Oleh :
KINTAN RAMADHANI
C11109765
Supervisor :
Dr. Iwan dani Sp.B-KBD
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran
2016
Pendahuluan
Dua fase yang berbeda dari tahap AP kini telah diidentifikasi: (i)
dini (dalam waktu 1 minggu), ditandai dengan sindrom respon
inflamasi sistemik (SIRS) dan / atau kegagalan organ; dan (ii)
akhir (> 1 minggu), ditandai dengan komplikasi lokal.
Diagnosis Pankreatitis
Akut
Diagnosis Berdasarkan...
GAMBARAN
KLINIS
CECT memberikan sensitivitas lebih dari 90% dan spesifisitas untuk diagnosis
AP
CECT atau MRI imaging dianjurkan untuk menilai komplikasi lokal seperti
nekrosis pankreas
ABDOMINAL MRI, dengan menggunakan magnetic resonance cholangiopancreatography
IMAGING
(MRCP), memiliki keuntungan mendeteksi koledokolithiasis dengan diameter 3
mm
Etiologi
BatuAlkohol
empedu
Didefinisikan sebagai
pankreatitis tanpa etiologi
setelah laboratorium dini
(termasuk lipid dan kadar
kalsium) dan tes
pencitraan (USG
transabdominal dan CT
pada pasien yang sesuai)
Tabel 3. Definisi keparahan pankreatitis akut : perbandingan Atlanta dan revisi terbaru
Kriteria Atlanta (1993)
2.Kegagalan organ
Pa02 <60 %
Kreatinin > 2mg/dl
Jumlah WBC >12.000 atau <4000 sel/mm3 atau >10 % neutrofil imatur
Continue....
Temuan laboratorium
BUN > 20 mg/dl(63)
Peningkatan BUN (63)
HCT > 44% (62)
Peningkatan kretainin (72)
Temuan radiologi
Efusi pleura (73)
Infiltasri pulmonal (53)
Peumpukan ekstrapankreas yang multiple dan ekstensif (67)
IMT, indeks massa tubuh; BUN, nitorgen urea darah;HCT, hematokrit; WBC, sel darah putih
Adanya kegagalan organ dan atau nekrosis pankreatitis yang menjelaskan pankreatitis akut yang berat.
Penanganan Awal
Hidrasi agresif,
didefinisikan sebagai
pemberian cairan
sebanyak 250-500
ml per jam dengan
larutan kristaloid
isotonik
Kebutuhan cairan
harus dinilai ulang
pada interval yang
sering dalam waktu 6
jam saat masuknya
ke rumah sakit dan
untuk selanjutnya 24
- 48 jam.
hipotensi dan
takikardia,
pemberian cairan
yang cepat (bolus)
mungkin diperlukan
Larutan Ringer
laktat lebih dipilih
sebagai cairan
pengganti dari
kristaloid isotonis
Pasien dengan AP
dan bersamaan
dengan
kolangitis akut
harus menjalani
ERCP dalam
waktu 24 jam dari
masuknya ke
rumah sakit
ERCP tidak
diperlukan pada
waktu awal pada
kebanyakan
pasien dengan
pankreatitis batu
empedu yang
kekurangan bukti
laboratorium atau
bukti klinis dari
obstruksi bilier
yang terus
menerus
Dengan tidak
adanya kolangitis
dan / atau
jaundice, MRCP
atau EUS lebih
baik digunakan
daripada
diagnostik ERCP
harus digunakan
untuk
menskrining
koledokolithiasis
yang sangat
dicurigai
stent duktus
pankreas dan /
atau pasca
prosedur obat
antiinflamasi non
steroid (NSAID)
supositoria harus
dimanfaatkan
untuk
menurunkan
resiko yang berat
pasca-ERCP
pankreatitis pada
pasien berisiko
tinggi
Penggunaan rutin antibiotik profilaksis pada pasien dengan AP yang berat tidak
dianjurkan
Penggunaan antibiotik pada pasien dengan nekrosis steril untuk mencegah terjadinya
nekrosis terinfeksi tidak dianjurkan
Nekrosis terinfeksi harus dipertimbangkan pada pasien dengan nekrosis pankreas atau
ekstrapankreatik yang memburuk atau gagal dalam perbaikan setelah 7 - 10 hari rawat
inap.
Pada pasien dengan nekrosis terinfeksi, antibiotik yang dikenal untuk menembus
nekrosis pankreas, seperti carbapenems, kuinolon, dan metronidazol, mungkin berguna
dalam menunda atau kadang-kadang menghindari pemberian intervensi, sehingga
menurunkan morbiditas dan
mortalitas
PERAN CT FNA
DEBRIDEMEN NEKROSIS
debridement
TERIMA KASIH