Thypoid
Oleh
Demam Thypoid
PATOFIOLOGI
S. Typhi masuk melalui
makanan dan air yang
tercemar
Bakteri memproduksi
protein yang
mengganggu lapisan
brush border
PATOFIOLOGI
Setelah sampai kelenjar
getah bening mesenterika,
kuman masuk ke pembuluh
darah melalui duktus
torasikus
Bakterimia I
(Asimptomatis)
Bakterimia II ( Terjadi
Gejala Sistemik)
S.Typhi menghasilkan
endotoksik yang berperan
dalam imflamasi lokal,
merangsang pelepasan zat
pirogen dan leukosit
jaringan
MANIFESTASI KLINIS
Masa Inkubasi 10-14 hari
Gejala yang timbul
bervariasi
Mingggu I
Minggu ii
DIAGNOSIS
Dapat ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis
dan pemeriksaan penunjang
Uji Widal
Uji
TUBEX
Kultur
Darah
Uji
Typhidot
Uji IgM
Dipstick
TEST widal
Pemeriksaan widal adalah salah satu pemeriksaan serologi yang
bertujuan untuk menegakan diagnosa demam tipoid
Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum
penderita dicampur dengan suspense antigen Salmonella typhosa.
Pemeriksaan yang Positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara
antigen dan antibodi (agglutinin).
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan
(+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
Test tubex
Tubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit untuk
deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi, melalui
deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM tersebut dalam menghambat
(inhibasi) reaksi antara antigen berlabel partikel lateks magnetik (reagen
warna coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna (reagen warna
biru), selanjutnya ikatan inhibasi tersebut diseparasikan oleh suatu daya
magnetik. Tingkat inhibasi yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi
antibodi lgM S. Typhi dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan
membandingkan warna akhir reaksi terhadap skala warna.
INTERPRETASI HASIL
Skor
Interpretasi
Keterangan
<2
Negatif
Borderline
4-5
Positif
>6
Positif
PENGOBATAN
Perawatan
Diisolasi, observasi, pengobatan
Tirah baring sampai 7 hari bebas demam (+ 14 hari)
Diet bubur saring untuk mencegah komplikasi
perforasi usus
Pemberian Antibiotik, dengan pilihan:
- Kloramfenikol 4 x 500 mg/hari oral hingga 7 hari bebas demam
- Tiamfenikol 4 x 500 mg
- Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 2 minggu
- Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/KgBB selama 2 minggu
- Seftriakson 3-4 gram dalam dekstrosa 100cc selama jam
perinfus sekali sehari, selama 3-5 hari
- Golongan florokuinolon
- Norfloksasin 2 x 400mg/hari selama 14 hari
- Siprofloksasin 2x 500 mg/hari selama 6 hari
Komplikasi
Intestinal :
Perdarahan usus (mgg II - III)
Perforasi usus
Ileus Paralitik
Extra-intestinal :
Kardiovaskular :Sepsis,miokarditis,trombosis,tromboplebitis
Darah
: Anemia hemolitik, thrombositopenia
Paru
: Pneumonia, empiema, pleuritis
Hepatobilier
: Hepatitis tifosa, kolesistitis
Ginjal
: Glomerulonefritis, pielonefritis
Tulang
: Osteomielitis, periostitis, spondil;itis
Neuropsikiatrik : Delirium, meningitis/meningismus, GBS
Pencegahan
Higiene
perorangan
Higiene lingkungan
Membasmi karier
Higiene dalam pengasuhan anak
Penularan di rumah sakit (nosokomial)
Vaksinasi
Vaksinasi
Capsular
Vi polysaccharide
Ty 21-a
TERIMA KASIH