Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
sel-sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan
mampu menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan
jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun
faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan
merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit
lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan
sering terpajan sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di
Amerika Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari
600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker
kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian
yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada
tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB)
merupakan 70 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel
Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit
non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.
Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk
membahas tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan
membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker kulit.

B. RUMUSAN MASALAH
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka
penulis membatasi masalah pada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. TUJUAN

Apa yang dimaksud dengan kanker kulit?


Apa etiologi dari kanker kulit?
Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?
Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis

dan

keperawatan?
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran
mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal
ksanaannya. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami
defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis dan
keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. ANATOMI KULIT
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan
epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi.
Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di
bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan
stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan
dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare.
Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan
lemak. Di lapisan ini terdaoat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening.
Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar
kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit
terletak di lapisan dermis yang terdiri atsa kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian
yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang
rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujungujung jari tangan dan kaki.
Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker).
KSB berasal dari sel pluripotensial, KSS dari sel keratinosit dan MM
merupakan perubahan ganas sel melanosit di lapisan epidermis.
B. DEFINISI
Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. kanker
bisa terjdi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu
massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa
menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. (Ajoemedi soemardi, 2006)
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya
untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara
normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit
mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul
dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan (Mangan,2005).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita.
Daerah yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering
terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah
(Mangan,2005).
C. KLASIFIKASI
Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, non
malenoma maligna dan malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi
menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa
(KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
a. Karsinoma sel basal (KSB)
1) Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang
timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker
kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh
lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan
jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit
yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).

Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini


bervariasi, yaitu:
A. Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya
tampak sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama
pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya
tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari
2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan
dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang
meninggi dan keras.
B. Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya
pada jenis ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau
homogeny yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

C. Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak
sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan.
D. Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak
sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang,
berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit
meninggi, seperti kawat.
E. Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi
berupa nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek
dengan permukaan halus atau noduler dengan warna yang bervariasi.

b. Karsinoma sel skuamosa


1) Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari
dalam epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak
karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang
normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth,
2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya
invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau
darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel
skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
2. Melanoma maligna
a.

Definisi Melanoma Maligna


Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan
kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling
ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan
metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran

limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah


kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit
dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b.

Klasifikasi melanoma maligna


1. Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh
dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.
Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah.
2. Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh
dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan
dorsal tangan,kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut.
3. Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang
menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta
berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi
langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan
dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
4. Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat
didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel
rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan,
dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma
maligna dalam 5 stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi
dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel
berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate
limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang
digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu
sebagai berikut:
1. Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau
ke kelenjar limfe regional.
2. Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3. Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
c.

Pengobatan melanoma maligna


Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini


adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan,
apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk
mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa
dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa
kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik

antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara
nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
1.

Stadium Klinik I Melanoma Malign.


Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap
merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang terbaik.

2.

Stadium Klinik II Melanoma Maligna


Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.

3.

Stadium Klinik III Melanoma Maligna


a. Kemoterapeutik sistemik
Agen
kemoterapeutik
tradisional
yang
terbaik
yaitu
Dacarbazine/Dimetil Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat
diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik
lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita.
Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4
minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6
minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan
untuk pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke
kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup
bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem imunitas
penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai
leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel
itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang
mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan
kembali bersama pemberian interleukin.
D. ETIOLOGI

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit
yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari
matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas
sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau
krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker
kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker
kulit daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini
dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan
berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker
kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa
terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak
diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun,
dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor
sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
bantuan zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan
menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di
University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan
virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah
human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap
munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkenakanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota
keluarga yang lain juga akan meningkat.
E. PATOFISIOLOGI

Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak (tahi lalat, kista
dll) dan tumor ganas (kanker). Diantaranya ada keadaan yang disebut
prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat berubah menjadi ganas atau
kanker kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau matahari,
jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan,
penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak
keputihan dirongga mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang
sudah ada sejak lahir dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga keadaan
yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh
karena kelainan gen yang dihubungkan dengan keganasan. Contohnya
penyakit xeroderma pigmentosum. Keadaan-keadaan tersebut diatas ada
kaitannya dengan kanker kulit.

Genetik/Faktor Keturunan
Paparan Karsinogen
Kulit Putih
Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Pada imun yang lemah akan menimbulkan kulit meradang

Lesi, kemerahan, timbul nodul


Berpoliferasi

F. WOC

Nodul ulserasi
10

Nodul ulserasi yang menimbulkan ulkus

Mengalir melalui
aliran limfatik dan
aliran darah
Pertumbuhan sel-sel
yang lebih agresif
Ca kulit

Ca kulit

Karsinoma
Seperti
nodul sel
kecil
basal
MK:Kerusakan
dengan
tepicemas
yang
Pasien
Terjadi
pada
batang
integritas
kulit
tergulung,
translusen
Terdapat
lesi
datartubuh
dengan
MK
:
Ansietas
dan
ekstermitas
bawah
Melanoma
superfisial
dan
mengkilap
atau
menonjol
keadannya

Lesi menjadi lebih


lebar:
- Ekstermitas atas
Karsinoma
Melanoma
- wajah
11
skuamosa
maligna
- Bibir bawah
Poliferasi
maligna
-Memperlihatkan
TelingaMengenai telapak tangan, telapak kaki,
Karsinoma
yang timbul dari
MK:Perubahan
Hipopigmentasi
Hidung
dan dahi
Lesiepidermis
pada -reaksi
kulit
Pasien
tidakdan
dapat
melakukan
aktivitas
skuamosa
dasarkuku
membran
mukosa
dalam
MK:Infeksi
MK:Intoleransi
aktivitas
inflamasi
citra
tubuh
MK:Nyeri

Melanoma Akral
lentiginosa

G. MANIFESTASI KLINIS
Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, non
malenoma maligna dan malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi

12

menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa
(KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
a. Karsinoma sel basal (KSB)
Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan
. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan,
kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu abu
mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah
berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan
bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini
bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak
sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi,
lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya
tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang
dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara
perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan
tepi yang meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya
pada jenis ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau
homogeny yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak
sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial

13

Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak


sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang,
berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit
meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi
berupa nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek
dengan permukaan halus atau noduler dengan warna yang
bervariasi.
b. Karsinoma sel skuamosa
Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada
daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa,
namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada orang kulit
putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas,
sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih
banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada
bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus
dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol
menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah
yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna
kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat
lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa
bervariasi, dapat berupa :
a. Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa
krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas
permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol,
berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
c. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna
kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas

14

dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke


organ-organ dalam.
d. Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih
sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.
2. Melanoma maligna
Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga
diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan
adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir
(tompel) yang berubah seperti:
1. Perubahan dalam warna
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi
berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah
menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana
saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki,
kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai
sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar
sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas
adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma
maligna, yaitu:
1. A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
2. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.

15

3. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area


lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus
tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
4. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm
Klasifikasi melanoma maligna
1. Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian
tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering
ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah.
2. Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh
dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan
dorsal tangan,kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut.
3. Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang
menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta
berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan
menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya
(pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang
buruk.
4. Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang
terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak
terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak
kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit
gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan
melanoma maligna dalam 5 stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)

16

2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan,
pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir
melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis
ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung
melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna
yang digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa
modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1. Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis
jauh atau ke kelenjar limfe regional.
2. Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe
regional
3. Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
a. Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna
yaitu :

17

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma


maligna ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker
dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk
mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara
medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating
agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor,
enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan
secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan
dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
1. Stadium Klinik I Melanoma Malign.
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih
tetap merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang
terbaik.
2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna
a. Kemoterapeutik sistemik
Agen
kemoterapeutik
tradisional
yang
terbaik
yaitu
Dacarbazine/Dimetil
Triazeno
Imidazole
Carboxamide
(DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat
kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC
terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang
direkomendasikan adalah:
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4
minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6
minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama
digunakan untuk pengobatan melanoma maligna yang mengadakan
metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan
pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu,
18

tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini


dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk
mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu
diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh
yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK
diinfuskan kembali bersama pemberian interleukinH. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.

Laboratorium test dan Cuci darah.


Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker.
Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic

2.

Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang
diperoleh dengan cara eksisimengungkapkan informasi histologik
mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus
dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat
dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle &
Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan
pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti
histologik penyakit yang dapat diandalkan.

3.

Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.


Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan
untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan
darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

I. PENATALAKSANAAN
Terdapat banyak alternatif pengobatan :
1. Kuretase dan elektrodesikasi.
a. Keuntungan :
1.

Teknik sederhana

2.

Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

b. Kerugian :

19

1. Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker


karsioma sel basal.
2. tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan
yang adekuat.
2. Bedah eksesi.
a. Keuntungan : penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan
kering.
b. Kerugian :
1. membutuhkan waktu
2. Biaya mahal
3. pengambilan jaringan normal dapat berlbihan.
3. Radioterapi.
a. Keuntungan :
1) bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan
metode pembedahan.
2) bermanfaat

bagi

penderita

dengan

memungkinkan dilakukan anestesi umum.


b. Kerugian :
1) memerlukan pralatan yang mahal
2) memerlukan kunjungan yang berulang kali
3) memberikan efek samping yang signifikan.
4.

Bedah beku.
a. Keuntungan :
1) tekniknya cepat.
20

lesi

yang

luas

2) peralatan yang dibutuhkan sedrhna.


3) tidak mempengruhi syaraf pembulh darah besar, tulang rawan,
dan sistem saluran air mata.
b. Kerugian :
1) rasa nyeri dan edema.
2) dapat terjadi hipopigmentasi.
5.

Bedah mikrogafik mohs.


a. Keuntungan :
1) evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100%
dibandingkan dengan tekinik seksi vertikal tradisional.
2) dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan
ditelusuri semua fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.
3) Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat
jaringan atau meminimalkan jaringan yang hilang.
b. Kerugian :
1) memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi
yang terlatih.
2) Biayanya mahal

21

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.

PENGKAJIAN

1.

Biodata
a. Identitas klien
Penderita kanker kulit kebanyakan mereka yang sudah berusia di
atas 60 tahun. Meski ada yang di bawah 60 tahun, jumlahnya
sangatlah sedikit. Ketika usia bertambah tua, memang kulit sering
kali menjadi kasar dan kusam. Kemampuan tubuh dalam
mengganti sel-sel kulit mati menurun drastis. Akan tetapi tidak ada
kepastian penyebab kanker kulit itu kenapa bisa menyerang orangorang di usia tua
Menurut Doengoes, E Marillyn (2001) pengkajian pada penyakit
kanker kulit berfokus pada beberapa aspek dibawah ini.
b. Aktivitas/ istirahat
Gejala : kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan
jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor faktor yang
mempengaruhi tidur misal nya nyeri, ansietas, berkeringat malam.
Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latiahan. Pekerjaan atau
profesi dengan karsinogen lingkungan, tingakat stres tinggi.
c. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengaruh kerja.
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah.
d. Integritas ego
Gejala : faktor stress ( keuangan, pekerjaan perubahan peran) dan
cara mengatasi stress ( misal merokok, minum alkohol, menunda
mencari pengobatan, keyakinan religius/ spritual). Masalah tentang
22

perubahan dalam penampilan mis.,alopesia,lesi cacat,pembedahan.


Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol,depresi.
Tanda :menyangkal,menarik diri,marah.
e. Eliminasi
Gejala:perubahan pada pola defekasi mis.,darah pada feses,nyeri
pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius mis.,nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih,hematuria,sering berkemih.
Tanda:perubahan pada bising usus,distensi abdomen.
f. Makanan/Cairan:
Gejala:Kebiasaan

diet

buruk(mis.,rendah

serat,tinggi

lemak,aditifbahan pengawet). Anoreksia,mual/muntah.Intoleransi


makanan. Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan
hebat, kakaksia, berkurangnya massa otot .
Tanda: perubahan pada kelembapan/ tiurgor kulit; edema.
g. Neurosensorik
Gejala : pusing; sinkope.
h. Nyeri / kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidak
nyamanan ringan sampai nyeri berat ( di hubingkan dengan proses
penyakit).
i. Pernafasan
Gejala : merokok ( tembakau, mariyuanandan hidup dengan
seseorang perokok.). pemajananan asbes.
i. Keamanan

23

Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan


matahari lama/ berlebihan.
Tanda : demam. Ruam kulit, ulserasi.
2. Stadium Kanker
Sistem TNM adalah salah satu sistem pementasan yang
paling umum digunakan. Sistem ini telah diterima oleh
International Union Against Cancer (UICC) dan American Joint
Committee on Cancer (AJCC). Kebanyakan fasilitas medis
menggunakan sistem TNM sebagai metode utama untuk pelaporan
kanker termasuk National Cancer Institute (NCI).
Sistem TNM ini berdasarkan pada besarnya tumor (T),
tingkat penyebaran ke kelenjar getah bening (N), dan adanya
metastasis (M). Nomor ditambahkan untuk setiap huruf untuk
menunjukkan ukuran atau saiz tumor dan luasnya penyebaran.

Kelenjar getah bening regional (N)


NX
Kelenjar getah bening regional tidak dapat
N0

dievaluasi
Tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening
regional (kanker tidak ditemukan pada

N1, N2, N3

kelenjar getah bening)


Keterlibatan kelenjar getah bening regional
(jumlah dan / atau luas menyebar)

Metastasis jauh (M)


MX
M0

Metastasis jauh tidak dapat dievaluasi


Tidak jauh metastasis (kanker belum

M1

menyebar ke bagian lain dari tubuh)


Metastasis jauh (kanker telah menyebar
ke bagian tubuh yang jauh)

Tahap

Definisi
24

Tahap 0

Karsinoma in situ (kanker dini yang hadir

Tahap I, II, dan III

hanya di lapisan sel yang mulai).


Angka yang lebih besar menunjukkan
penyakit yang lebih luas: ukuran tumor
yang lebih besar, dan / atau penyebaran
kanker ke kelenjar getah bening terdekat
dan / atau organ yang berdekatan dengan

Tahap IV

tumor primer.
Kanker telah menyebar ke organ lain.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.

Nyeri b/d lesi kulit


Ansietas b/d nodul kecil
Infeksi b/d reaksi inflamasi
Kerusakan integritas kulit b/d melanoma superfisial
25

5.
6.

Gangguan citra tubuh b/d Hipopigmentasi


Intoleransi aktivitas b/d melanoma akral lentiginosa

C. PERENCANAAN
1.

Nyeri b/d lesi kulit


Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,nyeri
bisa berkurang.
kreteria hasil:

1.

Klien tidak terlihat meringis

Nyeri klien berkurang


Tentukan riwayat nyeri misal
lokasi nyeri, frekuensi, durasi,
dan

1.

informasi memberikan data dasar


untuk mengevaluasi kebutuhan/

intensitas

(skala 0 10 ) dan tindakan

keefektifan intervensi. Catatan :

penghilang yang di gunakan.

pengalaman

nyeri

adalah

individual yang di gabungkan


dengan baik respons fisik dan
emosional.

2.

Evaluasi/sadari

terapi

2.

tertentumisalkan pembedahan,

Ketidak nyamanan rentang luas


adalah umum misalkan nyeri

radiasi, kemotrapi, bioterapi.

insisi,

Ajarkan pasien/ orang terdekat

kulit

terbakar,

nyeri

punggung bawah, sakit kepala

apa yang diharapkan.

tergantung pada prosedur/ agen


yang digunakan.

3.

Berikan tindkan kenyamanan

3.

dasar misal reposisi, gosokan


punggung dan aktifitas hiburan
misal musik dan televisi.

26

Meningkatkan

relaksasi

dan

membantu memfokuskan kembali


perhatian.

4.

Dorong

penggunaan

4.

Memungkin kan pasien untuk

keterampilan manajemen nyeri

berpartisipasi secara aktif dan

misalkan

meningkat kan rasa kontrol.

teknik

relaksasi,visualisasi,
bimbingan imajinasi, tertawa,
musik dan sentuhan teraupetik

5.

Evaluasi

penghilang

nyeri/

kontrol.

Nilai

aturan

5.

maksimum

pengobatan bila perlu.

2.

Tujuan nya adalah kontrol nyeri


dengan

pengaruh

minimum pada AKS.

Ansietas b/d nodul kecil


Tujuan :Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1x24 jam Ansietas
berkurang atau hilang.
Kriteria hasil

: Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun

sampai dapat ditangani, pasien mengakui dan mendiskusikan rasa takut,


1.

pasien menunjukkan tentang perasaan yang tepat.


Berikan penjelasan dengan sering 1. Pengetahuan apa yang diharapkan
dan informasi tentang prosedur

menurunkan

ketakutan

dan

perawatan.

ansietas, mempelajari kesalahan


konsep dan meningkatkan kerja

2.

Pengetahuan apa yang diharapkan


menurunkan

ketakutan

2.

sama.
Meningkatkan rasa kontrol dan
kerja sama, menurunkan perasaan

dan

putus asa.

ansietas, mempelajari kesalahan


konsep dan meningkatkan kerja
3.

sama.
Berikan orien tasi konstan dan
konsisten.

3.

Membantu

tetap

berhubungan dengan lingkungan


dan realitas.

27

pasien

4.
4.

Bertindak

tidak

menilai

pada

Hubungan

keluarga

terganggu,

keuangan/pola hidup berubah nilai

penerimaan pasien dan keluarga.

saat sulit untuk melibatkan pasien


dan mereka dapat menunjukkan
dengan cara yang berbeda.

3. Infeksi b/d reaksi inflamasi


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam tanda-tanda
infeksi berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
1.

Tingkatkan prosedur mencuci

1.

melindungi

pasien

tangan yang baik.. Batasi

sumber-sumber

pengunjung yang mengalami

seperti pengunjung

dari
infeksi

infeksi.
2.

Tekankan personal higiene.

2.

Membantu potensial sumber


infeksi

atau

pertumbuhan

sekunder.
3.
3.

Pantau suhu.

Peningkatan suhu terjadi bila


tidak

tertutup

oleh

kortikosteroid

obat
atau

antiinflamasi karena berbagai


faktor misalnya efek samping
kemoterapi proses penyakit
atau infeksi. Identifikasi dini
proses infeksi memungkinkan
terapi

yang

tepat

dimulai dengan segera.

28

untuk

4.

Kolaborasi dengan tim medis

4.

dalam pemberian antiobiotik

Untuk mempercepat proses


penyembuhan.

sesuai indikasi.

4.

Kerusakan integritas kulit b/d melanoma superfisial


Tujan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, gangguan
integritas kulit bisa diatasi.
kriteria hasil:
1. Luka tidak berair
2. Luka tidak bau

1. Observasi kulit dengan sering


terhadap

efek

samping

kanker;

perhatikan

1. Efek kemerahan dan kulit samak

terapi

( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam

kerusakan/

area radiasi. Deskuaminasi kering

pelambatan penyembuhan luka.

Tekan kan pentingnya melaporkan

deskuamasi

area

ulserasi,

terbuka

pada

pemberi

perawatan.

kekeringan

dan

lembab

pruritus),
(

kehilangan

lepuh)
rambut,

kehilangan dermis, dan kelenjar


keringat juga dapat terlihat. Selain
itu reaksi kulit dapat terjadi pada
bebebrapa agen kemoterapi.

2.

Mandikan dengan air hangat dan


sabun ringan.

3.

2. Memertahankan kebersihan tanpa


mengiritasi kulit.

Dorong pasien untuk menghindari


menggaruk dan menepuk kulit

3. Membantu

mencegah

friksi/

trauma kulit.

yang kering dari pada menggaruk.

4.

Anjurkan

pasien

untuk

menghindari krim kulit apapun,


salep, dan bedak kecuali di izinkan

29

4. Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi


secara nyata.

dokter.

5.

Tinjau protokol perawatan kulit


untuk pasien yang mendapat terapi

5. Dilakukan

untuk

meinimalkan

trauma pada area terapi radiasi.

radiasi.
6.

Hindari

menggaruk

atau

menggunakan sabun, losion, atau


deodoran

pada

memberikan

area;

hindari

panas

atau

6. Dapat menimbulkan atau bahkan


mempengaruhi pemberian radiasi.

mengusahakan mencuci tanda/ tato


yang

ada

di

kulit

sebagai

identifikasi area iradiasi.


Kolaborasi:
1. Pemeriksaan kultur pus.

1. Pemeriksaan
mengetahui

kultur

pus

untuk

perkembangan

penyakit, apakah terjadi infeksi


atau tidak.
2. Pemberian obat topikal

2. Mengurangi bau tidak sedap.

3. Penjadwalan terapi selanjutnya:

3. Kanker klien sudah stadium 3,

Kemoterapi atau bedah.

diperlukan terapi lanjutan seperti


kemoterapi untuk mengontrol selsel kanker atau tahap pembedahan
untuk membuang sel kanker.

5.

Gangguan citra tubuh b/d Hipopigmentasi


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam posisi
dapat meluaskan kesadaran dirinya.
Kriterial Hasil : Klien dapat mengevaluasi diri dan mengeksplorasi diri
1. Bina hubungan saling percaya
1. Agar pasien percaya dengan
2. Bekerja sama pasien bagai
tindakan yang mita lakukan
manapun kekuatan egonya
2. Agar dapat mengidentifikasi
3. Maksimalkan peran serta
ego pasien

30

pasien

dalam

hubungan

3.

terapeutik

Agar

dapat

tanggung

menerima

jawab

terhadap

perilaku dan respon kopingnya


yang mal adaptif

6.

Intoleransi aktivitas b/d melanoma akral lentiginosa


Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan 2x 24 jam di harapkan
klien dapat melakukan aktivitas fisik dengan kemampuan.
Kriteria hasil :
Pasien dapat melakukan aktivitas semampu mungkin.
1.

Observasi kehilangan/ gangguan

1.

menunjukkan perubahan

keseimbangan gaya jalan dan

neurology karena defisiensi

kelemahan otot

vitamin B12 mempengaruhi


keamanan pasien/ resiko

2.

observasi TTV pasien


2.

3.

pasien.

Anjurkan klien istirahat bila


terjadi kelelahan dan

4.

cidera
Untuk mengetahui keadaan

3.

meningkatkan aktivitas secara

kelemahan,anjurkan pasien

bertahap sampai normal dan

melakukan aktivitas

memperbaiki tonus otot.

semampunya
Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat

4.

Untuk mempercepat
Penyembuhan.

31

proses

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya
untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara
normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel
kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang
terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala
awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita
terlambat melakukan pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit
yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen,
Genetik/Faktor Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak
rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau

32

borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang
tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
B.

SARAN SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat
kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam
berkomunikasi dengan klien.
Agar

dapat

memberikan

asuhan

keperawatan

yang

berkualitas

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam


menetapkan diagnosa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin arif, kumala sari.2011.ASUHAN KEPERAWATAN GANGUAN
SISTEM INTEGUMEN. Jakarta : salemba medika
Karsinoma kulit-pdf

33

Anda mungkin juga menyukai