Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERATAWAN PADA KELUARGA TN.

I.

Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga
: Tn.G
2. Umur
: 45 Tahun
3. Pendidikan
: D3
4. Pekerjaan
: Pegawai Swasta
5. Alamat
: Jl. Pajajaran Dalam Selatan Rt/Rw
O3/09 Kec. Cicendo Kel.Husein
Sastranegara
6. Tanggal Pengkajian
7. Komposisi Anggota Keluarga

: 02 Desember 2015
:

No

Nam

Hub.

L/

Umu

Pendidika

Pekerjaa

Agam

Keadaan

Imunisas

Ket

.
1.

a
Ny. H

Keluarga
Istri/Ibu

P
P

r
40

n
S1

n
Ibu

a
Islam

Kesehatan
Sakit

i
-

B
-

2.

An. A

Anak

Thn

Rumah

15

SMP

Tangga
-

Islam

Sakit

Lengkap

SMP

Islam

Sakit

Lengkap

SD

Islam

Sehat

Lengkap

Thn
3.

An. B

Anak

12
Thn

4.

An. C

Anak

10
Thn

Genogram Keluarga Tn. G

8. Tipe/Bentuk Keluarga
Tipe/Bentuk keluarga tersebut termasuk kedalam tipe keluarga inti
dimana keluarga tersebut terdiri dari Ayah, Ibu dan tiga Anak.
9. Suku/Bangsa
Keluarga Tn. G bersuku bangsa Sunda/Indonesia dan sehari hari
mereka memakai Bahasa Indonesia atau kadang kadang memakai
Bahasa sunda.
10. Agama: Keluarga

sering

mengikuti

kegiataan

keagamaan

di

lingkungannya. Akan tetapi ketiga anaknya hanya diperbolehkan


mengikuti pengajian saja. Dan keluarga mempercayai bahwa ketika ada
salah satu anggota yang sakit tidak di izinkan untuk keluar rumah.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. G sebagai kepala keluarga yang menjadi pencari nafkah di
keluarga tersebut, pendidikan terakhir Tn.G

yaitu D3 dan bekerja

sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan elektronik. Dan Tn..G


mempunyai penghasilan yang tetap dan tinggal di rumah dengan ukuran
30 m2.
12. Aktivitas Keluarga
Kegiatan sehari-hari Tn.G bekerja sebagai pegawai swasta di salah
satu perusahaan elektronik.. Tn. G jarang mengikuti acara kegiatan
masyarakat jika di hari hari produktif tetapi keluarga Tn. G sering
mengikutikegiatan

majelis taklim di hari.

Sedangkan Ny.H hanya

membereskan rumah atau setiap seulan sekali mengikuti kegiatan arisan


komplek dengan ibu ibu yang lain serta mengurus 3 anaknya. Dan

kegiatan sehari-hari An. A, An.B dan An.C yaitu bersekolah dan


bermain dirumah.
B. Riwayat Dan Tugas Perkembangan Keluarga
1. Keluarga dengan anak remaja (tahap V)
2. Riwayat perkembagan yang belum terpenuhi
a. Kurangnya sosialisasi antara anaknya dengan teman sebayanya karena
orang tua melarang anaknya untuk tidak bermain diluar rumah karena
orangtua takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa anaknya ,
sehingga membuat anak tersebut tidak mempunyai rasa tangggung
terhadap diri sendiri.
b. Kurangnya keterbukaan dan komunikasi antara ibu dan anaknya
c. Adanya perbedaan persepsi ibu dan anak
3. Riwayat keluarga inti
Tn. G telah menikah dengan Ny. Dan mempunya 3 orang anak. Ny.
Mempunyai riwayat asma begitu pun dengan anak pertama dan keduanya
mempunyai riwayat asma. Ny dan kedua anaknya telah memeriksakannya ke
dokter dan mendapat penangan/pengobatan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn.G memiliki riwayat keturunan penyakit asma dari orangtua Ny.H
atau nenek dari An.A dan An.B yang terkena Asma.

C. Data Lingkungan Keluarga

II.
Ruang keluarga

kamar

Wc

Ruang tamu

kamar

kamar

kamar
Wc

Taman

Kolam ikan

Ruang makan

dapur

M
o
bi
l

1. Karakteristik rumah
a. Tipe tempat tinggal : rumah permanen, rumah milik sendiri
2
b. Gambaran kondisi rumah : tinggal di sebuah rumah ukuran 30 m .

Dengan 3 kamar, dan 1 kamar tamu, ruang tamu, ruang keluarga, 2


kamar mandi, 1 dapur ,perlengkapan alat rumah tangga lengkap, tempat
pembuangan sampah dikolektifkan setiap 2 hari sekali di angkut dinas
kebersihan, keadaan didalam rumah cukup tertata dengan rapih dan
bersih, terdapat ventilasi dengan baik dan sinar matahari masuk ke
dalam rumah dengan baik.
2. Karakteristik Lingkungan

Lingkungan disekitar rumah tinggal Tn.G dan Ny. H terdapat


taman dan kolam ikan yang terawat di depan rumahnya. Disekitar rumah
Tn.G terdapat taman di dalam perumahan, antara rumah Tn.G dan
tetangga saling berdempetan satu sama lain, dikarnakan rumah Tn.G dan
Ny.H berada di lingkungan perumahan.
3. Mobilitas geografis keluarga
a. Berapa lama keluarga tinggal: Keluarga Tn.G dan Ny.H tinggal
dilingkungan tersebut sudah cukup lama.
b. Transportasi yang digunakan : Mobil dan motor
4. Perkumpulan Keluarga / Interaksi Dengan Lingkungan
- Setiap hari libur keluarga Tn.G berkumpul di ruang TV untuk
-

sekedar nonton TV bersama dan bersenda gurau.


Tn.G dan Ny.H baik dengan tetangga, bersosisalisasi dengan
tetangga dengan baik tetapi Ny.H tidak memperbolehkan anak
pertamanya untuk main atau keluar karna Ny.H merasa takut anak
pertamanya terbawa pergaulan tidak baik. Ny.H selalu mengikuti
kegiatan masyarakat dan majelis taqlim akan tetapi Tn. G jarang
mengikuti kegiatan tersebut dikarnakan Tn.G bekerja.

5. Sistem Pendukung Keluarga


a. Informal
- Jumlah keluarga yang sehat
An.C.
b. Formal
- Lembaga perantara
-

rumahsakit.
Lembaga kemasyarakatan

: Tn.G dan anak ketiganya yaitu

: Posyandu, puskesmas, dan


:

Majelis

taqlim

dan

organisasi kemasyarakatan yang lainnya.


B. Struktur Keluarga
1. Pola dan komunikasi keluarga
Pola komunikasi antara Tn. G dengan istri dan anak-anaknya cukup efektif
Tn. G selalu

memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan dari anak-

anaknya dengan istrinya. Anak -anak Tn. G pun selalu bersikap terbuka kepada
Tn. G dan Ny H . , tetapi An.A merupakan anak yang tertutup dan tidak
terbuka kepada orang tuanya karena Tn.G dan Ny.H terlalu protektif terhadap
anak perempuan mereka karena rasa takut dan kekhawatiran akan pergaulan

,Tn. G dan Ny,H malah membatasi bahkan hingga melarang perempuannya


main diluar rumah bersama teman seusianya dengan alasan cemas terjadi
sesuatu yg tidak diharapkan akibat terpengaruh oleh pergaulan yang tidak baik.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. G sjarang bersosialisasi di daerah tempat tinggalnya karena Tn. G
termasuk orang yang sibuk bekerja, karena Tn. G adalah pegawai swasta di
perusahaan elektronik.
3. Struktur Peran
- Formal
-

Tn. G menjalankan peran sebagaimana mestinya sebagai ayah dengan


bekerja menjadi pegawai swasta di perusahaan elektronik. Dan Sistem
pengambilan keputusan di dalam keluarga Tn. G didominasi oleh Tn.
G didampingi oleh Ny.Y. Dan keluarga tidak dapat menolak jika
keputusan sudah diambil oleh Tn. G.

Ny. H menjalankan peran sebagaimana sebagai ibu sebagai ibu rumah


tangga dan bertugas mengurus anak anak dirumah namun Ny. H
cenderung bersifat protektif terhadap pergaulan anak perempuannya
serta memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terhadap pergaulan anak
perempuannya hingga melarang anak perempuannya tersebut untuk
bermain diluar rumah dengan teman-temannya dengan alasan takut
terjadi hal yang tidak diharapkan karena terpengaruh pergaulan yang
tidak baik.

An. A menjalankan perannya sebagai anak tetapi An. A hanya dapat


menerima semua keputusan orang tuanya dalam hal membatasi
pergaulannya dengan teman teman seusianya meski An.A merasa
sedih jika tidak diijinkan bermain.

An. B menjalankan perannya sebagai anak dan berkembang sesuai


dengan tahapan perkembangan nya.

An. C menjalankan perannya sebagai anak dan berkembang sesuai


tahap tumbuh kembangnya.

Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran :


-

Pengaruh-pengaruh kelas sosial: Keluarga Tn. G termasuk keluarga


yang berkecukupan jadi keluarga Tn.G Tidak merasa rendah diri jika
bermasyarakat

Keluarga Tn. G memegang erat budaya yang ada hingga


memerhatikan segala perubahan yang terjadi kepada anak-anaknya
terutama pada anak perempuan Tn. G

Tahap perkembangan keluarga Tn. G menjadi salah satu pemicu


perubahan struktur peran dalam keluarga Tn. G apalagi terhadap anak
pertama Tn. G yang mulai berubah karena tahap perkembangannya

Status kesehatan anak - anak keluarga Tn. G sangat mempengaruhi


struktur peran keluarga tn. G karena tn. G dan Ny. H cenderung
memiliki kecemasan yang tinggi terhadap kesehatan anak-anaknya
yang mengidap penyakit asma serta kecemasan yang tinggi terhadap
anak perempuannya yang sedang mengalami perubahan sesuai dengan
tahap perkembangannya.

4. Nilai - nilai norma dan kebudayaan


Keluarga Tn. G mempunyai keyakinan yang kuat terhadap agama yang
dianutnya. Dalam pola asuh anak pun Ny. H tidak mengizinkan anak
prrempuan nya bermain dgn teman sebayanya diluar dikarenakan khawatir
terjadi hal yg tidak diharapkan seperti terbawa pergaulan yang tidak baik.
C. Fungsi-fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
- Pola Kebutuhan Keluarga:
Kebutuhan keluarga didapatkan dari pendapatan Tn.G

bekerja di perusahan elektronik.


Keluarga Tn.G saling memperhatikan kebutuhan satu sama
lain. Seperti ketika anak-anak Tn.G membutuhkan sesuatu
atau menginginkan sesuatu Tn.G dan Ny.H selalu
memberikan apa yang anak-anaknya butuhkan. Terkecuali

ketika anak perempuannya ingin bermain keluar rumah


dengan teman seusianya.
2. Fungsi Sosialisasi
- Pola perkembangan anak:
Tn.G dan Ny.H sangat memperhatikan pola perkembangan
anak-anaknya hingga saat anak perempuannya mengalami
perubahan fisik tingkat kecemasan Tn.G dan Ny.H

meningkat.
Perkembangan An.A sesuai dengan tahap
perkembangannya. Tetapi An.A mengalami keterhambatan
dalam bersosialisasi dengan teman seusianya. Berkaitan

dengan kecemasan dari Tn.G dan Ny.H.


Perkembangan An. B sesuai dengan tahap

perkembangannya
Perkembangan An. C sesuai dengan tahap

perkembangannya
3. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Mengenal Masalah : Orang tua sudah mengenal masalah mengenai
penyakit yang diderita yaitu asma.
b. Mengambil Keputusan
: Jika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga membawa dan memeriksakan penyakitnya ke puskesmas
atau ke klinik terdekat.
c. Melakukan Perawatan

Sederhana:

Keluarga

mampu

melakukan

perawatan sederhana terhadap penyakit asma. Jika asma yang diderita


tiba-tiba kambuh.
d. Memodifikasi Lingkungan: Keluarga tidak tau bagaimana memodifikasi
lingkungan karena keluarga beranggapan bahwa masalah yang terjadi
dapat selesai dengan sendirinya.
e. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan; Keluraga mau memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada disekitar lingkungan rumah.
D. Koping Keluarga
1. Stresor keluarga jangka pendek
Stresor keluarga yang di dapat oleh keluarga yaitu Ny.H khawatir serta
cemas terhadap anak pertamanya tersebut karena banyak perubahan secara
fisik dan merasa takut anaknya terbawa pergaulan yang tidak baik. Maka

dari itu Ny. H melarang anaknya bermain di luar rumah dengan temantemannya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Respon yang terjadi keluarga hanya terdiam diri dan menuruti kemauan
Ny.H. Tn.G setuju terhadap keputusan Ny.H, namun An.A merasa sedih
karena orang tuanya membatasi An.A bermain dengan teman seusianya.
3. Strategi koping yang di gunakan
Keluarga merespon suatu masalah tersebut dengan menyuruh anaknya
jangan bermain dengan teman-temannya.
4. Strategi adaptasi
Saat Ny.H melarang anak pertamanya untuk bermain dengan temantemannya An.A menuruti kemauan ibunya karena dia tau itu semua demi
kebaikannya, meski An.A merasa sedih dengan keputusan tersebut.
E. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
- Keluarga mengharapkan perawat memberikan asuhan keperawatan secara
III.

profesional. Dan memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan.


Keluarga berharap mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara optimal.

A. Pemeriksaan Fisik Individu


No Aspek yang di nilai
1 a.Tanda vital
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
2
Pemeriksaan Fisik
Rambut/kepala

Mata, telinga, mulut,


hidung, tenggorokan

Tn. G

Ny. H

An. A

An. B (12)

An. C (10)

Baik
Compos mentris
120/90 mmhg
88x/menit
20x/menit
36,5C

Baik
Compos mentris
110/80 mmhg
80x/menit
27x/menit
36,7C

Baik
Compos mentris
100/70 mmhg
93x/menit
26x/menit
36,5C

Baik
Compos mentris
110/70 mmhg
103x/menit
29x/menit
36,5C

Baik
Compos mentris
115/60 mmhg
95x/menit
18x/menit
36,5C

Bentuk kepala
Bentuk kepala
Bentuk kepala
Bentuk kepala
normal, distribusi normal, distribusi normal, distribusi normal, distribusi
rambut merata,
rambut merata,
rambut merata,
rambut merata,
rambut rontok (-) rambut rontok (-) rambut rontok (-) rambut rontok (-)
Mata simetris,
Mata simetris,
Mata simetris,
Mata simetris,
sklera putih
sklera putih
sklera putih
sklera putih
jernih,
jernih,
jernih,
jernih,
konjungtiva
konjungtiva
konjungtiva
konjungtiva
merah muda.
merah muda.
merah muda.
merah muda.
Telinga simetris, Telinga simetris, Telinga simetris, Telinga simetris,
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
normal.
normal.
normal.
normal.
Hidung tidak ada Hidung tidak ada Hidung tidak ada Hidung tidak ada
dislokasi, tidak
dislokasi,
dislokasi,
dislokasi,
ada pernafasan
terdapat
terdapat
terdapat
cuping hidung.
pernafasan
pernafasan
pernafasan
Bentuk
cuping hidung,
cuping hidung,
cuping hidung,
terdapat
terdapat
terdapat
tenggorokan
bantuan otot
bantuan otot
bantuan otot
simetris.
pernafasan.
pernafasan.
pernafasan.

Bentuk kepala
normal, distribusi
rambut merata,
rambut rontok (-)
Mata simetris,
sklera putih
jernih,
konjungtiva
merah muda.
Telinga simetris,
pendengaran
normal.
Hidung tidak ada
dislokasi, tidak
ada pernafasan
cuping hidung.
Bentuk
tenggorokan
simetris.

Leher

Thoraks

Abdomen

Bentuk
tenggorokan
simetris.
Tidak ada
Tidak ada
pembesaran
pembesaran
kelenjar tiroid.
kelenjar tiroid.
Insfeksi : bentuk Insfeksi : bentuk
dada normal.
dada normal.
Palpasi : vokal
Palpasi : vokal
premitus
premitus
normal.
normal.
Perkusi : suara
Perkusi : suara
paru normal
paru normal
(resonan).
(resonan).
Askultasi :
Askultasi : suara
Vesikuler :
paru abnormal
Normal (ins >
(whezzing)
eks).
Bronkovesikul
er : Normal
(ins = eks).
Bronchial :
Normal (ins <
eks).
Insfeksi : flet,
Insfeksi : flet,
simetris, tidak
simetris, tidak
terdapat lesi
terdapat lesi
atau luka.
atau luka.
Palpasi :
Palpasi :
pembesaran
pembesaran

Bentuk
tenggorokan
simetris.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid.
Insfeksi : bentuk
dada normal.
Palpasi : vokal
premitus
normal.
Perkusi : suara
paru normal
(resonan).
Askultasi : suara
paru abnormal
(whezzing)

Bentuk
tenggorokan
simetris.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid.
Insfeksi : bentuk
dada normal.
Palpasi : vokal
premitus
normal.
Perkusi : suara
paru normal
(resonan).
Askultasi : suara
paru abnormal
(whezzing)

Insfeksi : flet,
simetris, tidak
terdapat lesi
atau luka.
Palpasi :
pembesaran

Insfeksi : flet,
simetris, tidak
terdapat lesi
atau luka.
Palpasi :
pembesaran

Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid.
Insfeksi : bentuk
dada normal.
Palpasi : vokal
premitus
normal.
Perkusi : suara
paru normal
(resonan).
Askultasi :
Vesikuler :
Normal (ins >
eks).
Bronkovesikul
er : Normal
(ins = eks).
Bronchial :
Normal (ins <
eks).
Insfeksi : flet,
simetris, tidak
terdapat lesi
atau luka.
Palpasi :
pembesaran

Genetalia
Ektermitas atas dan
bawah

hepar (-),
pembesaran
limpa (-).
Perkusi : suara
perut normal
(timpani).
Askultasi : bunyi
bising usus
normal
(11x/menit).
Tidak terdapat
keluhan.
Atas : tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek
bisep/trisep
normal.
Bawah: tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek patela
normal.

hepar (-),
pembesaran
limpa (-).
Perkusi : suara
perut normal
(timpani).
Askultasi : bunyi
bising usus
normal
(9x/menit).
Tidak terdapat
keluhan.
Atas : tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek
bisep/trisep
normal.
Bawah: tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek patela
normal.

hepar (-),
pembesaran
limpa (-).
Perkusi : suara
perut normal
(timpani).
Askultasi : bunyi
bising usus
normal
(10x/menit).
Tidak terdapat
keluhan.
Atas : tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek
bisep/trisep
normal.
Bawah: tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek patela
normal.

hepar (-),
pembesaran
limpa (-).
Perkusi : suara
perut normal
(timpani).
Askultasi : bunyi
bising usus
normal
(10x/menit).
Tidak terdapat
keluhan.
Atas : tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek
bisep/trisep
normal.
Bawah: tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek patela
normal.

hepar (-),
pembesaran
limpa (-).
Perkusi : suara
perut normal
(timpani).
Askultasi : bunyi
bising usus
normal
(11x/menit).
Tidak terdapat
keluhan.
Atas : tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek
bisep/trisep
normal.
Bawah: tidak
terdapat
lesi/fraktur,
kekuatan ROM
5, reflek patela
normal.

IV.
No
.
1.

Analisa Data
DATA
DS:
-

Ny.H mengeluh dadanya terasa


sesak bila melakukan pekerjaan
yang berat seperti : mengangkat
kursi, berjalan jauh dan berlari.
An.A mengeluh sesak jika
asmanya sedang kambuh
An. B mengeluh dadanya terasa
sesak bila sedang berjalan dan
berlari.

PENYEBAB

MASALAH

CO2 meningkat

Pola nafas tidak


efektif

Resistensi jalan
nafas selama
ekspirasi
Asidosis respiratiric
(hipercapnea)

DO:
-

2.

Keluarga memiliki riwayat asma


Mekannisme koping
kronis
(takipnea)
- Ny.H:
RR 27x/menit
P 80x/menit
Ketidak efektifan
Terdapat pernapasan cuping
pola nafas
hidung
Terlihat penggunan otot bantu Keluarga
pernapasan
tidaktahu
Terdengar bunyi wheezing
perawatan
- An.A:
sederhana yang
RR 26x/menit
dapat dilakukan
P 93x/menit
Keluarga
Terdapat pernapasan cuping
tidaktahu
hidung
mengenai
cara
Terlihat penggunan otot bantu
memodifikasi
lingkungan
pernapasan
Terdengar bunyi wheezing
- An.B:
RR 29x/menit
P 103x/menit
Terdapat pernapasan cuping
hidung
Terlihat penggunan otot bantu
pernapasan
Terdengar bunyi wheezing
DS:
Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa
tidak

Koping keluarga
tidak efektif

DO:

V.

An.A mengalami perubahan


secara fisik.
Keluarga mengatakan bahwa
An.A tidak diijinkan bermain
keluar rumah dengan teman
seusianya.
Ny.Y mengatakan khawatir
An.A akan terpengaruh oleh
pergaulan diluar yang tidak baik.
Ny.Y mengatakan takut terjadi
hal hal yang tidak diharapkan
jika An.A terpengaruh oleh
pergaulan yang tidak baik.

mengetahui
tingkat
kecemasan
yang dialami
Keluarga
tidak
mengetaui
cara
memodifikasi
lingkungan
untuk
menurunkan
tingkat
kecemasan

An.A terlihat diam dirumah


ketika hari libur tiba.
An. A hanya mengikuti
pengajian saja setelah sekolah
tanpa terlihat bermain terlebih
dahulu dengan teman seusianya.
An.A terlihat murung saat tidak
diperbolehkan bermain ketika
meminta ijin kepada ibunya
untuk yang kesekian kalinya.

Prioritas Masalah
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan resistensi jalan nafas ketika ekspirasi
No
.
1.

KRITERIA

BOBOT

SKOR

Sifat masalah :
Aktual 3

3/3 x 1 = 1

Kemungkinan untuk
diubah :
Tidak dapat 0

0/2 x 2 = 0

RASIONAL
Klien sudah di
diagnosa
mederita
penyakit asma
dan sudah
megalami
masalahmasalah
pernafasan.
Kemungkinana
masalah tidak
dapat diubah
karena asma

Potensial masalah untuk


dicegah :
Rendah 1

1/3 x 1 = 1/3

Menonjolnya masalah :
Segera ditangani 2

2/2 x 1 = 1

tidak dapat di
sembuhkan.
Pencegahan
masalah sulit
dilakukan
karena klien
sudah
mengalami
asma.
Masalah harus
segera
ditangani
karena menurut
keluarga
masalah yang
terjadi
mengganggu
aktifitas.

Score : 2 1/3
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengendalikan
tingkat kecemasan.
No
.
1.

KRITERIA

BOBOT

SKOR

Sifat masalah :
Aktual 3

3/3 x 1 = 1

Kemungkinan untuk
diubah :
Mudah 2

2/2 x 2 = 1

RASIONAL
Klien sudah
mengalami
ketidak
efektifan dalam
mengontrol
tingkat
kecemasan.
Maslah dapat
diubah dengan
mudah jika
keluarga
diberikan
pengertian
yang dapat
meyakinkan
keluarga dalam
mengontrol
tingkat
kecemasan.

Potensial masalah untuk


dicegah :
Cukup 2

2/3 x 1 = 2/3

Menonjolnya masalah :
Segera ditangani 2

2/2 x 1 = 1

Masalah yang
akan timbul
dapat dicegah
jika keluarga
sudah mengerti
bagaimana cara
mengontrol
tingkat
kecemasan.
Masalah harus
segera
ditangani
karena menurut
keluarga ini
adalah masalah
yang serius.

Score : 3 2/3
VI.

Diagnosa Keperawatan
1. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengendalikan
tingkat kecemasan, ditandai dengan :
DS:
Keluarga mengatakan bahwa An.A mengalami perubahan secara fisik.
Keluarga mengatakan bahwa An.A tidak diijinkan bermain keluar rumah
dengan teman seusianya.
Ny.Y mengatakan khawatir An.A akan terpengaruh oleh pergaulan diluar
yang tidak baik.
Ny.Y mengatakan takut terjadi hal hal yang tidak diharapkan jika An.A
terpengaruh oleh pergaulan yang tidak baik.
DO:

An.A terlihat diam dirumah ketika hari libur tiba.


An. A hanya mengikuti pengajian saja setelah sekolah tanpa terlihat bermain
terlebih dahulu dengan teman seusianya.
An.A terlihat murung saat tidak diperbolehkan bermain ketika meminta ijin
kepada ibunya untuk yang kesekian kalinya.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan resis tensi jalan nafas ketika respirasi,
ditandai dengan :
DS:
- Ny.H mengeluh dadanya terasa sesak bila melakukan pekerjaan yang berat
seperti : mengangkat kursi, berjalan jauh dan berlari.
- An.A mengeluh sesak jika asmanya sedang kambuh
- An. B mengeluh dadanya terasa sesak bila sedang berjalan dan berlari.

DO:
-

Keluarga memiliki riwayat asma kronis


Ny.H:
RR 27x/menit
P 80x/menit
Terdapat pernapasan cuping hidung
Terlihat penggunan otot bantu pernapasan
Terdengar bunyi wheezing
- An.A:
RR 26x/menit
P 93x/menit
Terdapat pernapasan cuping hidung
Terlihat penggunan otot bantu pernapasan
Terdengar bunyi wheezing
- An.B:
RR 29x/menit
P 103x/menit
Terdapat pernapasan cuping hidung
Terlihat penggunan otot bantu pernapasan
Terdengar bunyi wheezing

VII.
No

Intervensi
Diagnose
Tujuan
Khusus
keperawata Umum
n
Dx 1
Setelah dilakukan Setelah
tindakan
dilakukan
keperawatan
tindakan
diharapkan koping keperawata 4x24
tidak efektif dapat jam tingkat
teratasi
kecemasan dapat
teratasi dengan
kriteria :
Keluarga dapat
mengijinkan
An.A keluar
rumah dengan
teman
seusianya.
Keluarga mampu
mengendalikan
tingkat
kecemasan
yang dirasakan
An.A tidak lagi
tampak murung
atau sedih

Kriteria

Evaluasi
Standar

Intervensi

Psikomotor

Afektif

Afektif

Keluarga
mengetahui
apa yang
dimaksud
dengan koping
Koping adalah
cara yang
dilakukan
individu,
dalam
menyelesaikan
masalah,
menyesuaikan
diri dengan
keinginan
yang akan
dicapai, dan
respons

Bina hubungan
saling percaya
menggunaka
komunikasi
terapeutik
seperti :
pemahaman
terhadap pola
perkembangan
anak usia
sekolah
Berikan
penyuluhan
mengenai
koping keluarga
Ajarkan
mengenai
tingkat
kecemasan

terhadap
situasi yang
menjadi
ancaman bagi
diri individu
(Nurhaeni,
1998).

Keluarga
mampu
mengendalika
n tingkat
kecemasan
yang dirasakan
oleh keluarga
Tingkat
kecemasan
dibagi menjadi
4 yaitu
kecemasan
ringan, sedang,
berat dan
panik.

2.

Dx.2

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
pola
pernafasan
dapat
efektif kembali.

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata 3x24
jam tingkat
kecemasan dapat
teratasi dengan
kriteria :
- Keluarga
mengetahui
bagaimana
cara
melakukan
perawatan
sederhana
pada
penyakit
Asma
- Keluarga
mengetahui
bagaimana
cara
memodifika
si
lingkungan
- Ny.H:
RR
24x/menit
P 80x/menit
Tidak
terdapat

Psikomotor

Psikomotor

Afektif

Airway
Management
Buka jalan
nafas, guanakan
teknik chin lift
atau jaw thrust
bila perlu
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan nafas
buatan
Pasang mayo
bila perlu
Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu
Keluarkan sekret
dengan batuk
atau suction
Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
Lakukan suction
pada mayo

pernapasan
cuping
hidung
Tidak
terlihat
penggunan
otot bantu
pernapasan
Tidak
terdengar
bunyi
wheezing
An.A:
RR
25x/menit
P 93x/menit
Tidak
terdapat
pernapasan
cuping
hidung
Tidak
terlihat
penggunan
otot bantu
pernapasan
Tidak
terdengar
bunyi
wheezing
An.B:

Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab udara
Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor
respirasi dan
status O2

RR
29x/menit
P 98x/menit
Tidak
terdapat
pernapasan
cuping
hidung
Tidak
terlihat
penggunan
otot bantu
pernapasan
Terdengar
bunyi
wheezing

Anda mungkin juga menyukai