Anda di halaman 1dari 3

RESUME TEKS BAHASA ARAB

Nama: Finalis Saleha


NIM: 1520500009
Prodi: Ekonomi Syariah
Program Pascasarjana
IAIN Samarinda

Keadilan Tuhan
Seorang pemuda bertanya kepada Syeikh Yusuf Qardawi, bagaimana cara mengembalikan
keyakinan diri akan keadilan Tuhan?
Jawaban dari Syeikh Yusuf Qardawi:
Seorang mukmin dipastikan dia akan terkena bisikan setan. Dia akan digoda dan ditutupi
hatinya. Akan tetapi, jika dia memiliki iman keyakinan pada allah maka keraguan akan hilang.
Seorang pemuda tersebut digoda oleh setan agar memikirkan keadilan Tuhan dengan caranya
sendiri dan ia telah melakukan dua kesalahan besar.
Pertama, seorang pemuda tersebut memandang keadilan Tuhan secara materi. Menurutnya
semua manusia yang ada di dunia ini harus mendapatkan hal yang sama persis soal harta benda.
Padahal, setiap manusia memiliki kekurangan dalam hidupnya. Meskipun kaya, mungkin tidak sehat
fisiknya, tidak tentram hidupnya, tidak memiliki keturunan, memiliki keturunan yang tidak berbakti,
istri yang tidak sholehah dan lain-lain. Semakin banyak harta benda yang dipegan, semakin besar
pula tanggung jawabnya. Terkadang manusia itu tidak sadar dan lupa bahwa Allah telah
mendapatkan banyak kenikmatan yang lebih berharga dan lebih mahal dibanding harta benda seperti
indra penglihatan, indra penciuman, dan milyaran kenikmatan dalam tubuh kita yang tidak terhitung
nilainya. Pemuda tersebut hanya memandang secara materi saja, sehingga itu menjadi kesalahan
besar. Adanya perbedaan lah yang membuat hikmah agar manusia bersyukur dan bersabar atas
cobaan.
Kedua, pemuda tersebut salah mengartikan hikmah Allah. Ia mengartikan hikmah Allah secara
akal nya saja, yang sesungguhnya akal manusia itu sangatlah terbatas. Allah memiliki hikmah
sendiri dalam memberi jawaban dan doa dan banyak hikmah Allah yang tidak dapat dibuka tabirnya
oleh seorang ahli sekalipun. Terdapat suatu cerita yakni seseorang ayah dan anak pergi ke taman,
duduk dibawah pohon kurma, ia bertanya kepada ayahnya lihat perbedaan yg ada sekarang, dimana
hikmah Allah yg sering kau ceritakan ayah? lihatlah tanaman yg kecil, seperti semangka,
tanamannya kecil tetapi buahnya besar, sementara lihatlah pohon kurma, pohonnya besar sementara
buahnya kecil. Seharusnya buah yg besar pohonnya besar, pohonnya kecil buahnya kecil. Lalu
ayahnya menjawab wahai anakku, mungkin ada hikmah yg Allah berikan yang belum kita ketahui.
Kemudian anak itu bersandar pada ayahnya, sampai anaknya itu tidur menutup matanya, jatuhlah
buah kurma tersebut dan mengenai anak itu sehingga membuatnya berteriak. Lalu ayah berkata
kenapa kamu teriak? anak menjawab, ada buah kurma jatuh padaku si ayah menjawab segala
puji bagi Allah, saya bersyukur bahwa buah itu bukanlah semangka.
Manusia itu lemah untuk mengetahui semua hikmah yg diberikan allah. Dan orang alim
mengatakan bahwa sungguh Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Untuk pemuda tersebut
yg ragu, maka ia harus istighfar, taubat, dan memperbarui imannya. Kembali ke sholat seperti
nasehat rasulullah dan konsultasi kepada ulama. Semoga pemuda tersebut kembali beriman.
Tanggapan:
Apa yang disampaikan oleh Syeikh Yusuf Qardhawi sangat baik sekali, saya pribadi yang awam ini
sangat bersyukur telah membaca teks ini karena telah memberikan ilmu yang sangat berharga sekali
mengenai keadilan Allah swt. Syeikh Yusuf Qardhawi telah mengajarkan bahwa kita harus yakin
dan mengimani bahwa Allah sang Maha Adil. Kita hanyalah manusia yang memiliki segala
keterbatasan, jikalau kita menghadapi permasalahan permasalahan yang membuat diri kita ini ragu
dan bertanya-tanya akan keadilan Allah, maka sebaiknya kita sholat dan senantiasa bersabar
memohon ampun dan petunjuk kepada Allah dalam mencari solusi, karena Allah lah sang Maha
Penolong Pengasih dan Penyayang, dengan begitu insya Allah kita akan menemukan hikmah dibalik
permasalahan-permasalahan yang kita hadapi di dunia ini.

Kegunaan Hadis-Hadis Dhoif untuk Memotivasi Melakukan Amal-Amal Kebaikan


Bagaimana menurut hukum syariat, jika para dai, para ulama, paling banyak menggunakan hadis
dhoif? Seandainya saya menolak karena yang digunakan adalah hadis dhoif, mereka menggunakan
alasan bahwa hadis-hadis dhoif bisa digunakan untuk mengerjakan amal-amal baik, sebagai nasihat
untuk mengajak kebaikan dan menjauhi larangan.
Jawaban Syeikh Yusuf Qardhawi:
Sebagian ulama berpendapat, boleh menggunakan hadis dhoif untuk memberi nasihat kepada
seseorang dan mengarahkan mana yang termasuk amal kebaikan. Tetapi akibatnya, banyak orangorang menyangka bahwa pendapat ini telah disepakati ulama hadis. Dugaan ini adalah kesalahan
besar. Sebagian besar para ahli hadis yang teliti berpendapat bahwa hadis yg dhoif tidak bisa dipakai
baik itu untuk tujuan amal kebaikan, salah satunya adalah Imam Bukhari. Adapun mereka yang
membolehkan untuk menggunakan hadis dhoif, telah menentukan syarat yg penting yaitu yang jadi
sandaran dari hadis dhoif adalah hadis shohih, dan dai yang menyampaikan harus terus terang
bahwa hadis yang dibawakan adalah hadis dhoif. Banyak para dai menggunakan hadis dhoif,
karena hadis itu populer, riwayat nya juga sering disampaikan, kemudian menyuruh orang berbuat
kebaikan dan menjauhi larangan, dan para dai enggan mencari hadis-hadis shohih yang memiliki
makna sama.
Syeikh Yusuf Qardawi memberi catatan tentang penggunaaan hadis dhoif: 1). Pendapat tentang
penggunaan hadis dhoif itu tidak disepakati, terdapat para ulama yang menolak untuk menggunakan
hadis dhoif dalam berbagai tujuan baik itu untuk amal kebaikan sekalipun. Dalam hal ini madzhab
Bukhari lah yang menggunakan syarat yang sangat ketat dalam pengambilan hadis; 2) Kalau
seandainya pada hadis shohih atau hasan terdapat makna yang sesuai pada hadis dhoif, maka kita
tidak boleh bersandar pada hadis dhoif. Allah mencukupkan kita hadis yang shohih daripada hadis
dhoif. Akan tetapi dikarenakan hadis-hadis dhoif itu populer, dan karena para dai pun tidak
bersungguh-sungguh dalam mencari hadis yang shohih, hal ini lah yang membuat orang-orang
menjadi bersandar pada hadis dhoif; 3) Hadis-hadis dhoif tidak boleh kita sandarkan kepada
Rasulullah dengan perkataan yang pasti seperti Qola Rasulullah atau Rasulullah telah bersabda,
tetapi harus menggunakan telah diriwayatkan kepada kami. Hal yang sudah terbiasa oleh para
khatib dan para penceramah dalam menyampaikan hadis dhoif dengan perkataan yang pasti seperti
di atas, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan; 4) Bahkan ulama yang membolehkan menggunakan
hadis dhoif, bukannya mereka membolehkan begitu saja, tetapi mereka menentukan syarat-syarat
seperti: tidak boleh hadis itu lemah dari segi sanadnya, hadis itu harus bersandar pada hadis shohih,
dan bila diamalkan tidak boleh diyakini bahwa ini dari Rasulullah, dan secara terus terang kepada
jamaah bahwa yang disampaikan adalah hadis dhoif.
Menurut Syeikh Yusuf Qardhawi, ada dua syarat tambahan: 1) hadis dhoif itu tidak boleh
mengandung makna yang ditolak oleh akal, budaya dan bahasa, karena pakar hadis sangat mudah
mengenal di sanad dan matan; 2) Tidak boleh bertolak belakang dengan dalil syariat lain yang kuat
dari padanya.
Tanggapan:
Para ulama hadis yang ahli sangat teliti dalam mengambil suatu hadis. Meskipun membolehkan,
para ulama ahli hadis tidak semerta-merta membolehkan untuk menggunakan hadis dhoif , hal itu
harus melalui syarat-syarat yang telah ditentukan. Sehingga ini bisa dijadikan sebagai pelajaran
bahwa kita dalam berpegangan pada suatu hadis dalam melakukan amal perbuatan, kita sebaiknya
berhati-hati dan mencari tahu apakah hadis tersebut benar dari Rasulullah saw atau bukan, dan untuk
menghindari hal-hal yang meragukan sebaiknya kita berpegang pada hadis-hadis yang shohih dan
hasan untuk menunjang ibadah kita kepada Allah swt dan melakukan amal-amal kebaikan yang
sesuai seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

Anda mungkin juga menyukai