Anda di halaman 1dari 4

Nama : Allessandro Budiman

NIM

: 135020301111069

Report to the Nation

1) Lokasi Organisasi atau Perusahaan yang Melakukan Kecurangan


Berdasarkan data yang ada, banyak sejumlah kasus kecurangan yang terjadi pada
suatu organisasi atau perusahaan di suatu lokasi atau kawasan. Menurut data tersebut,
menunjukkan bahwa organisasi atau perusahaan yang ada di Amerika Serikat menduduki
peringkat pertama menurut jumlah kasus yang ada, sebanyak 646 kasus kecurangan. Dan bila
diukur berdasarkan prosentase nya, kasus kecurangan yang terjadi pada perusahaan di
Amerika Serikat mencapai 48,0% dari total kasus yang ada di seluruh lokasi atau kawasan
yang ada.
Sementara peringkat terendah menurut jumlah kasus yang ada, adalah organisasi atau
perusahaan yang berada di kawasan Timur-Tengah dan Afrika bagian Utara, dengan 53 kasus
kecurangan atau sebesar 3,9% dari total kasus yang ada di seluruh lokasi atau kawasan yang
ada.
Dengan adanya data tersebut menunjukkan, sistem keamanan dan pengawasan yang
ada di kawasan Amerika Serikat masih kurang dalam mengatasi kecurangan yang ada.
Sementara untuk di kawasan Timur-Tengah dan Afrka bagian Utara memiliki sistem
keamanan dan pengawasan yang efektif karena mampu menekan angka kecurangan yang
terjadi di kawasan tersebut, hingga menduduki peringkat dasar menurut jumlah kasus
kecurangan yang ada.
2) Distribusi Kerugian
Dalam grafik mengenai distribusi kerugian, terdapat 3 tahun yang dapat
dibandingkan. Ada 2010, 2012, dan 2014. Lalu dalam perbandingan 3 tahun tersebut, ada 6
rentang jumlah kerugian yang dapat diukur. Terdapat ukuran kerugian sebesar kurang dari
$200.000, $200.000-$399.999, $400.000-$599.999, $600.000-$799.999, $800.000-$999.999,
lebih dari $1.000.000.

Menurut grafik tersebut distribusi kerugian terbesar berada di ukuran kurang dari
$200.000. Untuk tahun 2010 distribusi kerugian sebesar 51,9% lalu pada tahun 2012
merupakan puncak tertinggi dari distribusi kerugian yaitu sebesar 55,5% dan kemudian pada
tahun 2014 turun menjadi 54,4%. Dalam hal ini distribusi kurang dari $200.000 rentan akan
terjadinya kecurangan, khususnya pada tahun 2012 yang mengalami puncaknya sebesar
55,5%.
Sedangkan distribusi kerugian terkecil berada di ukuran rentang $800.000-$999.999.
untuk tahun 2010 distribusi kerugian sebesar 2% lalu pada tahun 2012 distribusi kerugian
sebesar 1,9% dan pada tahun 2014 merupakan tahun di mana rentang $800.000-$999.999
mengalami distribusi kerugian terendah yaitu sebesar 1,8%.
Hal ini membuktikan bahwa kecurangan rentan terjadi pada ukuran kurang dari
$200.000 mungkin saja dikarenakan jumlah yang dihitung kurang signifikan, sehingga
merasa aman bila melakukan kecurangan dalam ukuran kurang dari $200.000 dan dalam data
tersebut fraud jarang terjadi pada rentang ukuran $800.000-$999.999.
3) Frekuensi berdasar Kategori Kecurangan
Dalam kategori kecurangan menurut grafik yang ada terdapat penggelapan aset,
korupsi, dan kecurangan terhadap laporan keuangan. Dalam grafik tersebut dijelaskan bahwa
penggelapan aset merupakan kategori kecurangan dengan frekuensi tertinggi dibandingkan
dengan kecurangan lainnya seperti korupsi dan kecurangan terhadap laporan keuangan.
Frekuensi dalam penggelapan aset selama tahun 2010 hingga 2014 mencapai lebih
dari 80%, sementara kecurangan terhadap laporan keuangan merupakan kategori kecurangan
dengan frekuensi terendah sekitar 4% hingga 9%. Dan korupsi berada di tengah-tengahnya
dengan frekuensi sebesar lebih dari 30% selama tahun 2010 hingga 2014.
Untuk penggelapan aset sendiri, frekuensi tertinggi berada dalam tahun 2012 yang
mencapai 86,7%, yang sebelumnya pada tahun 2010 sebesar 85,4%. Kenaikan dari tahun
2010 ke tahun 2012 terhitung 1,3%. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar
0,4% dari tahun 2012, sebesar 86,3%
Sementara itu, kecurangan pada laporan keuangan mengalami penurunan setiap
tahunnya. Mulai dari 9% di tahun 2010, lalu 7,6% di tahun 2012, dan pada tahun 2014
mencapai 4,8%. Semakin menurunnya kecurangan pada laporan keuangan dapat
menunjukkan peran auditor yang semakin baik dari tahun ke tahun.

Sedangkan kecurangan dalam bentuk korupsi juga mengalami penurunan setiap


tahunnya. Mulai dari 36,8% di tahun 2010, lalu 33,4% di tahun 2012, dan pada tahun 2014
mencapai 32,8%. Namun walaupun terjadi penurunan pada setiap tahunnya dalam kategori
kecurangan ini, angka prosentasi korupsi masih tinggi.
4) Potensial Kerugian yang Ditimbulkan dari Kecurangan
Menurut jenis kecurangan yang sama dengan kategori kecurangan berdasarkan
frekuensi, yang terdapat penggelapan aset, korupsi, dan kecurangan terhadap laporan
keuangan. Maka akan adanya potensial kerugian yang ditimbulkan dari kecurangan tersebut.
Walaupun dalam frekuensi terjadinya kecurangan yaitu kecurangan pada laporan
keuangan memiliki angka terendah sebesar 4% hingga 9%, namun potensial kerugian yang
ditimbulkan dari kecurangan tersebut berada di peringkat pertama. Dengan angka kerugian
yang jaraknya sangat jauh dibandingkan kecurangan seperti penggelapan aset dan korupsi.
Dalam kecurangan terhadap laporan keuangan di tahun 2010 potensial kerugian
sebesar $1.000.000 . angka tersebut masih berlanjut di tahun 2012 yang sama dengan tahun
2010 yaitu sebesar $1.000.000 . Namun berbeda pada tahun 2014 yang memiliki jarak yang
sangat jauh dengan potensial kerugian dari tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar
$4,100.000. Walaupun frekuensi yang ada pada tahun 2014 terendah sebesar 4,8% , namun
potensial kerugian yang ditimbulkan merupakan angka tertinggi dalam kategori kecurangan
terhadap laporan keuangan, bahkan tertinggi di antara kategori-kategori lain seperti
penggelapan aset dan korupsi.
Lalu potensial kerugian terendah dalam kategori kecurangan adalah penggelapan aset.
Hal ini berbanding terbalik antara frekuensi dan potensial kerugian. Menurut frekuensi nya,
penggelapan aset merupakan kategori kecurangan tertinggi, yakni sebesar lebih dari 80%.
Namun dalam potensial kerugian, penggelapan aset menduduki peringkat terendah dalam
kategori kecurangan berdasarkan potensial kerugiannya. Pada tahun 2010 mencapai
$130.000, lalu pada tahun 2012 mengalami penurunan yakni sebesar $120.000, dan
mengalami peningkatan lagi pada tahun 2014 sebesar $135.000.
Sedangkan kecurangan lain seperti korupsi masih berada di tengah. Pada tahun 2010
potensial kerugian mencapai $200.000, lalu mengalami peningkatan di tahun 2012 yakni
sebesar $250.000. Dan tahun 2014 potensial kerugian tetap mencapai $250.000 dengan tidak
adanya peningkatan ataupun penurunan terhadap potensial kerugiannya.

5) Pelaku yang Melakukan Kecurangan


Berdasarkan pelaku yang melakukan kecurangan dapat dibagi menjadi 4, yaitu owner,
manajer, karyawan, dan pihak lain. Menurut frekuensi yang ada di grafik, pelaku terbanyak
dilakukan oleh karyawan yakni sebesar 41% hingga 42%. Lalu posisi kedua ditempati oleh
manajer, sebagai pelaku dengan frekuensi melakukan kecurangan yakni sebesar 36% hingga
41%. Dan owner merupakan pelaku yang melakukan kecurangan terendah dibandingkan
karyawan dan manajer yakni sebesar 16% hingga 19%. Dan sisanya adalah pihak lain, yang
mungkin berada dari luar organisasi atau perusahaan sebesar 3,2%.
Tidak menutup kemungkinan frekuensi yang tertinggi dilakukan oleh karyawan ini,
dikarenakan jumlah karyawan yang lebih besar dibandingkan jumlah manajer apalagi jumlah
pada owner.
Namun ketika melihat potensial kerugian yang ditimbulkan, semua akan berbanding
terbalik dengan frekuensinya. Untuk potensial kerugian yang ditimbulkan membuktikan
bahwa owner menduduki peringkat pertama dalam potensial kerugian yakni sebesar $500.000
hingga $723.000. Kemudian pihak dari luar perusahaan menduduki peringkat kedua, yakni
sebesar $100.000 hingga $250.000. Dan potensial kerugian terendah berada dalam pelaku
kecurangan adalah karyawan, yakni sebesar $75.000 hingga $80.000. Sementara manajer
sebesar $130.000 hingga $200.000.
6) Deteksi Dini
Dalam deteksi dini yang ada di grafik, ada 12 deteksi. Dan deteksi yang paling efektif
adalah deteksi tip. Dalam deteksi tip, di tahun 2010 memiliki prosentase sebesar 40,2%, lalu
meningkat di tahun 2012 yakni sebesar 43,3%. Kemudian mengalami penurunan kembali
sebesar 42,2%
Dan deteksi dini yang paling tidak efektif adalah deteksi confession. Dalam deteksi
confession, di tahun 2010 meemiliki prosentase sebesar 1%, lalu meningkat di tahun 2012
yakni sebesar 1,5%. Kemudian mengalami penurunan kembali sebesar 0,8%. Kemungkinan
dengan deteksi confession atau pengakuan ini ditakuti oleh para pelaku kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai