kelamin
Perilaku 3.3 * Gender Crosstabulation
Count

Gender

Perilaku3.3

Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

Setuju

53

54

Sangat Setuju

18
75

0
1

18
76

Total

Tabel 4.39 Variabel Perilaku (X3) Indikator 3


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Perilaku 3.3 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan
SMA

Perilaku 3.3 Kurang Setuju

Diploma

S1

S2

Total

Setuju

36

12

54

Sangat Setuju

13
52

2
14

3
8

0
2

18
76

Total

Tabel 4.40 Variabel Perilaku (X3) Indikator 3


Berdasarkan Usia
Perilaku 3.3 * Usia Crosstabulation
Count

Usia

Perilaku 3.3

Total

<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

32

19

54

Sangat Setuju

5
8

8
43

5
25

18
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Perilaku (X3) Indikator 1 diatas, dengan pertanyaan:


Saya dapat menempatan diri pada situasi pekerjaan dengan baik.

110

Dari tabel variabel perilaku (X3) indikator 3 diatas, dapat diketahui


berdasarkan karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki
yang menilai kurang setuju 4 orang, laki-laki yang menilai setuju dengan
jumlah 53 orang, dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, yang menilai sangat
setuju dengan jumlah 18 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan
menilai setuju dengan total 54 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 18 orang, dengan total 72 orang. Hal ini terbukti bahwa
dalam indikator tersebut benyak yang menilai setuju dan sangat setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 3 dari variabel 3 diatas, pelatihan
yang diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 3 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 36 orang, dan sangat setuju 13 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
setuju 12 orang dan sangat setuju 2 orang, dari total 14 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 4 orang, sangat setuju 3 orang, dari total 8 orang.

111

4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 2 orang dari total
2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 54 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 72 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 3
dari variabel 3, pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel diatas diketahui berdasarkan karakteristik usia, menunjukan
bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat usia <30
tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 3
orang dan sangat setuju 5 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 32 orang dan sangat setuju 8 orang, dari total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 19 orang, sangat setuju 5 orang, dari total 25 orang.
Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 54 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 18 orang, dengan total 72 orang. Hal ini terbukti bahwa dalam
indikator tersebut banyak yang menilai setuju dan sangat setuju. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa indikator 3 dari variabel 3 pelatihan yang
diselenggarakan sangat efektif.

112

Selain itu, sebagian besar karyawan juga menyatakan dapat


menyesuaikan diri pada situasi apapun dan mempunyai hubungan yang baik
dengan rekan kerja dan atasan. Hal tersebut dapat diketahui dari hubungan
kerja yang harmonis antar sesama karyawan ditempat kerja dan adanya
komunikasi yang baik antar karyawan baik mengenai pekerjaan maupun diluar
pekerjaan. Hal tersebut dikemukakan oleh Ibu Enny Setyoningsih selaku ketua
penyelenggara pelatihan PT. Petrokimia Gresik.

113

Tabel 4.41 Variabel Hasil (X4) Indikator 1


Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil 4.1 * Gender Crosstabulation
Count

Hasil4.1

Gender
Laki-laki

Wanita

Kurang Setuju

Setuju

55

56

18
75

0
1

18
76

Sangat Setuju
Total

Total

Tabel 4.42 Variabel Hasil (X4) Indikator 1


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil 4.1 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Hasil 4.1

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

38

10

56

Sangat Setuju

13
52

3
14

2
8

0
2

18
76

Total

Tabel 4.43 Variabel Hasil (X4) Indikator 1


Berdasarkan Usia
Hasil 4.1 * Usia Crosstabulation
Count

Hasil 4.1

Total

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

34

17

56

Sangat Setuju

3
8

9
43

6
25

18
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Hasil (X4) Indikator 1 diatas, dengan pertanyaan:
Pelatihan yang telah saya ikuti, dapat menyelesaikan tugas-tugas di unit kerja.
Dari tabel variabel 4 indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai

114

kurang setuju 2 orang, laki-laki yang menilai setuju dengan jumlah 55 orang
dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, laki-laki yang menilai sangat setuju
dengan jumlah

18 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan

menilai setuju dengan total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 18 orang, dengan total 74 orang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, indikator 1 dari variabel 3 pelatihan yang diselenggarakan
sangat efektif.
Dari tabel indikator 1 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 38 orang, dan sangat setuju 13 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 10 orang, sangat setuju 3 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai setuju 6
orang dan sangat setuju 2 orang dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, yang menilai setuju 2
orang, dari total 2 orang.

115

Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan


total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 18
orang, dengan total 74 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 1
dari variabel 4, pelatihan yang diselenggarakan adalah sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 5
orang dan sangat setuju 3 orang, dari total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai setuju
34 orang dan sangat setuju 9 orang dengan total 43 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 17 orang dan sangat setuju 6 orang, dengan total 25
orang.
Hal tersebut terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai
setuju dengan total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju
dengan total 18 orang, dengan total 74 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa indikator 1dari variabel 4, bahwa pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif.
Menurut Ibu Dra. Enny Setyoningsih selaku penyelenggara pelatihan
PT. Petrokimia Gresik, pelatihan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan dinilai sudah sesuai dengan kebutuhan dan tugas karyawan.

116

Pelatihan yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan karyawan


dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, pelatihan tersebut juga sudah
berdasarkan kebutuhan jabatan dan berdasarkan kompetensi tuntutan pekerjaan
karyawan serta pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan job deskripsi
karyawan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mangkuprawira (2007) bahwa,
sebelum suatu pelatihan terselenggara, kebutuhan terhadap pelatihan perlu
dianalisis terlebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai langkah atau tahapan
penilaian dari proses pelatihan. Dalam tahap penilaian, kebutuhan akan
pelatihan terlebih dahulu dianalisis dari pihak perusahaan, tugas, dan
kebutuhan individual.
Tabel 4.44 Variabel Hasil (X4) Indikator 2
Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil 4.2 * Gender Crosstabulation
Count

Hasil 4.2

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

Setuju

56

56

Sangat Setuju

14
75

0
1

14
76

Total

Tabel 4.45 Variabel Hasil (X4) Indikator 2


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil 4.2 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Setuju

37

12

56

Sangat Setuju

12
52

1
14

1
8

0
2

14
76

Hasil 4.2 Kurang Setuju

Total

117

Tabel 4.46 Variabel Hasil (X4) Indikator 2


Berdasarkan Usia
Hasil 4.2 * Usia Crosstabulation
Count

Hasil 4.2

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

31

19

56

Sangat Setuju

2
8

7
43

5
25

14
76

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Hasil (X4) Indikator 2 diatas, dengan pertanyaan:


Pelatihan yang telah saya ikuti, secara efekif dapat di-implementasikan di unit
kerja.
Dari tabel indikator 2 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 5 orang dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, jenis kelamin laki-laki
yang menilai setuju dengan jumlah 56 orang, laki-laki yang menilai sangat
setuju dengan jumlah 14 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan
menilai setuju dengan total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 14 orang, dengan total 70 orang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, indikator 2 dari variabel 4 pelatihan yang diselenggarakan
adalah sangat efektif.
Dari tabel indikator 2 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara

118

karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan


tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 37 orang, dan sangat setuju 12 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 12 orang, sangat setuju 1 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 5 orang dan sangat setuju 1 orang, dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, yanag menilai setuju 2
orang, dari total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 56 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 14
orang, dengan total 70 orang. Terbukti bahwa, karyawan banyak yang menilai
setuju dan sangat setuju terhadap indikator tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, indikator 2 dari variabel 4, pelatihan yang telah
diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:

119

1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 6
dan sangat setuju 2 orang, dari total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 5 orang, yang setuju orang 31 orang dan sangat setuju 7 orang
dengan total 43 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 19 orang dan sangat setuju 5 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan PT. Petrokimia Gresik
dilihat dari karakteristik usia, yang menilai setuju dengan total 56 orang,
sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 14 orang, dengan
total 70 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 2 dari variabel 4,
pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.Hal tersebut dapat terlihat
bahwa, karyawan mampu mengkoordinasi pekerjaan dengan baik dan dapat
mengurangi

kesalahan

dalam

mengerjakan

tugas.

Karyawan

telah

melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai standar operating procedure


yang ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan juga dapat mengaplikasikan
materi pelatihan dengan baik, yang dilihat dari kemampuan karyawan
menggunakan aplikasi dengan baik.

120

Tabel 4.47 Variabel Hasil (X4) Indikator 3


Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil 4.3 * Gender Crosstabulation
Count

Hasil 4.3

Gender
Laki-laki

Wanita

Kurang Setuju

Setuju

51

51

Sangat Setuju

17
75

0
1

17
76

Total

Total

Tabel 4.48 Variabel Hasil (X4) Indikator 3


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil 4.3 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Hasil
4.3

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

34

11

51

Sangat Setuju

13
52

2
14

2
8

0
2

17
76

Total

Tabel 4.49 Variabel Hasil (X4) Indikator 3


Berdasarkan Usia
Hasil 4.3 * Usia Crosstabulation
Count

Hasil 4.3

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

30

16

51

Sangat Setuju

3
8

8
43

6
25

17
76

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011


Dari Variabel Hasil (X4) Indikator 3 diatas, dengan pertanyaan:
manfaat pelatihan lebi tinggi dibanding dengan biaya yang telah dikeluarkan
oleh perusahaan.

121

Dari tabel indikator 3 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik


jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 7 orang dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, jenis kelamin laki-laki
yang menilai setuju dengan jumlah 51 orang, sedangkan yang menilai sangat
setuju 17 orang. Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju
dengan total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan
total 17 orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
indikator 3 dari variabel 4, pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indikator 3 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan persepsi karyawan berdasarkan tingkat
pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan tingkat pendidikan S2. Hal ini
terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, kurang setuju 5
orang, setuju 34 orang, dan sangat setuju 13 orang, dengan total 52 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 11 orang sedangkan yang sangat setuju 2
orang, dengan total 14 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, kurang setuju 2 orang,
setuju 4 orang dan sangat setuju 2 orang, dengan total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, setuju 2 orang dengan
total 2 orang.

122

Hal itu terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai setuju
dengan total 51 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan
total 17 orang, dengan total 68 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
indikator 3 dari variabel 4, pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel diatas diketahui berdasarkan karakteristik usia, menunjukan
bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat usia <30
tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 5
orang dan sangat setuju 3 orang, dengan total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 5 orang, setuju orang 30 orang dan sangat setuju 8 orang, dengan
total 43 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 16 orang, sangat setuju 6 orang, dengan total 25
orang.
Hal ini terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan usia 30 -50
tahun dan >50 tahun menilai setuju dengan total 51 orang, sedangkan
karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 17 orang, dengan total 68
orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 3 dari variabel 4, pelatihan
yang diselenggarakan sangat efektif.
Sebagian besar peserta pelatihan menyatakan bahwa, pelatihan
tersebut bermanfaat bagi karyawan dibanding biaya yang dikeluarkan oleh

123

perusahaan. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, sebagian besar karyawan
memiliki persepsi setuju. Selain itu, pelatihan yang telah diikuti dapat
menambah pengetahuan karyawan, karena pelatihan yang diberikan oleh
perusahaan bertujuan untuk memperluas wawasan tentang konsep sistem
manajemen kinerja dan konsep manajemen sumberdaya manusia dalam
kaitannya dengan manajemen SDM perusahaan.
Tabel 4.50 Variabel Hasil (X4) Indikator 4
Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil 4.4 * Gender Crosstabulation
Count

Hasil4.4

Gender
Laki-laki

Wanita

Total

Kurang Setuju

10

11

Setuju

50

50

Sangat Setuju

15
75

0
1

15
76

Total

Tabel 4.51 Variabel Hasil (X4) Indikator 4


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil 4.4 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Pendidikan
SMA

Hasil 4.4 Kurang Setuju

Diploma

S1

S2

Total

11

Setuju

35

10

50

Sangat Setuju

10
52

3
14

2
8

0
2

15
76

Total

Tabel 4.52 Variabel Hasil (X4) Indikator 4


Berdasarkan Usia
Hasil 4.4 * Usia Crosstabulation
Count

Hasil 4.4

Usia
<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

11

Setuju

28

17

50

Sangat Setuju

15

124

Hasil 4.4 * Usia Crosstabulation


Count

Usia
<30

Hasil 4.4

Total

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

11

Setuju

28

17

50

Sangat Setuju

2
8

8
43

5
25

15
76

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Indikator 4 diatas, dengan pertanyaan: menurut saya,


terdapat peningkatan produktivitas di unit kerja, setelah mengikuti pelatihan.
Dari tabel indikator 4 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 10 orang dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, laki-laki yang menilai
setuju dengan jumlah 50 orang, yang menilai sangat setuju dengan jumlah 15
orang. Hal itu terbukti bahwa, meskipun sebagian kecil menilai kurang setuju,
tetapi sebagian besar karyawan menilai setuju dengan total 50 orang,
sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 15 orang, dengan
jumlah total 65 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 4 dari
variabel 4, pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Dari tabel indicator 4 diatas, dapat diketahui berdasarkan hasil
karakteristik tingkat pendidikan, menunjukan persepsi karyawan berdasarkan
tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dan tingkat pendidikan S2. Hal ini
terlihat dari:

125

1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, kurang setuju 7


orang, setuju 35 orang, dan sangat setuju 10 orang, dengan total 52 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 10 orang, sangat setuju 3 orang, dengan total
14 orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai kurang
setuju 2 orang, setuju 4 orang, sangat setuju 2 orang, dengan total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, yang menilai kurang
setuju 1 orang dan setuju 1 orang dengan total 2 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 50 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 15
orang, dengan total 65 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 4
dari variabel 4, pelatihan yang diselenggarakan sudah efektif.
Tabel diatas persepsi

karyawan dapat diketahui berdasarkan

karakteristik usia, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan


berdasarkan tingkat usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini
terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 5 orang dan sangat setuju 2 orang, dari total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 7 orang, setuju 28 orang, dan sangat setuju 8 orang, dari total 43
orang.

126

3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 3 orang, setuju 17 orang, sangat setuju 5 orang, dari total 25 orang.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, dari sebagian besar karyawan
menilai setuju dengan total 50 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat
setuju dengan total 15 orang, dengan total 65 orang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa indikator 4 dari variabel 4, pelatihan yang diselenggarakan
sangat efektif.
Program pelatihan karyawan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia
Gresik secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki persepsi yang
baik terhadap pelatihan. Sebagian besar karyawan menyatakan terjadi
peningkatan pada produktivitas di unit kerja setelah mengikuti pelatihan.
Karena setelah mengikuti pelatihan, karyawan dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaan dan melaksanakan
tugas sesuai standar kerja yang ditetapkan oleh perusahaan di unit kerja dengan
baik, seperti kadisiplian kerja dan ketepatan waktu karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan.

127

Tabel 4.53 Variabel Hasil (X4) Indikator 5


Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil 4.5 * Gender Crosstabulation
Count

Hasil 4.5

Gender
Laki-laki

Wanita

Kurang Setuju

Setuju

44

44

Sangat Setuju

25
75

0
1

25
76

Total

Total

Tabel 4.54 Variabel Hasil (X4) Indikator 5


Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil 4.5 * Pendidikan Crosstabulation
Count

Hasil 4.5

Pendidikan
SMA

Diploma

S1

S2

Total

Kurang Setuju

Setuju

31

44

Sangat Setuju

16
52

6
14

2
8

1
2

25
76

Total

Tabel 4.55 Variabel Hasil (X4) Indikator 5


Berdasarkan Usia
Hasil 4.5 * Usia Crosstabulation
Count

Usia

Hasil 4.5

<30

30 - 50

>50

Total

Kurang Setuju

Setuju

25

16

44

Sangat Setuju

5
8

12
43

8
25

25
76

Total

Sumber: Data primer diolah tahun 2011

Dari Variabel Hasil (X4) Indikator 5 diatas, dengan pertanyaan:


Program pelatihan yang pernah saya ikuti, dapat mendukung tugas-tugas di
unit kerja.

128

Dari tabel indikator 5 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik


jenis kelamin, karyawan dari jenis kelamin laki-laki yang menilai kurang
setuju 6 orang dan dari jenis kelamin wanita 1 orang, laki-laki yang menilai
setuju dengan jumlah 44 orang, laki-laki yang menilai sangat setuju 25 orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan total 44
orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju 25 orang, jumlah total
69 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, indikator 5 dari variabel 4
pelatihan yang diselenggarakan adalah sangat efektif.
Dari tabel indikator 5 diatas, dapat diketahui berdasarkan karakteristik
tingkat pendidikan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
karyawan berdasarkan tingkat pendidikan SMA, Diploma dan S1 dengan
tingkat pendidikan S2. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, yang menilai kurang
setuju 5 orang, setuju 31 orang, dan sangat setuju 16 orang, dari total 52
orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma, yang menilai
kurang setuju 1 orang, setuju 7 orang, sangat setuju 6 orang, dari total 14
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S1, yang menilai kurang
setuju 2, kurang setuju orang dan sangat setuju 1 orang dari total 8 orang.
4. Penilaian karyawan dengan tingkat pendidikan S2, yang menilai setuju 1
orang dan sangat setuju 1 orang, dari total 2 orang.

129

Hal ini terbukti bahwa, dari sebagian besar karyawan menilai setuju
dengan total 44 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan
total 25 orang, dengan total 69 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
indikator 5 dari variabel 4 pelatihan yang diselenggarakan sangat efektif.
Tabel

diatas

dapat

diketahui

berdasarkan

karakteristik

usia,

menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan berdasarkan tingkat


usia <30 tahun, 30 - 50 tahun dan >50 tahun. Hal ini terlihat dari:
1. Penilaian karyawan dengan tingkat usia <30 tahun, yang menilai setuju 3
orang dan sangat setuju 5 orang, dari total 8 orang.
2. Penilaian karyawan dengan tingkat usia 30 50 tahun, yang menilai kurang
setuju 6 orang, yang setuju 25 orang dan sangat setuju 12 dengan total 43
orang.
3. Penilaian karyawan dengan tingkat usia >50 tahun, yang menilai kurang
setuju 1 orang, setuju 16 orang, sangat setuju 8 orang, dengan total 25
orang.
Terbukti bahwa dari sebagian besar karyawan menilai setuju dengan
total 44 orang, sedangkan karyawan yang menilai sangat setuju dengan total 25
orang, dengan total 69 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator 5
dari variabel 4 pelatihan yang diselenggarakan adalah efektif.
Program pelatihan karyawan yang diselenggarakan di PT. Petrokimia
Gresik secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki persepsi yang
baik terhadap pelatihan. Sebagian besar karyawan menyatakan pelatihan yang

130

pernah diikuti sangat mendukung tugas-tugas di unit kerja. Hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya, dapat dilihat dari tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang dimiliki oleh karyawan.
Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikemukakan diatas, dapat
dibuat rekapitulasi mengenai persepsi karyawan terhadap efektivitas pelatihan
berdasarkan jenis kelamin, pendidikan dan umur. Berdasarkan tabel tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pelatihan di PT. Petrokimia
Gresik tergolong kategori sangat efektif. Hal tersebut terbukti dari penilaian
karyawan yang menilai setuju dan sangat setuju terhadap indikator-indikator
tersebut. Jadi pelatihan yang dilaksanakan tersebut dinilai karyawan unit
produksi PT. Petrokimia Gresik adalah sangat efektif.

131

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian


e. Reaksi (Reaction)
Berdasarkan hasil data analisis bahwa, pelatihan yang diselenggarakan
di PT. Petrokimia Gresik adalah sangat efektif. Terbukti bahwa dari sebagian
besar karyawan menilai setuju dan menilai sangat setuju. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel reaksi (X1), pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif.
Menurut Kirkpatrick (1994), evaluasi terhadap reaksi bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan
pelatihan. Kualitas proses atau pelaksanaan suatu pelatihan dapat kita ukur
melalui tingkat kepuasan pesertanya. Semakin bagus pelaksanaan suatu
pelatihan, akan semakin bagus pula respon kepuasan peserta terhadap
penyelenggaraan suatu pelatihan. Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan
atau proses suatu pelatihan akan berimplikasi langsung terhadap motivasi dan
semangat belajar peserta dalam pelatihan. Mengetahui tingkat kepuasan peserta
dapat dilakukan dengan mengukur beberapa aspek meliputi: pelayanan panitia
penyelenggara, kualitas instruktur, kurikulum pelatihan, materi pelatihan,
metode belajar, suasana kelas, fasilitas utama dan fasilitas pendukung,
kebernilaian dan kebermaknaan isi pelatihan.
f. Pembelajaran (Learning)
Berdasarkan hasil data analisis bahwa, pelatihan yang diselenggarakan
di PT. Petrokimia Gresik adalah sangat efektif. Terbukti bahwa dari sebagian

132

besar karyawan menilai setuju dan menilai sangat setuju. Sehingga dapat
disimpulkan

bahwa

variabel

pembelajaran

(X2),

pelatihan

yang

diselenggarakan sangat efektif. Hal itu juga dikemukakan oleh Ibu Dra. Enny
Styoningsih selaku penyelenggara pelatihan PT. Petrokimia Gresik.
Menurut Kirkpatrick (1994), belajar dapat didefinisikan sebagai
perubahan sikap mental (attitude), yang bertujuan untuk menambah materi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) setelah
selesai mengikuti pelatihan. Semakin tinggi tingkat perbaikannya, dikatakan
semakin berhasil pula suatu program pelatihan.
g. Perilaku (Behavior)
Berdasarkan hasil data analisis bahwa, pelatihan yang diselenggarakan
di PT. Petrokimia Gresik adalah sangat efektif. Terbukti bahwa dari sebagian
besar karyawan menilai setuju dan menilai sangat setuju. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel perilaku (X3), pelatihan yang diselenggarakan
sangat efektif.
Evaluasi terhadap perilaku ini difokuskan pada perilaku kerja peserta
pelatihan setelah mereka kembali ke dalam lingkungan kerjanya. Perilaku yang
dimaksud disini adalah perilaku kerja yang ada hubungannya langsung dengan
materi pelatihan, bukan perilaku dalam konteks hubungan personal dengan
rekan-rekan kerjanya. Jadi, yang ingin diketahui dalam evaluasi ini adalah
seberapa jauh perubahan sikap mental (attitude), perbaikan pengetahuan, dan

133

atau penambahan ketrampilan peserta membawa pengaruh langsung terhadap


kinerja peserta ketika kembali ke lingkungan kerjanya. Evaluasi perilaku ini
dapat dilakukan melalui observasi langsung ke dalam lingkungan kerja peserta.
Dari sini diharapkan akan diketahui perubahan perilaku kerja peserta sebelum
dan setelah mengikuti program pelatihan (Kirkpatrick: 1994).
h. Hasil (Result)
Berdasarkan hasil data analisis bahwa, pelatihan yang diselenggarakan
di PT. Petrokimia Gresik adalah sangat efektif. Terbukti bahwa dari sebagian
besar karyawan menilai setuju dan menilai sangat setuju. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel hasil (X4), pelatihan yang diselenggarakan sangat
efektif.
Pada hasil akhir dari beberapa program latihan, tujuan utama pelatihan
adalah masing-masing peserta dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif dan
efisien. Seorang karyawan efisien melakukan pekerjaan atau tidak, bukan
hanya dapat dilihat dari banyaknya jumlah barang yang dihasilkan, tetapi juga
dilihat dari lamanya suatu unit pekerjaan tersebut diselesaikan. Hal tersebut
bisa menunjukkan semakin efektif metode yang digunakan dalam pelatihan
yang diselenggarakan, sehingga semakin efisien pekerjaan itu dilakukan dan
bisa menimbulkan menaiknya produksi, meningkatkan kualitas, menurunkan
harga, dengan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. Aplikasinya dapat
berupa praktik lapangan, magang dan tugas kerja.

134

Konsep pendidikan Islami tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa


terlebih dahulu dalam memahami penafsiran Islam tentang pengembangan
individu. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa proses pendidikan
merupakan sebuah proses aktualisasi atau pemberdayaan potensi-potensi
keinsaniahan. Pola pendidikan yang perlu dikembangkan sesuai dengan
hakikat insaniyah itu adalah:
d.

Pendidikan jismiyyah yaitu terhadap potensi jasmani.

e.

Pendidikan ruhiyah untuk mengembangkan semangat (ghirah) atau


mental insani.

f.

Pendidikan amaliyyah, yaitu teroptimalisasikannya seluruh potensi


indrawi manusia.

Dengan demikian, dalam pelatihan dan pengembangan perlu diperhatikan


dimensi keterampilan, wawasan teoritis dan dimensi ruhiyah. Dimensi terakhir
inilah yang merupakan bahan pertimbangan dasar dalam proses pengembangan
sumber daya manusia. Dalam Hadis Nabi dijelaskan:




()
Artinya: Urwah berkata: saya bersaksi bahwa Rasulullah memutuskan bahwa
bumi milik Allah, hamba juga milik Allah, barang siapa yang menghidupkan
tanah mati, maka ia berhak atas tanah (HR. Abu Daud).

135

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT. menciptakan alam


semesta ini begitu kompleks dan banyak kekayaan yang terkandung didalamnya.
Bumi ini disediakan untuk hambanya, karena harus dimanfaatkan dengan baik.
Sumber daya alam dan manusia yang disediakan untuk manusia, jika
dikembangkan dengan pengetahuan dan teknologi yang baik maka kekayaan
tidak akan terbatas. Islam memandang bahwa kebutuhan manusia terbatas, dan
yang tidak terbatas adalah nafsu. Oleh sebab itu, hadis tersebut diatas
memberikan dorongan bagi para manusia agar mereka dapat menciptakan
kehidupan yang produktif.
Sumber daya alam merupakan amanat Allah SWT. kepada manusia,
sehingga pemanfaatannya harus dipertanggungjawabkan kelak, sehingga seorang
muslim harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain (Diana, 2008: 42).
Dalam Islam, seorang muslim dianjurkan melakukan sesuatu dengan
prestasi yang terbaik, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain.
Karena hal ini menjadi ukuran pribadi yang unggul (Diana, 2008: 204).
Sebagaimana dalam hadis berikut:




Artinya: Nabi SAW. bersabda: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
dari pada mukmin yang lemah dan dalam segala hal selalu mengerjakan yang

136

terbaik, raihlah apa yang dapat memberi manfaat bagimu, dan mintalah
pertolongan pada Allah, jangan lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu maka
jangan berkata: Kalau aku berbuat begini dan begitu, tetapi katakanlah:
Allah SWT telah menentukan dan menghendaki aku. Berandai-andai itu
adalah perbuatan syaitan. (HR. Muslim: 4816).

Hadis diatas mengandung pengertian bahwa seorang mukmin dianjurkan


menjadi pribadi yang kuat dan unggul dengan cara (Diana, 2008: 204):
a. Memperkuat Keimanan
b. Menggali Kemampuan (Ability)
c. Memperbanyak Perbuatan yang Bermanfaat.
Setiap orang yang menjalankan aktivitas menuntut ilmu pengetahuan,
hendaknya memiih ilmu pengetahuan yang bermanfaat didunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadits, Nabi SAW. bersabda:




Artinya: Nabi SAW. bersabda: Barang siapa yang bercita-cita hanya untuk
kehidupan dunia, maka Allah tidak akan mencukupi dan tidak akan memberi
dunia, barang siapa yang bercita-cita untuk kehidupan akhirat, maka Allah akan
memberi dan menjadikan kaya hati dan memberi kecukupan kehidupan dunia.
(Ibnu Majah: 4095).

137

Hal ini dijelaskan dalam Maqalah Sayyidina Ali Bin Abi Thalib R.A:



Artinya:"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai
dengan ilmu, barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka harus
disertai dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya (dunia dan
akhirat), maka harus disertai dengan ilmu" (Ali Bin Abi Thalib R.A).

Dengan demikian, seseorang akan merasakan hidup dan pekerjaannya


lebih berarti. Hal ini dapat mendorong dan memotivasi dirinya untuk lebih maju
dalam meningkatkan kinerjanya. Maqalah Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA.
diatas, menunjukkan bahwa dalam menjalankan kehidupan harus disertai ilmu
pengetahuan untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Agar
manusia mendapatkan kemudahan serta kebahagiaan. Dalam menjalani
kehidupan didunia jika didasari dengan keimanan kepada Allah.
Dalam Alquran, Allah telah berfirman bahwa terdapat perbedaan antara
orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Tujuan orang yang
menuntut ilmu adalah agar tidak salah melangkah dalam menyikapi dan
memutuskan suatu perkara. Dengan demikian, pendidikan dan pelatihan bagi
karyawan sangat penting. Dalam QS. An-Nahl (16): 43 Allah berfirman:

138

Artinya: Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui. (QS. An Nahl 16: 43).

Manusia diciptakan Allah adalah wajib hukumnya untuk menuntut ilmu,


hal ini dimaksudkan agar manusia dapat memahami dan memikirkan makhlukmakhluk ciptaan Allah, agar bertambah keimanan dan keyakinannya pada
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Hasil penelitian ini, juga membuktikan bahwa program pelatihan
karyawan yang telah dijalankan PT. Petrokimia Gresik, dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya seperti: mengadakan
pelatihan-pelatihan ternyata berhasil meningkatkan kinerja karyawan. Dengan
kemampuan, wawasan dan skill yang dimiliki karyawan, diharapkan karyawan
mampu menggunakannya secara tepat dan optimal guna menghasilkan kinerja
yang tinggi.

139

4.4. Keterbatasan Penelitian


Penulis menyadari banyak keterbatasan dalam penelitian ini. Lokasi yang
dijadikan penelitian hanya pada satu tempat, sehingga tidak ada perbandingan
dengan lokasi lain.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak mencakup
keseluruhan responden, padahal jumlah populasi relatif kecil. Penambahan
jumlah sampel akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian, karena
semakin banyak sampel yang digunakan maka hasil penelitian akan semakin
valid.
Jumlah variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini
hanya menggunakan satu variabel, yaitu evaluasi pelatihan karyawan. Referensi
yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas. Jumlah referensi
akan sangat mendukung kelancaran dalam proses penelitian dan mendukung
kebaikan dari hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai