Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Penelitian jenis apa pun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai
memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana,
dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainya berpangkal pada
perumusan masalah tersebut.
Di pihak lain, kadang-kadang perumusan masalah dianggap sepele atau dipandang
enteng oleh peneliti, calon peneliti, atau mahasiswa yang akan mempersiapkan skripsi, tesis,
atau desertasinya. Hal itu dapat dilihat pada usulan penelitian atau proposal penelitiannya
yang perumusan masalahnya tidak mantap sama sekali. Oleh karena itu, uraian dalam bab
selanjutnya akan memberikan banyak contoh serta ulasan perumusan masalah dengan
maksud agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai perumusan
masalah, di sini juga dikemukakan perinsip-perinsip perumusan masalah. Dalam makalah ini
dikemukakan juga tatacara perumusan masalah sehingga atas dasar itu para pembaca
diharapkan kelak secara mantap dapat merumuskan masalah penelitiannya sendiri.
Berkaitan dengan hal di atas, bab selanjutnya mengenai pembahasan akan membahas
secara berturut pembatasan masalah studi melalui focus, model perumusan masalah, diakhiri
dengan cara perumusan masalah penelitian.

BAB II
ISI
2.1 Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah fokos penelitian, tepat seperti namanya yaitu suatu
masalah yang ingin diteliti oleh peneliti. Masalah penelitian sering dinyatakan sebagai
pertanyaan penelitian. Di sini kita akan membahas tentang sifat dari pertanyaan
penelitian dan karakteristiknya. Juga beberapa cara untuk menjernihkan hal-hal yang
tidak jelas dalam pertanyaan penelitian. di akhir kita menampilkan beberapa prinsip
etik penting sebagai pertimbangan peneliti.
2.2 Apa yang dimaksud dgn masalah penelitian?
Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya
bisa apa saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian,
pernyataan perkara yang harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti
seharusnya, masalah meliputi daerah yang menjadi perhatian peneliti sebagai
pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki, kesulitan yang ingin di atasi, pertanyaan
yang membutuhkan jawaban.
2.3 Pertanyaan penelitian
Biasanya Masalah penelitian awalnya bersifat pertanyaan penelitian yang disajikan
sebagai fokus penelitian.
Berikut ini adalah contah pertanyaan penelitian dalam penelitian pendidikan:

Apakah terapi yang berpusat pada klien lebih memuaskan dibandingkan terapi

tradisional?
Apakah deskripsi orang dalam buku teks penelitian sosial Tidak seimbang?
Apa yang rata2 terjadi di ruang kelas sekolah dasar selama sepekan?
Apakah guru berprilaku berbeda terhadap siswa yang berbeda gender?
Bagaimana kita memprediksi siswa mana yang mungkin memiliki masalah belajar

dalam suatu mata pelajaran?


Apa yang dirasakan orang tua tentang bimbingan konseling sekolah ?
Bagaimana seorang kepala sekolah memperbaiki moral staf pengajar?

Yang menjadi persamaan dari semua pertanyaan diatas adalah kita dapat
mengumpulkan data untuk menjawabnya, itulah yang membuatnya bisa diteliti.
2

contohnya peneliti dapat mengukur kepuasan klien yang mnerima metode terapi yang
berbeda. Atau peneliti dapat mengamati dan mewawancarai untuk mendeskripsikan
fungsi dari ruang kelas sekolah dasar.
Sekali lagi,yang membuat pertanyaan itu bisa diteliti jika terdapat informasi yang bisa
kita kumpulkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimanapun ada jenis
pertanyaan lain yang informasinya tidak bisa kita kumpulkan contohnya 2 pertanyaan
berikut ini :

Haruskah filosofi dimasukan dalam kurikulum sekolah lanjutan?


Apa arti kehidupan ?
Mengapa pertanyaan ini tidak bisa diteliti ? apa yang menghalangi kita sehingga

tidak bisa mengumpulkan informasi untuk menjawabnya? jawabannya sederhana,


analisa akhir dari kedua pertanyaan tersebut adalah tidak bisa diteliti, tidak ada cara
untuk mengumpulkan informasi untuk menjawab kedua duanya. Pertanyaan pertama
adalah tentang nilai, itu menyatakan dugaan benar dan salah, patut dan tidak patut dan
tidak mempunyai referensi empiris. Tidak ada yang setuju dengan kata should
bagaimana kita menentukan secara empiris sesuatu itu seharusnya dilakukan atau
tidak ? data apa yang dapat kita kumpulkan? tidak ada cara untuk melanjutkan
penelitian. Tapi jika pertanyaan diubah menjadi apakah menurut orang-orang filosofi
seharusnua dimasukan dalam kurikulum sekolah lanjutan? pertanyaan ini bisa diteliti.
Mengapa? karena sekarang kita bisa mengumpulkan data untuk menjawabnya.
2.4 Karakteristik pertanyaan penelitian yang baik
Setelah pertanyaan penelitian dirumuskan ,peneliti akan mengubahnya kedalam
pertanyaan yang baik, pertanyaan penelitian yang baik memiliki 4 karakteristik
penting yaitu :
1. Pertanyaan penelitian haruslah mudah
Hal penting dalam merancang penelitian adalah kemudahan.sebuah
pertanyaan mudah bisa kita teliti dengan sumber sumber yang tersedia.
Beberapa pertanyaan (seperti yang mengenai pengamatan jarak,contohnya
penelitian tentang pengaruh jangka panjang dari program khusus seperti Head
start) membutuhkan waktu dan biaya yang besar dibandingkan dengan
penelitian

lainya.

Sayangnya

lapangan

pendidikan

tidak

seperti

kedokteran,bisnis, hokum,pertanian,farmatologi atau militer yang tidak prnah


menetapkan usaha penelitian yang terikat dengan praktek. Kebanyakan
3

penelitian yang dilakukan disekolah atau institusi pendidikan sepertinya


dilakukan oleh orang luar sering professor universitas dan siswanya dan
biasanya hanya jika didanai oleh bantuan sementara. Jadi tidak adanya
kemudahan sering membatasi usaha penelitian.
2. Pertanyaan penelitian haruslah jelas
Karena pertanyaan penilitian merupakan focus penyelidikan maka
sangatlah penting jika pertanyaan itu jelas. Apa sebenarnya yang akan diteliti?
Mari kita mempertimbangkan dua contoh pertanyaan penelitian yang kurang
jelas berikut ini.
Contoh :
Bagaimana guru merasakan kelas kelas khusus yang secara pendidikan
terhambat? Bagian pertama yang perlu diklarifikasi adalah guru kelompok
umur berapakah yang termasuk? Tingkat pengalaman apa yang dimaksud?
(apakah guru yang masih dalam masa percobaan termasuk ?) apakah semua
guru baik dari sekolah umum maupun sekolah khusus termasuk ? apakah
semua guru dalam negeri termasuk atau hanya dalam daerah tertentu ? apakah
ini merujuk pada guru yang tidak mengajar kelas khusus sebaik mereka yang
mengajar kelas khusus?
Ungkapan dirasakan tentang juga ambigu. Apakah itu artinya
pendapat? Reaksi emosional? Apakah suatu saran tindakan? Atau apa? Kata
kelas khusus dan secara pendidikan terhambat juga perlu diperjelas.
Contoh definisi sah dari siswa yang secara pendidikan terhambat adalah : anak
denggan kondisi belajar khusus atau penyakit perilaku,tidak mampu
beradaptasi dengan situasi kelas normal,penyakit ini berhubungan dengan
hambatan otak atau gangguan emosional dan mestinya tidak dikarenakan
keterlambatan mental,kerugian cultural dan masalah bahasa asing.
3. Pertanyaan penelitian harus signifikan
Pertanyaan penelitian haruslah bermanfaat untuk diteliti. Intinya kita
harus mempertimbangkan apakah pertanyaan tersebut cukup bernilai untuk
kita habiskan waktu, tenaga dan biaya untuk mendapatkan jawabannya?
Salah satu tugas penting untuk setiap peneliti adalah memikirkan nilai dari
penelitian yang dimaksud sebelum banyak persiapan selesai. Ada tiga
pertanyaan penting tentang pertanyaan penelitian yaitu :

1. Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa memajukan pengetahuan di


bidang saya?
2. Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa memperbaiki praktek
pendidikan?
3. Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa memperbaiki kondisi
manusia?
4. Pertanyaan itu sopan (tidak mengakibatkan gangguan fisik atau psikologi pada
orang atau lingkungan social dimana dia berada)

BAB III
PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian. Suatu masalah tidak dapat
dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut dapat dijawab dengan yah atau
tidak.
Untuk dapat merumuskan masalah penelitian secara tajam peneliti harus:
-

Menguasai teori

Banyak membaca

Memiliki daya observasi yang jeli

Mengetahui pendekatan apa yang digunakan dalam memecahkan masalah

Pendekatan tergantung pada masalah penelitian

Masalah penelitian tidak pernah berdiri sendiri melainkan selalu terkait, terdapat
kontelasi dengan factor-faktor lain. Misalnya, latar belakang politik, historis, ekonomi, social,
dan budaya. Hal-hal inilah yang merupakan latar belakang suatu penelitian. Secara
operasional, suatu gejalah baru dapat dikategorikan sebagai masalah bila gejalah tersebut
berada dalam situasi tertentu. Seorang pejalan kaki yang berjalan di atas trotoar di jalan yang
masih ramai bukan merupakan suatu masalah, namun akan menjadi masalah bila pejalan kaki
ini berjalan di tengah jalan ramai atau di tengah jalan tol. Masalah adalah variabel yang
menjadi tema pokok penelitian atau juga bisa disebut kasus yang menjadi fokus penelitian.
(moleong 2007:92).
Suatu

variabel

atau

kasus

menjadi

permasalahan

penelitian

jika

terjadi

kesenjanganantara kenyataan dan harapan dari variabel atau kasus yang akan diteliti.
3.1 Masalah penelitian
Masalah bisa didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan, atau
kesenjangan antara teori dan praktik, kesenjangan antara cita dengan realita, atau
sesuatu yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Tidak selamanya masalah dapat
menggambarkan kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa
dijelaskan.
o Kualitas masalah
Setidaknya ada dua kualifikasi masalah yang baik, yakni mempunyai nilai
penelitian dan layak untuk diteliti. Masalah itu harus memiliki nlai penelitian,
yakni dapat diuji, orisinal, dan urgen untuk diteliti, serta dapat memberikan
6

kontribusi terhadap pembangunan ilmu, kebijakan atau sebangsanya.


Kemudian masalah juga harus didukung oleh data dan tidak ada kendala bagi
peneliti untuk mengakses data tersebutdari sumber-sumber primernya.
o Macam-macam masalah

Model komparatif dikembangkan jika penelitian dilakukan untuk


membandingkan satu atau lebih variabel dalam dua kelompok sampel.
Seperti, Adakah perbedaan produktifitas pemasaran antara karyawan tetap

dengan karyawan kontrak? Dan yang sebangsanya


Model asosiatif dikembangkan untuk penelitian yang bertendensi untuk
menjelaskan pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih.
Seperti, Apakah motivasi berhubungan dengan prestasi menulis puisi?
Apakah strategi pembelajaran mempengaruhi prestasi menulis puisi?

o Kapan terjadi masalah


Masalah terjadi apabilah:
-

Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam

pengetahuan kita
Bila ada hasil-hasil yang bertentangan
Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian. (McGuigan dalam Mahsun 2005:5)

o Dimanakah sumber masalah


Sumber masalah didapat dari:
-

Pengalaman dan pengamatan

Keputaskaan yang relevan dengan studi kita

Mata kuliah yang kita programkan

Jurnal, buku, abstrrak dan majalah

Seminar

Skripsi, tesis dan desertasi

Pakar dan teman sejawat

o Bagaimanakah rumusan yang baik


7

Fraenkel dan Wallen 1990:22 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:90)


mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah:
1. Masalah harus feasible, dalam arti maslah tersebut harus dapat dicarikan
dalam arti masalah tetsebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, trdak barnyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama
terhadap rmasalah tersebut.
3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus
mernberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Mungkin tidak etis
melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama , uku, atau keyakinan
adat istiadat dari kelompok masyarakat tertentu.
Tuckman 1988 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:9) menambahkan
rumusan masalah yang baik adalah menyatakan hubungan antara dua
variabel atau lebih (menurut penulis tidak harus), dinyatakan dalam bentuk
kalimat tanya,atau alternatif yang secara implisit mengandung pertanyaan.
Misalnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah ada
hubungan antara ... dengan ... yaitu;

Didukung oleh latar belakang masalah dan penjelasan mengenai

pentingnya masalah diteliti.


Memuat variabel-variabel dan kaitan antar variaber yang menjadi perhatian

peneliti
Memberikan penjelasan atau definisi setiap variabel (konseptual&
operasional)

CONTOH:
1. Apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar
menulis narasi sisrwa SD?
2. Apakah ada hubungan positif antara kemampuan kosa kata dan hasil
belajar mengarang deskripsi siswa SMP?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman makna puisi antara
siswa yang belajar dengan metode X dan siswa yang belajar dengan
rnetode Y ?

3.2 Memilih Masalah Penelitian


Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat
seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara
beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih
masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak
pada peneliti itu sendiri.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik
penelitian. Untuk menentukan topik peneLitian seorang peneliti harus terlebih dahulu
rnenanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut:
Apakah topik tersebut dapat dijangkau/dikuasai (manageable topic)?"
"Apakah bahan-bahan/data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?
Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?"
Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?"
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian
yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian:
1. Masalah masih baru
"Masalah masih baru" yaitu masalah tersebut belum pernah diungkap atau ditehu
oleh orang lain dan topik masih hangat di masyaratakat. Usaha yang dilakukan
sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal
penelitian maupun media elektronik tentang penelitian tetkuni.
2. Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadidi masyarakat.
Untuk itu sebelumnya peneliti tersebut l harus melakukan survey dan memang
menemukan masalah tersebut.
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, aranya hasil
penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan
atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat ptaktis yang bermakna.

4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas, tetapi juga
tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang

kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah peneiitian


yang tetlalu sempit akanmemberikan hasil yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan
penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti jika tidak, hasil
penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis)
maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undangundang ataupun adat istiadat sebaiknya dipertimbangkan karena mungkin akan
banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitian nanti.
7. Ada yang mendukung
Setiap

penelitian

membutuhkan

biaya,

sehingga

sejak

awal

sudah

dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang


masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari
instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan
masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan agar
masalah yang diteliti layak dan relevan.
1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat
di dalam masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di masyarakat?
3. Seberapa jauh masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau
masyarakat merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompok tertentu?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah humaniora, sosial,
kesehatan atau ekonomi?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan akativitas program yang
ditekuni?
Dengan beberapa pertimbangan dan petanyaan tersebut, diharapkan akan dapat
dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah
penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
3.3 Bentuk-bentuk Masalah Penelitian
10

Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian


menurut tingkat eksplanasi. Hal ini disebabkan oleh karena pada dasamya hasil
penelitian nanti digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang
terkumpul. Berdasarkan hal tersebut maka bentuk masalah dapat dikelompokkan ke
dalam bentuk masalah deskriptif komparatif, dan asosiatif.
a. Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalab suatu permasalahan yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak
membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan veriabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk
selanjuutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif
1) Seberapa baik kinerja kabinet Gotong Royong?
2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap Perguruan tinggi negeri berbadan
hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyatakat terhadap
pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?
Dari beberapa contoh di atas tetlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian
berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan
masalah kompatatif dan asosiatif ).
Penelitian yang bermaksud mengetahui kinerja kabinet Gotong Royong,
sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitas
kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah dibidang, kesehatan adalah contoh penelitian
deskriptif.

b. Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:

11

a) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri BUMN dan


Swasta? ( satu variabel pada 3 sampel).
b) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
c) Adakah perbedaan, kemampun dan disiplin kerja antara Pegawai Swasta
Nasional, dan perusahaan asing (dua variabel, pada dua sampel).
d) Adakah perbedaan kenyamanan naik kereta Api dan bus menurut berbagai
kelornpok masyarakat?
e) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan
desa, gunung (satu variabel pada 3 sampel)
f) adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat kabupaten A dan B dalam hal
pelayanan kesehatan?
g) Adaklah perbedaan kulaitas manajemen antara bank Swasta dan Bank
Pemerintah?
c. Permasalahan Asosiatif
Permalahan asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu;
hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.
a. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan anrara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif,
contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berkut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu
yang datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah
bunyi burung (di pedesaan Jawa tengah ada kepercayaan kalau di depan
rumah ada bunyi burung prenjak, maka diyakini akan ada tamu, di Jawa
Barat, kupu-kupu dan tamu
b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat
manisnya buah?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah
kejahatan?
e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang
dibeli?
b. Hubungan Kausal

12

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi),
contoh:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian tethadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap perilaku
masyarakat?
c) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyarwan?
d) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan, dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?
Contoh judul penelitiannya:
a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.
b) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di
Departetnen X.
Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua dengan dua
variabel independen.
c. Hubungan interaktif / tesiptocal / tirnbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi, Di sini tidak
diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh:
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi ptestasi dan iuga ptestasi mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. kecerdasan

dapat

menyebabkan kaya, demikian iuga orang yang kaya dapat meningkatkan


kecerdasan karena gizi terpenuhi.
3.4 Objek Penelitian
Dalam memilih, menetapkan masalah atau objek penelitian, perlu diajukan
pertanyaan:
-

Apakah masalah ini penting?


Kalau penting, apakah kepentingannya untuk diri sendiri atau penting bagi
masyarakat yang berkecimpung dalam bahasa dan sastra, atau bagi pengembangan

ilmu bahasa dan sastra


mengapa masalah ini saya anggap menarik?
Berapa banyak pengetahuan saya tentang masalah ini?
Apakah saya mampu melaksanakan tentang masaiah ini?
13

Apakah tersedia bahan penunjang di perpustakaan?


Apakah rnasalah ini sesuai dengan disiplin ilmu yang saya tekuni?
Apakah masalah ini sesuai dengan dana dan waktu yang tersedia?
Masalah:
Rumuskan,masalah secara jelas, singkat, termasuk konsep-konsep yang digunakan.
Masalah dibatasi, bagian mana yang digarap, mengapa bagian itu yang diambil
Gambaran penting masalah:
o Sumbangannya terhadap petkembangan ilmu
o kegunaan paktis bila ada
o Hubungan dengan penelitian lain
o kegunaan yang lebih umum

14

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian. Suatu masalah tidak dapat
dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut dapat dijawab dengan yah atau
tidak. Masalah penelitian tidak pernah berdiri sendiri melainkan selalu terkait,
terdapat kontelasi dengan factor-faktor lain. Misalnya, latar belakang politik, historis,
ekonomi, social, dan budaya.
Masalah penelitian sccara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan
(Gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara
kenyataan yang ada atau tetjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara
harapan dan kenyataan. Pada hakikatnya masalah penelitian adalah segala bentuk
pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan
atau kesulitan yang muncul pada bidang tertentu.

4.2 Saran
Dalam menyusun pertanyaan penelitian baiknya memperhatikan beberapa
karakter yakni
-

Pertanyaan penelitian haruslah mudah

Pertanyaan penelitian haruslah jelas

Pertanyaan penelitian harus signifikan


Dalam merencanakan penelitian peneliti harus memiliki tanggung jawab untuk

membuat

evaluasi

sesuai

dengan

prinsip

etika

yang

bisa

diterima,

mempertimbangkan perlindungan subjek yang mungkin beresiko,bertanggung jawab


untuk menjamin perlakuan etik dalam penelitian,membuat persetujuan yang jelas
dengan peserta penelitian dan menghormati semua janji dan komitmen dalam
persetujuan,

menentukan

tidak

adanya

suatu

yang

tersembunyi

atau

kecurangan,peneliti menghargai kebebesan individu untuk menolak berpartisipasi


dalam penelitian kapan saja,melindungi peserta dari ketidaknyamanan fisik dan
mental/bahaya

yang

muncul

akibat

prosedur

penelitian,setelah

data

dikumpulkan,peneliti menyampaikan informasi tentang penelitian pada peserta untuk


menghindari perbedaan pemahaman yang muncul, ketika menghasilkan konsekuensi
yang tidak diharapkan bagi peserta maka peneliti brtanggung jawab mendeteksi dan
mengoreksinya termasuk pengaruh jangka panjang.

15

DAFTAR PUSTAKA
http://dianadewikirana.blogspot.co.id/p/cara-merumuskan-masalah-penelitian-yang.html
Amir. 2009. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Press.
Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Purwanto, E. 2008. Metode Penelitian Remaja. http://metodekir.blogspot.com [20 Desember
2009].
http://www.bimbie.com/penelitian-ahli.htm

16

Anda mungkin juga menyukai