Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Perkembangan Pabrik
1.1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Kebutuhan akan bahan baku bagi industri tekstil dan poliester yang semakin tinggi
di Indonesia mendorong kelompok usaha dalam negeri mendirikan pabrik yang memproduksi
etilen oksida dan etilen glikol (EO dan EG) untuk menunjang perkembangan industri-industri
lainnya.
Etilen oksida dan etilen glikol merupakan larutan yang paling banyak digunakan dan
memegang banyak peran dalam kehidupan manusia. Berbagai produk yang dihasilkan dari
larutan etilen oksida dan etilen glikol, misalnya pelapis permukaan kertas pada industri
kertas, pencelupan (wetting agent & softening agent) pada industri tekstil, sabun (antifoam)
pada industri surfaktan, solven pada industri farmasi dan industri pertanian, cleaner &
coolant pada industri logam, pelumasan (absorbsi CO2) pada industri pengeboran.
Produksi etilen oksida dan etilen glikol dengan kualitas yang baik sangat diperlukan
sehingga didirikan pabrik etilen oksida dan etilen glikol di Indonesia, yaitu PT. Polychem
Indonesia Tbk.
1.1.2.

Sejarah pabrik
Pembangunan pabrik etilen oksida dan etilen glikol ini atas usaha bersama antara

dua grup yaitu Group Gajah Tunggal dan Group Yasinta sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku industri tekstil yang dimiliki sebelumnya serta untuk memenuhi
pasaran dalam negeri. Pabrik yang berstatus PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) itu
merupakan pabrik pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara yang memproduksi Ethylene
Oxide (EO) dan Ethylene Glycol (EG).
Pembangunan PT. Polychem Indonesia Tbk. dimulai pada bulan Desember 1988 dan
secara keseluruhan pembangunan selesai pada bulan Januari 1992, kemudian pabrik ini
diresmikan secara simbolis oleh Presiden Soeharto pada tanggal 18 Januari 1993.
PT. Polychem Indonesia Tbk. pertama kali berdiri dengan nama PT. Yasa Ganesha
Pura, kemudian pada tahun 1993 berganti nama menjadi PT. Prima Ethycolindo. Selanjutnya
pada tahun 1996 berganti nama lagi menjadi PT. Gajah Tunggal Petrochem Industries dan
berganti nama lagi menjadi PT. Polychem Indonesia Tbk. hingga sekarang.
Dalam perkembangannya PT. Polychem Indonesia Tbk. mengalami perluasan
dengan pembangunan Plant II yang memproduksi Ethylene Oxide dan Ethylene Glycol.
Dilanjutkan dengan pembangunan Plant EOD II dengan produk Ethoxylate yang bahan

bakunya merupakan EO dari Plant II. Saat ini PT. Polychem Indonesia Tbk. sedang
merencanakan perluasan kembali dengan pembangunan Plant III yang memproduksi EO
yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan Ethoxylate.
Dengan lisensi yang dimiliki PT. Polychem Indonesia Tbk. mampu memproduksi
26.000 MTPY Ethylene Oxide (EO), 216.000 MTPY Monoethylene Glycol (MEG) sebagai
produk utama, 21.124 MTPY Diethylene Glycol (DEG) dan 1.304 MTPY Triethylene
Glycol (TEG) sebagai produk samping. Selain untuk memenuhi kebutuhan industri dalam
negeri, 20 % MEG yang dihasilkan diekspor keluar negeri antara lain ke Malaysia, Korea
Selatan, Thailand, dan Yaman. DEG dan TEG yang dihasilkan sampai saat ini dikonsumsi
oleh industri dalam negeri. Sedangkan produk samping yang lain yaitu Polyethylene Glycol
(PEG) berwarna merah pekat keruh yang merupakan produk fraksi terberat glikol
dikomersilkan sebagai bahan pembuatan bata merah.
1.2. Proses Produksi
1.2.1. Bahan Baku
a. Etilen
Bahan baku utama dari plant EO dan EG adalah gas etilen sebagai reaktan
utama dalam reaksi pembentukan etilen oksida. Gas etilen yang digunakan adalah gas
dengan kemurnian 99,95%-v/v dan 0,05%-v/v senyawa impuritis. Jumlah etilen yang
dibutuhkan untuk plant EO dan EG I sebesar 7.667,3 kg/h dan untuk plant EO dan
EG II sebesar 9.500,2 kg/h. Gas etilen yang digunakan diperoleh dengan 2 cara, yaitu
dengan mengimpor dari Timur Tengah dan membeli langsung dari PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Etilen ini disimpan dalam keadaan cair pada tangki-tangki
penampungan berkapasitas 8000 MT.
b. Oksigen
Oksigen digunakan sebagai reaktan dalam pembentukan etilen oksida di PT.
Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia Merak. Oksigen yang digunakan berupa
oksigen murni dengan kemurnian 99,8%-v/v. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
plant EO dan EG I sebesar 8876,1 kg/h dan untuk plant EO dan EG II sebesar
10.808,9 kg/h. Oksigen ini diperoleh dengan memisahkan udara melalui serangkaian
proses pada Air Separation Unit (ASU). Udara akan terpisah menjadi oksigen dan
nitrogen kemudian oksigen akan dimasukkan ke dalam reaktor secara perlahan
melalui alat Oxygen Mixing Station (OMS).
c. Air Demin

Air yang digunakan untuk produksi etilen oksida dan etilen glikol di PT.
Polychem Indonesia adalah air demin. Air demin diperoleh dengan mengolah air laut
melalui beberapa proses, seperti proses desalinasi dengan sistem Reverse Osmosis
(RO) dan demineralisasi pada DMW (Demineralization Water Unit). Air demin ini
digunakan sebagai umpan pada reaktor untuk produksi etilen glikol. Selain itu, air
demin juga digunakan pada Coal Generator untuk menghasilkan steam.
1.2.2. Proses Pembentukan Ethylene Oxide (EO)
a. Oxygen Mixing Station (OMS)
Bahan baku pembentukan EO yaitu gas etilen dan oksigen dialirkan ke dalam
OMS setelah mengalami proses preparasi. OMS adalah suatu unit yang digunakan
untuk mencampur kedua bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai