Anda di halaman 1dari 123

Oleh:

Dra. Gusti Yarmi, M.Pd.

Lembaga pendidikan yang mampu

menghasilkan peserta didik sebagai


output pendidikan yang siap menghadapi
tantangan global, yakni yang memiliki
karakter sesuai dengan tuntutan abad 21

Kreatif (creative)
Mampu menyelesaikan masalah (problem
solver)
Pembelajar sepanjang hayat (lifelong
learner) sehingga menjadi manusia yang
berpengetahuan luas (knowledgeable)
Berani mengambil resiko (risk tiker)

Pemikir yang kritis (critical thinker) atau


pemikir yang holistik (holistic thinker),
dan penemu (inquirer)
Memiliki kemampuan berkomunikasi
secara efektif (effective communicator)

Pekerja keras (hard worker)


Memiliki integritas (integrity), yakni jujur
(honest), dapat dipercaya (reliable), percaya
kepada diri sendiri (self reliant), disiplin diri
(self dicipline), dan responsif (responsible)
Suka menolong (caring), toleran (tolerant)
Fleksibel (flexible).

Kompetensi pedagogik
Kompetensi kepribadian
Kompetensi sosial
Kompetensi profesional

Undang-Undang Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat 1 menyatakan
Bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan


diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan

Tema Kurikulum 2013

Produkti
f

Kreatif
Inovatif
Afektif

Kurikulum yang
dapat
menghasilkan
insan Indonesia
yang:
Produktif,
Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui
penguatan
Sikap,
Keterampilan,
dan Pengetahuan

yang terintegrasi
10

Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar

KURIKULUM
2013
STANDAR ISI

STANDAR
(PROSES)
PENILAIAN

STANDAR PROSES
(PEMBELAJARAN)

STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran
Tunjangan Sertifikasi, Uji Kompetensi dan Pengukuran
Kinerja

STANDAR SARANA-PRASARANA

Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan


Perpustakaan, Penyediaan Buku

STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)

STANDAR PENGELOLAAN
11

Manajemen Berbasis Sekolah

Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi
Lulusan

Standar Proses

Elemen
Perubahan

Standar Isi

12

Standar Penilaian

Elemen Perubahan
Elemen

Deskripsi
SD

SMP

SMA

SMK

Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan


Lulusan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran
(ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari


matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan
(ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

13

Tematik
terpadu
dalam
semua mata
pelajaran

Mata
pelajaran

Mata
pelajaran

Vokasinal

Elemen Perubahan
Elemen

Deskripsi
SD
Holistik
berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
Jumlah
matapelajara
n dari 10
menjadi 6

SMP
TIK menjadi
media semua
matapelajara
n
Pengembang
an diri
terintegrasi
pada setiap
matapelajara
n dan
ekstrakurikul
er

Jumlah jam
bertambah 4
Struktur
JP/minggu
Kurikulum
akibat
Jumlah
(Mata
perubahan
matapelajara
pelajaran
pendekatan
n dari 12
dan alokasi
pembelajaran
menjadi 10
waktu)
Jumlah jam
(ISI)
bertambah 6
14
JP/minggu
akibat

SMA

SMK

Perubahan Penambahan
sistem:
jenis keahlian
ada
berdasarkan
matapelaj
spektrum
aran wajib
kebutuhan (6
dan ada
program
matapelaj
keahlian, 40
aran
bidang
pilihan
keahlian, 121
kompetensi
Terjadi
keahlian)
pengurang
an
matapelaj
aran yang
harus
diikuti
siswa

Pengurangan
adaptif dan
normatif,
penambahan
produktif

produktif
disesuaikan
Jumlah
jam
dengan trend
bertambah
perkembanga

Elemen Perubahan
Elemen

Proses
pembelaj
ar-an

15

Deskripsi
SD

SMP

SMA

SMK

Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi,


Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan
Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta, mengkomunikasikan.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui
contoh dan teladan
Tematik dan IPA dan
terpadu
IPS
masingmasing
diajarkan
secara
terpadu

Adanya
mata
pelajaran
wajib dan
pilihan
sesuai
dengan
bakat dan

Kompetensi
keterampilan yang
sesuai dengan
standar industri

Elemen Perubahan
Elemen

Penilaian
hasil belajar

Deskripsi
SD

SMA

SMK

Penilaian berbasis kompetensi


Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik
[mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor
ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan
SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrumen utama penilaian

Ekstrakurikul Pramuka
er
(wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris
16

SMP

Pramuka
(wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll

Pramuka
(wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll

Pramuka (wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll

Perbedaan Esensial Kurikulum 2013


KTSP 2006

Kurikulum 2013

Ket

Mata pelajaran
tertentu mendukung
kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua


kompetensi [sikap, keterampilan,
pengetahuan]

Semua
Jenjang

Mata pelajaran
dirancang berdiri
sendiri dan memiliki
kompetensi dasar
sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu


dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas

Semua
Jenjang

Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai penghela
sejajar dengan mapel mapel lain [sikap dan keterampilan
lain
berbahasa}

SD

Tiap mata pelajaran


diajarkan dengan
pendekatan berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan


pendekatan yang sama [saintifik] melalui
mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....

Semua
Jenjang

Tiap jenis konten


17
pembelajaran
diajarkan terpisah

Bermacam jenis konten pembelajaran


diajarkan terkait dan terpadu satu sama
lain [cross curriculum atau integrated

SD

Perbedaan Esensial Kurikulum 2013


KTSP 2006

Kurikulum 2013

Ket

Tematik untuk kelas


I III [belum
integratif]

Tematik Integratif untuk Kelas I VI

SD

TIK adalah mata


pelajaran sendiri

TIK merupakan sarana pembelajaran,


dipergunakan sebagai media pembelajaran
mata pelajaran lain

Bahasa Indonesia
sebagai
pengetahuan

Bahasa Indonesia sebagai alat


komunikasi dan carrier of knowledge

SMP/
SMA/SM
K

Untuk SMA, ada


penjurusan sejak
kelas XI

Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata


pelajaran wajib, peminatan, antar minat,
dan pendalaman minat

SMA/SM
K

SMA dan SMK tanpa


kesamaan
kompetensi

SMA dan SMK memiliki mata pelajaran


wajib yang sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

SMA/SM
K

18
Penjurusan
di SMK
sangat detil

Penjurusan di SMK tidak terlalu detil


[sampai bidang studi], didalamnya

SMA/SM
K

SMP

Perubahan untuk Semua Mata


Pelajaran
N
o

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi disusun
untuk memberikan
pengetahuan
kepada siswa

Materi disusun seimbang mencakup


kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan

Pendekatan
pembelajaran
adalah siswa
diberitahu tentang
materi yang harus
dihafal [siswa diberi
tahu].

Pendekatan pembelajaran berdasarkan


pengamatan, pertanyaan, pengumpulan
data, penalaran, dan penyajian hasilnya
melalui pemanfaatan berbagai sumbersumber belajar [siswa mencari tahu]

Penilaian pada
Penilaian otentik pada aspek kompetensi
pengetahuan
sikap, pengetahuan,
dan keterampilan
19
melalui ulangan dan
berdasarkan portofolio.
ujian

Struktur Kurikulum
2013

Tujuan Pendidikan Nasional

Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Dasar ( KD)
Silabus
RPP

Tujuan Pendidikan Nasional


( Pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003)

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi


manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
capak, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab

Sikap
Spiritual

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa

Sikap Sosial

Berakhlaq mulia, sehat, mandiri, dan demokratis


serta bertanggungjawab

Pengetahua
n

Berilmu

Keterampila

Cakap dan kreatif

Standar Kompetensi Lulusan


(SKL)
Pengertian
Standar

Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai


kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.
SKL Kurikulum 2013
Peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) yang meliputi aspek sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.

PT
SMA/K
SMP
SD
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

23

Standar Kompetensi Lulusan


SD
Komponen

Kualifikasi Kemampuan

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang


beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan

Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang

Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi

Inti merupakan tingkat


kemampuan untuk mencapai SKL yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan pengembangan kompetensi dasar
Kompetensi inti dimaksud pada mencakup:
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan
, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata
pelajaran atau program dalam mencapai
Standar Kompetensi Lulusan

KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013


ISI (MATERI PELAJARAN)

Tematik terpadu (Intregrated Thematic)

Model pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction


(ITI)
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan

PROSES PEMBELAJARAN

Pendekatan ilmiah (scientific appoach)

meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba,


mengasosiasi /mengolah informasi dan mengkomunikasikan

PENILAIAN

Penilaian Autentik (Autentics Assesment)


mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan mulai
dari input, proses dan hasil

penilaian berbasis portofolio


pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif,

TEMATIK TERINTEGRASI

Peran Tema
Tema berperan sebagai pemersatu
kegiatan pembelajaran yang memadukan
beberapa mata pelajaran sekaligus
dengan membuat/ mengangkat sebuah
tema yang dapat mempersatukan
indikator dari mata pelajaran: Agama, BI,
IPS PPKn, IPA,
Seni-Budaya,
Penjas & Or kes

Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Berpusat pada anak


Memberikan pengalaman langsung
Pemisahan antar mata pelajaran tidak
nampak
Menyajikan konsep dari beberapa mata
pelajaran dalam satu PBM
Bersifat luwes
Hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dg minat dan kebutuhan anak

Langkah Penyusunan Perangkat Tematik


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memilih & Menetapkan tema


Melakukan analisis SKL, KI, Kompetensi
Dasar, Dan MEMBUAT indikator,
Melakukan pemetaan hubungan KD,
Indikator dg tema satu tahun
Membuat jaringan KD, indikator
Melakukan penyusunan silabus Tematik
Menyusun RPP Tematik

MODEL
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN
TEMATIK

No

Desain
Kurikulum
Komponen
I
II 2013
III
IV
V

Struktur
KelompokKurikulum
A

VI

Pend. Agama

PPKN

Bahasa Indonesia

10

Matematika

IPA

IPS

30

32

34

36

36

36

Kelompok B
7
8
Jumlah

Seni Budaya & Prakarya


(termasuk
muatan lokal*)
Pend. Jasmani, OR & Kes
(termasuk
muatan lokal).

Kelompok A
Kelompok

A merupakan mata pelajaran


yang memberikan orientasi kompetensi
lebih kepada aspek kognitif dan afektif
sedangkan kelompok B adalah mata
pelajaran yang lebih menekankan pada
aspek afektif dan psikomotor.

Kelompok A

Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS


didasarkan pada keterdekatan makna dari konten
Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk
kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V
dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri
sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam
tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.

Penjelasan
Keterangan
Pembelajaran Tematik Terpadu
Muatan lokal dapat memuat Bahasa
Daerah
Kegiatan Ekstra Kurikuler SD/MI antara
lain:
Pramuka
UKS
PMR

(Wajib)

Buku Kelas I

Buku Kelas IV

Tema Kelas II
Hidup

Rukun
Bermain di Lingkunganku
Tugasku Sehari-hari
Aku dan Sekolahku
Hidup Bersih dan Sehat
Air, Bumi, dan Matahari
Merawat Hewan dan Tumbuh
Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

Tema Kelas V
Benda-benda

di Lingkungan Sekitar
Peristiwa dalam Kehidupan
Kerukunan dalam Bermasyarakat
Sehat itu Penting
Bangga sebagai Bangsa Indonesia
Organ Tubuh Manusia dan Hewan
Sejarah Peradaban Indonesia
Ekosistem
Akrab dengan Lingkungan

KEDUDUKAN DAN
Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan
FUNGSI BUKU SISWA
Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran

Penghubung

antara Guru, Sekolah, dan

Orang Tua
Lembar Kerja Siswa
Penilaian dan Portofolio
Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak
Belajar Siswa

STRUKTUR BUKU GURU


Kata

Pengantar
Tentang Buku Guru
Bagaimana Menggunakan Buku Guru
Standar Kompetensi Lulusan dan
Kompetensi Inti
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4
Ruang Lingkup Pembelajaran
Halaman Pembelajaran

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BUKU


GURU
Sebagai Petunjuk Penggunaan Buku Siswa
Sebagai Acuan Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Jaringan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran
Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen/mencoba,
mengasosiasi/mengolah informasi/menalar, dan
mengkomunikasikan..
Pengayaan dan Remedial.
Penilaian
Penjelasan tentang Metode dan Teknik Pembelajaran
yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran

WAKTU

Contoh Jadwal Pelajaran Kls IV


SENIN

SELASA

RABU

KAMIS

JUMAT

SABTU

7.00-7.35

IND KEBR

ORKES

IND KEBR

IND KEBR

AGAMA

SE-BUD

7.35-8.10

IND KEBR

ORKES

IND KEBR

IND KEBR

AGAMA

SE-BUD

8.10-8.45

IND KEBR

ORKES

IND KEBR

IND KEBR

AGAMA

SE-BUD

ISTIRAHAT

8.45-9.00
9.00-9.35

IND KEBR

ORKES

IND KEBR

IND KEBR

AGAMA

SE-BUD

9.35-10.10

IND KEBR

IND KEBR

IND KEBR

IND KEBR

IND KEBR

SE-BUD

10.10-10.45

EVA

EVA

EVA

EVA

EVA

EVA

10.45-11.30

EVA

EVA

EVA

EVA

EVA

EVA

Presentase Penyajian
Alokasi

waktu yang tersedia


dimaksudkan agar guru tidak terfokus
pada salah satu mata pelajaran
Diperhatikan alokasi waktu per minggu
komulatif.
Setiap hari di rasionalkan selalu
memadukan berbagai mata pelajaran
dengan tema sebagai pemersatu

Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam
belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di
SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30,
32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan
VI masing-masing 36 jam setiap minggu.
Jam belajar SD/MI adalah 35 menit

Apakah Pembelajaran
Tematik?
Pembelajaran
tematik merupakan

pembelajaran yang dilakukan melalui


Tema sebagai pemersatu, sebagai
pusat perhatian yang dipergunakan
untuk memahami gejala dan konsep

1.

2.
3.
4.

Kekuatan Pembelajaran
MemberikanTematik
pengalaman dan KBM yg

relevan dg tingkat perkembangan dan


kebutuhan anak
Menyenangkan, karena bertolak dari
minat dan kebutuhan anak
Hasil belajar dapat bertahan lama karena
lebih berkesan dan bermakna
Mengembangkan keterampilan berpikir
anak sesuai dengan permasalahan yg
dihadapi

Kekuatan Pembelajaran Tematik


5.
6.
7.

Menumbuhkan keterampilan sosial


dalam bekerjasama
Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain
Menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis sesuai dg permasalahan yg
ditemui

Pembelajaran Tematik
Dilaksanakan

dengan menggunakan
prinsip pembelajaran terpadu dari
beberapa mata pelajaran melalui tema
sebagai pemersatu

Pembelajaran

terpadu berorientasi
pada praktek belajar yang melibatkan
beberapa mata pelajaran sesuai
dengan kebutuhan anak

TEMATIK TERPADU
Merakit dan menggabungkan
beberapa mata pelajaran yang
berbeda dengan harapan anak
akan belajar lebih baik dan
bermakna

Prinsip Pemilihan Tema


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tema tidak terlalu luas


Tema bermakna
Harus sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
Mampu mewadahi sebag. besar minat anak
Mempertimbangkan peristiwa otentik
Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
dan harapan masyarakat
Mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar

Intra-disipliner
Mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan menjadi
satu kesatuan yang utuh dalam setiap mata pelajaran
Inter-disipliner
Menggabungkan komptensi-kompetensi dasar beberapa mata pelajaran
agar terkait satu dengan yg lainnya, sehingga dapat saling memperkuat ,
menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan
pembelajaran ( Kls I III )
Multi-disipliner
Tanpa menggabungkan kompetensi dasar tiap mata pelajaran sehingga
taip mata pelajaran masih memiliki kompetensi dasarnya sendiri ( Kls IV
VI )
Trans-disipliner
Mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahan
permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran
menjadi konstektual

PANCAINDERA
Mataku jumlahnya dua
Hidungku lubangnya dua
Mulutku bibirnya dua
Tak boleh berbicara dusta
Reff. Telinga juga ada dua
Kulitku halus bagai sutera
Itu semua pancaindera
Ciptaan Yang Maha Kuasa

Mata pelajaran bahasa indonesia sebagai penghela


mata pelajaran lain
Mengintegraskan kompetensi IPA dan IPS ke dalam
bahasa indonesia sehingga pembelajaran bahasa
indonesia menjadi konstektual dan menarik
Kompetensi dasar IPA diintegrasikan ke dalam
kompetensi dasar bahasa indonesia dan matematika
Kompetensi dasar IPS diintegrasikan kedalam
kompetensi dasar Bahasa indonesia, kompetensi
dasar PPKN dan kompetensi dasar matematika
Di kelas 1 , 2 dan 3 semua mata pelajaran akan diwarnai
oleh mata pelajaran IPS dan IPA ( Inter-disipliner)
Untuk kelas IV, V, dan VI kompetensi dasar IPA dan IPS
masing-masing berdiri sendiri walaupun pendekatannya
tetap tematik terpadu ( multi-disipliner)
Muatan lokal seni budaya dan keterampilan
diintergrasikan kedalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBDP)
Muatan lokal olah raga dan permainan daerah
diintegrasikan ke dalam Pendidikan Jasamani, Olahraga
dan Kesehatan (PJOK)
Pelajaran Agama dan Budi pekerti berdiri sendiri tidak
diajarkan secara tematik terpadu

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV,


proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar
pokok yaitu:

mengamati;
menanya;
mengumpulkan

informasi/eksperimen;
mengasosiasikan/mengolah informasi;
dan
mengkomunikasikan.

Proses Belajar Mengajar


Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
proses pembelajaran, yaitu:

Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Mengumpulkan Informasi /Mencoba
Mengasosiasi/Mengolah Informasi
Mengkomunikasikan

Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi


tahu [discovery learning]

Definisi/Konsep

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode


belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan


pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum.

Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta


didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik.

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Pro


Meningkatkan

motivasi belajar peserta didik untuk


belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
Meningkatkan kolaborasi.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Pro


Memberikan

pengalaman kepada peserta didik


pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proy

Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan


masalah.
Membutuhkan biaya yang cukup banyak
Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama
di kelas.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam
percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok.
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak
bisa memahami topik secara keseluruhan

Langkah-Langkah Operasional

MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)

Definisi/Konsep
Pembelajaran

berbasis masalah merupakan


sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.

Dalam

kelas yang menerapkan


pembelajaran berbasis masalah, peserta
didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world)
67

KELEBIHAN PBL
1)

Dengan PBL akan terjadi pembelajaran


bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik
yang belajar memecahkan suatu masalah
maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna
dan dapat diperluas ketika peserta
didik/mahapeserta didik berhadapan dengan
situasi di mana konsep diterapkan
68

KELEBIHAN PBL
(2)

Dalam situasi PBL, peserta


didik/mahapeserta didik
mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan
(3) PBL dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik/mahapeserta didik dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
69

Langkah-langkah
Operasional dalam
1. Konsep
Dasar
(Basic Concept)
Proses
Pembelajaran
Fasilitator memberikan konsep
dasar, petunjuk, referensi, atau link
dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan
peta yang akurat tentang arah dan
tujuan pembelajaran
70

Langkah-langkah Operasional dalam


ProsesMasalah
Pembelajaran
Pendefinisian
(Defining the

Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan
semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif pendapat
71

. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)


Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang
tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan
pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan
pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang
telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan
dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan
informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

72

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange

knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan
solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.

73

MODEL PEMBELAJARAN
PENEMUAN
(DISCOVERY LEARNING)

Definisi/Konsep

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang


didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai


prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa
pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru

Definisi/Konsep

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan


sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar
yang teacher oriented menjadi student oriented.

Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan


kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver,
seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan

Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan


keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat
pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,
ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan
cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya
sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi
sendiri.

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan

Metode ini dapat membantu siswa memperkuat


konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan
bekerja sama dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama
aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan
gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai
peneliti di dalam situasi diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keraguraguan) karena mengarah pada kebenaran yang final
dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih
baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
kepada situasi proses belajar yang baru;

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan

Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif


sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi
proses belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa
menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar;
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan
individu.

Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan

Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan


pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai,
akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep,
yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa
yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini
dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang
telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

Kelemahan Pembelajaran Penemuan


Pengajaran

discovery lebih cocok untuk


mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan
dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA
kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan
untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan
awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari
siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Langkah-Langkah Operasional
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan
PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

Langkah-Langkah Operasional
b. Problem statement (pernyataan/
identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya
adalah guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Langkah-Langkah Operasional
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga
memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap
ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan
demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Langkah-Langkah Operasional
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data
merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya,
lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu

Langkah-Langkah Operasional
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
data processing (Syah, 2004:244). Verification
menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya.

Langkah-Langkah Operasional
f. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah
proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi

PENILAIAN AUTENTIK
Penilaian

otentik merupakan penilaian yang


dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan

Penilaian Autentik
Penilaian

autentik adalah bentuk


penilaian yang menghendaki peserta
didik menampilkan sikap,
menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari
pembelajaran dalam melakukan
tugas pada situasi yang
sesungguhnya.

Prinsip Penilaian
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan
tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara
terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan
berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik
dan guru.

Tahapan Menentukan
Penilaian Otentik

Aspek, Teknik, dan Bentuk Penilaian


Otentik
Teknik
Observasi
Penilaian diri
Peni. antarpeserta
didik
Jurnal
Instrumen:
Rating Scale disertai
rubrik,
catatan pendidik

Teknik:
1. Tes Praktik/Kinerja
2. Projek
dilengkapi rubrik
3. Portofolio

Teknik
Tes Tulis
Tes Lisan
Penugasan
Instrumen
PG, Uraian
Daftar
pertanyaan
Pekerjaan rumah

Instrumen:
- Rating Scalle

BAGAIMANA MENILAI
PEMBELAJARAN
TEKNIK DAN INSTRUMEN
PENILAIAN
Penilaian Aspek sikap, Pengetahuan, dan
Keterampilan, memerlukan instrumen penilaian
yang dilengkapi dengan rubrik penilaiannya.

Rubrik adalah daftar kriteria yang


menunjukkan kinerja, aspek yang akan
dinilai, dan gradasi mutu

Contoh Penerapan
Penilaian Aspek Sikap

Teknik dan Instrumen


PenilaianBentuk Instrumen
Kompeten
Teknik
si

Observasi (langsung
atau tidak langsung)
Sikap Spritual
Sikap Sosial (Contoh 1
, Contoh 2, Contoh 3)

Pedoman observasi
Daftar cek dan skala
penilaian
disertai rubrik

Penilaian Diri

Lembar Penilaian Diri

Contoh 1: Penilaian
Antarpeserta didik;
Contoh 2

Lembar Penilaian
Antarpeserta didik

Jurnal

Lembar Jurnal

Sikap

Contoh Penerapan
Penilaian Aspek Pengetahuan

Teknik dan Instrumen


Penilaian Bentuk
Kompet
Teknik
ensi
Tes Tulis

Pengeta
Tes Lisan
huan
Penugasan

Instrumen
PG, Isian,
Jawaban singkat,
menjodohkan,
benar salah,
uraian
Daftar
pertanyaan
Lembar
penugasan
(laoran, PR,

Contoh Penerapan
Penilaian Aspek Keterampilan

Teknik dan Instrumen


Penilaian
Aspek
Bentuk

Kompete
nsi

Keteramp
ilan

Teknik

Instrumen

Contoh

Tes Praktik
Tes Kinerja

Daftar cek, skala


penilaian

Pidato/Khutbah/K
ultum, Membaca
ayat al-Quran;
Menghafal ayat
al-Quran

Projek

Daftar cek, skala


penilaian

Bakti sosial,
pentas seni,
Penghijauan

Portofolio

Daftar cek, skala


penilaian

Makalah,
Piagam,
Kumpulan Puisi,
Laporan

Teknik dan Instrumen


Penilaian

Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap


melalui:
observasi,
penilaian diri,
penilaian teman sejawat(peer evaluation) oleh
peserta didik dan
jurnal
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian
diri, dan penilaian antar peserta didik adalah:
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Penilaian kompetensi pengetahuan:


Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes
tulis, tes lisan, dan penugasan.
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda,
isian,
jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian.
Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah
dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
1)

Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek,
dan penilaian portofolio . Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar ( learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya

MATA PELAJARAN

Muatan Pelajaran SD ( PP 32 thn


2013)

1. Pend.
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan Agama
2. PKn
3. Bahasa Indonesia
3. Bhs.
4. Matematika
Indonesia
5. IPA
4. MTK
6. IPS
7. Seni dan Budaya
8. Keterampilan/ Kejuruan
9. Pendidikan Jasmani dan
5 . SBDP
Olahraga
10. Muatan Lokal
6. PJOK
1.
2.

STRUKTUR KURIKULUM 2013


WAKTU
BELAJAR PER MINGGU
MATA PELAJARAN
SEKOLAHALOKASI
DASAR
(SD)
I
II
III
IV
V
VI

Kelompok A
1

Pendidikan

Agama

dan

Pekerti
Pendidikan
Pancasila
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia

Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Sosial

Budi

dan

8
5
-

8
6
-

10
6
-

7
6
3
3

7
6
3
3

7
6
3
3

30

32

34

36

36

36

Kelompok B
1
2

Seni
Budaya
dan
Prakarya
(SBDP) termasuk muatan lokal
seni daerah
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan
Kesehatan
(PJOK)
(termasuk muatan lokal)

Jumlah Alokasi Waktu Per


Minggu

= Pembelajaran Tematik Terintegratif : Inter disipliner


= Pembelajaran Tematik Terintegratif : Multi

Kelompok A merupakan mata pelajaran yang


memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek kognitif dan afektif
Kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS
didasarkan pada keterdekatan makna dari konten
Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas
I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI,
Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan
kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema
yang ada untuk kelas IV, V dan VI.

Keterangan
Pembelajaran Tematik Terpadu
Kls.

I III ( inter disipliner)


Kls. IV VI ( Multi disipliner )
Muatan

lokal dapat memuat Bahasa Daerah


Kegiatan Ekstra Kurikuler SD/MI antara lain:
Pramuka
UKS
PMR

(Wajib)

LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
1.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan


kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai KD.

2.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban


menyusun RPP secara lengkap dan sistematis .

3.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat


dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.

4.

Guru merancang penggalan RPP untuk setiap


pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan
di satuan pendidikan.
111

Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th


2013)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Identitas Sekolah
Tema/Subtema
Kelas/ semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Tujuan pembelajaran
KD - KI 1
Kompetensi dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi
KD KI 2
Materi Pembelajaran
KD KI 3
Alokasi waktu
Indikator .....
Metode pembelajaran
Indikator ....
Media Pembelajaran
KD KI 4
Sumber belajar
Langkah-langkah Pembelajaran Indikator...
Indikator ...
Penilaian hasil Pembelajaran
112

Komponen RPP

Pada kurikulum 2013, istilah standar kompetensi


tidak dikenal lagi. Namun muncul istilah
kompetensi inti.

Kompetensi inti

Gambaran mengenai kompetensi utama yang


dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor)
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan tema

Kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta


didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran
113

Prinsip Penyusunan RPP


1.

Memperhatikan perbedaan individu peserta


didik.

2.

Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

3.

Mengembangkan budaya membaca dan


menulis.

4.

Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

5.

Keterkaitan dan keterpaduan.

6.

Menerapkan teknologi informasi dan


komunikasi.

114

Langkah Penyusunan RPP


Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Kegiatan

Pendahuluan

2. Kegiatan

Inti

a.

Eksplorasi

b.

Elaborasi

c.

Konfirmasi

(ditambah pendekatan scientific)


3. Kegiatan

Penutup
115

Langkah Penyusunan RPP


1. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi
Memusatkan

perhatian peserta didik pada


materi yang akan dibelajarkan, dengan
cara menunjukkan benda yang menarik,
memberikan illustrasi, menampilkan slide
animasi (jika memungkinkan), fenomena
alam, fenomena sosial, atau lainnya .

Apersepsi
Memberikan

apersepsi awal kepada peserta


didik tentang tema yang akan diajarkan.

116

Langkah Penyusunan RPP


1. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi
Guru

memberikan gambaran manfaat


mempelajari tema yang akan diajarkan.

Pemberian Acuan
Berkaitan

dengan tema yang akan dipelajari.

Acuan

dapat berupa penjelasan tema dan materi


dari beberapa mata pelajaran.

Pembagian

kelompok belajar.

Penjelasan

mekanisme pelaksanaan pengalaman


belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
117

Langkah Penyusunan RPP


2. Kegiatan Inti
Proses

pembelajaran untuk mencapai


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik.
Menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan tema, yang dapat
meliputi proses
Eksplorasi;
Elaborasi;
Konfirmasi; dan
Pendekatan Scientific
118

Langkah Penyusunan RPP

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan

guru membimbing dan mengarahkan


peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan.

Pemberian

tes atau tugas, dan memberikan


arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat
berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau
tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Pada langkah pembelajaran dalam RPP


pengembangan sikap, keterampilan dan
pengetahuan harus tampak.
Kurikulum 2013 menekankan penerapan
pendekatan ilmiah atau scientific approach pada
119
proses pembelajaran.

Contoh Format RPP


Satuan Pendidikan

..

Kelas/Semester

..

Tema
Sub Tema

:
:

..
..

Pertemuan KeAlokasi Waktu

:
:

..
..

A.

Kompetensi Inti

B.

Kompetensi Dasar

120

Lanjutan

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Inti
Penutup

Alat dan Sumber Belajar


- Alat dan Bahan
- Sumber Belajar

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


- Teknik
- Bentuk
- Instrumen (Tes dan Nontes)
- Kunci dan Pedoman penskoran
- Tugas
121

Contoh: Format analisis penilaian hasil pekerjaan


peserta didik. No
Nama Peserta didik
indikator dalam satu RPP
Kesimpulan
tentang pencapaian kemampuan**
1*
2*
3*
4*
5*
6*
7*
dst
yang sudah dikua-sai yang
belum dikua-sai
1.
Ahmad
2.
Bunga
3.
Candra
4.
Dara
5.
Eko
dst
..........

Anda mungkin juga menyukai