Anda di halaman 1dari 13

Monopoli

Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya ada satu perusahaan yang
menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip
dan terdapat hambantan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam
bidang industri atau bisnis.

Jenis monopoli
1. Monopoli alamiah (karena mekanisme murni dalam pasar)
Kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang menyebabkan
perusahaan ini unggul dalam pasar tanpa bisa ditandingi dan dikalahkan
secara memadai oleh perusahaan lain.
2. Monopoli artifisial
Lahir dari persengkongkolan atau kolusi politis dan ekonomi antara
pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok pengusaha
tersebut. Lahir karena pertimbangan rasional maupun irasional.
Monopoli artifisial dapat menimbulkan beberapa masalah etis
- Masalah keadilan
- Ketimpangan ekonomi
- Terlanggarnya kebebasan antara konsumen maupun pengusaha

Ciri-ciri pasar monopoli


1.
2.
3.
4.
5.

Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan


Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Tidak terdapat kemungkinan perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri
Dapat mempengaruhi penentuan harga
Promosi iklan kurang diperlukan

Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli


-

Memiliki sumber daya yang unik yang tidak dimiliki perusahaan lain
Dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat
tinggi
Wujud dan berkembang melalui UU yaitu tentang pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan.

Contoh peraturan
1. Peraturan patent dan hak cipta
2. Hak usaha eksklusif
a. Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu
keadaan tertentu

28

b. Menentukan harga atau tarif yang rendah atas barang atau jasa yang
diproduksikan
Dampak terhadap perekonomian
Positif
-

Tumbuhnya kreaifitas
Peningkatan kuaitas produksi

Negatif
-

Akan dimonopoli asing (jika daya saing produk lemah)

Bentuk
1. By the law
(UUD 45 pasal 33)
2. By nature
Karena didukung oleh iklim dan lingkungan yang cocok
3. By license
(dengan mekanisme kekuasaan)
Pemaksimuman laba
Ada 2 hal yang harus dilakukan
-

Biaya total dan penjualan total


Biaya marginal dan penjualan marginal

Kelebihan
-

Mampu melakukan penelitian pengembangan produk


Meningkatkan daya saing karena kemampuan efeisiensi
Mudah mengontrol kepentingan orang banyak
Meningkatkan inovasi jika terbentuk karena hak cipta dan paten

Kelemahan
-

Perusahaan lain sulit masuk


Menciptakan ketimpangan pendapatan
Jumlah produksi tergantung monopoli
Timbul eksploitasi

29

Oligopoli
Istilah oligopoli berasal dari bahasa Yunani yaitu oligos polein yang berarti yang
menjua sedikit. Jumlah penjual dalam pasar ini tidak terlampau banyak paling tidak
hingga 10-15 penjual Persaingan dalam pasar ini cukup keras, mengingat
sedikitnya jumlah penjual. Perusahaan dalam pasar ini akan selalu memberikan
reaksi apabila pesaingnya melakukan suatu keputusan yang memperngaruhi pasar.
Dengan demikian masing-masing perusahaan mereka saling tergantung dengan
yang lainnya. Dengan kata lain masing-masing perusahaan saling tergantung
dengan yang lainnya. Keputusan apapun yang akan diambil terutama berkaitan
dengan harga maupun kualitas pasti selalu dipertimbangkan dalam berbagai
kemungkinan reaksi yang harus dihadapi dari pesaingnya.
Oligopoli adalah salah satu bentuk monopoli tetapi agak berbeda sifatnya. Karena
oligopoli terletak di antara pasar yang bebas dan terbuka di satu pihak dan
monopoli di pihak yang lain. Oligopoli dikuasai oleh segelintir pengusaha dimana
semakin sedikit semakin baik, bukan karena ada kolusi di antara segelintir
pengusaha tersebut untuk menguasai dan mendikte pasar. Tapi, sebenarnya inti
dari oligopoli adalah bahwa beberapa perusahaan sepakat baik secara tersirat
maupun tersurat untuk menetapkan harga berdasarkan mekanisme murni dalam
pasar
Ada 2 bentuk praktek oligopoli
1. Kartel: Manajer dari beberapa perusahaan sejenis bertemu dan mengadakan
persetujuan tersurat untuk membatasi persaingan di antara mereka dengan
mentapkan harga jual produk mereka jauh di atas harga normal dalam pasar.
Tujuan nya adalah untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya bagi
perusahaan yang terlibat.
Ada 2 yang paling umum dikenal
a. Price-fixing
: perusahaan-perusahaan oligopolistik sepakat untuk
menetapkan harga lebih tinggi dan memaksa konsumen untuk menerima
harga tersebut
b. Manipulasi penawaran: perusahaan-perusahaan oligopolistik sepakat
untuk kurun waktu tertentu atau untuk menghentikan penawaran dalam
kurun waktu tertentu sehingga terjadi kelangkaan dalam pasar. Akibatnya,
akan melonjak permintaan yang dengan sendirinya akan diikuti oleh
naiknya harga produk dari perusahaan-perusahaan oligopolistik tadi.
2. Ketat : Dimana terdapat penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang
memiliki pangsa pasar 60-100%. Kesepakatan diantara mereka dalam
menetapkan harga relatif murah. Contoh: Semen, siaran tv, perbankan lokal.
3. Longgar
: dimana terdapat penggabungan

Ciri-ciri
-

Adanya beberapa produsen yang menguasai pasar


Produk yang diperjual belikan bisa homogen maupun heterogen
30

Setiap produsen cenderung untuk memberlakukan harga pasar yang umum


Priceleader

Dampak terhadap perekonomian


Negatif
-

Keuntungan yang terlalu besar dalam jangka panjang\


Inefisiensi produksi
Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan
Peningkatan harga yang stabil

Pemaksimuman laba
Penjualan sering menambah biaya produksi dengan suatu aturan yang sederhana
yaitu meningkatkan mempertahankan pangsa pasar. Juga dapat membantu
perusahaan oligopoli dalam menetapkan volume penjualan dengan mengabaikan
interpedensi
Kelebihan
-

Efisiensi
Karena yang terlibat dipasar hanya sedikit perusahaan maka jika mereka
saling bersaing akan lebih menguntungkan konsumen dari segi harga dan
mutu produk karena jika salah satu perusahaan menaikan harga,
pelanggannya langsung berpindah ke perusahaan bersaing.

Kelemahan
-

Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar karena
adanya skala ekonomis yang telah diciptakan oelh perusahaan yang berada
dipasar sehingga sangat sulit untuk masuk pasar
Semua produsen sudah punya konsumennya masing-masing
Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh
pemerintah
Kemungkinan terjadi kolusi antara perusahaan di pasar sehingga membentuk
monopoli dan merugikan masyarakat.

3. Suap
Salah satu praktek yang sampai tingkat tertentu juga mengarah pada
monopoli dan juga merusak pasar adalah suap. Dengan suap dapat mencegah
perusahaan lain masuk dalam pasar dan bersaing dengan fair. Biasanya penyuap
akan memberikan banyak aturan dan hambatan pada penerima suap untuk
melindungi kegiatan bisnisnya. Sehingga suap dapat dikatan berkaitan langsung
dengan monopoli.
31

Dengan demikian penyuap dapat mempermainkan harga sesuka hati

dan

kualitas barang yang tentunya akan merugikan konsumen. Sebagaimana yang


dikatakan Velasquez Perusahaan penyuap bisa menetapkan harga yang lebih
tinggi, melakukan pemborosan sumber daya, dan mengapaikan kuliatas dan control
biaya karena monopoli yang diperoleh melalui suap menjamin keuntungan tanpa
perlu membuat harga atau kualitas produk yang kompetitif dengan harga dan
kulitas produk perusahaan lain.
Perbedaan suap dan tip. Tip adalah hadiah atau pemberian Cuma-Cuma yang
diberikan kepada seseorang atau pihat tertentu sebagai tanda terima kasih atas
bantuan atau pelayanan yang telah diberikan. Maka tip adalah bentuk perilaku etis
sebagai ungkapan pernghargaan yang tulus atas jasa orang lain. Tip tidak menjadi
alat intimidasi secara halus atau lunak dan samar-samar. Sehingga tip jika tidak
diberikan pelayanan tetap biasa.
Suap berbeda sekali dengan tip. Suap diberikan sebelum pelyanan atau
bantuang diberikan dan merupakan syarat bagi pelaksanaan pelayanan. Atas dasar
perbedaan di atas, dapat dikatakan tip tidak menimbulkan persoalan etis,
sedangkan suap iya. Persolan etis karena suap contohnya pihak yang menerima
seakan terikat secara moral untuk emmuluskan jalan bagi pemberi tip di kemudian
hari. Dapat dikatakan uang pelican. Tip seharusnya tidak perlu merasa seperti suap.
Yaitu merasa berhutang budi. Seharusnya perkerjaan kita tidak berpengaruh dan
tidak terikat dengan pemberi tip. Karena tip adalah tanda terima kasih. Yang
memberi tip harus memiliki prinsip kulitas dan keunggulan objektif yaitu tidak
mengharapkan balas budi.
Masalah etis dalam perilaku suap memiliki kemiripan dengan maslaah
oligopoly dan monopoli. Suap adalah praktek tidak fair dan bukan atas dasar
objektif melaikan permainan kotor bernama suap. Suap menimbulkan masalah
ketidakadilan distributive yang berwujud kelompok tertentu yang mendapat proyek,
atau diberi hak monopoli impor ekspor, atau penjualan produk tertentu, lalu dengan
mudah menjadi kaya raya melalui cara yang tidak fair. Dalam wujud lain yaitu
muncul dalam bentuk pembayaran upah buruh yang rendah. Biasanya dilakukan
untuk menjaga daya saing perusahaan penyuap. Padahal tanpa suap, upah bruh
bisa lebih tinggi karena alokasi untuk suap bisa dipakai untuk meningkatkan upah
32

buruh. Dengan menekan upah buruh, ketimpangan ekonomi antara kelas buruh dan
kelas pemilik modal tetap lebar kalau bukan semakin lebar.
Persoalan moral yang ketiga yang ditimbulkan oleh suap adalah ekonomi
biaya yang tinggi. Karena ekonomi biaya tinggi yang disebabkan oleh praktek suap
karena membekaknya biaya yang tidak perlu dan pada akhirnya memberatkan
masyarakat. Keempat, aksus suap melibatkan pihak birokrasi pemerintah, praktek
suap melahirkan praktik kenegaraan yang tidak etis karena pelayanan public yang
menjadi tugas, tanggung jawab, dan kewajiban moral birokrasi pemerintah
diperjualbelikan. Dapat merendahkan moral penjabat public dan menimbulkan
system yang korup: ada uang ada pelayanan.
Kelima, masalah moral lain adalah hilangnya profesionalisme, khususnya
komitmen sebagai professional di bidangnya. Ini berlaku bagi pemberi suap
begitupun penerimanya. Karena pemberi suap mendapatkan proyek dikarenanakan
suap, bukan dari tidakan professional di bidangnya. Begitu juga sang penerima suap
tidak lagi berdasarkan tugas pelayannanya pada kuliatas professional, melainkan
suap yang tadi.

4.

Undang-Undang Anti Monopoli


Harus ada kemauan baik dari pemerintah untuk membasmi praktek monopoli,

oligopoly, dan suap melalui undang-undang anti monopoli. Diakui atau tidak,
praktek monopoli, oligopoly, dan suap bersentuhan dengan kepentingan pihakpihak tertentu dalam birokrasi pemerintah. Beranikah pemerintah mengutamakan
kepentingan bersama daripada kepetingan mereka sebagai pribadi, sebagai oknum.
Termasuk kepentingan masyarakat, melalui cara-cara yang curang dan tidak fair.
Contohnya di Amerika terdapat Undang-Undang antitrust yang lebih dikenal The
Sherman Act, tahun 1890. Undang-Undang ini sebagai induk peraturan perundangundangan menegani control atas monopoli dan praktek-praktek perdagangan tidak
fair. Kemudian disempurnakan oleh The Clayton Act dan The Federal Trade
Commission Act pada tahun 1914. Tujuannya adalah, pertama melindungin dan
menjaga persaingan yang sehat. Agar menciptakan pasar yang bebas, yang fair
benar-benar menjalankan fungsinya. Bukan pasar yang tanpa kendali,melainkan
ada aturan mainnya.

33

Kedua untuk melindungi kesejahteraan konsumen dengan melarang ptaktekpraktek bisnis yang curang dan tidak fair. Asumsinya, dengan persaingan yang
sehat konsumen akan memperoleh barang dan jasa yang semakin beragam sesuai
dengan kebutuhan.
Ketiga untuk melindungi perusahaan kecil dan menengah dari praktik bisnis
yang monopolis dan oligopolistic, asumsinya, tanpa UU anti-monopoli ada bahaya
yang cukup besar bahwa perusahaan besar dengan mudah membeli dukungan
pemerintah dan mengadakan persekongkolan dengan perusahaan lain yang besar
utnk mendikte harga sehingga menjatuhkan perushaaan-perushaan menengah dan
kecil tidak bisa bersiang dnegan mereka.
Dengan melihat tujuan-tujuan tersebut

melalui

undang-undang

fungsi

pemerintah dan pasar dipadukan dan dijamin di dalamnya. Tetapi ini saja tidak
cukup. Diperlukan kemauan dan keseriussan pemerintah untuk menerapkan
undang-undang anti monopoli sebagai aturan main bagi kehidupan ekonomi dan
bisnis kita. Terlepas dari ada tidaknya kemauan baik dan tekad pemerintah, ada
keyakinan cukup kuat dari pengaruh globalisasi yang berdampak positif sehingga
akan muncul undang-undang anti monopoli.
Selain membutuhkan undang-undang anti monopoli dalam pasar bebas kita
juga

membutuhkan

perundang-undangan

lainnya

seperti

Undnag-Undang

Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Perlindungan Tenaga Kerja, UndangUndang Periklanan, atau bahkan Undang-Undang Persaingan yang Sehat. Agar
kepentingan siapapun dalam pasar terbuka dan tidak ada yang dirugikan. Kalau
pemerintah tidak siap dengan undang-undang semacam itu, kita akan keteter
Kendati ada aturan perundang-undangan seperti itu, pelaku bisnis akan tetap
bebas, paling kurang dalam pengertian, pertama bebas dalam kerangka aturanmain
atau rambu-rambu yang telah digariskan tersebut. Kedua pasar akan tetap terbuka
jika pelaku mengikuti aturan main. Ketiga transaksi bisnis tidak dihambat demi
kepentingan kelompok tertentu dengan mengorbankan kepentingan orang lain.
Dengan peraturan perundang-undangan belum tentu iklim bisnis menjadi baik dan
etis sepenuhnya. Tetapi paling tidak perilaku kecurangan seperti praktek monopoli,
suap, dan oligopoly dapat dihindari atau paling tidak diperkecil.

Contoh Kasus
Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PERTAMINA adalah:
34

1.

Fungsi PT. PERTAMINA sebagai pengkilang, distribusi, dan penjual minyak.

Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pengkilangan minyak. Sementara


untuk distribusi dan penjualan tetap ditangani PT. PERTAMINA. Saat ini telah ada 30
Independent Power Producer di Indonesia. Tetapi dalam menentukan harga minyak
yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PERTAMINA sendiri.

2.

Krisis minyak memuncak saat PT. Perusahaan tambang minyak Negara (PT.

PERTAMINA) memberlakukan kenaikan harga pembelian bahan bakar minyak (BBM)


premium di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 2029 agustus 2009. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal
dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PERTAMINA
berdalih kenaikan dilakukan akibat pasokan cadangan minyak bumi yang semakin
parah karena adanya gangguan pendistribusian dan persedian minyak bumi.
Dikarenakan PT. PERTAMINA memonopoli minyak nasional, kebutuhan minyak
masyarakat sangat bergantung pada PT. PERTAMINA, tetapi mereka sendiri tidak
mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan minyak masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan minyaknya belum
terpenuhi dan juga sering terjadi kelangkaan BBM secara sepihak sebagaimana
contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi
masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

Terdakwa

kasus

gratifikasi

penetapan

kuota

impor

sapi

dan

pencucian uang, Ahmad Fathanah, dijatuhi hukuman penjara 14


tahun serta denda Rp1 miliar oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi, Senin (04/11).
Wartawan BBC Indonesia, Arti Ekawati, yang berada di gedung Pengadilan
Tipikor melaporkan bahwa lima anggota Majelis Hakim sepakat bahwa
Fathanah bersalah dalam kasus gratifikasi namun dalam tuduhan pencucian
35

uang ada opini berbeda (dissenting opinion) dari dua hakim dalam perkara
pencucian uang.
Menurut kedua hakim tersebut, kasus pencucian uang seharusnya diperiksa
oleh kejaksaan dan kemudian dilimpahkan ke pengadilan tinggi, bukan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lalu ke pengadilan Tipikor. Sedangkan
dalam kasus Fathanah, KPK sudah menangani kasus ini dari awal.
"Menjatuhkan hukuman 14 tahun dan denda sebesar Rp1 miliar. Apabila
tidak dibayar diganti pidana 6 bulan," kata Ketua Majelis Hakim Nawawi
Pomolango.
Majelis hakim mengatakan terdakwa terbukti melakukan korupsi dan
bersama-sama melakukan tindak pencucian uang.
Sidang yang menurut jadwal seharusnya dimulai pada pukul 14:00 WIB
diundur hingga pukul 16:40 WIB, dengan alasan menunggu kelengkapan
seluruh anggota majelis.
Dalam

sidang

Pemberantasan

sebelumnya,

Jaksa

Korupsi menuntut

Penuntut
terdakwa

Umum
dijatuhi

dari

Komisi

vonis

7,5

tahun dan denda Rp500 juta untuk dugaan suap pengurusan kuota impor
daging sapi.
Sedangkan untuk dugaan tindak pidana pencucian uang, ia dituntut 10 tahun
penjara serta Rp1 miliar.
Ahmad Fathanah atau juga dikenal sebagai Olong Ahmad ditangkap KPK
pada 29 Januari 2013.
Pria yang kemudian diketahui dekat dengan tokoh-tokoh Partai keadilan
Sejahtera ini dituduh menerima gratifikasi sebesar 1,3 miliar rupiah dari bos
PT Indoguna.

36

Uang itu disebut akan diberikan kepada Presiden PKS saat itu, Lutfi Hasan
Ishak, untuk memuluskan pengurusan penetapan kuota impor daging sapi
darikementerian pertanian.

Metode suap
Fathanah digunakan oleh pihak ketiga jadi ketika kasus terungkap ia
bisa diputus hanya ke pihak broker.Yunarto Wijaya

Sementara
mengatakan

itu,

direktur

kasus

riset

Fathanah

dari

Charta

adalah

Politica,

contoh

Yunarto

metode

suap

Wijaya,
yang

menggunakan pihak ketiga untuk mengaburkan kaitan dengan entitas politik


tertentu.
Fathanah selalu menegaskan ia bukanlah simpatisan atau kader PKS.
"Fathanah digunakan oleh pihak ketiga, jadi ketika kasus terungkap dia bisa
diputus hanya sampai ke pihak broker," kata Yunarto.
Namun, KPK menurutnya memiliki perangkat untuk mendeteksi pola-pola ini.
"Fathanah tak bisa berbohong karena rekaman-rekaman percakapan di
telepon didapat KPK, termasuk hubungan dekatnya dengan Luthfi Hasan
Ishak yang banyak bicara soal bisnis," tambah Yunarto.
Penangkapan Fathanah oleh KPK pada Januari 2013 mendapat perhatian
besar dari publik. Apalagi penangkapan itu disusul dengan pengumuman KPK
yang menetapkan status tersangka terhadap Luthfi Hasan Ishak yang
berujung pengunduran diri sang ketua partai.
Menurut

Yunarto,

fakta-fakta

yang

terungkap

sepanjang

persidangan

memperlihatkan wajah lain PKS.


"PKS kuat memposisikan diri sebagai partai agama dengan tagline bersih
dan peduli. Ini ledakan besar bagi brand image PKS, sebagai partai agama

37

dan dalam konteks partai di hadapan critical voters karena tagline bersih dan
peduli ternyata hanya slogan kosong bahkan bohong," kata dia.
Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang
bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih
merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal
ini PT. PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat,
dan mendistribusikannya secara merata.
Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena
PT. PLN merupakan penjual atau produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa
barang pengganti yang dekat, serta kemampuannya untuk menerapkan harga
berapapun yang mereka kehendaki.
Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan
dipergunakan
disimpulkan

sebesar-besarnya
bahwa

monopoli

bagi

kemakmuran

pengaturan,

rakyat.

Sehingga.

penyelengaraan,

Dapat

penggunaan,

persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan


hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian
Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yai tu koperasi, BUMN/D (Badan
Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta yang akan mewujudkan demokrasi
ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi pemerintah, serta
pengakuan terhadap hak milik perseorangan. Penafsiran dari kalimat dikuasai oleh
negara dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi
utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan
serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas
kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah.
Swasta

diizinkan

berpartisipasi

dalam

upaya

pembangkitan

tenaga

listrik.

Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada
27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General
Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co,
38

Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi.
Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap
ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
1. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah
termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini
diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan
Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi
bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN
berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah
karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem
kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2,
serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan
serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar
dan PLTGU Muara Karang.
Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat
sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata
dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga
sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas.
Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan
investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

39

BAB III
KESIMPULAN
A) Kesimpulan
Kendati ada aturan perundang-undangan yang berlaku, semua pelaku
bisnis akan tetap bebas, paling kurang dalam pengertian, bebas dalam
kerangka aturan main atau rambu-rambu yang telah digariskan tersebut.
Kedua, dalam arti pasar tetap terbuka bagisemua pelaku ekonomi mana
pun yang bisa memenuhi aturan main tersebut. Ketiga, dalam arti barang,
jasa, modal, dan transaksi bisnis tidak dihambat secara irasional hanya
demi kepentingan kelompok tertentu dengan mengorbankan kepentingan
kelompok lain atau kepentingan masyarakat dan dengan demikian dengan
mengorbankan rasa keadilan masyarakat.
Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut, serta peran pemerintah
yang independen, paling tidak berbagai kecurangan, berbagai praktek
monopoli, oligopoly dan suap bisa dihindari atau paling kurang diperkecil.
Ini pada gilirannya mendorong para pelaku bisnis untuk berbisnis
secara baik dan fair, dan juga akhirnya merasa aman karena ada aturan
main yang jelas yang melindungi kepentingan masing-masing pihak
secara fair.
B) Saran
Semoga makalah ini berguna bagi para peneliti selanjutnya, entah itu
sebagai referensi pengetahuan saja ataupun sebagai referensi karya
ilmiah.

40

Anda mungkin juga menyukai