Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

PENGEMBAGAN PEMUKIMAN DAN PADANG GOLF


LIPPO VILLAGE KABUPATEN TANGGERANG
Disusun UntukMemenuhi Salah SatuTugas Mata Kuliah Analisis Dampak Lingkungan
Program Pendidikan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

1.
2.
3.
4.
5.
6 Yayu Anggraeni

NIM 4001140067

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung


Program Pendidikan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jl. Terusan Jakarta No. 71- 75 Antapani Bandung Telp/ Fax (022) 720-4803 Bandung 40282

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Adanya berbagai kegiatan pembangunan di Jakarta disertai dengan pertambanhan
penduduk yang tinggi mengakibatkan laju pertumbuhan tekanan penduduk kota Jakarta
meningkat pesat, dan keadaannya telah melampaui daya dukung lingkungannya.
Bertambahnya penduduk telah meningkatkan permintaan kebutuhan fasilitas antara lain
perumahan, transportasi, dan rekreasi sehingga telah banyak lahan yang dibangun dengan
pengerasan permukaan tanah yang mengakibatkan kenaikan air larian dan kementakan banjir
di musim hujan serta kekeringan di musim kemarau meningkat. Keadaan ini telah
mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti penurunan mutu kualitas air dan air tanah, dan
mahalnya harga tanah per satuan luas.
Kota Jakarta sebagai ibu kota Negara merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
berkembang pesat. Makin berkembangnya kegiatan menyebabkan makin tingginya persaingan
dalam memperoleh fasilat perkotaan. Keadaan ini menyebabkan tingginya biaya operasional
bagi perusahaan, sehingga perlu adanya peningkatan efisiensi penggunaan lahan.
Kecenderungannya yang ada selama ini adalah adanya pergeseran fungsi fungsi nilai tambah
rendah ke areal pinggiran kota, sehingga efisiensi penggunaan lahan sulit untuk ditingkatkan,
baik kerusakan permanen yang ditimbulkan maupun karena hasil guna yang rendah yang tidak
mungkin untuk membiayai pengelolaan lingkungan.
Berdasarkan kondisi ini maka salah satu alternative adalah dengan mengembangkan kota
satelit terpadu yang akan menampung kegiatan kegiatan yang ada di kota Jakarta sehingga
mengurangi tekanan terhadap kota Jakarta. Pemikiran inilah yang mengilhami pembangunan
pemukiman dan padang golf LIPPO VILLAGE di kecamatan Curug, Kabupaten DT II
Tanggerang.
Aspek pengembangan wilayah yang merupakan konsep BOTABEK sebagai suatu bentuk
pengembangan wilayah belum seluruhnya dapat didukung begitu saja, namun perlu melihat
beberapa kenyataan yang ada, seperti pengembangan fasilitas terminal rambutan, terminal
penampungan sementara (TPS) Bantar Gebang dan lainnya. Hal ini dalam kenyataannya telah
memunculkan benturan benturan social yang segera perlu dilakukan pembenahan. Selain itu
pada daerah daerah tertentu terjadi pengrusakan lingkungan akibat kegiatan pihak

swasta/penduduk mengusahakan galian golongan C yang sulit untuk dikontrol, munculnya


industry yang tersebar dimana mana dan pemukiman secara sporadic serta tidak teratur.
Semua kegiatan tersebut menimbulkan dampak lingkungan yang tidak terkendali,

biaya

infrastruktur yang mahal, pelayanan umum yang tidak memadai dan administrasi
pemerintahan yang tidak bisa diandalkan.
Oleh karena itu, fenomena pengembangan wilayah dengan konsep pengembangan
wilayah di Tanggeran Selatan, seperti kota baru Bumi Serpong Damai atau LIPPO VILLAGE,
tidak hanya sebagai penampung limpahan tetapi merupakan bagian dari usaha pemecahan
masalah kota Jakarta. Proses pengembangan di Tanggerang Selatah harus dilihat juga
kaitannya dengan pengembangan industry sampai dengan wilayah Cilegon yang telah
berkembang sebagai suatu kesatuan wilayah (dari pasar Kemis, Balaraja, Cilegon sampai ke
Serang)
Sehubungan dengan adanya itu kawasan pemukiman dan padang GOLF bertujuan
sebagai daya tarik yang bagi orang yang bekerja di wilayah industry tersebut dan dapat
menggunakan fasilitas yang disediakan seperti OR, rekreasi, RS, pusat pembelanjaan dan lain
sebagainya, tanpa perlu pergi ke Jakarta. Dengan adanya hotel dan kondominium yang
memadai diharapkan parea tamu dan expert asing yang bekerja jangka pendek 1 sd 12 bulan
dapat tinggal tanpa perlu commuter ke Jakarta. Dengan demikian arus ulang alik (commuter)
Jakarta berangsur angsur dapat dieliminasi. Pembangunan kawasan pemukiman LIPPO
VILLAGE akan merupakan kesatuan pembangunan wilayah kearah Barat kota Jakarta dan
mengurangio masalah yang timbul di kota Jakarta
Maka mengacu SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat no 593.82/SK.1223-Pem.Um/92
tentang Persetujuan Lokasi Penggunaan dan Izin Pembebasan Tanah seluas 500 Ha terletak
di Desa Kelapa Dua dan Bencongan Kecamatan Curug Kabupaten DT II Tanggreang :, untuk
pembangunan

perumahan

lengkap

dengan

fasilitasnya

atas

nama

PT.TUNGGAL

REKSAKENCANA memutuskan, menetapkan member izin kepada PT.TUNGGAL


REKSAKENCANA untuk menggunakan dan membebaskan tanah dengan syarat syarat dan
ketentuan butir 7 berbunyi : Kampung dan fasilitas social lainnya yang saat ini berada
didalam lokasi tanah yang dimohon, apabila akan dipindahkan (relokai) agar disediakan
lokasi/ tanahnya terlebih dahulu dan diselenggarakan secara musyawarah. Butir 8 berbunyi:
Apabila tidak terjadi pemindahan penduduk maka disarankan untuk diadakan penataan
kampong kampong tersebut serta diberi kesempatan untuk dapat ikut serta menikmati fasilitas
social yang tersedia. Butir 10b berbunyi: Usulan site plan yang didalamnya terdapat pusat

kegiatan dan padang golf agar disesuaikan kembali menjadi site plan untuk real estate. Pusat
lingkungan yang diperlukan agar ditempatkan dan dialokasikan sedemikian rupa menyebar
secara proporsional pada lingkungan yang bersangkutan. Butir 10e berbunyi :
Mengintegrasikan site plan dengan pemukiman/perkampungan yang sudah ada
PT.TUNGGAL REKSAKENCANA mengusulkan perubahan site plan sesuai dengan
rencana pengembangan pusat regional dan telah diajukan melalui Pemda Tingkat II
Tanggerang berdasarkan rekomendasi Bupati Tanggerang no 460/07/Rek.027-BPN/93/P.11
perihal permohonan perpanjangan izin lokasi atas nama PT.TUNGGAL REKSAKENCANA.
Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesenjangan social antara penduduk pendatang
dengan penduduk setempat, selain itu bahwa kemitraan pemerintah dan swasta telah
tercantum dalam Garis Garis Besar Haluan Negara RI tahun 1993 1998 yang mencantumkan
partisipasi swasta dalam pembangunan skala besar ini diharapkan Pemerintah dapat
memberikan kemudahan dalam memecahkan alternative pusat, skala besar dan partisipasi
swasta dalam perkembangan perkotaan. Jadi pembangunan ini merupakan wujud mendukung
kebijakan pemerintah.
Menurut UU RI no 4 tahun 1982 pasal 16, Pemerintah telah mengharuskan setiap rencana
kegiatan yang berpotensi memberikan dampak perlu dilengkapi dengan Studi Analisis
Dampak Lingkungan (ANDAL), yang diatur dalam PP no 29 tahun 1986 tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan serta Pedoman Pelaksanaan PP no 29 tahun 1987.
1.2 TUJUAN
Tujuan dilaksanakan studi ANDAL adalah :
a. Mengidentifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Pemukiman dan Padang
Golf LIPPO VILLAGE di Kabupaten Tanggerang terurtama yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup
b. Mengidentifikasi rona lingkungan hidup terutama yang akan terkena dampak besar dan
penting dari pembangunan Pemukiman dan Padang Golf LIPPO VILLAGE di Kabupaten
Tanggerang.
c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup dari pembangunan Pemukiman dan Padang Golf LIPPO VILLAGE di
Kabupaten Tanggerang.
Kegunaan studi ANDAL adalah untuk :
a. Membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan alternative yang layak dari segi
lingkungan hidup, teknis dan ekonomis dari dampak pembangunan Pemukiman dan
Padang Golf LIPPO VILLAGE di Kabupaten Tanggerang.
b. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap perencanaan rinci dari
pembangunan Pemukiman dan Padang Golf LIPPO VILLAGE di Kabupaten Tanggerang.

d. Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari dampak
pembangunan Pemukiman dan Padang Golf LIPPO VILLAGE di Kabupaten Tanggerang.
1.3 DASAR HUKUM
a. ..
b. .
c. .
d. .
e.
f. .
g.

Anda mungkin juga menyukai