Makalah Bu Misroh
Makalah Bu Misroh
FISIOLOGI MENSTRUASI
Fathurrahman
Hayyan Ardiman
Eva Sugiarti
Sartini
Sari Ningsih
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,bahwa kami
telah menyelesaiakan tugas mata kuliah System Reproduksi dengan membahas
materi gangguan system pencernaan tentang fisiologi menstruasi.
Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau makalah ini,tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Sehingga dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki kelompok kami. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan pembuatan
makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi, khususnya bagi kelompok kami.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
PENDAHULUAN ..........................................................................................
iii
12
13
2.10....................................................................................................Gang
guan Menstruasi ..........................................................................
13
2.11....................................................................................................Bent
uk keluhan terkait menstruasi .....................................................
15
17
17
17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama dua abad terakhir, usia ketika menstruasi pertama kali terjadi
saat pubertas (menarke) terus menurun namun penurunan usia manarke pada
anak-anak perempuan yang tinggal di amerika serikat
tampaknya telah
berhenti sekarang usia rata-rata saat saat menstruasi di mulai adalah tanggal 12
sampai 13 tahun, tetapi pada sebagian kecil anak perempuan yang tampaknya
normal manarke mungkin muncul pada usia sedini 10 tahun atau 16 tahun.
Kata manarke secara spesifik mengacu kepada menstruasi pertama sedangkan
pubertas adalah istilah yang lebih umum yang mencakup seluruh proses
pematangan seksual dalam transisi dari masa anak menjadi dewasa. Manarke
adalah salah satu tanda pubertas tetapi apabila manarke merupakan
konsekuensi dari ovulasi (dan sekresi hormone yang menyertainya), maka
proses fisiologis fundamental pada pubertas telah tuntas. Interval pengulangan
menstruasi di perkirakan sekitar 28 hari tetapi terdapatvariasi yang cukup
besar antara wanita tersebut.Variasi mencolok pada interval antara siklus
menstruasi tidak selalu menunjukkan infertilitas.
Obstetri Williams (2005), yang menganalisis temuan dari 12 studi
berbeda yang meneliti sekitar 20.000 catatan kalender dari 1500 wanita,
menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti adanya keraturan siklus menstruasi
yang sempurna.Obstetri Williams (2005) , dalam suatu studi terhadap 479
wanita normal inggris, mendapatkan bahwa perbedaan tipikal antara siklus
terpendek dan terpanjang adalah 8 atau 9 hari. Pada 30% wanita, perbedaan
tersebut dapat mencapai lebih dari 13 hari tetapi tidak pernah lebih singkat
dari 2 hari pada wanita manapun arey mendapatkan bahwa diantara wanita
dewasa biasa, sepertiga dari siklus menstruasi mereka lamnya lebih dari 2 hari
dari rerata lama semua siklus. Dalam analisis arey terhadap 5322 siklus dari
485 wanita normal diperkirakan interval rata2 adalah 28,4 hari temuannya
tentang rata-rata lama siklus pada gadis yang baru mengalami pubertas
ternyata lebih panjang yaitu 33,9 hari.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian menstruasi
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mucus, dan debris sel dari
mukosa uterus secara berkala.Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang
kurang lebih teratur, siklis dan dapat di perkirakan waktunya, sejak menarke
sampai menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi, atau mengalami
intervensi farmakologis. Akan lebih mudah dan lebih deskriptif apa bila kata
menstruasi di gunakan untuk merujuk kepada perdarahan yang menyertai
penarikan progesterone setelah ovulasi pada siklus nonfertil, dan menyebut
episode perdarahan endometrium lain pada wanita hamilsebagai perdarahan
uterus atau endometrium (Cunningham, 2005).
2.2 Durasi perdarahan menstruasi
Durasi pengeluaran darah juga bervariasi paling sering adalah 4
sampai 6 hari. Perdarahan selama 2 sampai 8 hari mungkin normal untuk
wanita, tetapi pada wanita tersebut durasi pengeluaran darah biasanya relative
sama dari siklus ke siklus.
Darah menstruasi
releasing
hormone
(factor)sehingga
hipofisis
luteinizing realizing
pusat penting.
Nucleus
supraoptikum(praoptikus)sebagai
pusat
cyclic
penting
adalah
umpan
balik
I7 beta,
sampae
c. Fase sekresi
Setelah terjadi ovulasi, volikel de graaf berubah menjadi
korpus robrum,dalm waktu singkat dan diikuti korpus loteum yang
akan mengeluarkan hormone sterot, yaitu estrogen dan progesterone.
Kedua hormone ini mengubah fase proliferasi endometrium menjad
fase sekresi.
Pemeriksaan histopatologi menunjukan bahwa tidakbanyak
terjadi perubahan antara fase prolerasi lanjut dengan fase sekresi,
kecuali pengeluaran kelenjar semakin banyak jumlahnya.
Umur korpus loteum besifat tetap yaitu 8 hari, sementara
menurut terjadinya konsepsi yang sebagian besar terjadi pada ampula
tubae, tumbuh kembang hasil konsepsi dan perjalan menuju
endometrium memerlukan waktu enam hari.
Pada hari ke enam atau hari ke 20 sejak hari pertaman
menstruasi, hasil konsepsi dalam bentuk blastokist melakukan
kontak pertama dengan endometrium yang relative telah siap
menerima hasil konsepsi itu.
Sentuhan ini menimbulaka perubahan umur korpus luteum
yang dapat berlangsung sampai pembentukan plasenta sempuran yaitu
minggu ke enam belas.Bertahanya korpus lutetium terus sampai
membentuk plasenta sempurna dinamakan korpus gravidarum.
Jika tidak terjadi konsepsi umur korpus luteum tetap 8 hari, dan
disebut korpus luteum menstruaditis (menstruadika).Dalam bentuk ini
terjadi penurunan pengeluaran estrogen dan progesterone yang
10
.
2.8 Suhu Tubuh Basal
Suhu tubuh normal setiap hari terjadi sedikit variasi suhu tubuh pada
semua manusia. Variasi suhu ini berkaitan dengan waktu dan sipat lingkungan
disekitar manusia. Misalnya, suhu terendah terjadi pada pagi hari sebelum
sarapan, setelah istirhat yang baik dimalam hari, dan sebelum aktivitas.
Setelah seharian melakukan aktivitas normal, suhu tubuh tertinggi biasanya
terjadi pada sore hari dan menjelan malam hari. Fakta bahwa pariasi fisiologi
suhu tubuh basal yang juga terjadi dalam siklus menstruasi sangat penting
karena dapat bermanfaat untuk memperkirakan waktu ovulasi. Dengan
demikian, suatu indeks aatau nilai suhu tubuh menjadi sangat penting dalam
stadi mengenai pertilitas dan sterilitas.
Pada wanita yang mengalami ovulasi, secaara normal terjadi pariasi
ritmis kurva suhu tubuh basal selama siklus menstruasi. Suhu basal lebih
rendah terjadi selama fase awal siklus menstruasi, yaitu fase proliferasi. Suhu
basal tubuh dapat sedikit menurun sebelum ovulasi dan kemudian mengalami
kenaikan sekitar 0,2 0,4 C (0,4-0,8 F) ketika ovulasi. Selama fase luteal
dalam siklus tersebut, suhu tubuh tetap relatif lebih tinggi akibat pengaruh
progesteron yang diproduksi oleh korvus luteum Setelah ovulasi. Progesteron
menyebabkan efekter termogenik ini melalui pengaruhnya melalui sistem
saraf pusat.
Jika terjadi kehamilan, kadar progesteron dipertahankan, dan dibawah
pengaruh hormon tersebut qsuhu basal lebih tinggi melibihi periode waktu
11
yang telah diperkirakan. Jika tidak terjadi kehamilan, suhu basal tubuh
umumnya menurun dalam satu hari lebih sebelum periode menstuasi.
2.9 Menopouse dan perimenopause
Menepouse adalah waktu dalam kehidupan seorang wanita ketika ia
mengalamai menstruasi terahir. Perimenopouse dimulai dari sebelum
menstruasi terahir dan mencakup satu tahun menstruasi berhenti secara
permanen. Menipouse terjadi karena penurunan estrogen secara tajam ;
menepouse terjadi umumnya terjadi diantara usia 50 dan 55 tahun
kebanyakannya pada wanita,dengan rata-rata 51 tahun(wren,1992). Walaipun
kata klimakterium sering kali digunakan secara sinonim dengan kata
menopause,istilah klimakterium merujuk pada sindrum total perubahan
endokrin,somatik, dan pisikis yang berkaitan dengan penurunan fartilitas pada
lansia wanita lansia. Menopouse jarang terjadi sebagai penurunan fungsi
ovarium secara tiba-tiba. Namun,opulasi dapat terjadi secara sporadis atau
berhenti secara tiba-tiba oleh karna itu,periode menstruasi dapat berahirsecara
tiba-tiba,menjadi tidak teratur atau sedikit atu secara intermiten sebelum
berhenti sama sekali.
2.10 Gangguan Menstruasi
Setelah memahami siklus menstruasi normal dengan menarke
sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa gangguan menstruasi
seperti di bawah ini.
a. Gangguan jumlah darah dan lama haid
Hipermenorea (menoragia) adalah bentuk gangguan siklus
menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang di keluarkan cukup banyak
dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya.
Penyebab terjadinya menoragai kemungkinan terjadi mioma uteri
(pembesaran rahim), polip endometrium, atau hiperplasia endrometrium
(pembelahan dinding rahim). Diagnosa kelainana ini dapat ditetapkan
pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan terhadap
kerokan . Kelainan kedua adalah hipomenoria, pada kelainan ini siklus
menstruasi tetap teratur sesui dengan jadwal menstruasi, jumlahnya
sedikit,
dengan
kenyataan
tidak
banyak
berdarah.
Penyebab
12
13
perlukaan, atau polip). Pada badan rahim (mioma uteri [tumor rahim],
polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblas,
keganasan). Sedangkan pada saliran telur kelainan dapat berupa
kehamilan tuba (di luar kandungan), radang saluran telur ,atau tumor
tuba sampai keganasan tuba.Setiap perdarahan abnormal yang terjadi
bersamaan atau di luar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi
dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
d. Keadaan patologis terkait menstruasi
Gangguan ini dapat berupa ketgangan sebelum
haid
14
dismenorea (rasa nyeri saat menstruasi). Perasaan nyeri saat haid dapat
berupa keram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan
dalam tugas sehari hari. Gangguan ini ada dua bentuk yaitu dismenorea
primer dan skunder. Dism enorea primer yaitu nyeri haid yang terjadi
tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin. Dismenorea sekunder yaitu
nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas,
kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi,
endometriosis, miomauteri, polip endometril, polipserviks, pemakai IUD
atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Untuk dapat menegakkan
penyebab dismenorea perlu konsuktasi dengan dokter ahli kandungan
sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mucus, dan debris sel dari
mukosa uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang
kurang lebih teratur, siklis dan dapat di perkirakan waktunya, sejak menarke
sampai menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi, atau mengalami
intervensi farmakologis. Akan lebih mudah dan lebih deskriptif apa bila kata
menstruasi di gunakan untuk merujuk kepada perdarahan yang menyertai
penarikan progesterone setelah ovulasi pada siklus nonfertil, dan menyebut
episode perdarahan endometrium lain pada wanita hamilsebagai perdarahan
uterus atau endometrium. Obstetri Williams (2005)
Fase dalam siklus mestruasi :
a. Fase folikel
b. Fase luteal
c. Fase mestruasi
3.2 Saran
Mestruasi merupakan siklus yang terus berputar dalam masa subur
seorang wanita sarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin terutama Seperti
kebersihan genitaljika kebersihan genital terganggu akan terjadi keluhankeluhan yang membuat ketidak nyamanan pada daerah genital. Dan
disarankan untuk semua wanita agar mengetahui dan bagaimana caranya
menghadapi masa menstruasi.
16
DAFTAR PUSTAKA