Seri Manual
Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan
Tahap D
2010
Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) adalah wadah adhoc inter-departemen yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pembangunan sanitasi serta merumuskan
arah kebijakan strategi pembangunan sanitasi nasional. TTPS beranggotakan perwakilan dari Bappenas. Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan,
Departemen Keuangan, Kementrian Negara Perumahan Rakyat, Departemen Perindustrian, Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Pekerjaan Umum.
Seri Manual
Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan
Tahap D
2010
ii
Dokumen ini disusun oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), yang merupakan subprogram dari Water
and Sanitation Program (WASAP), sebuah Trust Fund yang didanai oleh Pemerintah Belanda dan dikelola oleh Bank Dunia. ISSDP
didanai oleh Pemerintah Belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan Bappenas
sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - East Asia
and the Pacific (WSP-EAP).
DHV B.V. bekerjasama dengan PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin
Engineering, PEM Consult, dan Yayasan Indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan
ISSDP.
This document was prepared by the Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), a sub-program of the Water
and Sanitation Program (WASAP), a Dutch funded Trust Fund administered by the World Bank. ISSDP is co-funded by the
Governments of the Netherlands and Sweden, and implemented by the Government of Indonesia, with Bappenas as lead
agency of the Technical Team for Sanitation Development (TTPS), together with the World Banks Water and Sanitation Program
- East Asia and the Pacific (WSP-EAP).
DHV B.V. in association with PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin
Engineering, PEM Consult, and Yayasan Indonesia Sejahtera has provided a range of technical services to implement ISSDP.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
iii
Pengantar
Sesuai UU 32/2004, sektor sanitasi menjadi urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal ini menimbulkan kebutuhan
untuk meningkatkan kapasitas staf Pemerintah Kabupaten/Kota agar mampu membuat peta kondisi sanitasi, merancang
kebutuhannya, implementasi, operasi dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi. Untuk menjawab kebutuhan
tersebut, maka disusunlah Buku Manual berdasarkan pengalaman yang diperoleh di Kota Blitar, Surakarta, Banjarmasin,
Denpasar, Payakumbuh, Jambi, Tegal, Pekalongan, Batu, Kediri, Padang dan Bukittinggi. Buku Manual ini dimaksudkan
sebagai pegangan bagi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi dalam pembangunan sanitasi di kota dan kawasan perkotaan.
Terutama dengan memerhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan, yaitu: a) dilakukan oleh Pokja Sanitasi
Kota sendiri secara terintegrasi; b) skala kota; c) top-down meets bottom-up; dan d) didasarkan bukti material (evidencebased).
Buku manual ini terdiri dari lima Modul, yang secara berurutan adalah sebagai berikut:
Buku Manual Tahap A merupakan panduan terhadap tahapan proses yang dilakukan untuk bisa menghasilkan rencana
strategi sanitasi perkotaan. Tahap A merupakan tahapan advokasi untuk memperoleh komitmen Pemerintah Daerah
terhadap pembangunan sanitasi dalam bentuk pendanaan dan sumber daya pendukung lainnya, termasuk dibentuknya
Pokja Sanitasi Kota.
Buku Manual Tahap B berisi petunjuk penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota yang berisi penilaian dan pemetaan sanitasi
kota. Kegiatan ini penting karena menjadi basis untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota. Melihat pada kenyataan bahwa
secara umum database sanitasi di perkotaan masih sangat lemah, dalam manual ini dikembangkan beberapa cara untuk
memperoleh informasi mendalam baik menyangkut aspek teknis maupun non-teknis.
Buku Manual Tahap C memberikan langkah-langkah logis untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang juga
disiapkan berdasarkan pengalaman di kota-kota mitra ISSDP dan dilakukan peningkatan dan penyesuaian.
Buku Manual Tahap D memberikan arahan untuk menyusun Rencana Tindak Sanitasi berdasarkan daftar panjang yang
sudah disusun pada tahap C. Di tahap ini dibutuhkan komunikasi yang efektif antara Pokja Sanitasi Kota dengan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah, Panitia Anggaran DPRD, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS guna memastikan ketersediaan
sumber dana pembangunan sanitasi.
Buku Manual Tahap E merupakan tahap terakhir panduan proses penyusunan SSK yang disusun untuk memandu Pokja
Sanitasi Kota pada saat melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK. Kegiatan pemantauan dan
evaluasi ini berkaitan dengan tiga pokok pikir, yaitu: capaian pelaksanaan kegiatan, capaian strategis dan perencanaan,
serta pengambilan keputusan.
Dengan adanya manual ini, Pokja Sanitasi Kota, yang difasilitasi Fasilitator Kota, akan memperoleh petunjuk yang jelas
untuk menyiapkan berbagai produk terkait dengan penyusunan SSK melalui proses yang menjamin terbentuknya rasa
memiliki pada produk yang dihasilkan.
Mudah-mudahan dengan diterbitkannya Buku Manual ini, Pemerintah Kabupaten/Kota melalui kinerja Pokjanya mampu
meningkatkan kualitas layanan sanitasi sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan sanitasi,
khususnya pencapaian target Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dan Millennium
Development Goals (MDGs).
