PIL KONTRASEPSI
a. Efeksamping
b. Efek kerja kelebihan estrogen
Rendah, oleh karena tidak jarang efek itu berkurang dalam bbeberapa bulan. Akan tetapi,
kadang pemakaian pil terpaksa dihentikan, dan harus dianjurkan cara kontrasepsi lain. Ada
indikasi bahwa pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita penyakit tersebut. Akan tetapi, biasanya hipertensi tidak tinggi, mempengaruhi
terutama tekanan sistolik, dan kembali kepada keadaan normal setelah pil dihentikan. Akan
tetapi, pengaruh terhadap mereka yang sudah menderita hipertensi, lebih nyata. Ada bukti-bukti
bahwa minum pil yang cukup lamadengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan
pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu berhenti, jika pemakaian pil
dihentikan. Pemakaian pil kadang-kadang dapat menyembuhkan pertumbuhan endometrium
yang berlebihan dibawah pengaruh estrogen.
Rendahnya dosis estrogen
bertambahnya nafsu makan isertai bertambah berat badan, akne, alopesia, kadang-kadang
mamma mengecil, fluor albus, hipomenorea. Bertambahnya berat badan karena progestagen
kiranya disebabkan oleh bertambahnya nafsu makan dan efek metabolic hormone. Akne dan
alopesia bisa timbul karena efek androgenic dari jenis progestagen yang dipakai dalam pil.
Progestagen dapat mengakibatkan mengecilnya mamma. Jika hal ini tidak disenangi oleh
akseptor, dapat diberikan kepadanya pil dengan estrogen lebih banyak.
Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada pil yang dengan progestagen dalam dosis
tinggi, mungkin disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan kandida albikans. Kadang-kadang
wanita yang minum pil dengan kelebihan progestagen menderita depresi. Ada alasan kuat bahwa
depresi itu timbul pada wanita yang sehat, akan tetapi pada wanita yang sebelumnya sudah
secara emosional tidak stabil.
Bahaya yang dikuatirkan dengan pil ialah trombo-emboli, termasuk tromboflebitis, emboli
paru-paru, dan thrombosis otak. Mengenai hal ini laporan-laporan dalam perpustakaan sering
kali bertentangan. Yang dapat dipakai sebagai pegangan adalah bahwa kemungkinan untuk
terjadinya trombo-emboli pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila ada factor yang
memberikan pradisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas.
Kontraindikasi
Tidak semua wanita menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Kontraindikasi
Kontaindikasi mutlak
Termasuk disini tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen, penyakit-penyakit hati yang
aktif, baik akut mupun menahun, pernah mengalami tromboflebitis, trombo-emboli,
hampir 100%, daya guna pemakaian 95-98%), frekuensi koitus tidak perlu diatur, siklus haid jadi
teratur, keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang samasekali.
Kekurangan pil kombinasi antara lain ialah pil harus diminum tiap hari (sehingga kadangkadang merepotkan), motivasi harus kuat, adanya efek sampingan walaupun sifatnya sementara
(umpamanya mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri, dan lain-lain), kadang-kadang
setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten, untuk golongan penduduk
tertentu harganya lebih mahal.
Pada prinsipnyaberbagai pil kombinadi mempunyai efektifitas yang sama, walaupun untuk
pil yang mengandung
20 g
sedangkan pil yang mengandung estrogen lebih dari 50 g dapat menimbulkan mual dan
sebagainya. Sebaiknya pada pemberian pil untuk pertama kali, dipakai pil yang mengandung 50
g
mestranol dan 1 mg norethindrone. Jika pasien mendapat banyak efek sampingan yang
disebabkan estrogen, seperti mual muntah dan buah dada menjadi tegang da nyeri, gantilah
pilnya dengan pil yang mengandung estrogen kurang dari 50 g . Jika terjadi break-through
bleeding, gantilah dengan pil yang berdosis estrogen yang lebih tinggi.
pil. Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus menerus, dan
kemudian berhenti jika isi bungkus habis. Sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu, misalnya
malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal
bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari permulaan perdarahan. Apabila
tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus kedua mulai diminum, dan pilih pil
menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28 biji ialah
bahwa karena pil ini diminum tiap hari terus menerus, tidak mudah dilupakan. Jika lupa
meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut
diminum pada hari yang biasa. Jika lupa meminum pil 2 hari berturut-turut, dapat diminum 2 pil
keesokan harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara
kontrasepsiyang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian pula hendaknya
jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selama sedikitnya 2 minggu.petunjuk
umum untuk hal ini ialah : anggaplah bungkus pertama belum aman.
Sangat dianjurkan untuk memeriksakan sediaan apus (papanicolaon smear) dan pemeriksaan
mamma setahun sekali pada pemakai pil.
Pil sekuensial
Di Indonesia pil sekuensial tidak diedarkan. Pil sekuensial ini tidak seefektif pil kombinasi,
dan pemakaiannya hanya dianjurkan pada hal-hal tertentu saja. Pada cara kontrasepsi ini
diminum pil yang hanya mengandung estrogen saja untuk 14-16 hari, disusul dengan pil yang
mengandung estrogen dan progestagen untuk 5-7 hari.
Mini-pill (continuous low-dose progesterone treatment)
Pada tahun 1965 Rudell dkk. Menemukan bahwa pemberian progestagen (khlormadinon
asetat) dalam dosis kecil (0,5 mg per hari) menyebabkan wanita tersebut menjadi infertile. Minipill bukan merupakan penghambat ovulasi oleh karena selama memakan pil mini ovulasi
kadang-kadang masih terjadi. Efek utamanya adalah terhadap lender serviks, dan juga terhadap
endometrium, sehingga nidasi blastokista tidak dapat terjadi. Mini-pill ini umumnya tidak
dipakai untuk kontrasepsi.
Postcoital contraception (morning after pill)
Pada tahun 1966 Morris dan Van Wagenen (Amerika Serikat) menemukan bahwa estrogen
dalam dosis tinggi dapat mencegah kehamilan jika diberikan segera setelah koitus yang tidak
dilindungi. Penyelidikan mereka lakukan pada wanita sukarelawan dan wanita yang diperkosa.
Kepada sebagian wanita-wanita tersebut diberikan 50 mg dietilstilbestrol (DES) dan kepada
sebagian wanita yang lain diberikan etinil-estradiol (EE) sebanyak 0,5 sampai 2 mg sehari
selama 4-5 hari setelah terjdainya koitus. Kegagalan cara ini dilaporkan dalam 2,4% dari jumlah
kasus. Kiranya dengan cara ini dapat dihalangi implantasi blastikista dalam endometrium.
Obat suntikan (Depo Provera)
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat
depot. Noristerat juga termasuk dalam golongan ini.
Mekanisme kerja
1. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing
Factor dari hipotalamus.
2. Lender serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks
uteri.
3. Implantasi ovum dan endometrium dihalangi
4. Kecepatan transport ovum melalui tuba berubah.
keuntungan metoda depot ini ialah :
1.
2.
3.
4.
5.
Efektivitas tinggi
Sederhana pemakaiannya
Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4x setahun)
Reversible
Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
98% wanita yang minum pil dapat haid disertai dengan ovulasi dalam 3 bulan setelah pil
dihentikan. Pada 2% yang lain haid mulai lagi kadang-kadang memerlukan waktu sampai 2
tahun.
Makin lama amenorea berlangsung, makin kecil kemungkinan bahwa keadaan menjadi
normal kembali. Walaupun lamanya minum pil dan umur yang bersangkutan memegang peranan
dalam timbulnya amenorea, namun ada juga yang menderita kelainan tersebut sesudah minum
pil tidak lebih dari 3 bulan. Mengenai sebab timbulnya amenorea sesudah meminum pil ada 2
kemungkinan yaitu pemakaian pil menghambat pengeluaran Releasing Factors dari
hipotalamus, sedang kemungkinan lain ialah bahwa sebabnya terletak pada ovarium. Perlu
dipikirkan pula bahwa amenorea sekunder itu mempunyai sebab-sebab lain diluar pemakaian pil.
Karena terjadinya postpill amenorea sangat tergantung pada fungsi endokrin alat-alat yang
bersangkutan, maka kita harus hati-hati dengan pemberian pil pada wanita yang mengalami
kelainan haid fungsional. Untuk dapat menentukan prognosis dan terapi post pill amenorerhea,
progesterone withdrawal test mempunyai arti penting. Jika hasilnya positif, maka prognosis
umumnya baik, dan dengan terapi dengan klomifen biasanya amenorea dapat diatasi. Jika
hasilnya negative,maka kelainan lebih mendasar yaitu terletak pada hipotalamus-hipofisis.
Diikhtiarkan agar pemberian Klomifen, HCG, HMG, LH-FSH Releasing Factors, hormonhormon dari hipofisis yang dihalang-halangi pengeluarannya karena perangsangan berlebihan
dapat dilepaskan. Apabila sebabnya terletak pada ovarium, maka dengan pemberian estrogen dan
progesterone dalam dosis tertentu dapat diusahakan perangsangan ovarium.
NORPLANT
Sinonim: alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), imlant, KB susuk.
Norplant adalah suatu alat kontasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastic-silicone (polydimethylsiloxane) dan disusukkan dibawah kulit. Jumlah
kapsul yang disusukkan ke dalam kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul
panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonogestrel
dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonogestrel adalah suatu
progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau pil kombinasi ataupun pada
AKDR yang bioaktif.
Mekanisme kerja
1. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk
implantasi zygot.
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
Kelebihan norplant antara lain cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen, perdarahan yang terjadi lebih ringan, tidak menaikkan tekanan darah,
resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR).selain itu cara norplant juga dapat digunakan untukjangka panjang 5 tahun dan
bersifat reversible. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun setelah
pengangkatan norplant, 80% sampai 90% wanita dapat menjadi hamil kembali.
Efek samping norplant antara lain adalah gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting,
perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah(metrorrhagia), amenorea; mual-mual,
anoreksi, pening, sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan,
timbulnya akne.. oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan kedalam darah sangat kecil,
maka efek samping tidak sesering pada pengguanaan pil KB.
Indikasi
1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi
tidak berseia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.
2. Anita-wanita yang tidak menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
Kontraindikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang paling baik adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi
dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Keenam kapsul yang masingmasing mengandung 36 mg levonogestrel ditanamkan pada lengan kiri atas (atau pada lengan
kanan atas akseptor yang kidal) lebih kurang 6 10 cm dari lipatan siku.
Pengangkatan ekstraksi
Pengangkatan norplant dilakukan atas indikasi:
pengobatan biasa
Sudah habis masa pakainya
Terjadi kehamilan
G. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) ATAU INTRA UTERIN DEVICE (IUD)
1. Mekanisme Keja IUD
Sampai sekarang mekanisme kerja IUD belum diketahui dengan pasti.
Kini pendapat yang terbanyak bahwa IUD dalam Kavum uteri menimbulkan
reaksi peradangan endometrium yang di sertai dengan sebukan leukosit yang
dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan
uterus pada pemakaian IUD
sering kali dijumpai pula sel-sel makrofag
(fagosit) yang mengandung spermatozoa .
Kar dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan
uterus yang mengalami perubahan-perubahan pada pemakai IUD, yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun
sebelumnya terjadi nidasi. Penelitian lain menemukan sering adanya kontraksi
uterus pada pemakaian IUD, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini
disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada
perempuan tersebut.
Pada IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan
seperti pada IUD biasa, juga oleh karena ionisasi ion logam atau bahan lain
yang terdapat pada IUD mempunyai pengaruh terhadap seperma. Menurut
penelitian, ion logam yang paling efektif ialah ion logam tembaga (Cu); yang
lambat laun aktifnya terus berkurang dengan lamanya pemakaian.
2. Jenis-jenis IUD
Hingga kini setelah terdapat berpuluh-puluh jenis IUD; yang paling
banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia ialah IUD
jenis Lippes loop. IUD dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan
bentuk tertutup sebagai cincin. Termasuk dalam golongan bentuk terbuka dan
linear antara lain adalah Lippes loop, Saf-T-coil, Dalkon Shield, Cu-7, Cu-T,
spring coil, dan Margulies spiral; sedangkan yang termasuk dalam golongan
bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin adalah: Ota ring, Antigon F, Ragab
ring, Cincin Gravenberg, Cincin Hall-Stone, Birnberg bow, dan lain-lain.
3. Keuntungan-keuntungan IUD
IUD memiliki keuntungan bila di bandingkan dengan cara kontrasepsi
lainnya seperti:
Umumnya hanya memerlukan 1 kali pemasangan dan demimian 1 kali
motivasi
Tidak menimbulkan efek sistemik
Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal
Efektivitas cukup tinggi
Reversibel.
4. Efek Samping IUD
Perdarahan
Umumnya setelah pemasangan IUD terjadi perdarahan sedikit-sedikit
yang cepat berhenti. Kalau pemasangan dilakukan sewaktu haid,
perdarahan yang sedikit-sedikit ini tidak akan diketahui oleh akseptor.
Keluhan yang sering terdapat pada pemakaian IUD ialah menoragia,
Spotting, dan metroragia. Jika terjadi perdarahan banyak yang tidak
dapat diatasi, sebaiknya IUD dikeluarkan dan diganti dengan IUD yang
mempunyai ukuran lebih kecil. (Tietze & Lewitt, 1968). Jika perdarahan
sedikit-sedikit, dapat diusahakan mengatasinya dengan pengobatan
konservatif. Pada perdarahan yang tidak berhenti dengan tindakantindakat tersebut diatas, sebaiknya IUD diangkat dan digunakan cara
kontrasepsi lain.
Rasa nyeri dan kejang di perut
Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya rasa nyeri ini berangsur-angsur hilang
dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
jalan memberi analgetika. Jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya IUD
dikeluarkan dan diganti dengan IUD yang mempunyai ukuran yang lebih
kecil.
Gangguan pada suami
Kadang-kadang suami dapat merasakan adanya benang IUD sewaktu
bersanggama. Ini disebabkan oleh benang IUD yang keluar dari porsio
uteri terlalu pendek atau terlalu panjang. Untuk mengurangi atau
menghilangkan keluhan ini, benang IUD yang terlalu panjang dipotong
kira-kira 2-8 cm dari porsio, sedangkan benang IUD terlalu pendek,
sebaiknya IUD-nya diganti. Biasanya dengan cara ini keluhan suami
akan hilang.
Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
Pada cara ini tuba ditarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil
(minilaparotomi) diatas simpisis pubis. Kemudian dilakukan suntikan didaerah
ampulla tuba denga larutan adrenalis dalam air garam dibawah serosa tuba.
Akibat suntikan ini, mesosalping didaerah tersebut mengembung. Lalu,
dibuat sayatan kecil didaerah yang kembung tersebut. Serosa dibebaskan
dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm, tuba dicari dan setelah ditemukan
dijepit, diikat, lalu digunting. Tuba yang proksimal akan tertanam dengan
sendirinya dibawah serosa, sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan
berada di luar serosa. Luka sayatan dijahit secara kantong tambakau. Angka
kegagalan dari cara ini adalah 0.
5. Cara Kroenner
Bagian fimbria dari tuba dilakukan dari lubang operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera dibuat melalui bagian dari mesosalping dibawah fimbria.
Jahitan ini diikat 2 kali, 1 mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba
proksimal darinjahitan sebelumnya. Seluruh fimbria dipotong. Setelah pasti
tidak ada perdarahan, maka tuba dikembalikan kedalam rongga perut.
Teknik ini banyak digunakan. Keuntungan dari cara ini antara lain ialah:
Sangat kecilnya kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum protundum.
Angka kegagalan 0,19%.
2) Sterilisasi Pada Laki-Laki (Vasektomi)
Pada tahun-tahun terahir ini vasektomi untuk tujuan sterilisasi makin banyak
dilakukan dibeberapa negara seperti india, pakistan, amerika serikat, dan
korea untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di Indonesia vasektomi
tidak termasuk kedalam program keluarga berencana nasional.
Vasektomi merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh
seseorang yang telah mendapat latihan husus untuk itu. Selain itu, vasektomi
tidak memerlukan alat-alat yang banyak, dapat dilakukan secara poliklinis,
dan pada umumnya dilakukan dengan mempergunakan anestesia lokal.
1. Indikasi Vasektomi
Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan
suami istri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia
bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
2. Kontraindikasi Vasektomi
Sebelumnya tidak ada kontraindikasi untuk vasektomi, hanya apabila ada
kelainan lokal atau umum yang dapat mengganggu sembuhnya luka
operasi, kelainan itu harus disembuhkan dahulu.
Keuntungan vasektomi ialah:
Tidak menimbulkan kelainan baik fisik maupun mental.
Tidak menggu libido seksualis.
Dapat dikerjakan secara poliklinis.
3. Teknik vasektomi
Mula-mula kulit skrotum didaerah operasi disucihamakan. Kemudian,
dilakukan anestesi lokal dengan larutan xilokam 1% anestesia dilakukan
dikulit skrotum dan jaringan sekitarnya dibagian atas, dan pada jaringan
disekitar vasdiferens. Vas dicari dan stelah ditemukan lokasinya, dipegang
sedekat mungkin dibawah kulit skortum. Setelah itu, dilakukan sayatan