Anda di halaman 1dari 8

Pada praktikum ini di lakukan penentuan spektrum kerja dan pemilihan antibiotik.

Spektrum kerja adalah luasnya daerah kerja antibiotik terhadap berbagai spesies mikrobanya.
Pengelompokkan antibotik berdasarkan spektrum kerja meliputi antibiotik spektrum kerja luas
dan spektrum kerja sempit. Antibiotik spektrum kerja luas dapat bekerja terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif dan mikroba lainnya seperti klamidia, mikoplasma, riketsia. Antibiotik
spektrum sempit umunya terbatas pada bakteri gram positif saja atau untuk gram negatif saja.
Bakteri gram positif memiliki sitoplasma lipid membran, lapisan peptidoglikan yang tebal,
terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk asam lipoteichoic, beberapa spesies memiliki
kapsul polisakarida dan flagellum.bakteri gram negatif memiliki sitopasma membran, lapisan
peptidoglikan tipis, memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang di pisahkan
oleh spasium periplasmik, tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic dan memiliki
surface layer yang melekat langsung pada membran luar perbedaan bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif adalah dari tebal tipisnya peptidoglikan, bakteri gram positif memiliki
peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatif lapisan peptidoglikannya tipis. Pada
pertimbangan dalam pemilihan antibiotik yang tepat dan rasional adalah kepekaan mikroba.
Kepekaan mikroba adalah respon mikroba terhadap suatu aktivitas antibiotik peka atau tidak,
mikroba yang peka terhadap aktivitas antibiotik akan merespon mekanisme kerja antibiotik
pengujian ini bertujuan untuk memilih antibiotik pilihan pertama, pilihan kedua dan pilihan
ketiga,. Pemilihan antibiotik ini tegantung pada sistem imun seseorang yang di pengaruhi oleh
enzim enzim tertentu.
Dilakukan sterilisasi pada alat dan media sebelum dilakukan percobaan. sterilisasi yaitu
proses untuk membuat sediaan menjadi steril atau proses untuk membunuh semua jasad renik
yang dapat berkembang biak.. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Steril merupakan suatu keadaan dimana suatu zat
bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun non patogen
(tidak menimbulkan penyakit) baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang biak)
maupun dalam bentuk spora (dalam kedaan statis, tidak berkembang biak , tetapi melindungi diri
dengan lapisan pelindung yang kuat).Sterilisasi dilakukan dengan metode panas lembab
menggunakan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit, karena alat alat yang akan di
sterilisasi merupakaan alat alat gelas yang presisi (memiliki ukuran). Mekanisme penghancuran
kontaminan seperti mikroba dengan autoklaf yaitu memanfaatkan tekanan uap air panas yang

dapat mendenaturasi protein esensial pada mikroba sehingga terjadi koagulasi beberapa protein
esensial yang akan menyebabkan mikroba tersebut hancur. Tujuan sterilisasi agar alat dan media
yang di gunakkan menghilangkan kontaminan yang dapat mengganggu proses dan hasil
pengujian yang dilakukan.
Dalam pembuatan media, Media yang digunakan pada percobaan adalah Nutrient Agar
(NA) dimana media tersebut mengandung ekstrak beef, pepton, NaCl, aquadest dan agar. Dengan
melarutkan 3,45 gram serbuk nutrient agar dalam 150 ml aquadest. Media ini digunakan nutrisi
untuk pertumbuhan bakteri karena efektif untuk pertumbuhan mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof, pepton mengandung banyak N 2 berfungsi
untuk pertumbuhan mikroba yang cepat. Sebelum di gunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri, media ini harus di sterilisasi sebelumnya agar tidak ada bakteri dan kontaminan yang
dapat mengganggu hasil percobaan. Pada penyiapan bakteri Dilakukan juga peremajaan pada
bakteri yang digunakan yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menggunakan
metode agar miring yang bertujuan untuk memperluas area pertumbuhan mikroba sehingga
populasi mikroba tersedia cukup banyak untuk pengujian. Bakteri yang dilakukan peremajaan
diinkubasi pada inkubator dengan suhu 37C selama 24 jam karena disesuaikan dengan suhu
tubuh manusia yaitu 37C. serta pertumbuhan mikroba untuk menjadi koloni di butuhkan waktu
24 jam. Pertumbuhan mikroba merupakan peningkatan jumlah mikroorganisme per unit waktu ,
bakteri yang ditanam dalam suatu media, maka baktreri kana terus tumbuh samapai salah satu
faktor kebutuhannya mencapai minimum dan pertumbuhan menjadi terbatas. Di lihat pada lag
fase , fase yang di lakukan dimana bakteri beradaptasi dengan lingkungannya yang baru
sebelum memulai pertumbuhan. Waktu yang di butuhkan untuk berkembang biak cukup lama,
kecepatan pertumbuhan berada pada titik yang rendah mendekati nol dengan waktu generasi
yang panjang. Fase lag mengindikasi waktu yang di perlukan bakteri untuk mensintesis enzim
yang dibutuhkan dalam metabolism nutrisi. Maka bakteri akan tumbuh sekitar 24 jam setelah
pembiakan.
Dari hasil pembiakan dilakukan pembuatan suspensi bakteri dengan menggunakan NaCl
fisiologis agar sesuai dengan cairan tubuh. Hasil suspensi dibandandingkan dengan Mc. Farland
berdasarkan kekeruhannya yang bertujuan untuk memastikan bahwa populasi pada suspensi yang

dibuat telah sesuai dengan konsentrasi transmitan yang diinginkan yaitu jumlah populasi
bakterinya sama.
Pada pembuatan larutan antibiotik di lakukan serangkaian konsentrasi antibiotik .
antibiotik yang digunakan yaitu ampisilin, tetrasklin dan kloramfenikol. Konsentrasinya yaitu
0.01, 0,1 0.5, 1, 2 dan 10g/cakram. Ampisilin merupakan antibiotik turunan penisilin spectrum
luas

aktif melawan bakteri gram positif yang menghasilkan beta laktamase, lebih mudah

berdifusi ke dalam bakteri gram negatif obat ini juga aktif melawan banyak strain E. coli,
Haemophilus influenzae,

& Salmonella. Tetrasiklin merupakan antibiotik spektum luas,

merupakan obat pilihan untuk mengobati beberapa infeksi yang disebabkan oleh organisme
intraseluler karena tetrasiklin menembus makrofag dengan baik misalnya Chlamidya, tetrasiklin
di kontra indikasikan untuk anak- anak, wanita hamil dan ibu menyusui, karena pada anak- anak
yang sedang pertumbuhan tulang dan giginya akan berwarna coklat, tetrasiklin dapat terikat pada
tulung dan gigi yang sedang tumbuh. Kloramfenikol merupakan antibiotik yang efektif melawan
spektrum organisme yang luas, kloramfenikol diindikasikan pada demam tifoid dan meningitis.
Kloramfenikol di metabolisme terutama dalam hati dan berpenetrasi dengan baik, termasuk ke
otak. Tetrasiklin dan kloramfenikol termasuk golongan bakteri dengan mekanisme kerja
menghambat sintesis protein. Sedangkan ampisilin antibiotik yang menghambat sintesis dinding
sel bakteri.
Pada pengujian ini bakteri yang di gunakan yaitu Escherichia coli & Staphylococcus
aureu. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara
normal di dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal.
Sekitar 85% penyebab ISK (Infeksi Saluran Kemih). Escherichia coli adalah bakteri yang
termasuk bakteri gram negatif.
Staphylococcus aureus termasuk jenis bakteri yang biasa terdapat pada kulit dan kulit
kepala. Staphylococcus aureus dan sejenisnya merupakan bakteri berbentuk bulat (coccus)
dengan diameter 0,7-0,9 (micron), gram positif, hidup dalam lingkungan pH 2,6-10 dan
optimum pada pH 6,8-8,2. Biasanya virulensinya ringan, tetapi jika kulit luka, busuk atau terkena
iritasi, bakteri ini dapat menyebabkan pernahan bahkan tumor. Jika mencapai aliran darah dapat
menyebabkan kerusakan organic Dr. Retno Iswari T. & Dra. Fatma Latifah, 2007 : 143).
Staphylococcus aureus adalah flora normal tubuh manusia yang habitatnya di hidung, tenggorok

dan kulit orang sehat.. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. Aureus adalah bisul,
jerawat, impetigo dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis,
plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis dan endokarditis (Dewi, dkk., 2011).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif
Pengujian spektrum antibiotik dan penentuan konsentrasi hambat minimum suatu
antibotik metodenya sama yaitu dengan mengunakan difusi agar menggunakan cakram kertas
atau perforator. Yang lebih akurat yaitu perforator karena larutan antibiotiknya terdifusi dengan
baik kedalam lubang yang sudah di buat, dibandingkan dengan cakram kertas proses difusi nya
kurang baik, karena ukuran cakram yang kecil serta penempatan yang hanya di permukaan
mungkin terjadinya pergesaran tempat cakram yang akan mengganggu hasil pengamatan.
Penentuan spektrum kerja antibiotik parameter nya lebih spesifik yaitu melihat diameter hambat
pada jenis antibiotik tertentu, gram negatif atau gram positif sedangkan pgram negatif penentuan
KHM tidak spesifik pada jenis bakteri gram negatif atau positif. Pada pengujian aktivitas
antibiotik dalam penentuan kerja dan pemilihan antibiotik, media Na di masukkan kedalam
cawan petri steril yang sudah berisi 0,5 ml suspensi bakteri di harapkan pertumbuhan bakteri
standar tidak terlalu banyak ataupun tidak terlalu sedikit populasinya, campurannya di putar ad
homogen sehingga pertumbuhan koloni bakteri merata. Cakram yang sudah di rendam pada
konsentrasi yang berbeda, di letakkan sebanyak 4 buah pada tiap cawan petri konsentrasi. Pada
tiap cawan petri di atur konsentrasi yang tinggi bersama konsentasi yang kecil agar tidak
mengganggu hasil pengamatan diameter hambat. Perendaman di lakukan selama kurang lebih
satu jam agar antibiotik terserap ke dalam cakram. Setelah itu di lakukan pra inkubasi selama 1
jam kemudian di masukkan ke dalam inkubator pada suhu 37 0C menyesuaikan suhu tubuh
karena dalam bakteri tumbuh di dalam tubuh yang suhu nya sekitar 370C.
Di dapatkan hasil pengamatan setelah 18 jam. Aktivitas antibiotik terhadap E.coli pada
konsentrasi 0,01 g/cakram diameter hambat antibiotik ampisilin = 8,4mm diameter hambat
tetrasiklin = 23,3mm diameter hambat kloramfenikol= 13mm. Konsentrasi 0,1 g/cakram
diameter hambat antibiotik ampisilin = 7,1mm diameter hambat tetrasiklin = 10,1mm diameter
hambat kloramfenikol= 7,4mm. Konsentrasi 0,5 g/cakram

diameter hambat antibiotik

ampisilin = 9,7mm diameter hambat tetrasiklin = 15mm diameter hambat kloramfenikol= 16mm.
konsentrasi 1 g/cakram

diameter hambat antibiotik ampisilin = 8,3mm diameter hambat

tetrasiklin = 17,2mm tidak di temukan diameter hambat kloramfenikol. konsentrasi 2 g/cakram

diameter hambat antibiotik ampisilin = 18,3mm diameter hambat tetrasiklin = 25,6mm diameter
hambat kloramfenikol= 0,89mm. Konsentrasi 10g/cakram

diameter hambat antibiotik

ampisilin = 17mm diameter hambat tetrasiklin = 35,6mm diameter hambat kloramfenikol=


2,9mm.
Di dapatkan hasil pengamatan setelah 18 jam. Aktivitas antibiotik terhadap S. aureus pada
konsentrasi 0,01 g/cakram tidak terdapat diameter hambat antibiotik pada ampisilin diameter
hambat tetrasiklin = 43mm tidak terdapat diameter hambat pada kloramfenikol. Konsentrasi 0,1
g/cakram diameter hambat antibiotik ampisilin = 9,9mm diameter hambat tetrasiklin = 16,7mm
diameter hambat kloramfenikol= 30mm. Konsentrasi 0,5 g/cakram diameter hambat antibiotik
ampisilin = 22,2 mm diameter hambat tetrasiklin = 16,77mm diameter hambat kloramfenikol=
11,7mm. konsentrasi 1 g/cakram diameter hambat antibiotik ampisilin = 18,9mm diameter
hambat tetrasiklin = 25,1mm diameter hambat kloramfenikol.= 0,9mm konsentrasi 2 g/cakram
diameter hambat antibiotik ampisilin = 18,9mm diameter hambat tetrasiklin = 40,8mm diameter
hambat kloramfenikol= 0,7mm. Konsentrasi 10g/cakram diameter hambat antibiotik ampisilin
= 29,1mm diameter hambat tetrasiklin = 18mm diameter hambat kloramfenikol= 27,5mm.
Dilihat dari pengamatan, ampisilin dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan
E.coli walaupun pada konsentrasi 0,01g terhadap S.aureus tidak terdapat diamer hambat. Hal
ini menujukkan bahwa ampisilin termasuk spektrum kerja luas yang dapat menghambat bakteri
gram positif dan gram negatif. Ampisilin ini termasuk golongan penisilin kelompok antibiotik laktam spektrum luas. Mekanisme kerjanya menghambat sintesis dinding sel bakteri, dengan
cara menghambat mukopeptida, karena dinding sel terganggu maka bakteritersebut tidak bisa
mengatasi perbedaan tekanan osmosis di luar dan di dalam sel yang mengakibatkan bakteri mati.
Sifatnya bakterisida yaitu dapat membunuh bakteri karena dinding sel di hambat , apabila
dinding sel di hambat maka tidak ada mekanisme pertahanan, dinding sel tidak mendapatkan
stabilitas yang diperlukan sehingga pertahanan bakteri menurun dan bakteri akan mati.
Dilihat dari pengamatan , tetrasiklin dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus
dan E.coli. Hal ini menujukkan bahwa tetrasiklin termasuk spektrum kerja luas yang dapat
menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Mekanisme kerja dari tetrasiklin yaitu
menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya dengan memblok ikatan tRNA. Terjadi 2
proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif, pertama secara difusi
pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk tetrasiklin
berikatan secara reversible dengan ribosom 30S dan mencegah iktan tRNA-aminoasil pada

kompleks mRNA- ribosom. Hal ini mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh
dan berakibat berhentinya sintesis protein. Tetrasiklin bersifat bakteriostatik hanya menghambat
pertumbuhan bakteri tidak sampai membunuh.
Di lihat dari pengamatan,kloramfenikol dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.
aureus dan E.coli. Hal ini menujukkan bahwa tetrasiklin termasuk spektrum kerja luas yang
dapat menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Mekanisme kerja dari kloramfenikol
yaitu menghambat sintesis protein bakteri dengan menghambat transpeptidasi, kloramfenikol
memberikan efek dengan cara bereaksi pada sub unit 50S ribosom dan menghalangi aktivitas
enzim peptidil transferase, enzim ini berfungsi untuk membentuk ikatan peptida antara asam
amino baru yang masih melekat pada tRNA dengan asam amino terakhir yang berkembang.
Sebagai akibatnya sintesis protein bakteri akan terhenti seketika. Tetrasiklin bersifat
bakteriostatik hanya menghambat pertumbuhan bakteri tidak sampai membunuh.
Pada pemilihan antibiotik untuk pengobatan penyakit infeksi yang di sebabkan oleh E.
coli dilihat pada pengamatan diameter hambat yang paling besar pada konsentrasi 0,01
g/cakram yaitu tetrasiklin 23,3 mm, pada konsentrasi 0,1 g/cakram diameter yang paling
besar yaitu tetrasiklin 10,1 mm, pada konsentrasi 0,5 g/cakram diameter yang paling besar
yaitu kloramfenikol 16 mm, pada konsentrasi 1 g/cakram diameter yang paling besar yaitu
tetrasiklin 17,2 mm, pada konsentrasi 2 g/cakram diameter yang paling besar yaitu tetrasiklin
25,6mm, pada konsentrasi 10g/cakram diameter yang paling besar yaitu tetrasiklin 35,6 mm.
dilihat pada pengamatan lebih dominan tetrasiklin yang menunjukkan diameter hambat yang
paling besar terhadap E.coli. Padahal pengobatan E.coli dengan tetrasiklin mengakibatkan
resisten. Tetrasiklin digunakan untuk pengobatan B. antrhracis, Clostridium tetani. Sedangkan
antibiotik untuk pengobatan infeksi yang di sebakan oleh E.coli yaitu ampisilin. Ampisilin
berdifusi ke dalam bakteri gram negatif ( E.coli) lebih mudah dan waktu paruh ampisilin lebih
cepat yaitu 1 jam sedangkan tetrasiklin memiliki waktu paruh 5 jam. Sehingga antibiotik pilihan
pertama untuk E.coli yaitu ampisilin.
Pada pemilihan antibiotik untuk pengobatan penyakit infeksi yang di sebabkan oleh S.
aureus dilihat pada pengamatan diameter hambat yang paling besar pada konsentrasi 0,01
g/cakram yaitu tetrasiklin 43 mm, pada konsentrasi 0,1 g/cakram diameter yang paling besar
yaitu kloramfenikol 10,1 mm, pada konsentrasi 0,5 g/cakram diameter yang paling besar yaitu
ampisilin 22,2 mm, pada konsentrasi 1 g/cakram diameter yang paling besar yaitu tetrasiklin
25mm, pada konsentrasi 2 g/cakram diameter yang paling besar yaitu tetrasiklin 40,8mm, pada

konsentrasi 10g/cakram diameter yang paling besar yaitu ampisilin 29,1 mm. dilihat dari
pengamatan yang paling dominan dan diameter hambat yang paling besar yaitu tetrasiklin
mencapai 40,8mm. tetrasiklin merupakan obat pilihan untuk sebagian besar infeksi. , tetrasiklin
obat pilihan untuk mengobati infeksi yang disebakan oleh organisme intraseluler karena
tetrasiklin dapat menembus makrofag dengan baik. Obat pilihan pertama untuk S.aureus yaitu
tetrasiklin.

KESIMPULAN.
1. Didapatkan data pengamatan untuk pengujian spektrum kerja antibiotik dengan
metode difusi agar menggunakan cakram
2. Didapatkan hasil pengamatan, ampisilin, tetrasiklin dan kloramfenikol termasuk
spektrum kerja luas dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus (gram positif)
dan E. coli (gram negatif).
3. Di dapatkan hasil pengamatan,

ampisilin,

tetrasiklin

dan

kloramfenikol

penggunaannya untuk penyakit infeksi yang di sebabkan oleh bakteri gram negatif
dan bakteri gram positif.
4. Di dapatkan hasil pengamatan untuk bakteri E.coli dan S.aureus antibiotik pilihan
pertama yaitu tetrasiklin.

Anda mungkin juga menyukai