Anda di halaman 1dari 18

PASIEN LAKI-LAKI 57 TAHUN

MENGELUH SESAK NAPAS


SECARA TERUS MENERUS
Ellen Sintia
102012028

Anamnesis
Identitas, nama, umur, dll
Laki-laki 57 tahun

KU + berapa lama
Sesak napas memberat dan terus menerus sejak 5 jam yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Disertai batuk berdahak warna putih sejak 3 hari yang lalu
3 tahun terakhir nepas terasa berat jika beraktivitas berat, demam,

atau batuk
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Pribadi dan Sosial
Merokok sejak usia 30 tahun

( 1-2 bungkus/hari )

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, kesadaran, TTV
Inspeksi untuk melihat :
Kelainan dinding dada
Kelainan bentuk dada
Frekuensi, pola, dan jenis pernapasan
Palpasi dalam keadaan statis dan dinamis
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi untuk mendengarkan suara nafas normal dan

patologis
Wheezing +/+
Ronki basah minimal +/+

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Hiperinflasi, hiperlusen, diafragma mendatar, corakan
bronkovasuler meningkat
Pemeriksaan Fungsi Paru (spirometri)
Pada pasien usia >40 tahun dengan gejala yang mengarah ke
PPOK, sangat dianjurkan tes spirometri
Setelah penggunaan bronkodilator, hasil VEP1/KVP <70 % (0,70)
menjelaskan bahwa psaien mengalami PPOK. Jika hasil 0,70,
berarti bukan PPOK
Pemeriksaan Gas Darah

DIAGNOSIS BANDING
Emfisema
Bronkiektasis
Asma

Emfisema

Bronkiektasis

Asma

pelebaran ruang udara dan


destruksi dinding

dilatasi(ektasis) dinding
bronkus yang menetap

obstruksi saluran udara

sesak napas

batuk kronik, sputum >>

sesak napas(wheezing)
saat ekspirasi

suara napas menurun

hemoptisis

dada terasa berat

thorax barrel chest


,hipersonor

panas (+/-)

batuk pada malam hari atau


dini hari

rontgen paru : hiper inflasi

sesak napas (+/-)

takikardi dan takipnea

rontgen thorak :honey comb


appearance

WORKING DIAGNOSIS
Penyakit Paru Obstrukrif Kronis (PPOK)

ETIOLOGI
Faktor Lingkungan :

Merokok
Asap tembakau
Polisi udara di tempat kerja atau di dalam kota

Faktor Host :

Genetik
Hipereaktifitas Bronkus

EPIDEMIOLOGI
Penyebab keempat kematian di Amerika Serikat >16
juta orang dan 20% orang di negara-negara industri
menderita PPOK

Patofisiologi

MANIFESTASI KLINIS
Sesak Napas
Batuk Kronis
Wheezing
Batuk Darah
Anoreksia dan BB menurun

KOMPLIKASI
Hipoxemia
Asidosis Respiratory
Infeksi Respiratory
Gagal Jantung
Disritmia Cardiac
Status Asmatikus

Peningkatan bertahap pada pengobatan sesuai tingkat


keparahan
Stadium 0 (beresiko)
Spirometri normal ; Batuk atau

sputum kronis
Stadium 1 (ringan)
FEV1 : FVC < 70% ; Perkiraan FEV1

=80 %
Gejala klinis
dengan atau tanpa gejala
sesak napas derajat sesak 0 sampai

derajat sesak 1

Stadium 2 (sedang)
FEV1 : FVC < 70% ; Perkiraan 30%

<FEV1 <80 %
Gejala klinis :
dengan atau tanpa gejala
sesak napas derajat sesak 2

Stadium 3 (berat)
FEV1 : FVC < 70% ; Perkiraan FEV1

<30 % atau FEV1 < 50 %


Gejala klinis :
Ekserbasi lebih sering terjadi
sesak napas derajat sesak 3 dan 4

dengan gagal napas kronik


Disertai dengan komplikasi kor
pulmonale atau gagal jantung kanan

Penatalaksanaan
Berhenti merokok harus menjadi prioritas
Bronkodilator
Pemberian terapi oksigen jangka panjang selama >16 jam

memperpanjang usia pasian dengan gagal napas kronis (yaitu


pasien dengan PaO2 sebesar 7,3 kPa dan FEV1 sebesar 1,5
L).
Antimikroba Hanya diberi bila terjadi eksaserbasi yang

biasanya disebabkan karena infeksi bakteri atau virus,


terutama bila terdapat gejala dispnoe, meningkatnya volume
sputum dan sputum berubah menjadi purulen.

Penatalaksanaan
Kortikosteroid, untuk penderita yang mempunyai saluran

pernapasan reaktif dan pada PPOK derajat menengah


atau berat, pemberian kortikosteroid memberikan
perbaikan yang signifikan dan mengurangi frekuensi
terjadinya eksaserbasi.
Pemberian kortikosteroid pada kasus ini harus secara

sistemik dan bukan per inhalasi.


Pada PPOK yang disertai eksaserbasi akut, pemberiak

kortikosteroid per inhalasi tidak memberikan perbaikan

PREVENTIF
Pencegahan PPOK yang paling utama adalah penghentian
kebiasaan
merokok
dalam
upaya
memperlambat
progresivitas penyakit. Selain itu perlu juga diperhatikan
kesehatan bekerja terutama pada lingkungan pekerjaan
yang berpolutan. Tindakannya berupa pengaturan ventilasi
yang baik, penggunaan respirator, dan upaya mengurangi
debu yang beterbangan terutama pada lingkungan
pertambangan.

PROGNOSIS
Prognosis PPOK tergantung pada beratnya obstruksi, adanya kor pulmonale,
ada kegagalan jantung kongestif, dan tergantung derajat gangguan analisa gas
darah.
Prognosis penyakit ini bervariasi. Bila pasien tidak berhenti merokok, penurunan
fungsi paru akan lebih cepat dari pada bila pasien berhenti merokok.
Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada umur dan
gejala klinis pada waktu berobat. Penderita dengan penyakit emfisema paru
akan lebih baik daripada penderita yang penyakitnya bronkitis kronik. Penderita
dengan sesak nafas ringan (<50 tahun), 5 tahun kemudian akan terlihat ada
perbaikan. Tetapi bila penderita datang dengan sesak sedang, maka 5 tahun
kemudian 42% penderita akan sesak lebih berat dan meninggal.

KESIMPULAN
Laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan tersebut menderita Penyakit
Paru Obstruktif Kronik.PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) adalah
kelompok penyakit paru dengan terutama terjadi obstruksi menahun.
Kelompok penyakit yang termasuk PPOK adalah bronkitis kronik,
emfisema, asma bronkial, dan bronkiektasis. Faktor predisposisi terutama
pada perokok dan gejala umum yang tampak adalah sesak napas dan
batuk persisten. Pengobatannya terutama bertujuan untuk mengurangi
progresivitas penyakit dan menghindari komplikasi yang berat seperti cor
pulmonale. Prognosis kurang baik dan diperberat oleh tingkat keparahan
penyakit, eksaserbasi yang sering, dan kebiasaan merokok yang belum
dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai