Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Perdarahan Post Partum Pada Ibu

Post Partum
Posted on Februari 16, 2015 by Eri Andriani, A.Md Keb
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000
kelahiran hidup ( SDKI 2007 ). Salah satu penyebabnya yaitu perdarahan setelah
melahirkan adalah karena lemahnya kontraksi uterus. Untuk mengatasi perdarahan
post-partum, bisa dikurangi dengan menyusui sedini mungkin dalam kurun waktu
kurang dari 30 menit setelah bayi lahir. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap terjadinya perdarahan post partum pada
ibu post-partum.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik, dengan populasi penelitian
seluruh ibu post partum 24 jam pertama yang bersalin di BPS Hj. Idrawati pada
bulan Maret April sebanyak 30 responden, seluruh populasi dijadikan sampel.
Instrumen penelitian berupa observasi secara langsung dari responden dengan
menggunakan blangko observasi. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi
dengan uji Chi Square 0.05 menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian, dari 30 orang responden, yang menerapkan inisiasi menyusui dini
sebanyak 80% dan kejadian perdarahan post partum sebanyak 36.7%. Hasil analisa
bivariat didapatkan ada hubungan yang bermakna antara inisiasi menyusui dini
dengan perdarahan post partum, dengan nilai p = 0.002.
Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi kejadian perdarahan post partum, maka
diharapkan bagi institusi pelayanan agar dapat mempertahankan kegiatan IMD
yang telah dilakukan.
Kepustakaan : 16 ( 2000 2011 )
Kata kunci : IMD, Perdarahan Post Partum
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi
rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dan menteri kesehatan negara-negara Asia Tenggara yang bertemu di New
Delhi, India, pada 8-11 September 2008, melakukan pembahasan khusus tentang
angka kematian ibu di kawasan Asia Tenggara yang tergolong masih tinggi.
Berdasarkan penelitian WHO pada tahun 2008 di seluruh dunia diketahui jumlah
angka kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Kematian ibu tersebut
terutama terjadi di negara berkembang yaitu sebesar 99 %. (1)

Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan
oleh pendarahan; proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir
60 %. (2)
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007
diketahui angka kematian ibu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah sebesar 226 per
100.000 kelahiran hidup.(2)
Dari hasil survei (SDKI 2007) diketahui bahwa penyebab kematian ibu yang
terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklampsia), infeksi,
partus lama, dan komplikasi keguguran. Pendarahan
menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen) , anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Atonia uteri
merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini yaitu sekitar 50%. (1)
Di Sumatra Barat, pada tahun 2009 di dapatkan angka kematian ibu tersebut yaitu
208 orang/100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2010 menjadi 208
orang/100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya, pada tahun 2013, 2014 dan 2015
Pemerintahan provinsi Sumbar menargetkan angka kematian ibu dapat terus
menurun tiap tahun yakni menjadi 18 orang/1.000 kelahiran hidup, 16 orang/1.000
kelahiran hidup dan 14 orang/1.000 kelahiran hidup. (3)
Definisi perdarahan post partum saat ini belum dapat ditentukan secara pasti.
Perdarahan post partum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml
setelah persalinan vaginal atau lebih dari 1.000 ml setelah persalinan abdominal.
Perdarahan dalam jumlah ini dalam waktu kurang dari 24 jam disebut sebagai
perdarahan post partum primer, dan apabila perdarahan ini terjadi lebih dari 24
jam disebut sebagai perdarahan post partum sekunder. (4)
Pendarahan salah satunya disebabkan kontraksi otot uterus yang tidak adekuat
sehingga tidak terjadi penekanan pembuluh darah uterus regio bekas pelekatan
plasenta. Kondisi demikian akan diperburuk dengan rendahnya tekanan intra
abdominal yang disebabkan oleh lemahnya otot-otot abdominis. (4)
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya perdarahan pada saat nifas
yaitu dengan menganjurkan ibu menyusui bayi hari pertama sampai minggu
pertama. Karena satelah melahirkan secara alami perut ibu akan terasa mules dan
seperti kencang dan otot rahim akan berkontraksi, diikuti keluar darah sedikit demi
sedikit selama menyusui. Sebagai akibat hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu,
maka akan menimbulkan hormon oksitosin terangsang untuk membantu proses
pengecilan dan pembersihan rahim. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengecilan
rahim diantaranya : inisiasi menyusui dini. Inisiasi menyusu dini merupakan
,pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga
membantu involusi uterus.(5)
Perdarahan post partum bisa dikurangi dengan menyusui sedini mungkin dalam
kurun waktu kurang dari 30 menit setelah bayi lahir, karena isapan bayi pada

payudara akan menstimulasi produksi oksitosin secara alami. Oksitosin membantu


uterus untuk berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan setelah
kelahiran. Menyusui dini dapat menghentikan dan mempercepat perdarahan setelah
melahirkan, sehingga rahim akan cepat kembali seperti semula. (6)
Inisiasi menyusui dini ( early initiation ) atau permulaan menyusui dini adalah
perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir.cara bayi
melakukan inisiasi menyusui dini dinamakan the best crawl atau merangkak
mencari payudara ibunya.(7) Bayi normal disusui segera setelah lahir. Lamanya
disusui hanya untuk satu atau dua menit pada setiap payudara ibu. Dengan
menghisapnya, bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu yang
secara tak langsung rangsangan isap tersebut mempercepat pengecilan uterus. (6)
Menurut dr. Utami Roesly dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Inisiasi
Menyusui Dini terhadap Involusi Uterus menyebutkan bahwa salah satu manfaat
inisiasi menyusui dini bagi ibu adalah mempercepat involusi uterus sehingga
mengurangi terjadinya perdarahan pasca persalinan. (8)
Menurut penelitian ilmiah, pada saat melakukan IMD secara otomatis kaki si bayi
akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun
bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan
menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk
menghentikan pendarahan si ibu.(10)
Hasil penelitian Indah Rahmaningtyas pada tanggal 24 Januari 2008 di RSIA Melinda
Kediri dengan judul penelitiannya Perbedaan Kekuatan Kontraksi Uterus Pada ibu
Post Partum Antara Sebelum dan Sesudah melaksanaan Inisiasi Menyusui
dini menyebutkan bahwa perdarahan post partum dalam 24 jam setelah persalinan
adalah sebanyak 16 orang dari 312 persalinan normal (5,1%), kejadian ini secara
umum disebabkan oleh atonia uteri. (11)
Dari penelitian serupa yang berjudul Faktor faktor Penyebab Perdarahan Post
Partum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdoel Moeloek (RSUDAM) Bandar
Lampung pada tahun 2006 diketahui bahwa penyebab terjadinya perdarahan
tersebut yaitu karena lemahnya kontraksi uterus setelah 1 jam kelahiran bayi.
Dari pengumpulan data awal di BPS Hj. Idrawati Batusangkar, penulis mendapatkan
data pada bulan Januari 2012 terdapat 36 persalinan normal yang mana 31
diantaranya dilakukan IMD dan yang lainnya tidak dilakukan dengan alasan ibu
malas menyusui bayinya, bayi tidak mau menyusu serta air susu ibu yang susah
keluar, maka didapat bahwa ibu post partum yang tidak dilakukan IMD memiliki
kontraksi uterus yang lembek, dan dari pemantauan partograf didapatkan hasil
bahwa ibu mengalami perdarahan pada pemantauan kala IV, sedangkan ibu post
partum yang dilakukan IMD memiliki kontraksi uterus yang keras, kontraksi uterus
ini akan diperkuat oleh adanya peningkatan hormon oksitosin, yang selain dapat
membantu kontraksi uterus juga membantu mengurangi perdarahan ibu.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk


meneliti dengan judul Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Perdarahan Pasca
Persalinan di BPS Hj. Idrawati tahun 2012.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah


penelitian yaitu : Apakah ada hubungan antara inisiasi menyusui dini dengan
perdarahan post partum pada ibu post partum di BPS Hj. Idrawati Batusangkar
tahun 2012 ?

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini dengan perdarahan post partum
di BPS Hj. Idrawati tahun 2012
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya distribusi frekuensi inisiasi menyusui dini di BPS Hj. Idrawati
tahun 2012.
1.3.2.2 Diketahuinya distribusi frekuensi perdarahan post partum di BPS Hj. Idrawati
tahun 2012.
1.3.2.3 Diketahuinya hubungan antara inisiasi menyusui dini dengan perdarahan
post partum di BPS Hj. Idrawati tahun 2012

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti


Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat penulis dibangku perkulihan dan
memperluas wawasan mengenai hubungan pelaksanaan inisiasi menyusui dini
dengan perdarahan post partum
1.4.2 Bagi tempat penelitian
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu asuhan kebidanan pada
ibu postpartum
1.4.3 Bagi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan dan sebagai referensi untuk peneliti
selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian survey analitik


dengan pendekatan cross sectional, sedangkan alat ukur yang digunakan yaitu
lembar observasi, populasinya yaitu seluruh ibu nifas yang masuk dalam kriteria

inklusi, dan seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini dengan perdarahan post
partum di BPS Hj. Idrawati tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari
September 2012 dengan variabel independennya inisiasi menyusui dini,sedangkan
variabel dependennya kejadian perdarahan post partum.

Penelitian Terdahulu

Menurut dr. Utami Roesly pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang
berjudul Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini terhadap Involusi
Uterusmenyebutkan bahwa salah satu manfaat inisiasi menyusui dini
bagi ibu adalah mempercepat involusi uterus sehingga mengurangi
terjadinya perdarahan pasca persalinan, ini karena pengaruh hormon
oksitosin ditandai dengan rasa mules kerena rahim berkontraksi,
Hentakan kepala bayi ke dada Ibu, sentuhan tangan bayi di puting
susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting Ibu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin.

Hasil penelitian Indah Rahmaningtyas pada tanggal 24 Januari 2008 di


RSIA Melinda Kediri dengan judul penelitiannya Perbedaan Kekuatan
Kontraksi Uterus Pada ibu Post Partum Antara Sebelum dan Sesudah
melaksanaan Inisiasi Menyusui dini menyebutkan bahwa perdarahan
post partum dalam 24 jam setelah persalinan adalah sebanyak 16
orang dari 312 persalinan normal (5,1%), kejadian ini secara umum
disebabkan oleh atonia uteri. Yang menjadikan kendala adalah ibu
masih enggan melakukan IMD, apalagi ibu primipara.

Dari penelitian serupa yang berjudul Faktor faktor Penyebab


Perdarahan Post Partum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdoel
Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung pada tahun 2006 terdapat 2.593
persalinan, dengan jumlah perdarahan post partum sebanyak 190
kasus (7,32%). Dari penelitian tersebut diketahui bahwa penyebab
terjadinya perdarahan tersebut yaitu karena lemahnya kontraksi uterus
setelah 1 jam kelahiran bayi.

Anda mungkin juga menyukai