Anda di halaman 1dari 14

Hakikat pemerintah dan pemerintahan

Hakikat pemerintah dan pemerintahan


A. Pengertian Pemerintah
Menurut Inu Kencana Syafei (2001:43), secara etimologi pemerintah berasal dari kata
perintahyang kemudian mendapat imbuhan sebagai berikut :(1). Mendapat awalan pe
menjadi kata pemerintah yang berarti badan atau organ elit yangmelakukan
pekerjaan mengurus suatu negara.(2). Mendapat akhiran an menjadi kata
pemerintahan yang berarti perihal, cara pembuatanatau urusan dan badan yang
berkuasan dan memiliki legitimasi.Didalam kata dasar perintah paling sedikit ada
empat unsur penting yang terkandungdidalamnya yaitu sebagai berikut :(1). Ada dua
pihak, yaitu yang memerintah disebut pemerintah dan pihak yang diperintahdisebut
rakyat.(2). Pihak yang memerintah memiliki kewenangan dan legitimasi untuk mengatur
danmengurus rakyatnya.(3). Hak yang diperintah memiliki keharusan untuk taat kepada
pemerintah yang sah.(4). Antara pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah
terdapat hubungan baik secaravertikal maupun horizontal.Pakar pemerintahan lainnya
yaitu Strong (dalam Suradinata, 2002:13), mengatakan bahwa pemerintah dalam arti
luas mempunyai kewenangan untuk memelihara kedamaian dan keamanannegara baik
kedalam maupun keluar, yang pertama harus mempunyai kekuatan tentara
ataukemampuan untuk mengendalikan angkatan perang, kedua harus mempunyai
kekuatan legislatif dalam arti membuat undang-undang, dan ketiga harus mempunyai
kekutan finansial.Selanjutnya ia mengatakan bahwa pemerintah adalah organisasi yang
mempunyai kekuatan besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat,
teritorial dan urusan kekuasaan dalamrangka pencapaian tujuan negara, Sementara
menurut pendapat Utrech (dalam Suradinata,2002:14), mendefinisikan pemerintah
dengan tiga pengertian yang berbeda, pertama: pemerintahsebagai gabungan dari
semua badan kenegaraan yang berkuasa, memerintah, kedua: pemerintahsebagai
gabungan badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah diwilayah suatu
negara,ketiga: pemerintah dalam arti kepala negara (presiden bersama dengan para
menterinya).
B. Pemerintahan
Secara etimologi pemerintahan menurut Ermaya Suradinata (1998:10) berasal dari
kata sebagai berikut (1). Pemerintah berarti menyeluruh untuk melaksanakan suatu
pekerjaan.
(2). Pemerintah berarti lembaga atau badan yang melaksanakan fungsi pemerintah.
(3). Pemerintah berarti kegiatan, perbuatan, cara atau urusan badan lembaga
pemerintah tersebut.Selanjutnya Ermaya Suradinata menegaskan bahwa apabila dalam
suatu negara, kekuasaan pemerintah dibagi atau dipisahkan, maka terdapat perbedaan
antara pemerintahan dalam arti luasdengan pemerintah dalam arti sempit.
Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sistem Pemerintahan Negara


Sistem pemerintahan merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan suatu
negara, yang didasarkan pada ajaran filosofis yang dianut negara yang
bersangkutan.
Dari teori-teori sistem pemerintahan yang beraneka ragam, dapat disimpulkan
enam macam sistem pemerintahan yaitu:
ekapraja,
dwipraja,
tripraja,
catur praja,
pancapraja, dan
sadpraja.
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Republik Indonesia yang termuat dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu secara filosofis dikemukakan sebagai berikut.
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum
Sistem konstitusional.
Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah majelis.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Menteri negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab kepada
DPR
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
HAKIKAT DI BAGI MENJADI 3

Hakikat Pemerintahan Umum


Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa menurut
pengertian secara umum bahwa pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan
oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan memelihara keamanan dan
meningkatkan derajat kehidupan rakyat serta menjamin kepentingan negara itu sendiri,
dengan demikian maka pemerintahan meliputi fungsi Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
Sedangkan dalam pengertian sempit bahwa pemerintahan hanya mempunyai
fungsi eksekutif saja.
Menurut Bayu Surianingrat (1990:13), yang diartikan dengan Pemerintahan Umum
adalah mencakup seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh dan menjadi
tanggung jawab Pemerintah Pusat, termasuk di dalamnya urusan pemerintahan
Daerah.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

a.
b.
c.
d.
e.

1)
2)
3)
4)
5)

6)
7)

Dalam UU
5 Tahun 1974
tentang
Pokok-pokok
Pemerintahan
di
Daerah pemerintahan umum mencakup urusan pemerintahan setelah dikurangi dengan
urusan Daerah dan dikurangi pula dengan instansi vertikal (urusan pemerintahan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Vertikal).
Ruang Lingkup pemerintahan umum meliputi kegiatan petugas Pamong Praja
yang dalam jabatan kepala pemerintahan daerah administrasi negara adalah wakil
Pemerintah Pusat yang memegang kekuasaan sipil di daerah dan pada dasarnya
bertanggung jawab sebagai kepala territorial dan sebagai wali rakyat dengan tidak
mengurangi kewenangan pejabat-pejabat dinas teknis, spesialistis baik militer maupun
sipil.
Pemerintahan Umum mencakup tugas-tugas sebagai berikut (Gubernur, Residen):
Mewakili kekuasaan dan menegakkan kewibawaan Pemerintah Pusat;
Menjamin keamanan dan ketertibang umum;
Melaksanakan kebijakan politik pemerintah pusat;
Menguasai lingkungan daerah hukumnya dan kekayaan alam milik Negara;
Memegang kendali atas penduduk;
Memelihara dan memajukan kemakmuran dan kesejahteraan daerah.
Ruang Lingkup Pemerintahan Umum Menurut UU No.5 Tahun 1974 sebagaimana
dijelaskan bahwa Urusan Pemerintahan Umum adalah Urusan pemerintahan yang
meliputi bidang-bidang:
Ketentraman dan Ketertiban;
Politik;
Koordinasi
Pengawasan
Urusan Pemerintahan Lainnya yang tidak termasuk dalam tugas suatu Instansi dan
tidak termasuk urusan rumah tangga Daerah.
Urusan tersebut tanggung jawab Kepala Wilayah yang merupakan Wakil
Pemerintah Pusat yaitu Gubernur,Bupati/Walikota dan Camat.
Kepala Wilayah Mempunyai Wewenang:
Membina Ketentraman dan Ketertiban sesuai Kebijakan Pemerintah;
Melaksanakan segala usaha dan kegiatan dibidang Pembinaan Ideologi Negara dan
Politik;
Koordinasi dengan instansi vertikal, Dinas-dinas Daerah dalam perencanaan
dan pelaksanaan;
Membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan Daerah;
Mengusahakan secara terus menerus agar Perpu dan Perda dijalankan oleh Instansiinstansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta pejabat-pejabat yang ditugaskan
untuk itu serta mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
Melaksanakan segala tugas pemerintahan yang dengan atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan diberikan kepadanya;
Melaksanakan segala tugas pemerintahan yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu
Instansi lainnya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sedangkan pelaksanaan Urusan PemerintahanMenurut UU Nomor 32 Tahun


2004 adalah berdasarkan perintah pasal 14 ayat (3) telah dikeluarkan PP Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan meliputi kewenangan pusat dan
kewenangan daerah. Kewenangan Pusat meliputi:
Politik Luar Negeri
Pertahanan
Keamanan
Yustisi
Moneter dan Fiskal Nasional
Agama
Sementara itu Kewenangan Daerah meliputi urusan wajib yakni yang terkait
dengan Penyelenggaraan Pelayanan Dasar, seperti Pendidikan, dan Kesehatan serta
urusan
pilihan
yang
terkait
dengan potensi
unggulanseperti,
Pertambangan, Perikanan, Pertanian,Perkebunan, Kehutanan, Pariwisata.
(PP
Nomor 38 Tahun 2007, Diselenggarakan melalui asas Otonomi dan Tugas
Pembantuan).
HAKIKAT PEMERINTAHAN PUSAT
pemerintahan pusat adalah pemerintahan yang bertuga mengurus ibukota
negara dan pusat dari semua pemerintahan yang ada.
pemerintah daerah adalah pemerintah mengurus daerah

HAKIKAT PEMERINTAHAN DAERAH


Hakikat Otonomi Daerah
Pada hakikatnya, Otonomi Daerah yaitu memberikan ruang gerak secukupnya bagi pemerintah di daerah
untuk mengelola daerahnya sendiri agar lebih berdaya, mampu bersaing dalam bekerja sama, dan
profesional, terutama dalam menjalankan pemerintahan daerah dan mengelola sumber daya serta
potensi yang dimiliki daerah tersebut.
Tujuan Otonomi Daerah
Berikut tujuan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.
a. Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di daerah agar semakin baik.
b. Memberi kesempatan pada daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri sesuai dengan
tradisi dan alat kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut.
c. Meringankan beban pemerintah pusat agar pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan terutama
didaerah lebih efektif dan efisien.
d. Memberdayakan dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan masyarakat daerah agar

mampu bersaing dan profesional.


e. Mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan di daerah.
f. Memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah maupun antardaerah untuk
menjaga keutuhan NKRI.
g. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
h. Mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan
*Fungsi

hakikat pemerintahan adalah


pelayanan terhadap masyarakat nya,baik pelayanan umum (public
services) maupun pelayanan sipil (civil services).Penelitian ilmiah ini
berjudulPengaruh Implementasi Kebijakan Pengangkatan Sekretaris Desa
Menjadi Pegawai Negeri Sipil Terhadap Kinerja Sekretaris Desa Dan
Implikasin ya Pada Kualitas PelayananDesa di Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan, bertujuan untuk: mengungkap,menganalisis dan

mengukur seberapa besar pengaruh implementasi kebijakan


pengangkatan sekretaris desamenjadi pegawai negeri sipil terhadap
kinerja sekretaris desa,seberapa besarpengaruh kinerja sekretaris desa
terhadap kualitas pelayanan desa, danmenemukan konsep baru
tentang implementasi kebijakan di bidang administrasipublik terutama
kebijakan publik.Penelitian ini terfokus pada implementasi kebijakan
(X)dengan dimensi isi kebijakan dankonteks implementasi berpengaruh
terhadap kinerja pegawai(Y) dengan dimensi kuantitatif dan kualitatif
serta implikasinya pada kualitas pelayanan(Z) dengandimensi, meliputi;
1 tangible
2 reliability
3 responsiveness
4 assurance dan
5 emphaty
Desain penelitian yang digunakan adalah explanatory survey method
dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data terhadap 275
orang responden yang diperoleh melalui multistage cluster sampling
yang dikombinasikan dengan
simple & stratified random sampling menggunakan analisis jalur(path
analysis) Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa
implementasi kebijakan pengangkatan sekretaris desa menjadi pegawai
negeri sipil berpengaruh signifikan terhadap kinerja sekretaris desa dan
implikasin ya pada kualitas pelayanan desa.Pada variable implementasi
kebijakan dimensi isi kebijakan dan konteks implementasi secara
signifikan berpengaruhpositif terhadap peningkatan kinerja sekretaris
desa Dari keseluruhan dimensi padavariabel X, maka dimensi
isi kebijakan memberikanpengaruh yang paling tinggi dan dimensi

konteks implementasi memberikan pengaruh yang paling rendah


Sedangkan variable kinerja sekretaris desa (Y) memberikan
kontribusi/pengaruhterhadap kualitaspelayanan(Z)
Hasil penelitian menunjukkan adanya temuan untuk pengembangan
teori Merilee S Grindle tentang implementasi kebijakan dengan
menambahkan pada teori tersebut penting nya kepedulian
pelaksana/implementor kebijakan untuk pencapaian outcomes

Pemerintah dan Pemerintahan

A. Pemerintah dan Pemerintahan


1. Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan
Pemerintah
(Government)
secara
etimologis
berasal
dari
kata
Yunani,Kubernan atau nakoda kapal. Artinya, menatap ke depan. Lalu memerintah
berarti melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan masyarakat Negara. Pengertian pemerintahan dapat ditinjau dari tiga
aspek , yaitu dari segi kegiatan (dinamika), structural fungsioanal, dan dari segi tugas
dan kewenangan (fungsi).[1]Apabila ditinjau dari segi dinamika, pemerintahan berarti
segala kegiatan atau usaha yang teroeganisasikan, bersumber pada kedaulatan dan
berlandaskan dasar Negara, mengenai rakyat dan wilayah Negara itu demi tercapainya
tujuan negara.
Dari segi structural fungsional. Pemerintah berarti seperangkat fungsi Negara,
yang satu sama lain saling berhubungan secara fungsional, dan melaksanakan fungsinya
atas dasar-dasar tertentu demi tercapainya tujuan Negara.
Ada dua penegrtian tentang pemerintahan, yaitu[2] :
a. Pemerintahan dalam arti yang luas
Pemerintahan adalah perbutan memerintah yang dilakukan oleh badan legislative,
eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam mencapai tujuan negra.
b. Pemerintahan dalam arti yang sempit
Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan badan eksekutif beserta
jajarannya dalam mencapai tujuan negara.
Menurut Utrecht ada 3 penegertian :
1. Pemerintahan adalah gabungan dari semua badan kenegaraan yang memeiliki kekuasaan
untuk memerintah ( legislative, eksekutif, yudikatif ).
2. Pemerintahan adalah gabungan badan - badan kenegaraan tertinggi yang memeiliki
kekuasaan memrintah ( presiden, raja).
3. Pemerintah dalam arti kepala negara (presiden) bersama kabinetnya.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia pemerintah berarti :
a. Proses, cara, perbuatan memerintah.
b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam meyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan
kepentingan negara.
2. Fungsi- fungsi Pemerintahan
Fungsi - fungsi negara (pemerintahan) dilakukan dengan beberapa struktur yang
tidak tergantung satu sama lain. Selain itu, fungsi ini dapat dilakukan dengan satu
struktur. Secara toeritas terdapat dua kemungkinan pelaksanaan fungsi negara, yakni
pemusatan fungsi fungsi negara pada satu tangan atau struktur dan pemancaran
fungsi fungsi negra kepada beberapa organ atau struktur pemerintahan.
Filosof berkebangsaan Prancis ini membagi tugas dan kewenangan negara ke
dalam tig jenis, yaitu legislatif, eksekutif, dan judikatif. Pembagian fungsi yang

dilakukan oleh Almond. Ia membagi fungsi pemerintahan menjadi tiga, dengan


menggunakan istilah peraturan, yaitu pembeuatan peraturan (rule marking), penerapan
peraturan (ruling application), dan penghakiman peraturan (rule adjudication). [3]
Berikut ini dijelaskan fungsi pembuatan peraturan yang diselenggarakan oleh
badan badan perwakilan rakyat, fungsi, penerapan peraturan yang diselenggarakan
oleh pemerintah (kabinet) dan birokrasi, dan fungsi penghakiman (penegakkan)
peraturan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga peradilan.
1. Perwakilan Rakyat
Dalam sistem perwakilan kepentingan, yang diwakili adalah kelompok masyrakat
yang memiliki kepentingan yang sama tanpa terikat pada batas batas wilayah
adminstrasi politik, sedangkan yang mewakili adalah kelompok yang terorganisasikan.
Perwakilan rakyat, yang diwakili adalah sejumlah warga negara yang bertempat
tinggal disuatu daerah atau distrik tertentu. Hal ini mencakup berbagai kepentingan,
sedangkan yang mewakili adalah seorang atau lebih wakil rakyat yang bergabung ke
dalam satu atau lebih partai politik.
Dari segi keterikatan antara wakil rakyat dan keinginan rakyat antara wakil
rakyat dan keinginan rakyat yang diwakili, konsep perwakilan dibedakan menjadi dua
tipe.
Perwakilan tipe delegasi (mandat).
Perwakilan tipe trustee (independen)
2. Sistem Pemilihan Umum
Sisitem pemilihan umum berkaitan erat dengan badan perwakilan rakyat. Hal ini
disebabkan salah satu fungsi sistem pemilihan umum ialah menagtur prosedur seseorang
untuk dipilih menjadi anggota badan perwakilan rakyat atau menjadi kepala
pemerintahan.
Setiap sisitem pemilihan umum setidak-tidaknya mengandung tiga variabel pokok
yaitu :
Penyuaraan (balloting)
Daerah pemilihan (electrorate).
Formula pemilihan
3. Birokrasi
Secra etimologis, birokrasi berasal dari kata Biro Bureou yang berarti kantor
ataupun dinas, dan kata krasi kratie, cracy yang berarti pemerintahan. Dengan
demikain birokrasi berarti dinas pemerintahan. Secra tipologik (tipe ideal), max weber
mendiskripsikan sejumlah karekteristik birokrasi sebagi berikut :
Dalam organisasi ini terdapat pembagian kerja dengan sepesialisasi perananyang jelas.
Organisasi jabatan ini mengikuti prinsiop hirarki. Artinya, jabatan yang rendah berada
dalam control dan pengawasan jabatan yang lebih tinggi.
Kegitan organisasi jabtan ini dilakukan berdasarkan sisitem aturan abstrak yang
konsisten dan terdiri atas penerapan aturan ini kedalam kasus kasus yang khusus.

Setiap pejabat melaksanakan tugasnya dalam semangat dan hubungan yang formal dan
impersonal, yakni tanpa perasaan benci atau simpati, dank arena itu tanpa afeksi atau
antusias.
Setiap pegawai dalam organisasi ini direkrut menurut prinsip kualifikasi teknis, gaji,
dan dipensiun menurut pangkat dan kemampuan, dan dipromosikan menurut asas
kesenioran atau kemampuan, atau keduanya.
4. Penghakiman Peraturan
Fungsi penghakiman peraturan merupakan suatu peranan untuk meyelesaikan
pertikaian atau persengketaan yang menyangkut persoalan peraturan, pelanggaran
peraturan dan penegasan fakta fakta yang perlu untuk mendapatkan keputusan
keadilan.
Penghakiman peraturan pada dasarnya bertujuan menjamin kepastian hukum
sehingga tercipta suausan tertib dalam masyarakat. Fungsi penghakiman peraturan ada
dua.
Sebagai dasar keputusan yang sama untuk kasus yang sama.
Hakim secara aktif melakukan interprestasi atas perundang-undangan yang ada dalam
menaggapi kasus hukum yang berkembang pada masyrakat.

B. Bentuk-bentuk Pemerintahan
Secara umum bisa dikemukakan bahwa kekuasaan politikdalam sutau negara bisa saja
dijalankan oleh satu orang, beberapa orang, atau banyak orang.
1. Monarki: Pemerintahan Satu Orang
Plato menyatakan peraturan hukum merupakan cara penyelesaian pertikaian dan
pengakhiran perbedaan yang paling tidak sempurna. Karena sifatnya, hukum adalah hal
yang umum dan dirancang untuk diterapkan pada satu atau berbagai macam dari
kebanyakan kategori hubungan sosial. Tetapi permasalahaannya yang sebenarnya
tidaklah semudah yang diperkirakan orang. Masalah-masalah yang dihadapi oleh tiaptiap individu dalam konteks-kontes sosial berbeda-beda dan berubah sepanjang waktu.
Berdasarkan pemikiran tersebut, pendukung monarki menganggap monarki
merupakan cara yang paling efisien dan yang paling adil untuk memerintah negara; ia
menjamin bahwa pedoman dasar bagi masyarakat akan dilaksanakan menurut perubahan
keadaan dan kebutuhan-kebutuhan khusus.[4]
Jellinek menegaskan; monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan
menekankan bahwa karakteristik sifat sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk
memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara.
Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
1. Monarki Absolut adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang kekuasaannya tidak terbatas.
2. Monarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja yang kekuasaanya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi).

3. Monarki Parlementer adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja dengan sistem parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Dalam monarki perlementer kekuasaan eksekutif dipegang oleh Kabinet (Perdana
Menteri) yang bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja sebagai kepala negara
(simbol kekuasaan) dan tidak dapat diganggu gugat.
2. Aristokrasi: Pemerintahan Oleh Beberapa Orang Bangsawan Cendikiawan
Aristokrasi diambil dari kata yunani ARISTOKRATIA ( aristos = best + kratia =
rule ). Jadi aristokrasi adalah pemerintahan terbaik yang dipimpin oleh orang- orang
terpilih. Tetapi kata kata terbaik disini terkesan samar dengan istilah terbaik dimasa
yunani kuno. Penjelasan yang benar bahwa yang terbaik adalah mereka yang memiliki
kecakapan yang tinggi, berpendidikan, berpengalaman dan bermoral tinggi.
3. Otoriterisme: Pemerintah oleh Sedikit Orang
Dalam negara-negara yang dianggap otoriter karena adanya stuktur partai tunggal
tersebut, biasanya menampakkan ciri-ciri umum seperti;
Tiadanya oposisi politik yang terorganisasi
Tiadanya para pemimpin politik lain yang bisa menggantikan elit yang ada untuk
melaksanakan program-progran baru
Terbatasnya komunikasi politik sebatas ijin pemerintah dan partai yang berkuasa
Perubahan orang-orang serta kebijakan pemerintah[5]
Model negara-negara penganutnya seperti Uni Soviet, Cina, Jerman Timur, Kuba
dan Vietnam.
4. Totalitarisme: Pemerintah oleh Sedikit Orang
Totalitarisme bisa dipandang sebagai:
Suatu ideologi politikyang dianut oleh anggota masyarakat tertentu, yang mencakup
semua aspek kehidupan masyarakat.
Suatu sistem pengawasan kebijakan yang dilakkan secara ketat untuk membantu dan
mendukung penguasa dalam menghadapi musuh-musuh negara.
Hal pengarahan dan pengawasan seluruh aspek perekonomian negara secara terpusat.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah totaliter senantiasa mengawasi tingkah laku
setiap individu warganegara dan membatasi atau kalu perlu menghapuskan sama sekali
organisasi-organisasi politik oposisi. Pemerintah totaliter tidak ahanya mengawasi
tingkah laku warga negaranya, tetapi sampai pada pemikiran-pemikirannya. [6]
5. Demokrasi: Pemerintahan oleh Banyak Orang
Kata demokrasi berasal dari kata Yunani untuk rakyat dan memerintah. [7]
Adapun bentuk-bentuk dari demokrasi, yakni:
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung adalah ungkapan yang sempurna untuk kedaulatan rakyat.
Demokrasi langsung berarti apa yang dikatakan: rakyat memerintah dirinya sendiri
secara langsung tanpa perantara. Jean Jacques Rousseau juga memahami benar hakikat
keadaan guna mewujudkan demokrasi langsung didalam kenyataan:

Jumlah warga negara harus kecil


Pemilikan dan kemakmuran harus dibagi secara merata (atau hampir merata)
Masyarakat secara kebudayaan harus homogen
Mereka yang melaksanakan undang-undang tidak boleh bertindak sendiri di luar
kemauan rakyat yang telah membuat undang-undang pertama kali. [8]
b. Demokrasi Perwakilan
Karena terdapat terlalu banyak orang ikut serta secara langsung dalam
pembuatan keputusan dan sebagian lagi karena warga lama memahami sekali bahwa
demokrasi langsung yang berkesinambungan mengancam mereka atas pemerintahan
lokal. Dengan melembagakan pemilihan umum dan menyerahkan kekuasaan mengambil
keputusan kepada wakil-wakil yang terpilih (dewan kota), kesempatan melanjutkan
pengusaan oleh waga yang lebih mapan jadi lebih baik.[9]

Trias Politika

Jika kita mendengar kata Trias Politica, maka kita akan mengingat pada dua tokoh
pemikir yang sangat terkenal yakni Montesqueu dan John Lock. Trias Politika dapat
diartikan sebagai pemisahan kekuasaan negara. Montesquieu (1689 -1755), bahwa dalam
suatu sistem pemisahan kekuasaan itu harus terpisah (separation), baik mengenai fungsi
(tugas) maupun mengenai alat kelengkapan Negara yang melaksanakan:
1.
Kekuasaan legislatif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pembuat perundangundangan. Kekuasaaan ini biasanya dilaksanakan oleh suatu perwakilan rakyat atau
parlemen
2.
Kekuasaan eksekutif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaksana
perundang-undangan yang telah dibuat oleh legislatif. Kekuasaan ini dilakukan oleh
pemerintah, baik Presiden ataupun Raja dibantu para Menteri.
3.
Kekuasaan yudikatif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pengawas dan
sebagai yang mengadili siapa saja yang melakukan penyimpangan atau melanggar
peraturan perundang-undangan. Kekuasaan ini dilakukan oleh Badan peradilan seperti
Mahkamah agung dan badan dibawahnya.
Dalam pelaksanaan trias politika di negara yang demokratis, masing-masing
berjalan sesuai dengan tugas masing-masing kekuasaan. Namun pada kenyataannya,
terkadang fungsi antar kekuasaan terjadi percampuran sehingga diperlukan adanya
pemisahan kekuasaan atau disebut Separation of Power. Pemisahan kekuasaan
merupakan ide yang menghendaki baik organ, fungsi dan personal lembaga Negara
terpisah sama sekali. Setiap lembaga Negara masing-masing menjalankan secara sendiri
dan mandiri tugas, dan kewenangannya seperti yang ditentukan dalam ketentuan
hukum. Separation of Power yang dimaksudkan oleh Montesque di gunakan untuk
mengukur demokrasi yang berlangsung di dalam suatu negara dan bukan diukur dengan
trias politika yang ada. Pemisahan kekuasaan disini baik berupa organ maupun fungsi,
dimana yang dimaksud dengan organ adalah seseorang yang telah ada di dalam satu
kekuasaan tidak boleh berada dimkekuasaan lainnya. Sedangkan pemisahan fungsi
maksudnya adalah satu badan hanya memiliki satu fungsi dan tidak boleh lebih.
Dalam praktik ketatanegaraan dunia, tidak ada Negara yang murni
melaksanakan Separation of Power dengan tiga serangkai (trias politica). Bahkan Amerika
Serikat yang oleh banyak sarjana disebut sebagai satu-satunya Negara yang ingein
menjalankan teori trias politica. Dalam kenyataannya memeraktikan sistem saling
mengawasi dan saling mengadakan perimbangan antara kekuasaan Negara.

LEMBAGA EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN YUDIKATIF

Supra Struktur
Prof. Sri Sumantri, sistem politik adalah kelembagaan dari hubungan antara supra
struktur dan infra struktur politik, supra struktur sering disebut juga bangunan.
Montesquieu, membagi lembaga dalam 3 kelompok :
1. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, presiden adalah pemegang kekuasaan
pemerintahan negara. Presiden di bantu oleh wakil presiden dan mentri-mentri, untuk
melaksanakan tugas sehari-hari.
Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
a. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
b. Menetapkan peraturan pemerintah
c. Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
2. Legislatif
Indonesia menganut sistem bikameral. Di tandai dengan adanya lembaga perwakilan, yaitu
DPR dan DPD. Dengan merujuk asas trias politika.
Kekuasaan legislatif terletak pada MPR dan DPD.
1. MPR
Kewenangan :
a. Mengubah menetapkan UUD
b. Melantik presiden dan wakil presiden dll
c.
2. DPR
Tugas :
a. Membentuk UU
b. Membahas RAPBN bersama presiden, dll.
Fungsi :
a. Fungsi legislasi
b. Fungsi anggaran
c. Fungsi pengawasan
Hak-hak DPR
a. Hak interpelasi
b. Hak angket
c. Hak menyampaikan pendapat
d. Hak mengajukan pertanyaan
e. Hak Imunitas
f. Hak mengajukan usul RUU
3. DPD
Fungsi :
a. Mengawas atas pelaksanaan UU tertentu

b. Pengajuan usul
3. Yudikatif
Pasal 24 UUD 1945 menyebutkan tentang kekuasaan kehakiman dan memiliki tugas masingmasing. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh :
1. Mahkamah Agung (MA)
2. Mahkamah Konstitusi (MK)
3. Komisi Yudisial (KY)
4. Insfektif

Anda mungkin juga menyukai