Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2085.

2754
STANDART ASUHAN KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)
( Telaah Pustaka)
Oleh
S.S. Heni Sunaryanti*)
*)Dosen Tetap Akademi Keperawatan Mambaul Ulum Surakarta
Abstrak
Pada pasien gangguan jiwa yang kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri yang
merupakan gejala negatif yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga maupun
masyarakat. Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri nampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias dan
toileting (BAB/Buang air besar dan BAK/ buang air kecil secara mandiri.
Sehingga perawat jiwa perlu dibekali ilmu perawatan pasien dengan defisit perawatan diri
agar pasien dan keluarga mempunyai kemampuan merawat pasien dirumah.
A. Kurangnya perawatan diri
1. Definisi/ Pengertian
B. Pengertian dari deficit
perawatan diri adalah suatu kondisi
pada seseorang yang mengalami
gangguan kelemahan kemampuan
untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi,berhias,makan,toileting) c.
(Depkes 2000:152; Nurjannah,
2004:152; Poter&Perry, 2005:152)
C.
2. Etiologi
D.
Menurut Carpenito (2007:
391) penyebab kurang perawatan
diri adalah :
a. Patofisiologis
1) Berhubungan dengan
kurangnya koordinasi
sekunder.
2) Berhubungan dengan
kelemahan otot
ssekunder.
3) Berhubungan dengan
keadaan koma.
4) Berhubungan dengan tak d.
berfungsinya atau
kehilangan anggota
gerak.

b. Tindakan yang berhubungan.


1) Berhubungan dengan alat
eksternal
(mis,gips,bebat,brace,alat
IV)
2) Berhubungan dengan
keletihan dan nyeri
pascaoperasi.
Situasional
E.
(personal, lingkungan
)
1) Berhubungan dengan
deficit kognitif.
2) Berhubungan dengan
nyeri.
3) Berhubungan
denganpenurunan
motivasi.
4) Berhubungan dengan
keletihan.
5) Berhubungan dengan
konfusi.
6) Berhubungan dengan
ansietas
ketidakmampuan.
Maturasional.
F. Berhubungan
dengan
penurunan kemampuan visual
dan motorik, kelemahan otot.

Standar Asuhan Keperawatan ...........................................

G.
H.
I.
3. Manifestasi Klinis
J.
Menurut
Direja
(2011;152-153). Manifestasi Klinis
dari deficit perawatan diri adalah :
a. Mandi/ Hygiene.
K. Klien
mengalami
ketidakmampuan
dalam
membersihkan
badan,
memperoleh
atau
mendapatkan sumber air.
Mengatur suhu, atau aliran air
mandi,
mendapatkan
perlengkapan
mandi,
mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar
mandi.
b. Berpakaian / berhias.
L. Klien
mempunyai
kelemahan dala meletakkan
atau mengambil potongan
pakaian,
menanggalkan
pakaian, serta memperoleh
atau menukar pakaian. Klien
juga memiliki ketidakmampuan
untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing tarik,
melepaskan
pakaian,
mengunakan
kaos
kaki,
mempertahankan penampilan
pada
tingkat
yang
memuaskan.
Mengambil
pakaian, dan mengenakan
sepatu.
c. Makan
M. Klien
mempunyai
ketidakmampuan
dalam
menalan
makanan,
mempersiapkan
makanan,
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.

34

menangani
perkakas,
mengunyah
makanan,
mengunakan alat tambahan,
mendapatkan
makanan,
membuka
container
memanipulasi makanan dalam
mulut, mengambil makanan
dari wadah lalu memasukkan
ke
mulut,
melengkapi
makanan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima
masyarakat,
mengambil
cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan
dengan aman.
d. BAB/BAK
N. Klien memiliki keterbatasan
atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau
bangkit
dari
jamban,
memanipulasi pakaian untuk
toileting membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan
tepat dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
O. Keterbatasan perawatan
diri
di
atas
biasanya
diakibatkan karena streesor
yang cukup berat dan sulit
ditangani oleh klien ( Klien bias
mengalami harga Dri Rendah),
sehingga dirinya tidak mau
mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias,
makan,maupun BAB dan BAK,
bila tidak dilakukan intervensi
oleh
perawat,
maka
kemungkinan
klien
bias
mengalami masalah risiko
tinggi isolasi social.
P.

JKm-U, Vol. VI, No. 17, 2014:33-36

X.
4. Pohon masalah.
Y.
Z. Effect
(akibat)
AC. Masalah
utama
(Core
Problem)
AD.
AG. Causa
(sebab)
AK.

AA. Risiko Tinggi perilaku


kekerasan
AB.
AE. Defisit Perawatan Diri
AF.

AH. Harga Diri Rendah kronis


AI.
AJ.
AL. Koping Individu Tidak Efektif

AM.
AN.

Gambar 1. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri.

AO.
(Direja. 2011;154)
5. Masalah
keperawatan
Yang
mungkin Muncul.
6. Menurut Direja ( 2011;154)
a. Defisit Perawatan Diri
b. Harga Diri Rendah
c. Risiko Tinggi Isolasi Sosial.
7. Fokus Pengkajian
8.
Menurut Direja (2011;154155) data yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Subyektif.
a) Klien mengatakan dirinya
malas mandi karena airnya
dingin, atau RS tidak
tersedia alat mandi
b) Klien mengatakan dirinya
malas berdandan.
c) Klien mengatakan ingin
disuapin makan.
d) Klien mengatakan jarang
membersihkan
alat
kelaminya setelah BAK
maupun BAB.
2) Obyektif
a) Ketidak mampuan mandi/
membersihkan diri ditandai
dengan rambut kotor, gigi
kotor , kulit berdaki, dan
berbau,
serta
kuku
panjang.

b) Ketidakmampuan
berpakaian/
berhias
ditandai dengan rambuta
acak- axakan, pakaian
kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, tidak
bercukur (laki-laki), atau
tidak berdandan (wanita).
c) Ketidakmampuan makan
secara mandiri ditandai
dengan ketidak mampuan
mengambil
makanan
sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada
tempatnya
d) Ketidak
mampuan
BAB/BAK secara mandiri.
Dan membersihkan alat
kelaminya
setelah
BAK/BAB.
9. Rencana Asuhan Keperawatan.
10.
Menurut Direja (2011;155-157)
Rencana asuhan keperawatani
yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan Untuk Klien.
1) Tujuan :
11.
Pasien mampu :

Standar Asuhan Keperawatan ...........................................

a) Melakukan
kebersihan
diri
sendiri
secara
mandiri
b) Melakukan
berhias/
berdandan
secara baik.
c) Melakukan
makan dengan
baik.
d) Melakukan
BAK/BAB secara
mandiri.
2) Criteria evaluasi.
12.
Klien
dapat
menjelaskan pentingnya.
a) Kebersihan diri.
b) Berdandan/berhi
as.
c) Makan.
d) BAB/BAK.
e) Dan
mampu
melakukan cara
merawat diri.
3) Intervensi.
a) Identifikasi
kebersihan diri
berdasarkan
cara makan, &
BAB/BAK.
b) Jelaskan
pentingnya
kebersihan diri.
c) Jelaskan alat &
cara kebersihan
diri.
d) Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan pasien.
b. Tujuan untuk keluarga .
1) Tujuan
13.
Keluarga mampu
merawat
anggota
keluarga yang mengalami
masalah
kurang
perawatan diri
2) Kriteria Evaluasi.
14.
Keluarga mampu
meneruskan
melatih

36

pasien dan mendukung


agar kemampuan pasien
dalam perawatan dirinya
meningkat.
3) Intervensi.
a) Identifikasi masalah
keluarga
dalam
merawat
pasien
dengan
masalah
kebersihan
diri,
berdandan, makan.
BAB/BAK.
b) Jelaskan
tentang
deficit perawatan diri.
c) Jelaskan
cara
merawat kebersihan
diri.
Berdandan,
makan, BAB/BAK.
d) Bermain peran cara
merawat kebersihan
diri.
e) Rencana tindak lajut
keluarga/
jadwal
keluarga
untuk
merawat pasien.
15.
16. DAFTAR PUSTAKA
17.

Azizah, L.M, 2011. Keperawatan


Jiwa, Aplikasi Praktek Klinik.
Graha
Ilmu,
Yogyakarta.

18.

Carpenito, L.J. 2005. Buku Saku


Diagnosa
Keperawatan
(Terjemahan). Edisi 8 EGC :
Jakarta.

19.

Kusumawati, F. & Y.Hartono,


2010. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Salemba Medika : Jakarta.

20.

Stuart, Gail.W, 2006. Buku Saku


keperawatan Jiwa Edisi 5. EGC :
Jakarta

21.

Direja, A.H.S, 2011. Buku Ajar


Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha
Medika : Yogyakarta.

JKm-U, Vol. VI, No. 17, 2014:33-36

22.

Yosep, I,. 2010. Keperawatan


Jiwa Edisi Revisi. PT Refika
Aditama : Bandung.

Standar Asuhan Keperawatan ...........................................

23.

Anda mungkin juga menyukai