(KAK)
KEGIATAN
PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH DI
WILAYAH PASCABENCANA
TAHUN 2014
A. GAMBARAN UMUM
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini banyak bencana berskala nasional
terjadi
di
Indonesia.
Sejak
Tsunami
aceh
26
Desember
2004
yang
mengakibatkan korban jiwa 105.262 warga Aceh dan hampir sepertinga kota
Banda Aceh hancur, tidak berselang tiga bulan disusul dengan gema bumi di
Pulau Nias dan dua tahun kemudian Gempa bumi terjadi di Yogyakarta dan Jawa
Tengah tahun 2006, lalu Tsunami di Mentawai, Gempa bumi Aceh Tengah dan
Bener Meriah, Banjir bandang di Teluk Wondama dan Way Ela serta erupsi
Gunung Merapi, Sinabung dan Rokatenda serta masih banyak lagi kejadian
kejadian bencana yang berskala kecil maupun besar.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB diketahui bahwa selama tahun
2013 bencana alam telah mengakibatkan sebanyak 487 orang meninggal,
675.798 orang mengungsi/menderita dan 33.847 rumah rusak dimana 7.891
rumah rusak berat, 4.587 rusak sedang, dan 21.369 rusak ringan.
Kejadian
bencana terbanyak adalah puting beliung 259 kejadian atau 36 persen, banjir
193 kejadian atau 26 persen dan tanah longsor 138 kejadian atau 19 persen.
Kejadian kejadian bencana diatas bukan hanya menimbulkan kerugian material
saja tapi dampak sosial ekonomi yang dialami para korban bencana sangat
mempengaruhi kehidupan mereka. Dibidang Kesehatan, kejadian Tsunami sering
kali mengakibatkan wabah penyakit seperti Gangguan saluran pernapasan
akibat masuknya air laut ke dalam paru-paru, Tifus, Kolera dan Infeksi Bakteri.
Pada bencana banjir biasa mengakibatkan DBD, Malaria, Diare, Leptospirosis,
Penyakit kulit dan masih banyak lainnya yang diakibatkan karena sanaitasi yang
buruk dan kurangnya ketersediaan air bersih di wilayah pascabenca. Gunung api
yang meletus antara lain menimbulkan luka bakar akibat awan panas, infeksi
saluran pernapasan. Gempa yang di ikuti kejadian Tsunami bisa menyebabkan
Patah tulang akibat tertimpa bangunan, Tetanus akibat tertusuk paku atau benda
tajam.
Kerangka Acuan Kerja program pendampingan kader kesehatan
di Wilayah Pascabencana Tahun 2014
Visi Indonesia Sehat yaitu Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat telah
sangat jelas dalam menguraikan strateginya, yaitu: 1) Menggerakkan &
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, 2) Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkwalitas, 3) meningkatkan
sistem surveilans, monitoring & informasi kesehatan dan 4) Meningkatkan
pembiayaan kesehatan.
Program pendampingan kader kesehatan yang akan dilakukan oleh Direktorat
Pemulihan dan Peningkatan Sosial ekonomi terutama dalam pemulihan
kesehatan perlu dilakukan dengan berbasis masyarakat dan harus ditunjang
dengan kemampuan kader yang mendapat pembekalan secara optimal dan
berkelanjutan, maka diharapkan masyarakat luas akan mendapat informasi serta
pelayanan kesehatan dasar secara merata.
Dengan ilmu yang didapatkan melalui pelatihan dan pendampingan kader
kesehatan
yang
berkelanjutan.
Diharapkan
Kader
Kesehatan
dapat
B. DASAR HUKUM
1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
( Lembaga Negara RI tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4723)
2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 71 Ayat (3).
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana
Kerangka Acuan Kerja program pendampingan kader kesehatan
di Wilayah Pascabencana Tahun 2014
Maksud
Maksud
dari
program
pendampingan
kader
kesehatan
di
wilayah
Tujuan
Tujuan program pendampingan kader kesehatan di wilayah pascabencana
adalah meningkatkan pengetahuan dan kemandirian kader kesehatan,
dalam membangun serta memulihkan kesehatan di masyarakat terutama di
wilayah pascabencana yang berbasis kearifan local dan pemberdayaan
masyarakat.
D. RUANG LINGKUP
Lingkup program pendampingan kader kesehatan
di wilayah pascabencana
adalah :
1)
2)
3)
4)
E. KELUARAN
Keluaran dari program pendampingan kader kesehatan di wilayah pascabencana
adalah tersedianya data dan informasi mengenai kondisi kesehatan dan adanya
kader kesehatan yang mampu mendampingi masyarakat dalam menangani
masalah kesehatan di wilayah pascabencana dalam bentuk laporan kegiatan
pemulihan sosial di wilayah pascabencana berupa :
a. Laporan Pendahuluan
Menyajikan rencana kerja berdasarkan hasil penelaahan dan analisa data
sekunder, meliputi :
1) Persiapan administrasi
2) Persiapan data
3) Persiapan personil
4) Rencana Kerja
5) Jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan
Laporan Pendahuluan ini dibuat setelah kontrak ditandatangani dibuat
rangkap 10 (Sepuluh) eksemplar, sebagai bahan presentasi laporan
pendahuluan.
b. Laporan Kemajuan/Laporan Akhir Sementara
Laporan hasil lapangan berisi hasil-hasil yang didapat dari lapangan sebelum
dilakukan analisa terhadap hasil-hasil yang didapat dan kendala-kendala yang
ditemukan di lapangan.
Selain itu Laporan Kemajuan/Laporan Akhir Sementara juga berisikan tentang
hasil pekerjaan di lapangan dan sebagai bahan laporan atau presentasi
dengan mengundang instansi lintas sektor terkait.
Dalam
laporan
kemajuan/
Laporan
akhir
sementara
ini
dilengkapi,
G. PELAKSANAAN KEGIATAN
1) Persiapan
Persiapan dengan cara melakukan baseline survey melalui pertemuan,
pengumpulan data, analisa data kebutuhan, penyusunan jadwal kegiatan,
melakukan kajian secara intensif dengan target utama adalah kader kesehatan
dan masyarakat terdampak dan kelembagaan (Pemda), dengan melakukan
survey di lapangan/lokasi melalui kunjungan lapangan, melakukan pertemuan
dengan masyarakat secara terpisah (Focus Group Discussion).
2) Pelaksanaan
a)
No
Tahun 2014
Kegiatan
1
Persiapan
Pelaksanaan
Laporan Pendahuluan
Laporan Kemajuan/
Akhir Sementara
Laporan Akhir
10
11
I. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan pendampingan kader kesehatan akan dilasanakan dilokasi sebagai
berikut :
1. Kabupaten Sikka Provinsi NTT
12
dan
penyampaian
serta
pembahasan
laporan
untuk
team
Leader
mengorganisasi
Penyusunan
laporan
Program
Program
dalam
rencana
aksi
komunitas
Ahli
Kesehatan
Masyarakat,
Sebagai
Koordinator
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan
sebagaimana mestinya.
kerja
ini
dibuat
Jakarta,
untuk
dapat
dipergunakan
Maret 2014
Penanggungjawab
PPK Direktorat Pemulihan dan Peningkatan
Sosial Ekonomi