Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEMREPRODUKSI

FISIOLOGI MENSTRUASI

Nama Anggota Kelompok


1.
2.
3.
4.
5.

Fathurrahman
Hayyan Ardiman
Eva Sugiarti
Sartini
Sari Ningsih

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,bahwa kami
telah menyelesaiakan tugas mata kuliah System Reproduksi dengan membahas
materi gangguan system pencernaan tentang fisiologi menstruasi.
Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau makalah ini,tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Sehingga dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki kelompok kami. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan pembuatan
makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi, khususnya bagi kelompok kami.

Mataram, 11 April 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii

PENDAHULUAN ..........................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................

1.3 Tujuan .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

2.1 Pengertian menstruasi .................................................................

2.2 Durasi perdarahan menstruasi ....................................................

2.3 Faktor Jaringan Dan Pembekuan Darah Menstruasi ..................

2.4 Fibrinolisis Bekuan Darah Menstruasi .......................................

2.5 Pengeluaran darah selama menstruasi ........................................

2.6 Fungsi Komponen Mestruasi ......................................................

2.7 Proses menstruasi ......................................................................

2.8 Suhu tubuh basal .........................................................................

12

2.9 Menopouse dan perimenopause .................................................

13

2.10....................................................................................................Gang
guan Menstruasi ..........................................................................

13

2.11....................................................................................................Bent
uk keluhan terkait menstruasi .....................................................

15

BAB III PENUTUP ........................................................................................

17

3.1 Kesimpulan .................................................................................

17

3.2 Saran ...........................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama dua abad terakhir, usia ketika menstruasi pertama kali terjadi
saat pubertas (menarke) terus menurun namun penurunan usia manarke pada
anak-anak perempuan yang tinggal di amerika serikat

tampaknya telah

berhenti sekarang usia rata-rata saat saat menstruasi di mulai adalah tanggal 12
sampai 13 tahun, tetapi pada sebagian kecil anak perempuan yang tampaknya
normal manarke mungkin muncul pada usia sedini 10 tahun atau 16 tahun.
Kata manarke secara spesifik mengacu kepada menstruasi pertama sedangkan
pubertas adalah istilah yang lebih umum yang mencakup seluruh proses
pematangan seksual dalam transisi dari masa anak menjadi dewasa. Manarke
adalah salah satu tanda pubertas tetapi apabila manarke merupakan
konsekuensi dari ovulasi (dan sekresi hormone yang menyertainya), maka
proses fisiologis fundamental pada pubertas telah tuntas. Interval pengulangan
menstruasi di perkirakan sekitar 28 hari tetapi terdapatvariasi yang cukup
besar antara wanita tersebut.Variasi mencolok pada interval antara siklus
menstruasi tidak selalu menunjukkan infertilitas.
Obstetri Williams (2005), yang menganalisis temuan dari 12 studi
berbeda yang meneliti sekitar 20.000 catatan kalender dari 1500 wanita,
menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti adanya keraturan siklus menstruasi
yang sempurna.Obstetri Williams (2005) , dalam suatu studi terhadap 479
wanita normal inggris, mendapatkan bahwa perbedaan tipikal antara siklus
terpendek dan terpanjang adalah 8 atau 9 hari. Pada 30% wanita, perbedaan
tersebut dapat mencapai lebih dari 13 hari tetapi tidak pernah lebih singkat
dari 2 hari pada wanita manapun arey mendapatkan bahwa diantara wanita
dewasa biasa, sepertiga dari siklus menstruasi mereka lamnya lebih dari 2 hari
dari rerata lama semua siklus. Dalam analisis arey terhadap 5322 siklus dari
485 wanita normal diperkirakan interval rata2 adalah 28,4 hari temuannya
tentang rata-rata lama siklus pada gadis yang baru mengalami pubertas
ternyata lebih panjang yaitu 33,9 hari.

Obstetri Williams (2005) menganalisi interval 30.655 siklus bdari 2316


wanita. Rerata untuk semua siklus adalag 29,1 hari untuk interval siklus yang
berkisar dari 15 sampai 45 hari rata-rata lamanya 28,1 hari. Derajat
variabilitasnya adalah sedemikian sehingga hanya 13 % wanita yang
mengalami siklus yang bervariasi kurang dari 6 hari.Obstetri Williams (2005),
mensurvei 2460 siklus dari 150 ibu rumah tangga yang dating ke sebuah klinik
dengan member penekanan pada pencatatan secara akurat lamanya siklus
menstruasi.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian menstruasi?
2. Durasi perdarahan menstruasi?
3. Factor jaringan dan pembekuan darah menstruasi?
4. Febrinolisis pembekuan darah menstruasi?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apakah yang dimaksut dengan menstruasi dan apa
saja yang harus diketahui dalam face menstruasi.

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian menstruasi
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mucus, dan debris sel dari
mukosa uterus secara berkala.Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang
kurang lebih teratur, siklis dan dapat di perkirakan waktunya, sejak menarke
sampai menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi, atau mengalami
intervensi farmakologis. Akan lebih mudah dan lebih deskriptif apa bila kata
menstruasi di gunakan untuk merujuk kepada perdarahan yang menyertai
penarikan progesterone setelah ovulasi pada siklus nonfertil, dan menyebut
episode perdarahan endometrium lain pada wanita hamilsebagai perdarahan
uterus atau endometrium (Cunningham, 2005).
2.2 Durasi perdarahan menstruasi
Durasi pengeluaran darah juga bervariasi paling sering adalah 4
sampai 6 hari. Perdarahan selama 2 sampai 8 hari mungkin normal untuk
wanita, tetapi pada wanita tersebut durasi pengeluaran darah biasanya relative
sama dari siklus ke siklus.
Darah menstruasi

pada wanita ovulatorik (setelah penarikan

progesterone) di tandai oleh pengeluaran potongan-potongan endometrium


yang bercampur darah dalam jumlah bervariasi. Biasanya darah berbentuk
cair, tetapi apabila kecepatan perdarahannya berlebihan dapat muncul bekuan
darah. Pengeluaran bekuan bersama perdarahan uterus terutama apabila
perdarahannya tidak siklis atau dapat di perkirakan, mengisyaratkan anovulasi
yaitu perdarahan yang terjadi tanpa manfaat dari efek dan penarikan
progesterone (Cunningham, 2005). Telah dilakukan cukup banyak riset untuk
untuk memahami mengapa darah menstruasi tidak membeku, penjelasan yang
paling logis adalah kesimpulan yang di ambil oleh Cunningham (2005) yaitu
bahwa darah mengalami pembekuan saat di keluarkan tetapi kemudian
dicairkan oleh aktivitas fibrinolitik. Endometrium memiliki sifat tromboplastik
poten yang akan memicu pembekuan darah tetapi juga terdapat sifat
fibrinolitik kuat yang segera menyebabkan lisis bekuan fibrin yang telah
terbentuk.

2.3 Faktor Jaringan Dan Pembekuan Darah Menstruasi


Factor jaringan (tissue factor) adalah protein terikat membrane plasma
yang terlibat dalam jalur koagulasi ekstrinsik yang berfungsi memicu
pembekuan apabila darah rusak.Factor jaringan penting untuk memicu
perubahan protrombin menjadi trombin dalam inisiasi pembekuan.Obstetri
Williams (2005) membuktikan bahwa factor jaringan diekspresikan di sel
stroma endometrium manusia dan bahwa progesterone bekerja secara tidak
langsung untuk meningkatkan ekspresi factor jaringan (dan inhibitor activator
plasminogen 1) pada sel-sel ini efek progesterone ini memerlukan aktivasi
reseptor factor pertumbuhan epidermis oleh factor pertumbuhan epidermis
(EGF) atau transforming grouth factor . Inhibitor activator plasminogen
bekerja menghambat efek activator plasminogen secara tidak langsung
sehingga mencegah fibrinolisis (Cunningham, 2005).
2.4 Fibrinolisis Bekuan Darah Menstruasi
Protainase serin (dan inhibitor-inhibitornya) juga diproduksi di
endometrium secara berkala yang mengisyaratkan adanya pengendalian oleh
hormone.Di antara sebagai proteinase, activator plasminogen adalah enzim
yang dianggap penting untuk menimbulkan fibrinolisis.Plasmin di bentuk
melalui kerja activator plasminogen (mis.Urokinase) yang di hasilkan di
endometrium pada plasminogen darah.
2.5 Pengeluaran darah selama menstruasi
Jumlah darah yang keluar selama priode menstruasi normal telah di
pelajari oleh beberapa kelompok peneliti yang menemukan bahwa jumlahnya
berkisar antara 25 ml sampai 60 ml. pada konsentrasi hemoglobin normal
yaitu 14 per dl dan konsentrasi besi hemoglobin 3,4 mg per g, volume darah
ini mengandung besi sekitar 12 sampai 29 mg dan mencerminkan pengeluaran
darah yang ekivalen dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi setiap hari selama siklus
atau dari 150 sampai 400 mg pertahun. Kareba jumlah besi yang di serap dari
makanan biasanya cukup terbatas, maka pengeluaran besi yang tampaknya
tidak berarti ini menjadi penting karena ikut menurunkan cadangan besi yang
pada sebagian besar wanita sudah rendah (Cunningham, 2005).

Volume darah yang keluar setiap menstruasi sebenarnya relative


sedikit terutama apabila di bandingkan dengan luas permukaan endometrium
uterus normal pada wanita yang tidak hamil yang berukuran 10 sampai 45 cm 2
.dengan demikian pasti ada suatu cara efektif untuk menimbulkan hemostasis
di endometrium selama menstruasi. Pengendalian pengeluaran darah
kemungkinan besar tidak di lakukian oleh kontraksi miometrium yang akan
menekan pembuluh uterus seperti terjadi pada pengeluaran bayi dan plasenta.
Namun, pengeluaran darah menstruasi yang berlebihan sering terjadi pada
wanita dengan gangguan pembekuan atau kelainan trombosit besar
kemungkinan hemostasis di endometrium di pengaruhi oleh :
1. Pembentukan sumbat hemostatik seperti di jaringan lain. Obstetri Williams
(2005)
2. Vasokonstriksi kuat arteri spiralis yang dimulai segera sebelum dan
berlanjut selama menstruasi (Cunningham, 2005).
2.6 Fungsi Komponen Mestruasi
Proses menstruasi mempunyai system yang kompleks karena terdapat
beberapa komponen komponen penting yang terlibat,di antaranya :
1. Hipotalamus
Hipotalamus menerima rangsangan dari panca indra melalui
korteks serebri hususnya nucleus amigdalai sebagai pengatur yang
menghambat dan meloloskan rangsangan tersebut menuju ke hipotalamus.
Gagalnya fungsi inhibisi aliran ransangan dapat menimbulkan pubertas
prekoks (menarke dibawah di bawah I0 tahun) hipotalamus berfungsi
untuk mengalirkan ransangan menuju ke hipofisis melalui system portal
dan serat saraf.
a. System portal
Perangsangan pada hipofisis anterior dengan pengeluaran
gonadothorpin

releasing

hormone

(factor)sehingga

hipofisis

mengeluarkan folicele stimulating hormone akan merangsang folikel


primer untuh bertumbuh kembang sampai matang menjadi folikel de
graaf. Realeasing hormone lainnya adalah

luteinizing realizing

hormone yang dikeluarkan oleh dua nucleus sebagai pusatnya


sehingga dapat ovulasi dan pembentukan korpus luteum pada
ovarium.
b. System serat saraf

Perangsangan pada hipofisis posterior dapat mengeluarkan


vasopressin dan oksitoksin langsung kedalam darah
2. Hipofisis
Hipofisis dianggap sebagai mother of gland,yang menerima
rangsangan tunggal dari hipotalamuas.
a. Pars anterior :
Menerima rangsangan melalui system portal satu arah
Mengeluarkan dua bentuk realising hormone (factor),yaitu:
follicle stimulating hormone (FSH)yang akan merangsangan
folikel primordial untuk berkembang menjadi matang dalam

bentuk folikel de graaf.


gonadothorpin luteinizing hormone (factor)dilepaskan oleh dua

pusat penting.
Nucleus
supraoptikum(praoptikus)sebagai

pusat

cyclic

gonadothropine realising hormone terangsang dengan konsentrasi


tinggi dan mendadak sehinnga mencetuskan ovulasi. Setelah
ovulasi,terbentuk korpus rubrum. Sudah tentu, situasi ini terjadi
pada saat polikel de graaf sudah cukup matang.
Nucleus padapentrikular (ventromedial) sebagai pusat tonik gonat
tropin releasing hormone (factor) terangsang oleh konsentrasi estra
diol hamda. Saat terjadi ovulasi, konsentrasi estradiol amat rendah
sehingga pusat ini akan mengeluarkan luteinuzing hormone, dosis
rendah, untuk membentuk korpus luteum dan mempertahankan
selama delapan hari
b. Pars posterior :
Menerima ransangan hypothalamus melalui system syaraf
sehingga menghasilkan fase vesin dan oksitosin yang langsung
masukkedalam darah .kedua hormone ini penting untuk post partum
sehingga laktasi berlangsung dan involusi uterus kembali normal pada
saat puerperium berakhir.
3. Perubahan pada ovarium
Setiap perempuan dewasa diperkirakan membawa sekitar seratus
ribu folikel primordial dalam dalam berbagai stadia. Selama kurun
reproduksi aktif, perempuan dapat melepas ovumnya sekitar lima ratus
buah sehingga kesempatan terjadinay konsepsi adalah selama seribu lima
ratus hari (tiga hari masa subur setelah ovulasi).
Sususan ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut:

Korteks dibagian luarnya


a. Diliput oleh epitel germainativum berbentuk kubus
b. Didalamnya terdapat stroma, jaringan ikat, dan folikel primordisl.
Modula ovarium terdiri dari
a. Stroma yang lebih longgar
b. Pembuluh darah dan serat saraf
c. Otot polos
Primordial folikel ovarium akan dirangsang oleh follicle
stimulating hormone sehingga mengalami perubahan pematanganmenjadi
folikel de graaf. Folikel de graaf yang sudah matang terdiri dari:
1. Ovum, sel besar dengan diameter nol koma satu mm yang memp[unyai
nucleus dengan nyaman kematian yang jelas dan satu nucleolus.
2. Likuor follikuli yang banyak mengandung banyak estradiol, estrogen,
dan derivat lainnya.
3. Stratoma granulosa, tersusun dari sel-sel kecil dengan inti jelas yang
didalamnya terdapat ruang follikuli
4. Teka internal, diluar stratoma granulosa yang selnya lebih kecil.
5. Teka eksternal, yang merupakan jaringan stroma ovarium yang
terdesak.
Kapsul folikel yang telah matang mendekati permukaan ovarium
dan mendesak pembuluh darah disekitarnya sehingga seola-olah terjadi
devaskularisasi. Situasi demikian akan memudahkan pelepasan ovum
pada saat ovulasi.
Selama perkembangan dari folikel primordial menjadi folikel de
graaf, akibat rangsangan oleh follicle stimulating hormone, dikluarkan
hormon estradiol, estrogen dan derivatnya langsung kedalam darah.
Estrogen, estradiol tuju belas beta, akan merangsang langsung proliferasi
endometrium dan memberikan unpan balik dalam bentuk:
1. Long feedback loop,umpan balik menuju hipotalamus dan hipofisis.
2. Short feedback loop, hanya menuju hipofisis.
3. Ultrashots feedback loop, mengatur sendiri pengeluaran hormone
releasing factor didalam ovarium.
Umpan balik yang paling

penting

adalah

umpan

balik

kehipotalamus untuk merangsang nucleus supraoptikum (LH surge)


sehingga mengeluarkan luteinizing hormonedengan konsentrasi tinggi
untuk mendukung mekanisme ovulasi, sebagai berikut:
1. Meningkatkan tekanan intarvolikel de greet.

2. Meningkatkan tekanan fimbriae tuba fallopii.fimbriae tuba fallopii


seolah olah membungku ovarium sementara ovarium sendiri berputar
pada sumbunya.
3. Meningkatkan peristaltic tuba dan juga gerakan sel silia tuba sehinnga
aliran cairan intra tuba semangin deras menuju ke uterus.
4. Meningkatkan tekanan intar folikel de graff sehingga permukaan
ovarium yang mengalami de faskularisasi tidak sanggum menahan
tekanan tersebut dan terjadi ovulasi.
Dengan mekanisme demikian,tdak mungkin terjadi pelepasan ovum
yang diluar jangkauan fimbriae tuba fallopii sehingga ovum pasti masuk
ke dalam saluran tuba untuk seterusnya mengalami konsepsi atau
fertilisasi. Peroses penangkapan ovum disebut ovum pickaupmetsbanism.
Pada saat terjadi ovulasi mungkin terdapat rasa sakit disebelah kiri /
kanan yang disebut nyeri mitteslhstmerz.Pengenalan rasa sakit sekitar
ovulasi penting artinya bagi mereka yang ingin mendapatkan keturunan
atau sebaliknya untuk menghindari kehamilan.
Setelah ovulasi, ovum dilepaskan.sel ovum diliputi oleh korona
rodiata, mungkin sebagai tambahan nutrisi selama perjalanan dan
tumbuhkembang selama konsepsi. Ovum mengalami kematangan kedua
dengan mengurangi jumlah kromosomnya menjadi setengah. Pada saat ini
ovum siap menerima konsepsi atau fertilisasi oleh seperma.
Segera setelah ovulasi, seolah olah terjadi tekanan negative didalam
bekas volikel de graaf. Oleh karna itu terjadi pendarahan sedikit, namun
pernah perdarahan seperti ini tidajk dapat dihentikan sehingga dikenali
sebagai kehamilan ektofik.Sel granulosa masuk kedalam volikel de graaf
untuk membentuk korpus rubrum.
Penurunan drastic pengeluaran estrogen estradiol

I7 beta,

menimbulkan ransangan pada nucleus vara ventikular (ventromedial),


sebagai pusat tonicgonadoutbrofin relasing factor, sehingga mengeluarkan
tonicluteinizing hormone. Fungsi luteinizing hormone ini adalah
mengubah korpus robrum menjadi korpus luteum untuk mengeluarkan
hormone dasar yaitu hormone estrogen dan progesterone. Kedua hormone
ini mengubah setatus endometrium dari fase preliferasi menjadi fase
sekresi sebagai persiapan untuk menerima nidasi atau implantasi

2.7 Proses menstruasi


Dalam proses menstruasi terjadi loima tahap yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Pos menstruasi
2. Fase proliferasi
3. Fase sekresi
4. Penurunan sekresi estrogen-progesteron
5. Deskuamasi lapisan kompakta dalam bentuk perdarahan
Masing-masing tahap dapat dijabarkan sebagai berikut
a. Postmenstruasi
Setelah 2/tiga bagaian kompakta dan stratum spongiosa
mengalami deskuamasi dalam bentuk perdarah menstruasi, keadaan
endometrium sampe hari ke V mengalami masuk kefase proliferasi
dini dengan keadaan ananotomis sbb.
1. Endometrium tipis kurang dari 2 mm
2. Pembuluh darah:A, spiralis tidak ada, hanya terdapat darah lurus
dan sejajar dengan permukaan.
3. Infiltrasi sel lekosit sudah tidak dijumpai
4. Epithelialisai mulai tumbuh.
5. Kelenjar mengalami pembelahan mitosis yang berlangsung sampae
dengan hari ketiga setelah ovulasi.
b. Fase proliferasi
1. Terjadi kelanjutan hiperplasia endometrium, karena rangsangan
oleh estradiol I7 beta, estrogen,dan derivatnya.
2. Stroma endometrium makin longgar.
3. Kelenjar lebih lebar, lebih meninggi, pseudosel bertatah karena
menjadi tumpang tindih sel.
4. Pembuluh darah:A. spiralis lebih terkelok-kelok, karena relatif
lebih panjang dari pada ketebalan endometrium.
5. Pembentukan pembuluh darah kafiler menjulur

sampae

kepermukaan endometrium sebagai persiapan untuk memberikan


nutrisi saat terjadi sentuhan pertama blastokis sebagai titikawal
inplantasi. Kedua fase proliferasi berlangsung sampae hari ke-I4
berakhir dengan terjadinya proses ovulasi.
Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi
estrogen.Pada akhir haid, regenerasi endometrium berlangsung
dengan cepat.
Pada stadium ini Fase Proliferasi, pola kelenjar endometrium
adalah regular dan tubuler, sejajar satu sama lain dan mengandung
sedikit cairan sekresi.

c. Fase sekresi
Setelah terjadi ovulasi, volikel de graaf berubah menjadi
korpus robrum,dalm waktu singkat dan diikuti korpus loteum yang
akan mengeluarkan hormone sterot, yaitu estrogen dan progesterone.
Kedua hormone ini mengubah fase proliferasi endometrium menjad
fase sekresi.
Pemeriksaan histopatologi menunjukan bahwa tidakbanyak
terjadi perubahan antara fase prolerasi lanjut dengan fase sekresi,
kecuali pengeluaran kelenjar semakin banyak jumlahnya.
Umur korpus loteum besifat tetap yaitu 8 hari, sementara
menurut terjadinya konsepsi yang sebagian besar terjadi pada ampula
tubae, tumbuh kembang hasil konsepsi dan perjalan menuju
endometrium memerlukan waktu enam hari.
Pada hari ke enam atau hari ke 20 sejak hari pertaman
menstruasi, hasil konsepsi dalam bentuk blastokist melakukan
kontak pertama dengan endometrium yang relative telah siap
menerima hasil konsepsi itu.
Sentuhan ini menimbulaka perubahan umur korpus luteum
yang dapat berlangsung sampai pembentukan plasenta sempuran yaitu
minggu ke enam belas.Bertahanya korpus lutetium terus sampai
membentuk plasenta sempurna dinamakan korpus gravidarum.
Jika tidak terjadi konsepsi umur korpus luteum tetap 8 hari, dan
disebut korpus luteum menstruaditis (menstruadika).Dalam bentuk ini
terjadi penurunan pengeluaran estrogen dan progesterone yang

10

menimbulkan beberapa perubahan local dalam endometrium sebaga


persiapan menstruasi dan pengulangan siklus lebih lanjut

.
2.8 Suhu Tubuh Basal
Suhu tubuh normal setiap hari terjadi sedikit variasi suhu tubuh pada
semua manusia. Variasi suhu ini berkaitan dengan waktu dan sipat lingkungan
disekitar manusia. Misalnya, suhu terendah terjadi pada pagi hari sebelum
sarapan, setelah istirhat yang baik dimalam hari, dan sebelum aktivitas.
Setelah seharian melakukan aktivitas normal, suhu tubuh tertinggi biasanya
terjadi pada sore hari dan menjelan malam hari. Fakta bahwa pariasi fisiologi
suhu tubuh basal yang juga terjadi dalam siklus menstruasi sangat penting
karena dapat bermanfaat untuk memperkirakan waktu ovulasi. Dengan
demikian, suatu indeks aatau nilai suhu tubuh menjadi sangat penting dalam
stadi mengenai pertilitas dan sterilitas.
Pada wanita yang mengalami ovulasi, secaara normal terjadi pariasi
ritmis kurva suhu tubuh basal selama siklus menstruasi. Suhu basal lebih
rendah terjadi selama fase awal siklus menstruasi, yaitu fase proliferasi. Suhu
basal tubuh dapat sedikit menurun sebelum ovulasi dan kemudian mengalami
kenaikan sekitar 0,2 0,4 C (0,4-0,8 F) ketika ovulasi. Selama fase luteal
dalam siklus tersebut, suhu tubuh tetap relatif lebih tinggi akibat pengaruh
progesteron yang diproduksi oleh korvus luteum Setelah ovulasi. Progesteron
menyebabkan efekter termogenik ini melalui pengaruhnya melalui sistem
saraf pusat.
Jika terjadi kehamilan, kadar progesteron dipertahankan, dan dibawah
pengaruh hormon tersebut qsuhu basal lebih tinggi melibihi periode waktu

11

yang telah diperkirakan. Jika tidak terjadi kehamilan, suhu basal tubuh
umumnya menurun dalam satu hari lebih sebelum periode menstuasi.
2.9 Menopouse dan perimenopause
Menepouse adalah waktu dalam kehidupan seorang wanita ketika ia
mengalamai menstruasi terahir. Perimenopouse dimulai dari sebelum
menstruasi terahir dan mencakup satu tahun menstruasi berhenti secara
permanen. Menipouse terjadi karena penurunan estrogen secara tajam ;
menepouse terjadi umumnya terjadi diantara usia 50 dan 55 tahun
kebanyakannya pada wanita,dengan rata-rata 51 tahun(wren,1992). Walaipun
kata klimakterium sering kali digunakan secara sinonim dengan kata
menopause,istilah klimakterium merujuk pada sindrum total perubahan
endokrin,somatik, dan pisikis yang berkaitan dengan penurunan fartilitas pada
lansia wanita lansia. Menopouse jarang terjadi sebagai penurunan fungsi
ovarium secara tiba-tiba. Namun,opulasi dapat terjadi secara sporadis atau
berhenti secara tiba-tiba oleh karna itu,periode menstruasi dapat berahirsecara
tiba-tiba,menjadi tidak teratur atau sedikit atu secara intermiten sebelum
berhenti sama sekali.
2.10 Gangguan Menstruasi
Setelah memahami siklus menstruasi normal dengan menarke
sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa gangguan menstruasi
seperti di bawah ini.
a. Gangguan jumlah darah dan lama haid
Hipermenorea (menoragia) adalah bentuk gangguan siklus
menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang di keluarkan cukup banyak
dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya.
Penyebab terjadinya menoragai kemungkinan terjadi mioma uteri
(pembesaran rahim), polip endometrium, atau hiperplasia endrometrium
(pembelahan dinding rahim). Diagnosa kelainana ini dapat ditetapkan
pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan terhadap
kerokan . Kelainan kedua adalah hipomenoria, pada kelainan ini siklus
menstruasi tetap teratur sesui dengan jadwal menstruasi, jumlahnya
sedikit,

dengan

kenyataan

tidak

banyak

berdarah.

Penyebab

12

kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau


wanita dengan penyakit tertentu.
b. Kelainan siklus menstruasi
Mencakup bentuk bentuk kelainan sebagai berikut, poliminoria,
yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal .Oligomenoria, siklus
menstruasi lebih dari 35 hari ,jumlah perdarahan mungkin sama,
penyebabnya adalah gangguan hormonal .Amenorea yaitu keterlambatan
menstruasi lebih dari tiga bulan berturut turut. Menstruasi wanita teratur
setelah berumur 18 tahun. Amenorea primer terjadi ketika seorang
wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan
anatomis alat kelamin (tidak terbentuknya rahim, tidak ada liang vagina,
atau gangguan hormonal). Amenorea fisiologis (normal) yaitu seorang
wanita sejak lahir sampai mencapai menarke, terjadi pada kehamilan dan
menyusui sampai batas tertentu, dan setelah mati haid. Amenorea
skunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan berhenti lebih dari tiga
bulan, penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolisme,
terdapat tumor alat kelamin, atau terdapat penyakit menahun.
c. Perdarahan di luar haid
Perdarahan di luar haid di sebut juga metroragia. Perdarahan ini
dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal terjadi gangguan
poros hipotalamus hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan
estrogen dan progesteron dengan bentuk perdarahan yang terjadi di luar
menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus, dan perdarahan
menstruasi berkepanjangan . Pengobatan terhadap kelainan ini pada
remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk
wanita menikah atau mempunyai anak dengan memerika alat kelamin
dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk
memastikannya. Untuk menegakkan kepastian dan mengurangi keluhan,
sebaikanya dilakukan konsultasi ke dokter ahli. Bentuk gambaran klinis
gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim
menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan
dengan menstruasi), atau metroragia (perdarahan di luar menstruasi).
Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya
gangguan alat alat kelamin di antaranya pada mulut rahim (keganasan,

13

perlukaan, atau polip). Pada badan rahim (mioma uteri [tumor rahim],
polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblas,
keganasan). Sedangkan pada saliran telur kelainan dapat berupa
kehamilan tuba (di luar kandungan), radang saluran telur ,atau tumor
tuba sampai keganasan tuba.Setiap perdarahan abnormal yang terjadi
bersamaan atau di luar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi
dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
d. Keadaan patologis terkait menstruasi
Gangguan ini dapat berupa ketgangan sebelum

haid

(prementrual tension) terjadi keluhan yang mulai sekitar seminggu


sebelum dan sesudah haid .Terjadi karena ketidakseimbangan estrogen
dan progesteron menjelang menstruasi.
2.11 Bentuk Keluhan Terkait Menstruasi
1. Emosional
Mudah tersinggung
Gelisah
Sukar tidur
Sakit kepala
Perut kembung
2. Gangguan yang berat
Depresi
Rasa takut
Gangguan konsentrasi
Ketegangan sebelum haid ini terjadi pada wanita umur sekitar 3040 tahun, dan pengobatannya tergantung pada keadaan dan memerlukan
konsultasi dengan ahli.Bentuk gangguan sebelum menstruasi lainnya
adalah mastodinia (mastalgia),yaitu terasa pembengkakan dan pembesaran
payudara sebelum menstruasi. Ini disebabkan oleh peningkatan estrogen
sehingga terjadi retensi air dan garam. Tetapi perlu di perhatikan
kemungkinan adanya radang payudara atau tumor payudara ,karena di
sarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin. Keluhan lain berkaitan
dengan masa sebelum haid adalah mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi),
ini terjadi karena pecahnya folikel Graaf, dapat disertai perdarahan,
lamanya sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari, ini adalah waktu yang tepat
untuk hubungan seks yang memungkinkan terjadinya kehamilan.
Sedangkan gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa

14

dismenorea (rasa nyeri saat menstruasi). Perasaan nyeri saat haid dapat
berupa keram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan
dalam tugas sehari hari. Gangguan ini ada dua bentuk yaitu dismenorea
primer dan skunder. Dism enorea primer yaitu nyeri haid yang terjadi
tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin. Dismenorea sekunder yaitu
nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas,
kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi,
endometriosis, miomauteri, polip endometril, polipserviks, pemakai IUD
atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Untuk dapat menegakkan
penyebab dismenorea perlu konsuktasi dengan dokter ahli kandungan
sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mucus, dan debris sel dari
mukosa uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang
kurang lebih teratur, siklis dan dapat di perkirakan waktunya, sejak menarke
sampai menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi, atau mengalami
intervensi farmakologis. Akan lebih mudah dan lebih deskriptif apa bila kata
menstruasi di gunakan untuk merujuk kepada perdarahan yang menyertai
penarikan progesterone setelah ovulasi pada siklus nonfertil, dan menyebut
episode perdarahan endometrium lain pada wanita hamilsebagai perdarahan
uterus atau endometrium. Obstetri Williams (2005)
Fase dalam siklus mestruasi :
a. Fase folikel
b. Fase luteal
c. Fase mestruasi
3.2 Saran
Mestruasi merupakan siklus yang terus berputar dalam masa subur
seorang wanita sarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin terutama Seperti
kebersihan genitaljika kebersihan genital terganggu akan terjadi keluhankeluhan yang membuat ketidak nyamanan pada daerah genital. Dan
disarankan untuk semua wanita agar mengetahui dan bagaimana caranya
menghadapi masa menstruasi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Chandranita Ayu Ida, dkk. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi


Wanita. Jakarta: EGC
Cunningham, Gery F, dkk. (2005). Obstetri Williams edisi 12 vol. 1. Jakarta : EGC
Manuaba, Manuaba Chandranita, dkk. (2007). Pengantar Kuliah Obstetric.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai