konservasi jumlah permainan.Keterbatasan lain anak pada usia ini adalah belum
bisa membuat urutan berseri, dan anak berfikir satu-satu secara berpasangan.
Keterbatasan konsep tersebut diatas membatasi anak pada tahapan ini dari
pengertian-pengertian bentuk, ukuran, waktu, dan jumlah.
3. Tahapan Konkret Operasional
Tahapan ini berawal ada anak usia 6/ 7 tahun ddan berakhir pada usia 11
tahun. Pada tahap ini pula telah terjadi perubahan-perubahan walaupun masih
ada juga keterbatasannya. Perubahan yang sangat mendasar adalah perubahan
dari pemikiran yang kurang logis ke pemikiran yang lebih logis. Operasi yang
mendasari pemikirannya berdasarkan pada yang konkret atau nyata: dapat
dilihat, diraba, atau dirasa, atau dirasa, dari suatu benda atau kejadian, sehingga
tahapan ini disebut sebagai tahapan ini disebut sebagai tahap konkret
operasional. Anak pada usia ini telah menyadari bahwa jumlah atau volume
suatu benda tidak akan berubah apabila tidak terjadi penambahan maupun
pengukuran, selain perubahan-perubahan bentuk atau perubahan ketentuan
(aturan).
Kemampuan lain yang telah dimiliki oleh anak usia ini adalah
kemampuannya untuk menyadari tentang reversibel (hal yang dapat dibalik) dan
identitas. Revensibilitas dicirikan bahwa setiap operasi ada satu operasi lain
yang sebaliknnya. Contoh operasi penambahan dapat diputar balikkan dengan
pengoprasian pengurangan; 3 + 4 = 7 atau 7- 3 = 4. Sedangkan identitas
maksudnya adalah setiap operasi lain yang tidak berubah. Contoh; identitas
operasi penambahan adalah 0, sehingga 2 + 0 + 0 + 0= 2, dan identitas
perkalian adalah 1, sehingga 2 1= 2. Selain perkembangan yang telah
dipaparkan diatas masih ada keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki anak pada
masa ini, antara lain kenyataan bahwa perbuatan ataupun percobaan yang
dilakukan anak pada usia ini masih bersifat coba-coba, percobaan-percobaan
tersebut masih jarang yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Tahap Formal Operasional
Anak usia sekitar sebelas tahun memasuki tahap formal operasional.
Tahap ini berakhir pada usia 14/ 15 tahun sebelum memasuki masa dewasa.
Tahap ini dikatakan sebagai tahap akhir dari perkembangan struktur berfikit
Anak usia ini telah dapat secara penuh melakukan operasi secara logis tetapi
masih mempunyai pengalaman yang terbatas.
Kesimpulan
Dalam teori perkembangan kognitif anak, Piaget meyakini bahwa belajar
dihasilkan oleh kemampuan anak untuk menyesuaikan atau membentuk
keterhubungan antara pengalaman yang baru dengan struktur kognitif yang
telah dimilikinya. Piaget juga percaya bahwa dalam memberikan pelajaran harus
memperhatikan tingkat perkembangan berpikir anak.
Piaget mendeskripsikan empat tahap perkembangan kognitif, diantaranya:
a) sensorimotor, dimana anak langsung berhadapan dengan lingkungan
menggunakan refleks bawaan mereka, b) pra-operasional yaitu anak mulai
menyusun konsep sederhana, c) operasi konkret, dimana anak menggunakan
tindakan yang telah diinteriorisasikan, d) operasi formal, dimana anak
memikirkan situasi hipotesis secara penuh.
Selain itu faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu
kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika-matematika, transmisi sosial,
dan pengaturan sendiri.
http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2015/01/teori-piaget-danpenerapannya.html
http://math-succes.blogspot.co.id/2015/01/teori-perkembangan-kognitifdari-jean.html
https://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/
Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga