131710201077
1317102010
3. Moch. Ridlowi
1217102010
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
2016
REVIEW JURNAL
Pendahuluan
Streeter-Phepls merintis mengenai pemodelan kualitas air sejak tahun
1925 untuk Sungai Ohio di Amerika Serikat. Pemodelan tersebut sukses
merekomendasi penetapan efluen standard yang disesuaikan dengan kemampuan
asimilasi sungai tersebut. Sungai Ciliwung Jawa Barat menjadi salah satu sumber
daya air yang banyak mengalami pencemaran organik sehingga kualitasnya
menurun. Kepadatan dan jumlah penduduk yang meningkat di DAS Ciliwung
merupakan faktor utama masalah tersebut. Indikasi ini dapat dilihat dari penelitian
Saeni (1986) yang menunjukkan adanya kecendurungan meningkatnya nilai BOD
dari 3,26 mg/l di hulu menjadi 21,16 mg/l dan diikuti oleh penurunan oksigen
terlarut (DO) dari 8 1,16 mg/l.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model kualitas air
yang dapat menjelaskan respons DO-BOD akibat beban buangan organik oleh
perilaku
hidrodinamika,
proses
kimia,
dan
biologi
di
perairan,
yang
Penerapan Model
Model yang digunakan ialah model Streeter-phelps dimana model ini
untuk menghitung penurunan BOD dengan menggunakan persamaan dan grafik
yang digunakan dalam Stater-Phelps. Berikut persamaan yang digunakan dalam
model Stateer-Phelps :
Pembahasan
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter kunci model kualitas air suatu
perairan. Pada suhu yang optimum aktivitas biologi cukup akan efektif dalam
pertumbuhan maupun dekomposisi bahan organik. Pada pengukuran di lapang,
suhu air yang diukur secara In situ menggunakan termometer dalam satuan C.
Suhu rata-rata yang didapat setiap ruas tercatat ruas hulu 21, ruas tengah 24,
ruas hilir 27C
2. pH
pH merupakan tigkat kemasaman dan merupakan parameter ikatan dari
hasil proses bio-kimia didalam air. Pengukuran d i lapang, menunjukkan nilai
pH perairan sungai ciliwung berkisar 6-7 yang diukur secara insitu dengan
menggunakan pH meter . Nilai kisaran DO yang dihasilkan adalah 2,01-0,98
mg/l
persamaan
k =a
Vb
Hc . Data yang diperoleh dilapang menunjukka bahwa nilai
Q hilir Q h ulu
x x0
tidak selalu sama pada setiap ruas sungai sehingga terjadi bias pada perhitungan
BOD dari sumber menyebar
Ruas berikutnya. Berdasarkan grafik tampak bahwa bias yang terjadi pada
dristibusi BOD bulan april lebih besar jika dibandingkan dengan bulan Maret.
Pada bulan,\ Maret dengan aliran cenderung normal, penerapan ini lebih
mendekati lapang. Namun demikian, kedua pemodelan tersebut sudah mendekati
kecennderungan yang sama, yaitu peningkatan BOD dan penurunan oksigen
secara gradual kearah depok dan kalibata dan menajam ke ruas berikutnya
hingga ke pejompongan.