Anda di halaman 1dari 4

CURAH HUJAN

Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan


diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan,
akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi
maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap
yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses
hidrologi. Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal
dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan
es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu
dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat
mengambil uap air dari udara.
Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun
untuk
di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter
(mm).
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1
(satu)milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung
air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu

tertentu.
Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini
sangatberbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan
efek negatifterhadap tanaman.
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut
waktu
maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor
pembatas bagi
kegiatan pertanian secara umum. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah
Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan
denganmenggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002).
Bayong (2004)
mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur
iklim
dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi
iklim,
dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau
presipitasi
menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam
pengklasifikasian iklim.

ALAT PENGUKUR DAN METODE PENGUKURAN CURAH HUJAN

PENAKAR CURAH HUJAN BIASA


Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat
mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
Bak tempat penampungan air hujan.
Kaki yang berbentuk tabung silinder.
Gelas penakar hujan.

PENAKAR HUJAN BIASA TANAH


Penakar hujan biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah
hujan yang jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat
tangkai yang digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan
pembacaan. Tepat disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang
disusun pada lapisan kayu yang berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk
mengurangi percikan air hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/ besi yang
berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan
mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/ lapisan ijuk
terdapat dua kaitan/ pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.

PENAKAR HUJAN DENGAN WIND-SHIELD


Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan
angin putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin
menjadi horizontal.

PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN


Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat
sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul
dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta
tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat
pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena
dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar
dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan
mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak
lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung

selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya
pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan
dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang
terdapat pada pias.

PENAKAR HUJAN JENIS TIPPING BUCKET


Bertujuan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan
tempat-tempat tertentu. Pada bagian muka terdapat sebuah pintu untuk
mengeluarkan alat pencatat, silinder jam dan ember penampung air hujan. Jika
dilihat dari atas, ditengah-tengah dasar corong terdapat saringan kawat untuk
mencegah benda-benda memasuki ember (bucket).
Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan corong
kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan). Jika air
yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat,
sehingga dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak
ember tersebut. Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak
turun naik. Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan
dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan ember menyebabkan kedua
tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda
bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi
diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai
sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak
ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk
jantung akan menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda.

RAINGAUGE TEST EQUIPMENT


Raingauge test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk
menguji/mengkalibrasi peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping
bucket. Alat ini menggunakan prinsip putaran pompa yang alirannya diukur
dengan presisi flow meter. Air yang mengalir melalui flow meter ini kemudian
dialiri ketipping bucket (sebagai simulasi dari air hujan yang jatuh ke dalam
raingauge yang sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow meter harus
sama dengan jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara
tabung penampungan sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada
raingauge juga harus menunjukan nilai yang sama dengan flow meter
(tergantung tingkat keakurasian raingauge).

Anda mungkin juga menyukai