Anda di halaman 1dari 13

Demam

Thypoid
Oleh

: dr. Ricky Anggi Hezekiel Siburian

Demam Thypoid

infeksi sistemik akut yang disebabkan


oleh salmonella serotype typhi atau
paratyphi
Salmonella Typhi:
Berbentuk batang
Berflagel
Gram negatif
Antigen somatik
(O) Flagelar
antigen (H)
Envelope antigen
(K)

PATOFIOLOGI
S. Typhi masuk melalui
makanan dan air yang
tercemar

Sebagian kuman akan


dihancurkan oleh asam
lambung dan sebagian
masuk ke usus halus

Bakteri memproduksi
protein yang
mengganggu lapisan
brush border

Mencapai limfoid plak


peyeri di ileum
terminalis yang
hipertrofi dan menempel

Memaksa sel usus


membentuk kerutan
membran yang melapisi
bakteri dalam vesikel

Dari dalam vesikel bakteri


menyebrang melewati
sitoplasma sel usus dan
dipresentasikan ke
makrofag

PATOFIOLOGI
Setelah sampai kelenjar
getah bening mesenterika,
kuman masuk ke pembuluh
darah melalui duktus
torasikus

Bakterimia I
(Asimptomatis)

Bakterimia II ( Terjadi
Gejala Sistemik)

S.Typhi juga bersarang


dalam sistem sistem
retikuloendotelial, dimana
kuman masuk lagi ke
sirkulasi darah

S.Typhi menghasilkan
endotoksik yang berperan
dalam imflamasi lokal,
merangsang pelepasan zat
pirogen dan leukosit
jaringan

Muncul demam dan


gejala sistemik lainnya

MANIFESTASI KLINIS
Masa Inkubasi 10-14 hari
Gejala yang timbul
bervariasi

Mingggu I

Minggu ii

Muncul tanda infeksi akut


seperti demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri perut, anoreksia,
mual, muntah, diare, rasa
tidak nyaman diperut.

Gejala lebih nampak jelas


dengan demam, bradikardi
relatif
lidah
tifoid,
hepatomegali,splenomegali,
meteroismus,
gangguan
kesadaran.

Demam yang terjadi seperti anak tangga dengan suhu makin


tinggi dari hari ke hari, lebih rendah pada pagi hari dan tinggi
pada sore hari.

DIAGNOSIS
Dapat ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis
dan pemeriksaan penunjang

Uji Widal

Uji
TUBEX

Kultur
Darah

Uji
Typhidot

Uji IgM
Dipstick

TEST widal
Pemeriksaan widal adalah salah satu pemeriksaan serologi yang
bertujuan untuk menegakan diagnosa demam tipoid
Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum
penderita dicampur dengan suspense antigen Salmonella typhosa.
Pemeriksaan yang Positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara
antigen dan antibodi (agglutinin).
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan
(+) pada pasien dengan gejala klinis khas.

Test tubex
Tubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit untuk
deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi, melalui
deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM tersebut dalam menghambat
(inhibasi) reaksi antara antigen berlabel partikel lateks magnetik (reagen
warna coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna (reagen warna
biru), selanjutnya ikatan inhibasi tersebut diseparasikan oleh suatu daya
magnetik. Tingkat inhibasi yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi
antibodi lgM S. Typhi dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan
membandingkan warna akhir reaksi terhadap skala warna.
INTERPRETASI HASIL
Skor

Interpretasi

Keterangan

<2

Negatif

Tidak menunjukkan infeksi tifoid aktif

Borderline

Tidak dapat disimpulkan

4-5

Positif

Menunjukkan infeksi tifoid akut

>6

Positif

Indikasi kuat infeksi tifoid

PENGOBATAN
Perawatan
Diisolasi, observasi, pengobatan
Tirah baring sampai 7 hari bebas demam (+ 14 hari)
Diet bubur saring untuk mencegah komplikasi
perforasi usus
Pemberian Antibiotik, dengan pilihan:
- Kloramfenikol 4 x 500 mg/hari oral hingga 7 hari bebas demam
- Tiamfenikol 4 x 500 mg
- Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 2 minggu
- Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/KgBB selama 2 minggu
- Seftriakson 3-4 gram dalam dekstrosa 100cc selama jam
perinfus sekali sehari, selama 3-5 hari
- Golongan florokuinolon
- Norfloksasin 2 x 400mg/hari selama 14 hari
- Siprofloksasin 2x 500 mg/hari selama 6 hari

Komplikasi
Intestinal :
Perdarahan usus (mgg II - III)
Perforasi usus
Ileus Paralitik
Extra-intestinal :
Kardiovaskular :Sepsis,miokarditis,trombosis,tromboplebitis
Darah
: Anemia hemolitik, thrombositopenia
Paru
: Pneumonia, empiema, pleuritis
Hepatobilier
: Hepatitis tifosa, kolesistitis

Ginjal
: Glomerulonefritis, pielonefritis
Tulang
: Osteomielitis, periostitis, spondil;itis
Neuropsikiatrik : Delirium, meningitis/meningismus, GBS

Pencegahan
Higiene

perorangan
Higiene lingkungan
Membasmi karier
Higiene dalam pengasuhan anak
Penularan di rumah sakit (nosokomial)
Vaksinasi

Vaksinasi
Capsular

Vi polysaccharide

injeksi Typhim Vi, intramuskular


vaksin polisakarida, konjungasi
diberikan pada umur > 2 tahun
ulangan tiap 3 tahun

Ty 21-a

oral, Vivotif : 3 dosis interval selang sehari


diberikan pada umur > 6 tahun

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai