Anda di halaman 1dari 1

Case 1

Seorang perempuan 15 tahun dirujuk oleh dokter umum karena memiliki gangguan
makan. Pada awalnya pasien berpikir jika badan pasien kurus ia bisa merubah
hidupnya menjadi lebih baik. Pasien mulai melakukan diet dengan membatasi
makanannya. Pasien mulai menghidari makanan berlemak, berkarbohidrat dan
makanan dari produk susu. Pasien hanya memakan biskuit beras, apel dan selada.
Setelah berhasil menurunkan berat badan pasien merasa telah mencapai sesuatu.
Ia mendapatkan bisikan untuk mengurangi berat badannya yang berlangsung
terus menerus. Sampai ia merasa bahwa tidak ada yang lebih penting dari
memuaskan kebutuhan suara tersebut untuk menurunkan berat badan.
Berat badan pasien turun dari 54 kg menjadi kurang dari 31 kg. Rambutnya rontok,
kulitnya retak dan berdarah, tulangnya sakit, dan menstruasinya berhenti.
Selain mengatur pola makan pasien juga bersepeda sejauh 13 km dan 24 km untuk
memenuhi keinginannya untuk lebih kurus. Tapi pasien tidak percaya bahwa
dirinya cukup kurus. Sehingga setiap menatap ke cermin pasien seperti melihat
gundukan lemak di badannya. Pasien pernah dibawa kerumah sakit karena
serangan jantung ringan saat mengendarai sepeda.
Case 2
Seorang perempuan 17 tahun dibawa karena penurunan kesadaran. Pasien
memiliki riwayat perilaku makan terganggu sejak 4 tahun yang lalu. Berat
badannya saat itu mencapai 53 kg, dia merasa badannya gemuk. Ia ingin memiliki
tubuh yang ramping dan ideal dengan cara apapun. Pada awalnya pasien
mesugesti dirinya untuk merasa mual, dan saat sudah mual ia akan
memuntahkan semua isi perutnya sampai habis. Karena menggunakan sugesti
dianggap terlalu lama, ia pun mencoba menggunakan tangan untuk mengorek
tenggorokan supaya lebih cepat. Ternyata cara tersebut membuat pasien, nafsu
makannya semakin tidak terkendali, dia makan apapun dan kapanpun ia ingin
makan, setelahnya ia akan membuang makan itu kembali

Anda mungkin juga menyukai