1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Dalam UU
5 Tahun 1974
tentang
Pokok-pokok
Pemerintahan
di
Daerah pemerintahan umum mencakup urusan pemerintahan setelah dikurangi dengan
urusan Daerah dan dikurangi pula dengan instansi vertikal (urusan pemerintahan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Vertikal).
Ruang Lingkup pemerintahan umum meliputi kegiatan petugas Pamong Praja
yang dalam jabatan kepala pemerintahan daerah administrasi negara adalah wakil
Pemerintah Pusat yang memegang kekuasaan sipil di daerah dan pada dasarnya
bertanggung jawab sebagai kepala territorial dan sebagai wali rakyat dengan tidak
mengurangi kewenangan pejabat-pejabat dinas teknis, spesialistis baik militer maupun
sipil.
Pemerintahan Umum mencakup tugas-tugas sebagai berikut (Gubernur, Residen):
Mewakili kekuasaan dan menegakkan kewibawaan Pemerintah Pusat;
Menjamin keamanan dan ketertibang umum;
Melaksanakan kebijakan politik pemerintah pusat;
Menguasai lingkungan daerah hukumnya dan kekayaan alam milik Negara;
Memegang kendali atas penduduk;
Memelihara dan memajukan kemakmuran dan kesejahteraan daerah.
Ruang Lingkup Pemerintahan Umum Menurut UU No.5 Tahun 1974 sebagaimana
dijelaskan bahwa Urusan Pemerintahan Umum adalah Urusan pemerintahan yang
meliputi bidang-bidang:
Ketentraman dan Ketertiban;
Politik;
Koordinasi
Pengawasan
Urusan Pemerintahan Lainnya yang tidak termasuk dalam tugas suatu Instansi dan
tidak termasuk urusan rumah tangga Daerah.
Urusan tersebut tanggung jawab Kepala Wilayah yang merupakan Wakil
Pemerintah Pusat yaitu Gubernur,Bupati/Walikota dan Camat.
Kepala Wilayah Mempunyai Wewenang:
Membina Ketentraman dan Ketertiban sesuai Kebijakan Pemerintah;
Melaksanakan segala usaha dan kegiatan dibidang Pembinaan Ideologi Negara dan
Politik;
Koordinasi dengan instansi vertikal, Dinas-dinas Daerah dalam perencanaan
dan pelaksanaan;
Membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan Daerah;
Mengusahakan secara terus menerus agar Perpu dan Perda dijalankan oleh Instansiinstansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta pejabat-pejabat yang ditugaskan
untuk itu serta mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
Melaksanakan segala tugas pemerintahan yang dengan atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan diberikan kepadanya;
Melaksanakan segala tugas pemerintahan yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu
Instansi lainnya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setiap pejabat melaksanakan tugasnya dalam semangat dan hubungan yang formal dan
impersonal, yakni tanpa perasaan benci atau simpati, dank arena itu tanpa afeksi atau
antusias.
Setiap pegawai dalam organisasi ini direkrut menurut prinsip kualifikasi teknis, gaji,
dan dipensiun menurut pangkat dan kemampuan, dan dipromosikan menurut asas
kesenioran atau kemampuan, atau keduanya.
4. Penghakiman Peraturan
Fungsi penghakiman peraturan merupakan suatu peranan untuk meyelesaikan
pertikaian atau persengketaan yang menyangkut persoalan peraturan, pelanggaran
peraturan dan penegasan fakta fakta yang perlu untuk mendapatkan keputusan
keadilan.
Penghakiman peraturan pada dasarnya bertujuan menjamin kepastian hukum
sehingga tercipta suausan tertib dalam masyarakat. Fungsi penghakiman peraturan ada
dua.
Sebagai dasar keputusan yang sama untuk kasus yang sama.
Hakim secara aktif melakukan interprestasi atas perundang-undangan yang ada dalam
menaggapi kasus hukum yang berkembang pada masyrakat.
B. Bentuk-bentuk Pemerintahan
Secara umum bisa dikemukakan bahwa kekuasaan politikdalam sutau negara bisa saja
dijalankan oleh satu orang, beberapa orang, atau banyak orang.
1. Monarki: Pemerintahan Satu Orang
Plato menyatakan peraturan hukum merupakan cara penyelesaian pertikaian dan
pengakhiran perbedaan yang paling tidak sempurna. Karena sifatnya, hukum adalah hal
yang umum dan dirancang untuk diterapkan pada satu atau berbagai macam dari
kebanyakan kategori hubungan sosial. Tetapi permasalahaannya yang sebenarnya
tidaklah semudah yang diperkirakan orang. Masalah-masalah yang dihadapi oleh tiaptiap individu dalam konteks-kontes sosial berbeda-beda dan berubah sepanjang waktu.
Berdasarkan pemikiran tersebut, pendukung monarki menganggap monarki
merupakan cara yang paling efisien dan yang paling adil untuk memerintah negara; ia
menjamin bahwa pedoman dasar bagi masyarakat akan dilaksanakan menurut perubahan
keadaan dan kebutuhan-kebutuhan khusus.[4]
Jellinek menegaskan; monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan
menekankan bahwa karakteristik sifat sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk
memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara.
Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
1. Monarki Absolut adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang kekuasaannya tidak terbatas.
2. Monarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja yang kekuasaanya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi).
3. Monarki Parlementer adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja dengan sistem parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Dalam monarki perlementer kekuasaan eksekutif dipegang oleh Kabinet (Perdana
Menteri) yang bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja sebagai kepala negara
(simbol kekuasaan) dan tidak dapat diganggu gugat.
2. Aristokrasi: Pemerintahan Oleh Beberapa Orang Bangsawan Cendikiawan
Aristokrasi diambil dari kata yunani ARISTOKRATIA ( aristos = best + kratia =
rule ). Jadi aristokrasi adalah pemerintahan terbaik yang dipimpin oleh orang- orang
terpilih. Tetapi kata kata terbaik disini terkesan samar dengan istilah terbaik dimasa
yunani kuno. Penjelasan yang benar bahwa yang terbaik adalah mereka yang memiliki
kecakapan yang tinggi, berpendidikan, berpengalaman dan bermoral tinggi.
3. Otoriterisme: Pemerintah oleh Sedikit Orang
Dalam negara-negara yang dianggap otoriter karena adanya stuktur partai tunggal
tersebut, biasanya menampakkan ciri-ciri umum seperti;
Tiadanya oposisi politik yang terorganisasi
Tiadanya para pemimpin politik lain yang bisa menggantikan elit yang ada untuk
melaksanakan program-progran baru
Terbatasnya komunikasi politik sebatas ijin pemerintah dan partai yang berkuasa
Perubahan orang-orang serta kebijakan pemerintah[5]
Model negara-negara penganutnya seperti Uni Soviet, Cina, Jerman Timur, Kuba
dan Vietnam.
4. Totalitarisme: Pemerintah oleh Sedikit Orang
Totalitarisme bisa dipandang sebagai:
Suatu ideologi politikyang dianut oleh anggota masyarakat tertentu, yang mencakup
semua aspek kehidupan masyarakat.
Suatu sistem pengawasan kebijakan yang dilakkan secara ketat untuk membantu dan
mendukung penguasa dalam menghadapi musuh-musuh negara.
Hal pengarahan dan pengawasan seluruh aspek perekonomian negara secara terpusat.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah totaliter senantiasa mengawasi tingkah laku
setiap individu warganegara dan membatasi atau kalu perlu menghapuskan sama sekali
organisasi-organisasi politik oposisi. Pemerintah totaliter tidak ahanya mengawasi
tingkah laku warga negaranya, tetapi sampai pada pemikiran-pemikirannya. [6]
5. Demokrasi: Pemerintahan oleh Banyak Orang
Kata demokrasi berasal dari kata Yunani untuk rakyat dan memerintah. [7]
Adapun bentuk-bentuk dari demokrasi, yakni:
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung adalah ungkapan yang sempurna untuk kedaulatan rakyat.
Demokrasi langsung berarti apa yang dikatakan: rakyat memerintah dirinya sendiri
secara langsung tanpa perantara. Jean Jacques Rousseau juga memahami benar hakikat
keadaan guna mewujudkan demokrasi langsung didalam kenyataan:
Trias Politika
Jika kita mendengar kata Trias Politica, maka kita akan mengingat pada dua tokoh
pemikir yang sangat terkenal yakni Montesqueu dan John Lock. Trias Politika dapat
diartikan sebagai pemisahan kekuasaan negara. Montesquieu (1689 -1755), bahwa dalam
suatu sistem pemisahan kekuasaan itu harus terpisah (separation), baik mengenai fungsi
(tugas) maupun mengenai alat kelengkapan Negara yang melaksanakan:
1.
Kekuasaan legislatif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pembuat perundangundangan. Kekuasaaan ini biasanya dilaksanakan oleh suatu perwakilan rakyat atau
parlemen
2.
Kekuasaan eksekutif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaksana
perundang-undangan yang telah dibuat oleh legislatif. Kekuasaan ini dilakukan oleh
pemerintah, baik Presiden ataupun Raja dibantu para Menteri.
3.
Kekuasaan yudikatif
Merupakan kekuasaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pengawas dan
sebagai yang mengadili siapa saja yang melakukan penyimpangan atau melanggar
peraturan perundang-undangan. Kekuasaan ini dilakukan oleh Badan peradilan seperti
Mahkamah agung dan badan dibawahnya.
Dalam pelaksanaan trias politika di negara yang demokratis, masing-masing
berjalan sesuai dengan tugas masing-masing kekuasaan. Namun pada kenyataannya,
terkadang fungsi antar kekuasaan terjadi percampuran sehingga diperlukan adanya
pemisahan kekuasaan atau disebut Separation of Power. Pemisahan kekuasaan
merupakan ide yang menghendaki baik organ, fungsi dan personal lembaga Negara
terpisah sama sekali. Setiap lembaga Negara masing-masing menjalankan secara sendiri
dan mandiri tugas, dan kewenangannya seperti yang ditentukan dalam ketentuan
hukum. Separation of Power yang dimaksudkan oleh Montesque di gunakan untuk
mengukur demokrasi yang berlangsung di dalam suatu negara dan bukan diukur dengan
trias politika yang ada. Pemisahan kekuasaan disini baik berupa organ maupun fungsi,
dimana yang dimaksud dengan organ adalah seseorang yang telah ada di dalam satu
kekuasaan tidak boleh berada dimkekuasaan lainnya. Sedangkan pemisahan fungsi
maksudnya adalah satu badan hanya memiliki satu fungsi dan tidak boleh lebih.
Dalam praktik ketatanegaraan dunia, tidak ada Negara yang murni
melaksanakan Separation of Power dengan tiga serangkai (trias politica). Bahkan Amerika
Serikat yang oleh banyak sarjana disebut sebagai satu-satunya Negara yang ingein
menjalankan teori trias politica. Dalam kenyataannya memeraktikan sistem saling
mengawasi dan saling mengadakan perimbangan antara kekuasaan Negara.
Supra Struktur
Prof. Sri Sumantri, sistem politik adalah kelembagaan dari hubungan antara supra
struktur dan infra struktur politik, supra struktur sering disebut juga bangunan.
Montesquieu, membagi lembaga dalam 3 kelompok :
1. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, presiden adalah pemegang kekuasaan
pemerintahan negara. Presiden di bantu oleh wakil presiden dan mentri-mentri, untuk
melaksanakan tugas sehari-hari.
Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
a. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
b. Menetapkan peraturan pemerintah
c. Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
2. Legislatif
Indonesia menganut sistem bikameral. Di tandai dengan adanya lembaga perwakilan, yaitu
DPR dan DPD. Dengan merujuk asas trias politika.
Kekuasaan legislatif terletak pada MPR dan DPD.
1. MPR
Kewenangan :
a. Mengubah menetapkan UUD
b. Melantik presiden dan wakil presiden dll
c.
2. DPR
Tugas :
a. Membentuk UU
b. Membahas RAPBN bersama presiden, dll.
Fungsi :
a. Fungsi legislasi
b. Fungsi anggaran
c. Fungsi pengawasan
Hak-hak DPR
a. Hak interpelasi
b. Hak angket
c. Hak menyampaikan pendapat
d. Hak mengajukan pertanyaan
e. Hak Imunitas
f. Hak mengajukan usul RUU
3. DPD
Fungsi :
a. Mengawas atas pelaksanaan UU tertentu
b. Pengajuan usul
3. Yudikatif
Pasal 24 UUD 1945 menyebutkan tentang kekuasaan kehakiman dan memiliki tugas masingmasing. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh :
1. Mahkamah Agung (MA)
2. Mahkamah Konstitusi (MK)
3. Komisi Yudisial (KY)
4. Insfektif