Ketua Pokja TTPS
Bidang Teknis
Susmono
Direktur Penyehatan Lingkungan Permukiman
Ditjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum
Bud Hidayat
Direktur Permukiman dan Perumahan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
iv
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Daftar Isi
Kata Pengantar
...........................................................................................................................................................................................................iii
Daftar isi
...........................................................................................................................................................................................................v
Modul ..............................................................................................................................................................................................................................................5
D-01
D-02
D-03
D-04
D-05
D-06
D-07
D-08
D-09
D-10
Lampiran ......................................................................................................................................................................................................................................47
Lampiran D-02_01
Lampiran D-02_02
Lampiran D-02_03
Lampiran D-02_04
Lampiran D-04_01
Lampiran D-04_02
Lampiran D-04_03
Lampiran D-04_04
Lampiran D-04_05
Lampiran D-05_03
Lampiran D-05_04
Colophon ......................................................................................................................................................................................................................................97
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
vi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
vii
Daftar Singkatan
3R
AMPL
APBD
APBN
B3
Bappeda
BAPPERMAS
BLH
BOD
CDM
CF
CSR
DED
Diskes
Diskom
DPRD
DSS
EHRA
HAM
IADB
IPAL
IPLT
KLH
KUA
LSM
MCK
MDGs
MPA
NSPK
PAHO
PDAM
PHBS
PMTAS
Pokja
PPAS
PSO
PU
RAPBD
RDTR
RDTRK
Renstra
RKA
RKPD
RPIJM
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
viii
RPJM
RT
RW
SK
SKPD
SMA
SMART
SPM
SSK
Sub-DAS
SWOT
TAPD
TK
TPA
TPS
TPST
TTPS
UKS
USAID
UU
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Pendahuluan - Tahap d
Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi Kota merupakan bagian keempat dari rangkaian proses pelaksanaan
Pembangunan Sanitasi Kota yang terdiri dari lima tahapan yakni:
Tahap A:
Pengenalan Program dan Pembentukan Pokja Sanitasi Kota
Tahap B:
Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota (Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota)
Tahap C:
Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Tahap D:
Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Tahap E:
Pemantauan dan Evaluasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Setelah daftar panjang kegiatan sanitasi disiapkan pada saat penyusunan Strategi Sanitasi Kota (Tahap-C),
selanjutnya perlu disusun Rencana Tindak Sanitasi Kota yang mempunyai skala waktu jangka menengah dan
yang kemudian dirinci menjadi rencana tindak untuk tahun selanjutnya.
Sebagaimana panduan penyusunan Strategi Sanitasi Kota, panduan Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi ini
disusun berdasarkan berbagai pengalaman yang ada selama ini, baik dari program ISSDP maupun dari program
lain (SDC), yang menggunakan pendekatan mirip ISSDP dan dilakukan di Kota Banda Aceh.
Panduan ini pun menekankan terjadinya proses interaktif di antaranya Pokja Sanitasi Kota agar terjadi proses
pengembangan kapasitas internal. Tetapi selain itu proses ini dimaksudkan juga agar Pokja Sanitasi Kota memiliki
rasa memiliki terhadap apa yang sudah disusunnya secara bersama-sama. Oleh karenanya, banyak bagian dari
panduan ini hanya memberikan arahan secara garis besar dan selanjutnya perlu dikembangkan sendiri oleh Pokja
Sanitasi Kota bersangkutan. Bila di beberapa bagian penulisannya dilakukan secara rinci dan langkah demi langkah,
hal ini dimaksudkan agar tidak ada langkah yang terlewatkan dalam menyusun Rencana Tindak Sanitasi. Tetapi
bagi Pokja Sanitasi Kota yang sudah terbiasa menyiapkan kegiatan, panduan yang dituliskan mungkin dirasakan
terlampau berkepanjangan. Hanya saja perbedaannya adalah bahwa dalam penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
kali ini tidak hanya dilakukan oleh seseorang, atau beberapa orang dari SKPD tertentu, tetapi oleh beberapa orang
dari SKPD yang berlainan. Nampaknya memang sederhana tetapi berdasarkan pengalaman sebelumnya hal
tersebut tidak serta merta dapat dilakukan bersama oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang berasal dari berbagai
SKPD.
Pada saat manual ini disusun, timbul pertanyaan dari beberapa rekan apakah Rencana Tindak Sanitasi merupakan
bagian dari SSK atau mungkin sebagai lampiran SSK. Pertanyaan tersebut timbul sebab agak susah menarik garis
tegas antara SSK dengan Rencana Tindak Sanitasi, terutama yang menyangkut penyusunan program dan kegiatan.
Untuk sementara kedua hal ini dipisahkan, tetapi apabila nantinya diperoleh pengalaman dari lapangan, maka
diharapkan pengalaman tersebut dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan manual ini.
Satu hal yang ditekankan dalam manual ini adalah bahwa dalam menyusun Rencana Tindak Sanitasi Kota,
keberadaan Rencana Strategis SKPD tidak dapat diabaikan. Bahkan, Rencana Strategis Kota yang disusun
berdasarkan SSK harus dapat dikorelasikan dan sejalan, kalau belum bisa mendukung, Rencana Strategis SKPD
tersebut. Dengan demikian, Rencana Tindak Sanitasi akan mendapatkan dukungan dalam hal pendanaan dari
SKPD terkait (sebab mendukung Rencana Strategis SKPD). Hal ini umumnya berlaku bagi kota yang menyusun SSK
pada saat di tengah-tengah masa jabatan seorang Walikota. Berbeda bilamana SSK dan Rencana Tindak Sanitasi
ini disusun pada saat seorang Walikota baru terpilih di mana SSK dan Rencana Tindak Sanitasi dapat menjadi
masukan bagi penyusunan Rencana Strategis SKPD.
Beberapa hal masih perlu dikembangkan lebih lanjut dari manual ini. Revisi selanjutnya diharapkan sudah memuat
pengalaman di lapangan dari kota-kota ISSDP fase-2, sehingga manual ini semakin lengkap dan bermanfaat bagi
Pokja Sanitasi Kota, serta menjadi pegangan bagi seorang City Facilitator. Sebuah manual yang applicable (mudah
diterapkan) haruslah berdasarkan pengalaman nyata, dan karena pada saat penyusunan kali ini beberapa teori dan
metode baru dikenalkan serta belum sempat dicobakan di lapangan, maka jelas manual ini masih mengandung
kekurangan.
Dari diagram yang ada, terdapat 10 langkah untuk menyusun Rencana Tindak Sanitasi sebagaimana diperlihatkan
dalam diagram terlampir.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
OUTPUT/PRODUk
D-01
Kaji:
D-04
Identifikasi:
Sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan
D-05
D-06
Pertemuan Konsultasi dengan
masing-masing Kepala SKPD
TIDAK
Lampiran Program
Digest
YA
D-07
Lobby ke Walikota & DPRD
TIDAK
Rencana Tindak
Mendesak
YA
D-08
Dokumen Rencana
Tindak Sanitasi
(fundable programs)
Proposal Spesifik
D-10
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Modul
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Kaji
Informasi Terkait
Daftar Panjang Program dan Kegiatan
Hasil pertemuan konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)
Hasil Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran sebelumnya
Rencana Strategis SKPD
Usulan Musrenbang
D-01
modul D-01 | Kaji: Daftar Panjang Program, Hasil Pertemuan, Monev, Renstra SKPD, lainnya
sebagai bagian dari Rencana Strategis SKPD. Dengan demikian, kegiatan yang disusun akan mendapatkan dukungan dari
masing-masing SKPD.
Referensi terkait
Dokumen SSK
Rencana Strategis SKPD
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
modul D-01 | Kaji: Daftar Panjang Program, Hasil Pertemuan, Monev, Renstra SKPD, lainnya
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Paparkan program dan kegiatan sesuai yang tertera dalam dokumen SSK
Dimaksudkan untuk mengingat kembali dan mendapatkan pemahaman bersama dari seluruh anggota Pokja Sanitasi
Kota tentang program dan kegiatan yang tertera dalam dokumen SSK.
Paparkan:
Daftar Panjang Program &
Kegiatan
Usulan dari Musrenbang
Kelurahan
Hasil pertemuan konsultasi
dengan Pokja Sanitasi Provinsi &
TTPS
Langkah 2:
Informasi hasil Pertemuan Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)
dari Pusat
Diskusikan:
Hasil Monev kegiatan sanitasi
Tahun Anggaran sebelumnya
Korelasikan program & kegiatan
sanitasi dengan Renstra SKPD
Informasi yang diberikan dimaksudkan agar seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota memiliki bahan pertimbangan dalam
menyusun prioritas program dan kegiatan.
Langkah 4:
Korelasikan usulan program sanitasi dengan Rencana Strategis setiap SKPD terkait
Usulan program dan kegiatan sanitasi harus selaras dengan program yang tertera dalam Rencana Strategi SKPD masingmasing, untuk menjamin kepastian penganggaran oleh SKPD tersebut.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Rekam hasil
pembahasan
Bagikan rekaman
pembahasan
Tugaskan:
modul D-01 | Kaji: Daftar Panjang Program, Hasil Pertemuan, Monev, Renstra SKPD, lainnya
Langkah 6:
Tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota untuk membuat draf bahan pembahasan Langkah D-02.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
10
11
Catatan:
Apabila penyusunan Rencana Tindak ini disiapkan untuk tahun ke-2 sampai akhir program jangka menengah,
maka bagian ini relatif sudah tidak perlu dilakukan lagi. Kecuali jika berdasarkan hasil pemantauan/monitoring dan
evaluasi (Monev) Tahun Anggaran sebelumnya, diidentifikasikan perlunya penambahan kegiatan lain.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-02
modul D-02 | Periksa dan Tentukan: Ketergantungan antar setiap Program & Kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Paparkan draf yang sudah disusun anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
12
modul D-02 | Periksa dan Tentukan: Ketergantungan antar setiap Program & Kegiatan
Agar paparan berjalan efektif, maka draf keterkaitan program dan kegiatan berdasarkan subsektor dan higiene sebaiknya
dibagikan ke seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pertemuan. Draf tersebut adalah
bahan yang sudah disiapkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang mendapat tugas untuk itu. Ilustrasi pada Lampiran
D-02_1, D-02_2 dan D-02_3 menunjukkan peta keterkaitan tersebut.
Langkah 2:
13
Paparkan:
Draf peta keterkaitan antara setiap
program dan kegiatan
Tugaskan anggota Pokja Sanitasi Kota yang akan membuat draf pembahasan langkah D-03
o
Dipaparkannya draf keterkaitan program dan kegiatan dalam rapat internal Pokja Sanitasi Kota
o
Disepakati hasilnya dan dibuat rekaman hasil pertemuan
o
Ditugaskannya anggota Pokja Sanitasi Kota yang akan membuat draf pembahasan langkah D-03
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Tugaskan:
Anggota Pokja Sanitasi Kota untuk
menyiapkan draf pembahasan langkah
D-03
modul D-02 | Periksa dan Tentukan: Ketergantungan antar setiap Program & Kegiatan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
14
15
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-03
modul D-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas
16
kegiatan. Sedangkan pada tahun-tahun lain, kegiatan lebih sedikit. Hal ini akan dianalisis pada langkah selanjutnya pada
bagian ini.
Prioritas program dan kegiatan disusun dengan memerhatikan pertimbangan-pertimbangan internal kota dan eksternal
(pertimbangan dari Provinsi dan Pusat).
Pertimbangan internal di antaranya adalah:
Jumlah penerima manfaat (jumlah penduduk terlayani). Makin banyak jumlah penerima manfaat maka makin
berpeluang kegiatan tersebut menjadi prioritas.
Jumlah penduduk berpenghasilan rendah yang terlayani dan pelibatan jender. Semakin banyak penduduk
berpenghasilan rendah yang mendapatkan layanan dari program dan kegiatan dimaksud, semakin besar peluangnya
menjadi program dan kegiatan prioritas.
Pertimbangan politis/keuntungan strategis untuk kota. Seringkali didasarkan pertimbangan skala lokal, regional
ataupun nasional. Pemanfaatan momentum yang ada akan memberikan keuntungan strategis bagi kota tersebut
dalam jangka panjang. Pertimbangan politis kota sebaiknya sudah dipahami oleh Pokja Sanitasi Kota saat pertemuan
konsultasi dengan Tim Pengarah pada Tahap-C: Penyusunan Strategi Sanitasi Kota.
Pemulihan biaya. Infrastruktur tidak hanya dibangun tetapi juga perlu dipelihara. Oleh karenanya, kegiatan fisik yang
punya kemungkinan besar dalam pemulihan biaya, melalui retribusi atau sejenisnya, akan lebih besar potensinya
untuk menjadi kegiatan prioritas.
Ketersediaan Sumberdaya Manusia. Salah satu kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan
sumberdaya manusia (dalam SKPD terkait) untuk melaksanakan program dan Satuan Kerja (Satker), berikut tenaga
pendukung lainnya.
Korelasi dengan Rencana Strategis SKPD. Karena kegiatan yang berkorelasi jelas dengan Rencana Strategis SKPD,
maka lebih besar kemungkinan anggarannya diusulkan oleh SKPD bersangkutan, dan seharusnya hal tersebut
menjadi salah satu kriteria prioritas. Alternatifnya adalah, program dan kegiatan tersebut nantinya harus dibahasakan
sesuai nomenklatur yang tertera dalam Renstra SKPD (pada saat penyiapan anggaran di SKPD).
Prioritas program dan kegiatan di Provinsi dan Pusat serta dukungan pendanaannya. Informasi ini semestinya
sudah diperoleh pada saat pertemuan konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS di Tahap-C: Penyusunan
Rencana Strategi Sanitasi Kota.
Data historis atas realisasi belanja sanitasi per subsektor. Dengan asumsi bahwa kebutuhan anggaran sanitasi
akan meningkat setelah tersusunnya Rencana Strategis Sanitasi Kota, maka data historis tersebut akan memberikan
perkiraan (sense) kepada anggota Pokja Sanitasi Kota. Utamanya mengenai berapa besar biaya yang dianggap layak
untuk diajukan dalam Rencana Tindak Sanitasi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) ataupun Panitia Anggaran
DPRD. Data historis ini dapat membantu memberikan argumen untuk pengajuan anggaran.
Walaupun layanan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah merupakan salah satu pertimbangan dalam program pembangunan sanitasi,
tetapi Pokja Sanitasi Kota perlu memahami kemungkinan akan ada kendala bila beban biaya untuk mendapatkan layanan tersebut (misalnya,
biaya penyambungan ke fasilitas sanitasi) dan biaya O&M (dalam bentuk retribusi) dibebankan seluruhnya ke masyarakat berpenghasilan rendah.
Perlu dipertimbangkan mekanisme guna memastikan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan layanan sanitasi secara memadai,
sementara kebutuhan biaya pembangunan serta O&M tetap dapat dipenuhi. Di sini Pemerintah Kota perlu menyediakan anggaran memadai
untuk menutup kebutuhan biaya tersebut (terutama biaya O&M), agar sistem yang dibangun dapat berfungsi sebagaimana seharusnya dan
berkelanjutan.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Paparkan:
Paparkan:
modul D-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas
17
Paparkan:
Paparkan:
Paparkan:
Paparkan:
Anggota Pokja Sanitasi Kota perlu mengkaji pernyataan ini secara mendalam. Sanitasi berhubungan dengan tindakan pencegahan dan oleh
karenanya hasil yang diperoleh adalah manfaat (benefit), bukan keuntungan (profit). Dari segi fungsinya, retribusi seharusnya tidak dilihat sebagai
sumber pendapatan tetapi lebih sebagai alat kontrol.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
modul D-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas
Referensi Terkait
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Paparkan draf kebutuhan waktu pelaksanaan bagi setiap kegiatan untuk masing-masing subsektor
Draf ini dipaparkan oleh anggota/kelompok anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan untuk menyiapkannya
(penugasan tersebut ditetapkan saat pembahasan D-02).
Langkah 3:
Paparkan draf jadwal waktu pelaksanaan seluruh kegiatan untuk masing-masing subsektor
Draf jadwal waktu pelaksanaan ini telah mempertimbangkan program yang saling terkait, termasuk kebutuhan waktu
untuk proses administrasinya. Draf ini dipaparkan oleh anggota/kelompok anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan
untuk menyiapkannya (penugasan tersebut ditetapkan saat pembahasan D-02). Lampiran D-03_1 memperlihatkan
ilustrasi tersebut.
Pemilihan kegiatan ini tidak berarti bahwa kegiatan yang tidak termasuk prioritas kemudian dihilangkan, tetapi ditunda pelaksanaannya ke tahuntahun berikutnya.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
18
modul D-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas
19
Langkah 4:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
modul D-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas
o
Disusun dan disepakatinya kriteria prioritas kegiatan
o
Dilakukannya pemilihan kegiatan berdasarkan kriteria prioritas kegiatan
o
Dilakukannya pembahasan, kesepakatan, rekaman kesepakatan dan membagikan rekaman kesepakatan tersebut
o
Ditugaskannya anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan langkah D-04
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
20
21
Identifikasi:
Sumber pendanaan alternatif di sini dimaksudkan sebagai sumber dana lain di luar APBD Kota (APBD Provinsi, APBN, swasta, donor, dan
masyarakat).
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-04
22
Sebagaimana diketahui, tanggung jawab pengelolaan limbah berada di Pemerintah Kota. Karena itu, tampaknya sukar
bagi sumber pendanaan alternatif (APBD Provinsi, APBN ataupun sumber lain) untuk membiayai seluruh kegiatan, baik
sejak limbah dihasilkan maupun sampai limbah sudah dapat dibuang secara aman ke lingkungan. Bantuan pembiayaan
mungkin hanya pada beberapa bagian dari seluruh rangkaian pengelolaan limbah. Untuk itu, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah memecah kegiatan sanitasi ke dalam beberapa bagian (unbundling). Diagram Sistem Sanitasi dapat
digunakan untuk membantu melakukan analisis tersebut. Sebagai bahan diskusi anggota Pokja Sanitasi Kota, dilampirkan
Diagram Sistem Sanitasi dengan identifikasi kemungkinan sumber pendanaan tersebut (lihat Lampiran D-04_1, D-04_2
dan D-04_3).
Tidak tertutup kemungkinan, kegiatan yang sudah diidentifikasi untuk dibiayai APBD Kota (pada tahap D-03) ternyata
berpotensi dibiayai dari sumber dana alternatif. Pokja Sanitasi Kota kemudian dapat memutuskan, apakah diperlukan
revisi terhadap identifikasi dalam langkah D-03.
Paparkan potensi sumber dana alternatif berdasarkan informasi yang sudah diperoleh Pokja Sanitasi Kota.
Paparkan program dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 3-5 tahun ke depan.
Analisis sumber dana alternatif dengan menggunakan contoh Diagram Sistem Sanitasi terlampir.
Lakukan pertemuan awal dengan pihak swasta dan donor potensial serta masyarakat, untuk memperoleh informasi
mengenai potensi sumber pendanaan di luar APBD dan APBN.
5. Tugaskan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyusun draf Rencana Tindak Sanitasi.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
23
Referensi terkait
Paparkan:
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Paparkan potensi sumber dana alternatif berdasarkan informasi yang sudah dimiliki oleh Pokja Sanitasi Kota
Langkah 2:
Paparkan:
Paparkan program dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 35 tahun mendatang dan
identifikasi sumber dananya
Analisis:
Langkah 3:
Analisis sumber dana alternatif dengan menggunakan Diagram Sistem Sanitasi terlampir
1. Gunakan Diagram Sistem Sanitasi terlampir sebagai acuan.
2. Bahas sumber dana yang memungkinkan untuk digunakan.
Langkah 4:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Langkah 5:
Tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyusun Draf Rencana Tindak Sanitasi Kota
Berdasarkan hasil yang diperoleh, tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyusun draf rencana Tindak
Sanitasi.
anggota Pokja Sanitasi Kota untuk membuat Draf Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
24
25
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-05
Referensi terkait
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
26
27
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Paparkan draf Rencana Tindak Sanitasi yang sudah disiapkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kota
Paparkan:
Langkah 2:
Tetapkan nomenklatur program dan kegiatan yang akan digunakan oleh masing-masing SKPD
Program dan kegiatan yang sudah disepakati oleh Pokja Sanitasi Kota selanjutnya disiapkan untuk menjadi usulan
kegiatan SKPD yang disepakati. Nomenklaturnya disesuaikan agar mendukung Rencana Strategis SKPD masing-masing
dengan memerhatikan Permendagri-13/2006 dan Permendagri 59/2008.
Hal yang penting diperhatikan adalah bahwa penyusunan ini harus dilakukan dalam forum rapat internal Pokja Sanitasi
Kota, demi menjamin bahwa penyesuaian nomenklatur tersebut dilakukan dengan benar dan sesuai jadwal waktu. Tabel
dalam Lampiran D-05_1 dapat digunakan untuk menyusun program dan kegiatan tersebut.
Langkah 4:
Siapkan RKA terkait sanitasi dan Program Digest (program tertentu) untuk masing-masing SKPD
Setelah menyusun nomenklatur untuk program dan kegiatan yang akan diusulkan melalui SKPD, selanjutnya anggota
Pokja Sanitasi Kota dari masing-masing SKPD tersebut menyusun RKA. Sebagaimana langkah sebelumnya, penyusunan
ini harus dilakukan dalam forum rapat internal Pokja Sanitasi Kota demi menjamin penyusunan RKA dilakukan sesuai
jadwal waktu.
Program Digest dibutuhkan untuk beberapa program terpilih, terutama bila sumber pendanaan berasal dari luar APBD
Kota. Contoh Program Digest diperlihatkan dalam Lampiran D-05_2.
Tetapkan:
Siapkan:
Langkah 5:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Langkah 6:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
28
29
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-06
30
Paparkan:
Langkah-langkah pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
Referensi terkait
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Dapatkan:
Dapatkan:
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Dapatkan persetujuan dari Kepala SKPD untuk draf Rencana Tindak Sanitasi Kota
Langkah 4:
Dapatkan dukungan dari Kepala SKPD untuk advokasi dan lobi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Advokasi dan lobi ke TAPD sifatnya meneruskan lobi yang sudah dilakukan pada Tahap-C: Penyusunan Strategi Sanitasi
Kota. Langkah praktisnya dapat dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota, tetapi adanya dukungan nyata dari masing-masing
Kepala SKPD setidaknya harus bisa terbaca oleh anggota TAPD. Pertemuan antara Tim Pengarah dengan TAPD merupakan
sebuah alternatif.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
31
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
32
33
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-07
34
Paparkan:
Langkah-langkah pelaksanaan
1. Paparkan draf Rencana Tindak Sanitasi.
2. Paparkan perkiraan kebutuhan dana keseluruhan.
3. Mendapatkan dukungan dari Walikota untuk mengupayakan sumber dana alternatif.
Referensi terkait
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Paparkan:
35
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
o
Diperolehnya persetujuan/dukungan dari Walikota
o
Diperolehnya persetujuan/dukungan dari DPRD
o
Bersedianya
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
36
37
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-08
38
Paparkan:
Langkah-langkah pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
Bagi tugas penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi ke anggota Pokja Sanitasi Kota.
Paparkan di depan seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota.
Bahas, sepakati bersama dan lakukan perbaikan.
Bagi tugas ke anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan langkah D-09 dan D-10.
Referensi terkait
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
39
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Bagi tugas ke anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan langkah D-09 dan D-10
o
Dilakukannya paparan di depan seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota
o
Dicapainya kesepakatan dan perbaikan Rencana Tindak Sanitasi
o
Dibaginya tugas untuk anggota Pokja Sanitasi Kota guna menyiapkan langkah D-09 dan D-10
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
40
41
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-09
42
Tidak dapat dipastikan, tetapi sebaiknya Pokja Sanitasi Kota membuat target sendiri sesuai kebutuhan kota.
Langkah-langkah pelaksanaan
1. Sepakati jadwal pertemuan antara Tim Pengarah dengan pihak pemilik dana di luar Pemerintah Kota.
2. Lakukan diskusi dengan pemilik sumber dana alternatif.
Referensi terkait
1. Petunjuk penyiapan Fundable Proposal .
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Sepakati jadwal pertemuan antara anggota Tim Pengarah dengan pihak pemilik dana alternatif
Langkah 2:
43
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-10
44
Langkah-langkah pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
Referensi terkait
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah 1:
Periksa:
Langkah 3:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
45
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
46
47
Lampiran
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
48
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
49
LAMPIRAN
Lampiran D02_1
D-02
Program-A: ........
Program-B: ........
Program-C: ........
Program-D: ........
Program-E: ........
Kegiatan-a1: ..................
Kegiatan-c1: ..................
Kegiatan-d1: ..................
Kegiatan-e1: ..................
Kegiatan-a2: ..................
Kegiatan-b2: ..................
Kegiatan-c2: ..................
Kegiatan-d2: ..................
Kegiatan-e2: ..................
Kegiatan-a3: ..................
Kegiatan-b3: ..................
Kegiatan-c3: ..................
Kegiatan-d3: ..................
Kegiatan-e3: ..................
Kegiatan-a4: ..................
Kegiatan-b4: ..................
Kegiatan-d4: ..................
Kegiatan-e4: ..................
Kegiatan-b5: ..................
Kegiatan-e5: ..................
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
50
51
D-02
Lampiran D02_2
Kegiatan-a1: ..................
SKPD Rp. .......... Waktu: ....
Program-A: ........
Kegiatan-a2: ..................
Kegiatan-a3: ..................
Kegiatan-a4: ..................
Program-B: ........
Kegiatan-b1: ..................
Kegiatan-b2: ..................
Kegiatan-b4: ..................
SKPD Rp. .......... Waktu: ....
Program-C: ........
Kegiatan-c1: ..................
Kegiatan-c2: ..................
Kegiatan-c3: ..................
Kegiatan-d3: ..................
Program-D: ........
Kegiatan-d1: ..................
Kegiatan-d2: ..................
Kegiatan-e1: ..................
Kegiatan-e3: ..................
Program-E: ........
Kegiatan-e4: ..................
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Kegiatan-b5: ..................
SKPD Rp. .......... Waktu: ....
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
52
53
LAMPIRAN
Lampiran D02_3
Kegiatan-a1: ..................
SKPD Rp. .......... Waktu: ....
Program-A: ........
Kegiatan-a2: ..................
Kegiatan-a3: ..................
Kegiatan-a4: ..................
Program-B: ........
Kegiatan-b1: ..................
Kegiatan-b2: ..................
Kegiatan-b4: ..................
Program-C: ........
Kegiatan-c1: ..................
Kegiatan-c2: ..................
Kegiatan-d3: ..................
Program-D: ........
Kegiatan-d1: ..................
Kegiatan-d2: ..................
Kegiatan-e1: ..................
Kegiatan-e3: ..................
Program-E: ........
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-02
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
54
55
LAMPIRAN
Lampiran D02_4
D-02
Program-A: ........
a1
a3
a4
a1
b3
b2
b1
Program-B: ........
b5
b4
Program-C: ........
c1
c1
c1
d1
Program-D: ........
d1
d1
d1
Program-E: ........
e1
e3
e2
e4
e5
Waktu
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
56
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
57
LAMPIRAN
Lampiran D04_1
(A)
(B)
User Interface
(C)
Pengumpulan &
Penampungan/
Pengolahan Awal
ISSDP
Rev-07
(D)
Pengangkutan
(Semi)
Pengolahan Akhir
Terpusat
(E)
Pembuangan Akhir/
Daur Ulang
Cistern flush
TINJA
URINE
Reuse
AIR
PEMBERSIH
AIR
PENGGLONTOR
lumpur
KERTAS
PEMBERSIH
TPA
Pour flush
Truk Tinja
GREY WATER
lumpur
AIR CUCIAN
DARI DAPUR
Tangki Septik:
Individual, komunal
AIR UNTUK
MANDI
Bidang
Resapan
efluen
Pembuangan air
kamar mandi
Swasta
I/M
Ind/Masy
Donor
O&M
Pemerintah
PEMBUANGAN
AIR CUCIAN
Investasi
AIR CUCIAN
PAKAIAN
I/M
P
Sungai
I/M
P
I/M
I/M
I/M
D
I/M
D
S
I/M
P
I/M
P
D
I/M
D
I/M
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
P
D
S
P
D-04
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
58
Lampiran D04_2
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
59
LAMPIRAN
D-04
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
60
Lampiran D04_3
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
61
LAMPIRAN
D-04
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
62
63
Lampiran D04_4
LAMPIRAN
ALD-On Site
Pengurasan
Persampahan
Pengumpulan dari sumber sampah?
Pengelolaan TPA Sampah
Dana CSR:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-04
64
Potensi ProgramCSR
Apakah CSR itu?
Bayaran perusahaan besar atas dosa yang telah
mereka buat?
Kepedulian yang tulus terhadap kondisi yang
kurang menguntungkan di tengah masyarakat?
Bagian integral dari aktivitas bisnis perusahaan
Kasus PT Telkom:
CSR: bagian dari program pemasaran
Program Bina Lingkungan (PBL) atau Community
Development: program sosial dari penyisihan laba
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
65
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
66
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
67
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
68
2. Pendekatan kepada
perusahaan yang
menyelenggarakan CSR
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
69
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
70
Rencana tindak
komunikasi dengan
perusahaan calon mitra
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
71
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
72
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
73
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
74
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
75
Profil Pasar
Prospek Pemasaran & Penjualan:
Siapa prospek konsumen?
Siapa yang bayar produk/jasa?
Bagaimana cara untuk mendekatinya?
Apakah potensi pasar itu berkembang?
Bagaimana tingkat persaingan?
Bagaimana penentuan harga jual (regulated
vs mekanisme pasar)?
http://fly4change.files.wordpress.com
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
76
77
LAMPIRAN
Lampiran D04_5
1. Prosedur
2. Substansi Utama
3. Pendekatan
komunikasi
Kapan Proposal
sebaiknya diserahkan?
Identifikasi Kriteria/
Preferensi Alokasi
Pendanaan
Ketahui Perioda
Alokasi Pendanaan?
Menyerahkan Proposal
Monitor
Proposal yang sudah
diserahkan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
D-04
78
Lingkup Pembahasan
Sumber Pendanaan
Prosedur
Struktur
Penyajian
Substansi
Utama
Pemerintah
Masyarakat
Sektor Swasta
Donor
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
79
APBD-Provinsi
APBDKabupaten/Kota
APBN
Sumber Pendanaan
Sanitasi
Manfaat
Masyarakat
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Program Sanitasi
80
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
81
Potensi Sumber
Pendanaan
Keterangan
(Area Tg
Jawab)
Jamban Rumah
Tangga/ MCK Umum
Pengurasan Tangki
Septik
Pengelolaan IPLT
Biaya penerimaan
buangan per tanki
Pemerintah
PSO
Iuran bulanan
pelanggan
Pemerintah
Semi komersial
Pemerintah
PSO
Pemerintah
Swasta
Rumah Tangga/
Masyarakat
Bisa Komersial
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
82
IPLT:
Pemerintah
(PSO)
small-bore
sewer
tangki septik
TRUK TINJA
lumpur
cairan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
pengering
lumpur
sungai
TPA Sampah
danau
83
pipa riool
sungai
P
man-hole
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
TPA Sampah
danau
84
Potensi Sumber
Pendanaan
Keterangan
Persampahan
Sumber Sampah
(Retribusi)
Penjualan barang
bekas
Masyarakat
Sampah domestik
Pemerintah
Kewajiban Pelayanan
Publik/Public Service
Obligation (PSO)
Pemerintah
Kewajiban Pelayanan
Publik/Public Service
Obligation (PSO)
Pemerintah
Kewajiban Pelayanan
Publik/Public Service
Obligation (PSO)
Semi komersial
Drainase
Penjualan barang
bekas
Clean Develpment
Mechanism (CDM)
-
Pemerintah
Swasta
Pemerintah
Kewajiban Pelayanan
Publik/Public Service
Obligation (PSO)
10
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
85
Public house
PERUMAHAN
City
BISNIS/ KOMERSIAL
PASAR
Kawasan Publik
Bak
Sampah
TPS
Bak
Sampah
BAK SAMPAH
Bak
CONTAINER
TPA
Sampah
Tong
Sampah
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Pengumpulan &
pengangkutan:
Pemerintah (PSO)
Pengelolaan TPA:
Pemerintah (PSO)/
Swasta (CDM)
86
Persampahan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
87
LAMPIRAN
Lampiran D05_3
D-05
!"#$%&#'!(!)*!+,$-#$#!./$0#&!1#$/2#3/
!452#*
!167(3,&258*
)
A5;58
9
4,%/#2#$
B
4,>6#8#$
)
S5$#
4,-#;#2#$
4,>68#'#$
A#;#
450,
A#;#
))
P
+,$-#$#!:,>#&3#$##$
450,
9K)K
!1#3#8#$*
!:85%8#;!<0,=$/3/!5>,'!:5&?#@*
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
9K))
9K)9
9K)D
9K)B
)9
:,8&/8##$
G/#H#
N#&26
+IJ!?62#
L:GQ!452#
)D
)B
:,8&/8##$!L$%%#8#$!<M!+IJ!)!?62#@
:85%8#;!<:,8;,$0#%8/!)D!E!CF@
L:GQ!:85R
L:GA
:/$?#;#$
O/7#'
!"#
)C
4,%/#2#$!<:,8;,$0#%8/!)D
!$#
J!)!?62#@
:/$?#;#$
O/7#'
88
)B
)C
)U
:85%8#;!<:,8;,$0#%8/!)D!E!CF@
4,%/#2#$!<:,8;,$0#%8/!)D!E!CF@
450,!<A#3/5$#>@
!"#
!$#
!"#
!$#
!%#
)F
!&#
9K
14:Q!:,$#$%%6$%!V#W#7
!'#
X;I>,;,$2#3/
Y!E!:
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Kolom
---
Sasaran: Tuliskan sasaran kegiatan
---
Program: Tuliskan nama Program sesuai dengan definisi yang dibuat oleh Pokja Sanitasi Kota.
Kegiatan: Tuliskan semua kegiatan yang perlu dilakukan-mulai dengan zona-1 dan seterusnya. Nama kegiatan sebaiknya nama yang operasional, mudah dipahami dan disepakati oleh semua anggota Pokja.
Sub-Kegiatan: Tuliskan semua sub-kegiatan yang perlu dilakukan-mulai dengan zona-1 dan seterusnya. Nama sub-kegiatan sebaiknya nama
yang operasional, mudah dipahami dan disepakati oleh semua anggota Pokja.
Keluaran: Tuliskan Keluaran untuk masing-masing kegiatan. Sebaiknya dituliskan dalam bentuk kode (misal: Keluaran: A, B, C) untuk menghemat lebar kolom dan memudahkan proses penyortiran (bila diperlukan).
Zona: Tuliskan angka 1 pada kolom zona terkait bila pada zona tersebut terdapat kegiatan; dan tuliskan angka 0 bila tidak terdapat kegiatan
pada zona tersebut.
6 & 7
Kecamatan & Kelurahan: Tuliskan nama dan kode untuk kecamatan dan kelurahan (penulisan kode kecamatan dan kelurahan sifatnya opsional
sesuai dengan kode BPS).
Rencana Pelaksanaan: tuliskan angka 1 untuk rencana pelaksanaan pada tahun yang bersangkutan; dan angka 0 bila tidak ada rencana pelaksanaan.
11
12
11
Perkiraan Anggaran: Berdasarkan pertemuan dengan TAPD, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS, tuliskan sumber dan perkiraan pembiayaan.
12
Program (sesuai Permendagri 13 dan 59): Tuliskan judul program yang disesuaikan dengan program nasional & provinsi, dan memerhatikan
Rencana Strategis SKPD serta program prioritas kota.
13
Perkiraan Anggaran: Berdasarkan pertemuan dengan TAPD, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS, tuliskan sumber dan perkiraan pembiayaan.
14
Program (sesuai Permendagri 13 & 59): Tuliskan judul program yang disesuaikan dengan program nasional & provinsi, dan memerhatikan
Rencana Strategis SKPD serta program prioritas kota.
15
Kegiatan (sesuai Permendagri 13 & 59): Tuliskan judul program yang disesuaikan dengan program nasional & provinsi, dan memerhatikan
Rencana Strategis SKPD serta program prioritas kota.
17
19
SKPD Penanggung Jawab-Implementasi: Sepakati SKPD yang akan bertanggung jawab untuk implementasi.
20
SKPD Penanggung Jawab-O&P: Sepakati SKPD yang akan bertanggung jawab untuk O&P.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
89
90
!"#$%&#'!(!)*!+,-.$%&#/,!0-.'!1234
!205#*
!167(8.&509*
:
G0A09
)
2.%,#5#$
;
167(2.%,#5#$
<
>
W0$#
2.-6#9#$
:
2.P#A#5#$
<
G#A#
2.-69#'#$
20+.
!1#8#9#$*
!390%9#A!B+.K$,8,!0-.'!30&J#D*
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
G#A#
20+.
)@:@
:@
H.$P#$#!3.-#&8#$##$
20+.!BG#8,0$#-D
20+.!B205#D
)@::
)@:)
)@:;
)@:<
!"%
!&%
!+%
!(%
!)%
!#%
!*%
::
!'%
:)
3.9&,9##$
E,#F#
O#&56
H/I!J65#
3.9&
Q3E4!205#
Q3E4!
::
:)
3.9&,9##$
E,#F#
O#&56
H/I!J65#
Q3E4!205#
91
:;
:<
:=
:>
3.9&,9##$!Q$%%#9#$!BR!H/I!:!J65#D
390%9#A!B3.9A.$+#%9,!:;!C!=?D
2.%,#5#$!B3.9A.$+#%9,!:;!C!=?D
167(2.%,#5#$
!"%
!&%
!&%
Q3E4!390V
Q3EG
3,$J#A#$
L,7#'
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
!"#$"%
:N
:M
20+.!BG#8,0$#-D
20+.!B205#D
!"#$&%
!"%
!&%
!+%
!(%
!)%
!#%
!*%
:?
)@
1234!3.$#$%%6$%!S#T#7
!'%
X$V.85#8,
U!C!3
Kolom
---
Sasaran: Tuliskan sasaran kegiatan.
---
Program: Tuliskan nama Program sesuai dengan definisi yang dibuat oleh Pokja Sanitasi Kota.
2
Kegiatan: Tuliskan semua kegiatan yang perlu dilakukan-mulai dengan zona-1 dan seterusnya. Nama kegiatan sebaiknya nama yang operasional, mudah dipahami dan disepakati oleh semua anggota Pokja.
3
Sub-Kegiatan: Tuliskan semua sub-kegiatan yang perlu dilakukan-mulai dengan zona-1 dan seterusnya. Nama sub-kegiatan sebaiknya nama
yang operasional, mudah dipahami dan disepakati oleh semua anggota Pokja.
4
5
6 & 7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
Keluaran: Tuliskan Keluaran untuk masing-masing kegiatan. Sebaiknya dituliskan dalam bentuk kode (misal: Keluaran: A, B, C) untuk menghemat lebar kolom dan memudahkan proses penyortiran (bila diperlukan).
Zona: Tuliskan angka 1 pada kolom zona terkait bila pada zona tersebut terdapat kegiatan; dan tuliskan angka 0 bila tidak terdapat kegiatan
pada zona tersebut.
Kecamatan & Kelurahan: Tuliskan nama dan kode untuk kecamatan dan kelurahan (penulisan kode kecamatan dan kelurahan sifatnya opsional
sesuai dengan kode BPS)
Rencana Pelaksanaan: tuliskan angka 1 untuk rencana pelaksanaan pada tahun yang bersangkutan; dan angka 0 bila tidak ada rencana pelaksanaan.
Kode: sesuai Permendagri 13 & 59.
Kode: diisi kota.
Perkiraan Waktu: tuliskan perkiraan waktu.
Perkiraan Biaya: Tuliskan perkiraan biaya untuk masing-masing kegiatan.
Perkiraan Anggaran: Berdasarkan pertemuan dengan TAPD, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS, tuliskan sumber dan perkiraan pembiayaan.
Program (sesuai Permendagri 13 & 59): Tuliskan judul program yang disesuaikan dengan program nasional & provinsi, dan memerhatikan
Rencana Strategis SKPD serta program prioritas kota.
Kegiatan (sesuai Permendagri 13 & 59): Tuliskan judul program yang disesuaikan dengan program nasional & provinsi, dan memerhatikan
Rencana Strategis SKPD serta program prioritas kota.
Sub-Kegiatan: diisi SKPD.
Kode: sesuai Permendagri 13 & 59.
SKPD Penanggung Jawab-Implementasi: Sepakati SKPD yang akan bertanggung jawab untuk implementasi.
SKPD Penanggung Jawab-O&P: Sepakati SKPD yang akan bertanggung jawab untuk O & P.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
92
93
Lampiran D05_4
Contoh Program Digest
Note: AAA = singkatan SKPD (misalnya: PU); XX = tahun (07); YYY = nomor urut (001)
SKPD:
Nama Dinas
Komponen/Sub Komponen:
Program:
Mengacu kepada Permendagri 13/2006 hanya jika sumber pendanaan proyek adalah APBD
Cukup jelas
Classification (Klasifikasi):
Rationale (Alasan):
Secara ringkas jelaskan kondisi sarana dan prasarana (atau keadaan masyarakat/institusi/
peraturan perundangan) yang ada saat ini. Jelaskan adanya kesenjangan antara kondisi
yang ada dengan kondisi yang diinginkan, untuk menggambarkan perlunya upaya-upaya
perbaikan yang akan dilaksanakan melalui proyek yang diusulkan ini.
Kaitkan dengan Strategi Sanitasi Kota dan sedapat mungkin kaitkan dengan usulan
Musrenbang Kelurahan.
Berikan penjelasan tentang hal apa yang akan dikerjakan oleh proyek ini secara garis besar.
Rinciannya dan urutan pekerjaan nanti dijelaskan dalam kegiatan proyek.
Jelaskanlah posisi proyek dalam Strategi Sanitasi Kota/SSK, sehingga menjadi jelas
proyek ini terkait dengan strategi dan target mana yang tercatum di dalam SSK.
Jelaskan kegiatan ini mendukung secara spesifik Rencana Strategis SKPD terkait (yang
mengusulkan).
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
LAMPIRAN
D-05
Overall objective :
94
Formulasikan sasaran, yang biasanya lebih luas dari tujuan yang bisa dicapai oleh proyek.
Dengan kata lain, sasaran akan dicapai oleh lebih dari satu proyek.
Proyek akan berkontribusi kepada sektor sanitasi di tingkat kebijakan.
Performance Indicator
(indikator Kinerja):
Membantu untuk menjawab pertanyaan bagaimana kita tahu bahwa tujuan proyek telah
tercapai. Mencakup rincian kuantitas, kualitas dan waktu.
Project activities
(rincian kegiatan proyek):
Activity/kegiatan
a.
b.
Duration (month)
Results (hasil):
Outcome (hasil)
Stakeholders (pemangku
kepentingan):
Cantumkan individu, kelompok individu atau instansi yang mungkin secara langsung,
secara positif atau negatif memengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek/program.
Beneficiaries (Penerima
Manfaat):
Cantumkan kelompok yang akan dipengaruhi secara positif oleh proyek sesuai dengan
tujuannya (misalnya: masyarakat di kelurahan ABC dan XYZ). Berikan juga jumlahnya bila
diperlukan.
Implementation period
(durasi):
Non contraction
APBD
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
95
Remarks:
Bisa diisikan, misalnya kontribusi (natura dan uang tunai) dari masyarakat atau sektor
swasta atau LSM untuk pembangunan sanimas,
Total biaya proyek,
Dan hal-hal lain yang terkait.
Location (lokasi):
Cantumkan lokasi proyek di kelurahan, kecamatan dan kota. Atau hingga RT dan RW
bilamana diperlukan.
Map (Peta):
General Map
(peta area lokasi)
Detailed Map
(peta detail lokasi)
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
96
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
97
49
Colophon
Dokumen ini disusun oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), yang merupakan subprogram dari Water
and Sanitation Program (WASAP), sebuah Trust Fund yang didanai oleh Pemerintah Belanda dan dikelola oleh Bank Dunia. ISSDP
didanai oleh Pemerintah Belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan Bappenas
sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - East Asia
and the Pacific (WSP-EAP).
DHV B.V. bekerja sama dengan PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin
Engineering, PEM Consult, dan Yayasan Indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan
ISSDP.
Judul
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
98
50
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap D - Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi