Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam praktek bengkel kerja batu yang dilaksanakan selama dua minggu.Disini
dibagi oleh masing-masing kelompok yang telah ditunjuk oleh dosen untuk pelaksanaan
praktek bengkel kerja batu ini.Didalam melaksanakan peraktet tersebut mahasiswa diajarkan
tentang beberapa jenis ikatan pasangan bata , teknik pelasanaan pekerjaan pemasangan bata ,
teknik pelaksanaan pembuatan rollag , teknik pelaksanaan pemasangan keramik dilantai ,
mengenal serta bagaimana cara menggunakan alat sebagaimana fungsinya , memecahkan
permasalahan dan persoalan yang timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu, dilatih
untuk bisa menggunakan akalnya yang tepat dan dapat diserap secara logika. Agar kelak
berguna bagi mahasiswa dan orang lain, apabila sudah masuk di lingkungan kerja maupun di
lingkungan masyarakat.
Tidak hanya itu saja. Malang adalah salah satu kota yang memiliki prospek
pembangungan yang sangat besar karena di malang masih banyak daerah-daerah yang belum
dibuka untuk tempat pembangungan. Pekerjaan batu merupakan salah satu pekerjaan yang
sangat vital dalam bidang teknik sipil. Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknikteknik dalam pekerjaan batu.
Berbeda dengan pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam pembangunan
gedung-gedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam pembuatan suatu
bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini sangat penting perannya dalam
sebuah konstruksi.
B. TUJUAN UMUM
a. Memiliki pengetahuan tentang kontruksi pasangan bata
b. Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai dengan
keperluannya
c. Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan
d. Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata dengan benar

C. KESELAMATAN KERJA DAN INSTRUKSI UMUM


1

A . Keselamatan kerja
1. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi di taruh / diketepikan agar tidak terpijak
oleh kaki
2. gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3. Jangan berguraw pada saat bermain main dengan alat yang berat dan tajam dalam
pelaksanaan praktek

B. Instruksi umum
TAHAP PEKERJAAN PEMASANGAN BATA
Dalam pengerjaan pemasangan dinding bata terdapat tahapan yang hrus diketahui,
yaitu :
1. Menyiapkan bahan
a. Bata
Siapkan bata dengan ukuran dan mutu seragam
Rendam bata dengan air agar beta kedap air sehingga tidak menyerap air pada
adukan / mortar
Pada bata beton dan bata trasram tak perlu direndam hanya permukaan yang
terkena adukan yang dibasahi
b. Adukan
Siapkan bahan adukan dalam keadaan kering
Sebaiknya bahan pencmpuran dilakukan secara mekanis
Bila dilakukan secara manual campuran bahan adukan ( semen dan pasir )
dalam keadan kering ( agregat dahulu kemudian bahan perekat ), buat
gundukan dan diatasnya dibuat kawah untuk memberi air
Setelah ditambah air, diaduk tidak kurang dari 8 menit
Diaduk sampai merata, sehingga diperoleh adukan lecek, plastis, enak
dikerjakan ( workability ) dan tidak kelebihan air ( bleeding )
2. Memasang bata dengan adukan

menghampar adukan sehingga dapat diletaki 3 5 buah bata


ukuran tebal siar antara 0,8 1,2 cm, lebih tepat lagi diambil 1 cm
pada pemasangan siar vertikal tidak merupakan satu garis lurus
2

pada sisi siar sambungan vertikal diberi adukan sepadat mungkin


menentukan kelurusan pasangan dengan bantuan linebobyn
menentukan kedataran dan ketegakan pasangan dengan waterpass
menentukan kesikuan pasangan dengan baja siku 90
3. Merawat pasangan bata
Pasangan dinding tidak boleh ditekan dan di goyang-goyang bila baru
terpasang, hal ini akan melepaskan ikatan antara bata dan adukannya
Pasanga tidak dibiarka segera kering oleh panas matahari, oleh karena itu
diatas pasangan ditutup dengan plastik terpal, dan sebagainya
Adukan yang baik adalah yang tidak mengering dengan cepat, karena air
tersebut dapat memberikan pengerasan yang sempurna dari bahan pengikat

D. ALAT DAN BAHAN


Alat alat yang digunakan dalam praktek ini antara lain
Sendok spesi
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan
Terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai kayu
Berbentuk segitiga

Sendok spesi kecil

Sendok spesi
lancip

Sendok spesi
besar

Sendok kecil
Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok spesi tidak
dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna lain-lain.

Ruskam
Berguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan plesteran.

Waterpass
Terbuat dari kayu atau aluminium yang dilengkapi dengan kotak nivo, yaitu sebuah tabung
gelas yang berisi cairan ethel adan ada gelembung udara didalamnya.
Berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.

Line bobbyn
Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang sebagai pedoman dalam
pasangan bata

Palu pemotong bata


Berguna untuk memotong, membelah, dan menajamkan bata. Bisa juga untuk memukul paku
jika diperlukan.

Skop
Gunanya untuk mengaduk spesi / mortar

Plat siku
Plta siku terbuat dari plat besi yang berfungsi untuk mengontrol serta menentukan kesikuan
dari suatu pasangan yang membentuk sudut 900.

Meteran
Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja

Kotak spesi
Berguna untuk tempat meletakkan mortar sewaktu pemasangan bata
Tongkat ukur
Berguna untuk menentukan tinggi setiap lapis pasangan dan juga untuk membantu waterpass
dalam menentukan kedataran pasangan.

BAB II
DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan
batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu
buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun
dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan
nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat
menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
Macam macam batu sebagai pelapis dinding:
1. Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih dan
memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk, tekstur, dan
motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu
alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur
sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat
disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.
2. Batu candi
Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar.
Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia:

10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar,


berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar.
Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya sebatas
pemanis ruangan.
3. Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau,
cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm
x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding
atau lantai. Namun, jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat
porositasnya yang tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting
yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat
terikat kuat pada dinding.
4. Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi
rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya
tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk
dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh
tukang ahli supaya hasilnya rapi.
5. Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya
paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm,
sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu
ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini
menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.
CEMENTAID mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari
serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu alam,
memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari kelapukan.
Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :
7

1. DRICEAL
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok
diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
2. GLOSCOAT
Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok
diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air mancur, dll).
Diantaranya Batu Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll.
6. Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam dan
dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako, concrete block,
paving block.
Bahan-bahan:
Disini akan dikenalkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pekerjaan batu baik
itu material utama maupun material dari bahan perekat batu tersebut.
1. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini dicetak
berbentuk balok balok, lalu dibakar dengan C untuk mengeraskannya, sehingga tidak dapat
hancurtemperatur 1050 lagi bila direndam dalam air.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah.
Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang seling empat buah empat buah.
Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya
ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata merah.
2. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama dengan bata
merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir halus.
Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata mempunyai permukaan
halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi berlobang
sehingga dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar.
8

Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak
memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat
pemasangannya yang artisrik.
3. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat kita,
terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang dapat kita
ambil dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih
sedikit jumlah batu yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortar sampai 30 50
%. Berat pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50 % lebih ringan,
sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang tidak terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu
cetakan yang beraneka macam, sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah
diplester karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak ini
harus sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan
ikatan yang baik antara mortar dan batu cetak.
4. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen, pencetakannya
dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan juga untuk isolasi suara
dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester lagi, kecuali bagian dalam
dinding.
Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Syarat pembuatan siar
a. Siar tegak = 1 1,5 cm
b. Siar datar = 1 2,5 cm
Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun yang lalu
(jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir, Roma, Eropa, Inggris, Cina
dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).
Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata menggunakan bata merah yang
dihasilkan oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya rendah serta memiliki daya
9

serap air yang tinggi. Pembuatan bata merah mutu tinggi dihasilkan oleh industri besar di
buat setelah tahun 1970 (pelita), yaitu bata bentuk pegal, berlubang atau berongga dan
berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis ini jauh lebih mahal dibanding dengan bata industri kecil
(4 s/d 7 kali lipat), maka untuk kontruksi pasangan bata yang umum (dinding rumah tinggal
biasa dan sejenisnya) dipakai hasil industri kecil, meski mutunya kurang lebih 1/3 sampai
dari bata mutu tinggi.
Berbagai jenis bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut didinding
bangunan, tetapi bata merupakan salah satu jenis bahan untuk pemasangan didnding yang
banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :

Dinding pemasangan bata dapat berfungsi sebagai pembagi ruangan

Mampu menahan beben

Isolasi terhadap panas dan suara

Proteksi terhadap kebakaran dan cuaca

Relatif merah dan awet

Dalam bidang datar sangat fleksibel

Menampilkan permukaan luas yang menarik (estetika)


Sedangkan sifat dinding pasangan bata yang menarik oleh ahli teknik dan arsitek,

sehingga sering digunakan, yaitu :

Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya vertical dan gaya
horizontal

Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada pasangannya (sehingga
ruangan tidak panas) kemudian mengeluarkannya pada suhu rendah

Daya sekat suara atau kedap suara

Ketahanan api sampai 600C (sedangkan beton 300C)

Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan perekat)

Tahan terhadap daya rembes iar hujan


Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan kurang lebih 30% adukan untuk

mambuatnya. Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga memenuhi syarat kekuatan,


keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang baik terhadap pengaruh cuaca dimana
tembok itu didirikan / dibangun. Juga ditempat yang memiliki gangguan gempa bumi, sifat
tembok itu juga harus tahan terhadap gaya-gaya horizontal.

10

Karena pasangan dinding bata merupakan susunan dari bata dan adukan / mortar,
maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh sifat bata dan adukan pasangannya. Oleh karena
itu pengetahuan mengenai sifat bata, terutama sifat kekuatannya perlu diketahui sehingga
dapat diperkirakan kekuatan dinding tembok yang akan dibangun / dibuat.
Disamping itu perlu diketahui cara pelaksanaan pekerjaannya, karena walaupun
bahan yang dipakai baik mutunya tetapi bila cara pelaksanaan tidak benar maka akan
menghasilkan tembok yang tidak baik. Oleh karena iti sifat suatu dinding tembok bata
tergantung dari beberapa faktor, yaitu:

Sifat dari bahan pembuatannya yaitu adukan (sifat mortar) sifat bata yang dipakai
untu pemasangan

Cara pelaksanaan pemasangan bata


Ukuran standar bata di Indonesia adalah :
M6

= 55 x 110 x 230 mm

M5a

= 65 x 90 x 190 mm

M5b

= 65 x 190 x 190 mm

B. ADUKAN / MORTAR / SPESI


Adukan untuk pemasangan bata tersusun dari terutama : bahan perekat adukan ,
pasir / agregat halus ( bahan pengikat adukan ) dan air ( merupakan bahan pereaksi kimiawi
pada bahan perekat ) , sehingga merupakan campuran yang memiliki kelecahan ( konsistensi
) yang enak untuk dikerjakan (Workable).
Fungsi dan persyaratan adukan untuk pekerjaan pasangan bata / pekerjaan sejenisnya
harus memiliki sifat-sifat :
Cukup plastis (konsistensi) dan enak dikerakan / dipasang (workability)
Menghasilkan rekatan dan perletakan yang baik dari bata
Dapat mengisi celah-celah dari bata dengan rapat dan rata
Memberikan kekuatan yang merata
Sifat tahan lama, sehingga konstruksi pasangan bata yang direkatkan dapat menahan
gaya horizontal dan vertikal serta pengaruh sekitar tembok
Bahan Pengikat:
Pasir
11

pasir adalah bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan dapat juga dibuat
dari gilingan batu. Fungsi pasir dalam pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Ada 3
jenis pasir,yaitu :
Pasir urug
Pasir ini biasanya digunakan untuk pekerjaan lantai dimana pasir ini berfungsi
untuk menambah kepadatan, selain itu bisa juga digunakan untuk pekerjaan lantai
kerja yang berfungsi untuk memisahkan lumpur dengan pondasi karena
dikhawatirkan lumpur tersebut mengurangi kekuatan pondasi.
Pasir pasangan
pasir ini digunakan untuk pekerjaan plesteran ataupun pasangan.

Pasir cor (beton)


Pasir ini digunakan untuk pekerjaan cor beton baik untuk pekerjaan kolom
maupun balok.
Untuk menggunakan pasir sebaiknya kandungan lumpur yang terkandung dalam
pasir yaitu kurang dari 5% dan gradasi pasir sebaiknya 4 mm.
Semen
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat membatu
jika terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu seneb harus disimpan ditempat
atau didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi pengerasan.
Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang
tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi
kekerasan pasangan.
Adukan dibagi atas 2 macam terganung cara / tujuan pemakaiannya, yaitu :
Adukan pasangan, yaitu adukan untuk merekatkan bata untuk membentuk suatu
konstruksi dinding atau sejenisnya
Adukan plesteran, yaitu adukan untuk menutup permukaan dinding / tembok atau
untuk menutup permukaan tembok
Seringpula orang membedakan jenis adukan menurut sifatnya, misalnya :

12

Adukan rapat air, yaitu adukan yang sifatnya tidak menyerap air dipakai untuk
menahan jangan sampai air itu meresap kedalam bata, adukan ini juga disebut aduk
trass-raam (istilah belanda) dipakai diatas pondasi untuk mencegah rembesan air naik
ketembok.
Adukan biasa, yaitu adukan tanpa bahan tertentu

C. MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL


1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan
menggunakan skop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang plastis dan
homogen
1. Bahan Campuran Adukan
Semen Portland
- Suatu serbuk yang sangat hakus berwarna abu-abu, kehijau-hijauan terdiri dari
kristal-kristal silikat, kalsium dan aluminum.
- Bahan dasarnya adalah campuran antara batu kapur dan tanah liat
- Hasil buatan yang didapat karena bersatunya dengan betul suatu campuran dari
kapur CaCO3 dan tanah liat dengan perbandingan 4:1 yang di pijarkan hingga lebar
- Dapat mengadakan pengikatan dan pengerasan akan terjadi karena adanya air.
Kapur padam
- Bahan perekat tertua
- Sebagai hasil pemadaman pada kapur tohor

13

- Cara menggunakan kapur padam adalah dengan mencampurkan dengan air


sehinggan terbentuk bubur kental.
- Kapur hidrolis mempunyai kekuatan yang baik dan mempunyai sifat hidrolis seperti
semen Portland
Pozolan
- Pozolan sebenarnya bukan bahan perekat, tetapi bila pozolan di gabungkan dengan
kapur padam akan dapat mengeras di dalam air
- Pozolan disebut juga bahan tambahan hidrolis
2.

Bahan Pengisi

Syarat-syarat agregat halus untuk adukan menurut SNI, yaitu:

Kekerasan, yaitu mempunyai kadar silikat tinggi (80%)

Kebersihan, yaitu bersih dari zat-zat organic / sisa-sisa makhluk hidup dan bersih dari
butiran-butiran lumpur (<5%)

Tidak terlalu banyak butiran halus

3.

Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang tidak

mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan
pasangan.

14

BAB III
PEMBAHASAN
JOB I
PASANGAN SIKU-SIKU ROLLAG 1 BATA
A. Teori
Pasangan siku-siku rollag 1 bata adalah pasangan bata yang terdiri dari bata yang di
teggakkan dengan sisi panjang menjadi dasarnya dan membentuk sudut 900.
B. Tujuan khusus
Mengetehui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan pasangannya
Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
Mengetahui pasangan siku-siku rollag,
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana fungsunya
Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata

15

Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam pelaksanaan


praktek kerja batu
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1.

Sendok spesi

6. Sekop

2.

Palu pemotong batu

7. Waterpass

3.

Ember

8. Jidar

4.

Meteran lipat

9. Sikat baja

5.

Line bobbyn

10. Plat siku

Bahan yang diperlukan:


1. kapur
2. Air
3. Batu bata
4. Benang
D. Analisa Bahan
Diketahui :
Panjang pasangan dinding depan = 17 bata
Panjang pasangan dinding sampinng = 13 bata
Tinggi pasangan = 1 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 4 Kp
Tebal siar = 1,5 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :

16

Tampak depan

Tampak atas

depan

Perhitungan kebutuhan bata


Luas dinding depan
Panjang pasangan = (17 x 0,05) + (16 x 0,015)
= 0,85 m + 0,24 m
= 1,09 m
Tinggi pasangan = (1 x 0,10) + (1 x 0,015)
= 0,10 m + 0,015 m
= 0,115 m
Luas dinding depan = panjang x tinggi pasangan
= 1,09 m x 0,115 m
= 0,12535 m2
Luas dinding samping
Panjang pasangan atas = (13 x 0,05) + (13 x 0,015)
= 0,65 m + 0,195 m
= 0,845 m
Tinggi pasangan

= (1 x 0,10) + (1 x 0,015)
= 0,10 m + 0,015 m
= 0,115 m

Luas dinding = panjang x tinggi pasangan


= 0,845 m x 0,115 m
= 0,097175 m2
Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B
= 0,12535 m2 + 0,097175 m2 = 0,222525 m2
Luas segmen = (0,05 + 0,015) x (0,10 +0,015)
= 0,065 m x 0,115 m = 0,007475 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
17

= 0,222525 m2
0,007475 m2
= 29,77 bata = 30 bata

Perhitungan Kebutuhan Spesi


Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,222525 m2 x 0,20 m
= 0,044505 m3
Jumlah spesi basah : Kp = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 4 = 2,7 +
Jumlah

= 3,46

Jumlah bahan
Kp = 0,35 x 1 x 0,044505 m3 = 0,004502 m3 = 4,501 L
3,46
Ps = 0,35 x 4 x 0,044505 m3 = 0,018009 m3 = 18,009 L
3,46
Air yang digunakan secukupnya
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya sebagai berikut :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 4Kp.
5. Pasang bata awal di sisi kanan dan kiri di luar ukuran panjang dinding pertama dan
cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan menggunakan waterpass.
Kemudian pasang line bobbyn. seperti pada gambar berikut (tampak atas):

18

bata awal
siku
line bobbyn

6. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan menggunakan plat
siku.
7. Jika sudah datar dan siku, hamparkan adukan spesi mengikuti benang pada line
bobbyn dan lakukan pemasangan bata pada lapisan pertama sesuai dengan teknik
pemasangan bata yang telah dijelaskan pada job 1 sebelumnya.
8.

Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan menempelkan
adukan spesi.

19

JOB II
PASANGAN EXPOSE BATA
A. Teori Dasar
Pasangan Expose bata adalah susunan bata-bata yang disusun sedemikian rupa
sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan tinggi sesuai keinginan kita
dengan ketebalan dari panjang bata
B. Tujuan khusus
Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan pasangannya
Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal bata
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana fungsunya
Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam pelaksanaan
praktek kerja batu
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi

6. Waterpass

2. Palu pemotong batu

7. Jidar

20

3. Ember

8. Sikat baja

4. Meteran lipat

9. Sekop

5. Line bobbyn
Bahan yang diperlukan:
1.

Semen

2.

Pasir

3.

Air

4.

Batu bata

5.

Benang

D. Analisa Bahan
Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus di
perhitungkan yaitu:
Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan dalam pasangan
Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan / spesi
Diketahui :
Panjang pasangan = 5 bata
Tinggi pasangan = 13 bata
Perbandingan bahan = 1 Kp : 4 Ps
Tebal siar = 1,5 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
tampak depan

21

Tampak atas

Perhitungan kebutuhan bata untuk satu bidang


Panjang pasangan 5 bata = 5 bata + 4 siar
= (5 x 0,20) + (4 x 0,015)
= 1 m + 0,06 m
= 1,06 m
Tinggi pasangan 13 bata = 13 bata + 13 siar
= (13 x 0,05) + (13 x 0,015)
= 0,65 m + 0.195 m
= 0.845 m
22

Luas pasangan = panjang x tinggi pasangan


= 1,06 m x 0,845 m
= 0,8957 m2
Luas segmen
= (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal 1 bata + tebal siar)
= ( 0,20 + 0,015) x ( 0,05 + 0,015)
= 0,215 m x 0,065 m
= 0,013975 m2

Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan


Luas segmen
=

0,8957 m2
0,013975 m2

= 64,093 bata = 65 bata


Jadi jika untuk dua bidang = 65 bata x 2 = 130 bata

Perhitungan Kebutuhan Spesi


Dimana untuk 1 m3 pasangan bata, persentase penggunaan spesi terhadap batu bata
adalah 35% spesi ; 76% Kp basah ; dan 67,5% Ps basah
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,8957 m2 x 0,10 m
= 0,08957 m3
Jumlah spesi basah : Kp = 0,76 x 1

= 0,76

Ps = 0,675 x 4 = 2,7 +
Jumlah = 3,46
Jumlah bahan:
Kp = 0,35 x 1 x 0,08957 m3 = 0,009061 m3 = 9,061 L
3,46
Ps = 0,35 x 4 x 0,08957 m3 = 0,036242 m3 = 36,242 L
23

3,46
Air yang digunakan secukupnya.
E. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat atau
lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 80 cm dari bidang pekerjan.
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Aduk semen dengan pasir dengan volume yang sudah dihitung dan air secukupnya
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak menyerap air
semen
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek kedatarannya
mengunakan waterpass dan jidar
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan menggunakan
zidar kemudian di atas zidar letakkan waterpass untuk mendatarkannya.Dan apabila
bata bantu tersebut belum datar apakah itu terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka
yang perlu di rubah dengan menambah atau mengurangi siar pada salah satu bata
bantu tersebut.
Jidar

Waterpass
Bata awal

Spesi/ Mortar

7. Setelah datar pasang / hubungkan line bobbyn pada kedua bata bantu tersebut
8. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama diletakkan 1 bata
dan di lanjutakan dengan bata selanjutnya ( Pastikan semua bata yang dipasang datar.
Agar datar gunakan alat waterpass)
arah dorongan

9. Mulailah pemasangan lapisan 2. Kita mulai dengan memasang bata agar siar
lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2. Setelah memulai dengan memasang
dengan bata dilanjutkan dengan 1 bata. ( Pastikan semua bata yang dipasang datar.
Agar datar gunakan alat waterpass)
24

10. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 1 dengan memulai kembali dengan
meletakkan 1 bata.
11. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 2 dengan memulai kembali dengan
meletakkan bata

JOB III
PLESTERAN
A. Teori
Plesteran adalah cara yang digunakan untuk menutupi bata. Dan juga agar membuat
dinding lebih halus.
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa terampil dalam mem-plester
Mahasiswa dapat berkreasi pada plesteran
Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada plesteran
Mengetahui langkah kerja pelesteran dengan benar
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana fungsunya

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi

4. Meteran lipat

2. Plat siku

5. Waterpass

3. Ember

6. Sekop
7. ruskam

Bahan yang diperlukan:


1.

Semen

2. Pasir
25

3. Air

A. Analisa Bahan
Diketahui :
Luas dinding = 0,8957 m2
Tebal plester = 2 cm
Ditanya :
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pemasangan = luas dinding x tebal plester
= 0,8957 m2 x 0,015 m
= 0,0134355 m3
Perbandingan untuk adukan 1 Pc : 4 Ps
Pc = 327 366 kg/m2
Ps = 982 1091 kg/m2
Jumlah bahan
Pc = Volume pasangan x 327
= 0,0134355 m3 x 327
= 4,3934085 kg
Ps = Volume pasangan x 982
= 0,0134355 m3 x 982
= 13,193661 kg
Jumlah air yang digunakan secukupnya.

E. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat atau
lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 80 cm dari bidang pekerjan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Sebelum diplester lokasi di basahi terlebih dahulu
4. Plester dinding setebal 1,5 cm
26

5. datarkan dengan ruskam dan cek kedataran menggunakan waterpass


6. Periksalah kedataran dengan menggunakan waterpass dan lanjutkan hingga
pemasangan selesai

JOB IV
PASANGAN KERAMIK LANTAI
A. Teori
Pasangan keramik lantai adalah pasangan dari beberapa buah keramik yang disusun
sedemikian rupa hingga membentuk sebidang lantai

B. Tujuan Khusus
Mahasiswa terampil dalam memasang pasangan keramik
Mahasiswa dapat berkreasi pada pasangan keramik
Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan keramik
Mengetahui langkah kerja pemasangan keramik dengan benar
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana fungsunya

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi

4. Meteran lipat

2. Plat siku

5. Waterpass

3. Ember

6. Sekop

Bahan yang diperlukan:


1.

Semen

2. Pasir
27

4. Keramik
5. Kain lap

3. Air

6. Paku

B. Analisa Bahan
Diketahui :
Ukuran keramik = 30 cm x 30 cm x 1,5 cm
Luas pemasangan lantai = 90 cm x 90 cm
Tebal lantai = 3 cm
Ditanya :
Kebutuhan keramik
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan keramik
Luas lantai = panjang x lebar pemasangan
= 0,90 m x 0,90 m
= 0,81 m2
Luas keramik = sisi x sisi
= 0,30 m x 0,30 m
= 0,09 m2
Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai
Luas keramik
= 0,81 m2
0,09 m2
= 9 keramik
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pemasangan = luas lantai x tebal lantai
= 0,81 m2 x 0,03 m
= 0,0243 m3
Volume gembur = Volume pasangan x 1,2
= 0,0243 m3 x 1,2
= 0,02916 m3
Perbandingan untuk adukan 1 Pc : 4 Ps
Pc = 327 366 kg/m2
Ps = 982 1091 kg/m2
28

Jumlah bahan
Pc = Volume pasangan x 327
= 0,0243 m3 x 327
= 7,9461 kg
Ps = Volume pasangan x 982
= 0,0243 m3 x 982
= 23,8626 kg
Jumlah air yang digunakan secukupnya.
E. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat atau
lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 80 cm dari bidang pekerjan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Sebelum diplester lokasi dan keramik di basahi terlebih dahulu
4. Tentukan as pasangan Pasang paku dan hubungkan dengan benang sehingga
membentuk garis bersilangan dengan sudut 90 dan cek kesikuan dengan plat siku
5. Plester lantai setebal 1,5 cm
6. Sebelum dipasang keramik plesteran didatarkan dengan ruskam dan cek kedataran
menggunakan waterpass
7. Mulailah memasang keramik dari as yang telah ditentukan
8. Pada saat pemasang keramik, rapikan pertemuan keramik dan rapatkan serapat
mungkin serta tidak lupa keramik ketok-ketok dengan gagang sendok spesi untuk
mendapatkan kedataran yang diinginkan
9. Periksalah kedataran dengan menggunakan waterpass dan lanjutkan hingga
pemasangan selesai

29

JOB V
PASANGAN KERAMIK DINDING
A. Teori
Pasangan keramik dinding adalah pasangan dari beberapa buah keramik yang
disusun sedemikian rupa hingga menutupi seluruh / sebagian dinding
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa terampil dalam memasang pasangan keramik
Mahasiswa dapat berkreasi pada pasangan keramik
Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan keramik
Mengetahui langkah kerja pemasangan keramik dengan benar
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana fungsunya

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi

4. Meteran lipat

2. Plat siku

5. Waterpass

3. Ember

6. Sekop

Bahan yang diperlukan:


1.

30

Semen

4. Keramik

2. Pasir

5. Kain lap

3. Air

6. Paku

C. Analisa Bahan
Diketahui :
Ukuran keramik = 20 cm x 25 cm x 1,5 cm
Luas pemasangan dinding = 90 cm x 70 cm
Tebal lantai = 3 cm
Ditanya :
Kebutuhan keramik
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan keramik
Luas dinding = panjang x lebar pemasangan
= 0,90 m x 0,70 m
= 0,63 m2
Luas keramik = sisi x sisi
= 0,20 m x 0,25 m
= 0,05 m2
Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai
Luas keramik
= 0,63 m2
0,05 m2
= 12,6 = 13 keramik
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pemasangan = luas lantai x tebal lantai
= 0,63 m2 x 0,03 m
= 0,0189 m3
Volume gembur = Volume pasangan x 1,2
= 0,0189 m3 x 1,2
= 0,02268 m3
Perbandingan untuk adukan 1 Pc : 4 Ps
Pc = 327 366 kg/m2
Ps = 982 1091 kg/m2
Jumlah bahan
Pc = Volume pasangan x 327
31

= 0,0189 m3 x 327
= 6,1803 kg
Ps = Volume pasangan x 982
= 0,0189 m3 x 982
= 18,5598 kg
Jumlah air yang digunakan secukupnya.

E. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat atau
lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 80 cm dari bidang pekerjan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Sebelum diplester lokasi dan keramik di basahi terlebih dahulu
4.

Tentukan as pasangan Pasang paku dan hubungkan dengan benang sehingga


membentuk garis bersilangan dengan sudut 90 dan cek kesikuan dengan plat siku

5. Plester dinding setebal 1,5 cm


6. Sebelum dipasang keramik plesteran didatarkan dengan ruskam dan cek kedataran
menggunakan waterpass
7. Mulailah memasang keramik dari as yang telah ditentukan
8. Pada saat pemasang keramik, rapikan pertemuan keramik dan rapatkan serapat
mungkin serta tidak lupa keramik ketok-ketok dengan gagang sendok spesi untuk
mendapatkan kedataran yang diinginkan
9. Periksalah kedataran dengan menggunakan waterpass dan lanjutkan hingga
pemasangan selesai

32

BAB IV
DOKUMENTASI

33

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.

Siar tegak antara lapisan 1 dan lapisan 2 tidak boleh bertemu

2.

Ukuran siar biasanya 0,8 s/d 1,2 / 0,1 s/d 1,5 cm

3.

Pada saat memasang. Pasangan harus tegak dan datar

4.

Untuk mengecek kedataran dan ketegakan, kita dapat menggunakan waterpass

5.

Untuk mengecek kesikuan kita dapat menggunakan plat siku

6.

Adukan semen harus sesuai standar, karena apa bila tidak sesuai standar pencampuran
pasangan bata akan tidak kuat dan mudah roboh

7.

Ada beberapa potongan bata. Antara lain bata ,bata dan bata 1

8.

Ada beberapa pemasangan dinding bata. Antara lain pasangan dinding bata,
pasangan pertemuan 2 dinding sudut dan satu bata, Pasangan persilangan dua dinding
bata dengan pertemuan 1 bata, serta membuar rollag dan pilaster
9.

Bahan pengikat spesi antara lain pasir, semen dan air

10.

70 % komposisi dalam suatu pasangan terdiri dari bata

B. SARAN
Dalam

melaksanakan

suatu

pekerjaan

seharusnya

memakai

pakaiankerjadengan lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan


dan petunjuk dari dosen pembimbing Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkahlangkah kerja yang baik dan teratur.

34

Agar praktek kerja batu berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap dan
tidak rusak dan utamakan keselamatan kerja.

C KESAN
bisa mengetahui di mana sopan dan santun yang harus di jalan kan
Memahami bagaimana lelahnya menjadi tukang
Jadi tahu bahwa spesi yang biasanya dikerjakan oleh tukang pada umumnya tidak benar.
Karena kalau spesi terlalu tebal atau lebar maka apa bila adanya guncangan yang misalnya
diakibatkan oleh gempa akan cepat terjadi suatu keretakan pada sebuah dinding.
Jadi tahu bahwa kegunaan sendok spesi untuk mengambil spesi pas untuk satu
pemasangan bata.
. JANGAN MAKAN

TULANG KAWAN karena makan tulang kawan itu sangat

menyakitkan,
Bisa berpikir dan mempunyai keyakinan sendiri tampa meniru oRang lain

35

Anda mungkin juga menyukai