Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN PSIKODIAGNOSTIK DALAM PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN
Kelas A - Kelompok 7
Annisa Nuril Fadilla

(933407314)

Qoni Nurul Hikmah

(933407814)

Faidzatul Zunaidah

(933407914)

M. Bayu Wicaksono

(933408214)

M. Qoyyum A.

(933409414)

PEMBAHASAN
A. Bentuk Penerapan
Untuk
menerapkan
psikodiagnostik
pada
psikologi
perkembangan, digunakan metode-metode yang ada dalam
psikodiagnostik. Metode-metode tersebut adalah metode observasi,
interview, tes psikologi, dan analisa dokumen. Namun, metode
diagnosa paling umum dalam psikodiagnostik adalah menggunakan
alat-alat tes psikologi.
Sasaran tes psikologiadalah untuk mengungkapkan aspekaspek psikologis tertentu, yaitu kecerdasan atau intelegensi, minat,
bakat, emosi, sosial, dan lain-lain. 1Dalam psikologi perkembangan
karakteristik testee atau sasaran tes begitu bervariasi. Hal ini
dikarenakan testee yang dapat dikenai psikodiagnostik dalam bidang
ini memiliki usia yang bervariasi, mulai dari bayi sampai lanjut usia. 2
Bentuk
penerapan
psikodiagnostik
dalam
psikologi
perkembangan adalah sebagai bantuan untuk mencegah serta
mengatasi masalah-masalah perkembangan individu. Misalnya
hambatan perkembangan pada anak-anak, baik psikis maupun sosial.
1Ki Fudyartanta, Pengantar Psikodiagnostik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
6.

Bentuk lain dari penerapan psikodiagnostik yang paling umum


adalah untuk mengetahui tingkat intelegensi serta bakat dan minat
seseorang.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam menerapkan psikodiagnostik ke dalam psikologi
perkembangan antara lain:
1. Untuk mendeteksi dini gangguan perkembangan sehingga dapat
dilakukan tindakan pencegahan.
2. Untuk membantu meningkatkan kualitas individu dengan
diagnosa yang tepat sesuai tahap perkembangan.
3. Untuk membantu memberikan pengobatan yang tepat sesuai
dengan tahap perkembangan.
Sedangkan manfaat dalam menerapkan psikodiagnostik ke
dalam psikologi perkembangan antara lain:
1. Agar dapat melakukan tindakan pencegahan sejak dini terhadap
gangguan perkembangan.
2. Agar dapat memberikan pengobatan yang tepat sesuai diagnosa.
3. Agar dapat meningkatkan kualitas individu dengan diagnosa yang
tepat sesuai tahap perkembangan.
C. Metode
Metode psikodiagnostik yang digunakan untuk menangani
kasus-kasus dalam psikologi perkembangan adalah:
1. Observasi
Psikologi tidak bisa lepas dari observasi, yaitu mengamati
perilaku, merekam atau mengukur peristiwa, dan menguji coba
sesuatu untuk menarik kesimpulan.3 Metode observasi dilakukan
untuk mempelajari tingkah laku klien sehingga informasi yang
diperoleh dari observasi tersebut dapat digunakan untuk
menunjang diagnosa masalah klien.
2Sayyida

Sopandi,

Psikologi

Penerapan,

unair,http://sayyidasopandi-

fpsi112.web.unair.ac.id/artikel_detail-86403-psikodiagnostik-penerapan
%20psikodiagnostik%20di%berbagai%20lapangan.html, diakses tangga 29 feb 2016.

3Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV Pustaka


Setia, 2013), 47.

2. Interview
Interview atau wawancara
adalah proses tanya jawab antara
pendiagnosa
dengan
klien
menggunakan
pertanyaanpertanyaan verbal dengan tujuan
tertentu
untuk
mendapatkan
informasi tertentu pula. Ada
beberapa
hal
yang
perlu
dipertimbangkan dalam suatu
wawancara, antara lain:4
a. Waktu,
yaitu
kapan
menanyakan
isi
materi
tertentu dan berapa lama
wawancara dilakukan.
b. Isi wawancara, yaitu apa saja
yang akan ditanyakan.
c. Respon apa yang diharapkan,
yaitu respon terbuka dan
respon
tertutup.
Respon
terbuka misalnya, asosiasi
bebas
yang
mengundang
jawaban
bervariasi,
sedangkan respon tertutup
yaitu jawaban terbatas atas
suatu pertanyaan dengan
hanya alternatif jawaban Ya
atau Tidak.
d. Umpan balik, yaitu usaha
untuk memperjelas informasi
yang diperoleh.
3. Tes psikologi
Sarana
atau
alat
psikodiagnostik
paling
umum
adalah tes psikologi. Sebuah tes
psikologi pada dasarnya adalah
alat ukur yang objektif dan
dibakukan atas sampel perilaku
tertentu.5
Berikut
persyaratan
yang
harus
terdapat
dalam
6
sebuah tes psikologi:
4Ki

Fudyartanta,

Psikodiagnostik, 23-24.

Pengantar

a. Validitas, sebuah alat tes


harus
valid
atau
dapat
mengukur
dengan
tepat
terhadap objek yang diukur.
b. Reliabilitas,
menyangkut
konsistensi, representabilitas
dan
ketelitian
tes
yang
bersangkutan.
c. Terstandarisasi,
maksudnya
bahwa tes psikologi tersebut
telah terstandarisasikan atau
telah dibakukan.
d. Objektif,artinya
meskipun
dinilai
oleh
orang
yang
berbeda-beda namun hasilnya
tetap objektif atau sama.
e. Diskriminatif,
sebuah
tes
psikologi
harus
dapat
mengungkap
perbedaanperbedaan antar individu.
f. Komprehensif, sebuah alat tes
harus bersifat komprehensif
atau menyeluruh, tes tersebut
dapat
mengungkapkan
banyak hal.
4. Analisa dokumen
Dokumen yang dianalisa
merupakan riwayat hidup klien,
dapat berupa ijazah sekolah,
arsip pekerjaan, catatan medis,
tabungan, buku harian, surat,
album foto, catatan kepolisisan,
penghargaan, dan sebagainya.
Data dalam bentuk dokumen ini
memiliki kelebihan, yaitu data
dapat terhindar dari distorsi
memori, jenis respon, motivasi
5AnneAnastasi

&

Susana

Urbina,Tes

Psikologi., terj. Robertus Hariono S. Imam,(Jakarta:


Prenhallindo. 1997),3.

6Ki

Fudyartanta,

Pengantar

Psikodiagnostik, 105-109.

atau faktor situasional. Sehingga


memungkinkan untuk mendapat
informasi penting dimana jika
bertanya langsung, klien akan
berbohong.
D. Macam-macam Alat Tes
Terdapat banyak sekali alat tes
psikologi, mengenai macam-macam
tes psikologi dapat dibagi sebagai
berikut
1. Tes Kognitif; yaitu tes yang
mengungkapkan kualitas kognitif
(intelegensi, bakat, dan minat)
seseorang.
a. Tes kecerdasan (intelegensi),
misalnya: Tes Stanford Binet,
merupakan
tes
intelegensi
yang sasaran utamanya adalah
anak-anak dan balita untuk
mengetahui
usia
mental
(mental
age)
juga
untuk
mengetahui indikasi kelainan
mental dari tingkat IQ yang
rendah; Tes WAIS (Wechsler
Adult Intelligence Scale) untuk
mengukur intelegensi pada
individu umur 16 keatas; Tes
WISC (Wechsler Intelligence
Scale for Children) untuk
mengukur intelegensi anakanak usia 6 sampai 16 tahun;
Tes
CFIT
(Culture
Fair
Intellegence Test) digunakan
untuk
mengukur
tingkat
intelegensi
seseorang,
termasuk juga membedakan
tingkatan
intelegensi
serta
penentuan terapi yang tepat.
b. Tes bakat, misalnya:Tes DAT
(Differential
Aptitude
Test)digunakan
untuk
mengukur
bakat
pada
seseorang, membantu dalam

membuat keputusan terhadap


rencana-rencana baik sekolah
maupun
krekerjaan,
serta
untuk mendiagnosa masalahmasalah
pendidikan
pada
anak.
c. Tes minat, misalnya: Tes KPS
(Kuder
Preference
Record
Vocational) digunakan untuk
mengukur minat seseorang
sehingga
bisa
ditentukan
kualifikasi jabatan yang sesuai
dengan minat;Tes Lee-Thorpe
yang
digunakan
untuk
membantu
individu
dalam
inventori minat jabatannya.
2. Tes Non-Kognitif
a. Tes kepribadian non kognitif,
yang biasa disebut juga tes
proyektif.
Misalnya
tes
Rorscach, atau tes bercakbercak tinta dari Hermann
Rorschach;
TAT
(Thematic
Apperception Test) dari Murray;
CAT (Children Apperception
Test); tes grafis, misalnya tes
Baum, tes Wartegg.7
b. Skala sikap, termasuk alat ukur
kepribadian.
Misalnya
Sosiometri dari Moreno untuk
mengukur
keakraban
hubungan sosial serta dapat
untuk membuat sosiogramnya;
skala sikap Borgardus untuk
mengukur prasangka ras.8
E. Contoh Kasus

7Ki

Fudyartanta,

Pengantar

Psikodiagnostik, 35.

8Ibid.
3

Beberapa kasus atau problema


psikologi perkembangan yang dapat
diterapkan psikodiagnostik dalam
pemecahannya antara lain pada
kasus perkembangan anak-anak yang
terhambat.Hambatan perkembngan
pada anak dapat terjadi dalam
berbagai
bentuk.
Misalnya
keterlambatan perkembangan, autis,
dan
ADHD.
Keterlambatan
perkembangan, seperti terlambat
perkembangan kemampuan bicara
atau kemampuan motorik, dapat
dideteksi dengan tes intelegensi.
Misalnya tes Stanford-Binet yang
mana anak dengan tingkat IQ rendah
kemungkinan
besar
mengalami
masalah
keterlambatan
perkembangan ini.
Autis agak sulit dideteksi pada
usia bayi, namun sangatlah penting
untuk mengetahui gejala dan tanda
penyakit ini sejak dini. Karena
penanganan yang lebih cepat akan
memberikan hasil yang lebih baik.
Orangtualah yang paling berperan
disini, secara umum gejala autisme
sudah dapat dideteksi pada usia 2-3
tahun. Tidak ada satu cara atau satu
tes
untuk
mendeteksi
autisme.
Diagnosa
autisme
sebaiknya
dilakukan oleh tim ahli dari berbagai
ilmu.
Serta
dengan
mempertimbangkan
hasil
pembicaraan
orangtua
untuk
mengetahui
riwayat
anak,
dan
mengobservasi bagaimana perilaku
dan gejala anak.9
ADHD atau Attention Deficit
Hyperactive Disorder adalah sebuah
9http://psikologiforensik.com/2013/18/31/
mendeteksi-anak-dengan-autisme/,
tanggal 3 Maret 2016.

diakses

gangguan
konsentrasi
dimana
penderitanya
menjadi
hiperaktif,
impulsif, serta susah menempatkan
perhatian. Dapat terjadi pada anakanak, dewasa, maupun orangtua.
ADHD dapat dideteksi melalui gejalagejala yang tampak pada perilaku
penderitanya. Terdapat juga tes
psikologi untuk mendeteksi ADHD
yaitu tes TOVA (Test Of Variables of
Attention),
sebuah
tes
untuk
mengukur tingkat atensi seseorang.
PENUTUP
1. Bentuk penerapan psikodiagnostik
dalam
psikologi
perkembangan
adalah dengan menerpakan metodemetode psikodiagnostik, terutama
metode tes psikologi yang digunakan
sebagai bantuan untuk mencegah
serta mengatasi masalah-masalah
perkembangan individu.
2. Tujuan dan manfaat dari penerapan
psikodiagnostik
dalam
psikologi
perkembangan salah satunya adalah
untuk mendeteksi dini gangguan
perkembangan agar dapat dilakukan
pencegahan.
3. Beberapa metode yang dignakan
psikodiagnostik
dalam
psikologi
perkembangan
diantarantya:
observasi, interview, tes psikologi,
dan analisa dokumen.
4. Macam-macam
alat
tes
yang
digunakan
dalam
psikologi
perkembangan ada banyak sekali.
Alat testersebut di bagi menjadi dua
kelompok, yaitu Tes Kognitif dan Tes
Non-Kognitif. Tes Kognitif adalah tes
yang
mengungkapkan
kualitas
kognitif (intelegensi, bakat, dan
minat) seseorang. Sedangkan Tes
Non-Kognitif
adalah
tes
yang
mengukur kepribadian non kognitif
dan Skala sikap.
4

5. Kasus-kasus atau problema dalam


psikologi perkembangan yang dapat
diterapkan psikodiagnostik dalam
pemecahannya adalah salah satunya
masalah
hambatan
dalam
perkembangan,
misalnya
keterlambatan
perkembangan
dengan menggunakan tes BinetStanford, autisme dengan observasi
intens, dan ADHD dengan tes TOVA.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne & Susana Urbina. Tes
Psikologi., terj. Robertus Hariono S.
Imam. Jakarta: Prenhallindo. 1997.
Fudyartanta,
Ki.
Pengantar
Psikodiagnostik.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2005.

http://psikologiforensik.com/2013/18/31/
mendeteksi-anak-dengan-autisme/,
diakses tanggal 3 Maret 2016.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Test_of_Va
riables_of_Attention.
Diakses
tanggal 3 Maret 2016.
Sobur, Alex. Psikologi Umum dalam
Lintasan Sejarah. Bandung: CV
Pustaka Setia. 2013.
Sopandi,
Sayyida.
Psikologi
Penerapan.Unair.http://sayyidasop
andifpsi112.web.unair.ac.id/artikel_deta
il-86403-psikodiagnostikpenerapan%20psikodiagnostik
%20di%berbagai
%20lapangan.html.diakses tangga
29 feb 2016.

Anda mungkin juga menyukai