Identitas Jurnal
Judul
Tidak Terkontrolnya Rinitis Alergi dan Rinosinusitis,
Dimanakah Keberadaan Kita Saat ini?
Penulis
P. W. Hellings, W. J. Fokkens, C. Akdis, dkk
Tahun Terbit
Agustus 2012
Dipublikasikan Oleh
Jurnal Alergi dan Imunologi Klinis Eropa, Belgia.
Pendahuluan
Radang saluran pernapasan atas kronis
dibedakan menjadi 2 kesatuan klinis: rinitis
dan rinosinusitis.
Rinitis alergi (AR) membutuhkan
hipersentivitas terhadap mediasi IgE yang
menggunakan tes kulit dan sistemik.
Rinosinusitis kronis (CRS) dengan endoskopi
atau radiologidibagi menjadi:
Dengan polip hidung (CRSwNP)
Tanpa polip hidung (CRSsNP)
Pendahuluan
AR dan CRS ditandai dengan peradangan,
obat anti inflamasi merupakan lini pertama.
Pengobatan AR dan CRS dalam ARIA dan
EPOS:
AR imunoterapi dilakukan saat farmakoterapi
tidak berhasil. Bedah konka inferior atau bedah
deviasi septum jarang diindikasikan pada
obstruksi hidung.
CRS Obat anti inflamasi kombinasi dengan
semprotan larutan garam (langkah pertama).
Operasi jika perawatan medis berkepanjangan
gagal
Pendahuluan
Tingkat pengurangan gejala, kehadiran efek
samping, dan hasil pengobatan menentukan
kontrol suatu penyakit.
Hampir seperlima pasien AR yang diobati
responnya tidak puas dengan perawatan
medis.
Pasien dengan CRS juga sulit mengendalikan
gejala mereka meskipun obat dan terapi
bedah memadai.
Pendahuluan
Oleh karena itu, ahli ARIA dan EPOS merasa
perlu memberikan gambaran tentang
pengendalian peradangan saluran pernapasan
atas dengan menyoroti perbedaan faktor
yang terlibat dalam tidak terkontrolnya
peradangan ini, serta menyoroti kebutuhan
yang tidak terpenuhi dalam bidang ini.
CRS
Faktor lingkungan
Faktor hormonal
Menurunnya daya tahan tubuh
Sering pada pasien asma dan PPOK
Berulang penyakit setelah operasi pada pasien asma
CSR
Gangguan drainase mukosiliar, kekebalan tubuh
menurun/faktor iatrogenik kegagalan pengobatan
Penyakit granulomatous (penyakit Wegener atau
sarcoidosis)
Kehadiran asma, PPOK, bronkiektasis, kistik fibrosis
Kesimpulan
Saat ini pengobatan yang tersedia untuk AR
dan CRS efektif dalam sebagian besar pasien.
Kontrol AR didasarkan pada sistem skor VAS
untuk total gejala hidung, sedangkan evaluasi
yang lebih kompleks dimaksudkan untuk CRS.
Konsep dari kontrol AR dan CRS menimbulkan
tantangan dalam terapi.
Faktor-faktor yang dibahas, akan meningkatkan
jumlah kontrol gejala rinitis dan rinosinusitis.
TERIMA KASIH