Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Magang


Globalisasi membawa dampak besar bagi kehidupan bangsa di

seluruh dunia. Keterbukaan, pesatnya arus informasi mengakibatkan


seakan tidak ada lagi batas antar ruang dan waktu hal ini menyebabkan
semakin berkembangnya peradaban di seluruh belahan dunia.Hal ini
kemudian mendorong seluruh negara untuk dapat mempertahankan diri
supaya kemudian tidak tergerus oleh perubahan itu sendiri dan lebih lanjut
lagi diharapkan dapat menjadi maju dan berkembang untuk kemudian
menjadi pemenang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya
arus informasi menyebabkan perubahan yang sangat cepat dalam seluruh
aspek kehidupan masyarakat. Kondisi ini telah menyebabkan perubahan
pola perilaku masyarakat dalam menyikapi berbagai Kebijakan Negara
dan Pemerintah. Segala yang dianggap menyimpang dari jalur yang
sebenarnya atau kebijakan yang kemudian dirasa akan menyengsarakan
rakyat akan cepat mendapat respon dari masyarakat baik secara
langsung melalui unjuk rasa maupun secara tidak langsung melalui media
masa atau pemberitaan.

Dinamisnya masyarakat pada saat ini sebagai akibat dari proses


globalisasi tadi merupakan sebuah tuntutan perubahan yang seluruhnya
bermuara pada sebuah cita-cita untuk dapat mewujudkan kondisi yang
lebih baik dari apa yang sebelumnya, yang menyangkut kondisi
masyarakat itu sendiri maupun penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri.
Kedudukan dan peran pegawai negeri sipil kemudian menjadi sangat
penting dan menentukan berhasil atau tidaknya pemerintahan dan
pembangunan dalam rangka menjawab tuntutan masyarakat berupa
kesejahtraan.
Dampak itu pun tentunya dirasakan oleh seluruh negara di muka
bumi tidak terkecuali Indonsia. sebagai dampak negatif yang dirasakan
Bangsa Indonesia yakni terjadinya krisis ekonomi dunia yang kemudian
berdampak pula pada krisis ekonomi Indonesia samapai akhirnya menjadi
terjadinya krisis multidimesi yang berimbas pada krisis kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintahnya sendiri.
Reformasi yang digulirkan pada tahun 1998 tersebut kemudia
menjadi sebuah langkah yang diambil dengan harapan dapat mengatasi
seluruh krisis yang menimpa bangsa Indonesia pada saat itu. Langkah
besar bagi Indonesia dalam hal pemerintahan yakni dengan merubah
sistem pemerintahan yang dulunya sentralistik menjadi pemerintahan
yang desentralistik.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan di


Daerah merupakan bukti konkret dari reformasi tersebut dengan
menggeser posisi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 yang telah 25
tahun menjadi dasar dalam menjalankan roda pemerintahan. Tidak
sampai disitu perubahan pun terus dilakukan samapai pada disahkanya
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagai bentuk penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999.
Imbas dari perubahan diatas maka turut berubah pula aturanaturan

yang

menyertainya

dan

termasuk

didalamnya

dari

segi

kepegawaian. Yang semula berkiblat pada Undang-undang Nomor 8


Tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian kemudian berubah
menjadi Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-undang

Nomor

Tahun

1974

tentaang

Pokok-pokok

Kepegawaian. Hal ini terjadi sebagai akibat dari penyesuaian dari


pergeseran nilai dari Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 yang dianggap
sentralistik kemudian diubah menjadi Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 yang bersifat Desentarik sampai pada memberlakuan Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 yang bernilai Otonomi daerah.
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-undang

Nomor

Tahun

1974

tentaang

Pokok-pokok

Kepegawaian kemudian memberi ruang kepada daerah untuk dapat


menjalankan Manajemen Kepegawaiannya sesuai dengan kebutuhannya

masing-masing. Daerah dapat menambah dan mengurangi jumlah


pegawai dilingkungan pemerintahanya serta menempatkannya diberbagai
instansi yang ada di daerah tersebut. Dengan adanya kebebasan
tersebut, secara tidak langsung akan memicu daya saing daerah untuk
membentuk suatu manajemen pemerintahan yang yang baik dengan cara
melakukan peningkatan kualias dan profesionalisme pegawai negeri sipil
yang memiliki keunggulan kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi
dalam memberikan pelayanan dan pengabdianya kepada masyarakat.
Mempertegas hal tersebut diatas, dalam penjelasan Undangundang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian disebutkan
bahwa :
Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung kepada kesempurnaan aparatur
negara khususnya pegawai nengeri. Dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat
yang madani, yang taat hukum diperlukan pegawai yang
merupakan unsur aparatur negara yang bertujuan sebagai abdi
masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil
dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan
ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Keberadaan

Badan

Kepegawaian

Daerah

merupakan

konsekwensi logis atas perubahan kebijakan dibidang kepegawaian


sebagaimana tertuang pada pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian yang menyebutkan bahwa :
Untuk melancarkan pelaksanaan manjemen Pegawai Negeri Sipil Daerah

dibentuk

Badan yang disebut Badan Kepegawaian Daerah . dan dalam

hal pembentukannya ditetapkan Keputusan Presiden Republik Indonesia


Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah.
Pembentuakan organisasi perangkat daerah termasuk didalamnya
Badan Kepegawaian Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
dengan menetapkan pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi
organisasi perangkat daerah disesuaikan dengan kewenangan yang
melekat pada pemerintahan daerah sebagaimana disebutkan dalam
Undang-undang

Nomor

43

Tahun

1999

tentang

Pokok-pokok

Kepegawaian pada Pasal 34 A yang berbunyi :


(1) Untuk kelancaran pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri
Sipil Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah.
(2) Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) adalah perangkat Daerah yang dibentuk oleh Kepala
Daerah.
Berdasarkan amanat Undang-undang tersebut serta berdasarkan
Peraturan Daerah dalam menjalankan kewenangan dibidang manajemen
pegawai negeri sipil daerah di Kota Tasikmalaya di bentuk sebuah Bagian
Kepegawaian Daerah di Setda Kota Tasikmalaya. Yang mana diharapkan
bagian kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya ini dapat menjalankan
manajemen kepegawaian daerah dengan baik dengan kinerja yang
maksimal.

Maksimal dan baiknya kualitas dari kinerja sebuah organisasi


tentunya sangat dipengaruhi oleh kinerja dari sumber daya dalam
organisasi itu sendiri. Dalam konteks organisasi pemerintahan faktor yang
paling dominan adalah keberadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
yang diutarakan oleh Hardijanto dalam buku Manajemen Sumber Daya
Aparatur Pemerintah Daerah (2002:89) meyatakan bahwa :
Perlu diakui, kinerja birokrasi Pemerintah Indonesia memang
masih belum optimal. Hal ini antara lain disebabkan oleh ukuran
brokrasi yang masih relatif besar, susunan organisasi Pemerintah
yang masih belum sepenuhnya mengacu pada kebutuhan,
pembagian tugas antar instansi / unit yang kurang jelas, aparatur
yang kurang profesional, prosedur standar yang masih belum
tersedia secara baku serta sistem pengawasan yang masih belum
efektif. Reformasi terhadap birokrasi Indonesia sangat diperlukan,
khususnya dalam rangka mewujudkan tata Pemerintahan yang
baik (Good Governace) serta menjawab tuntutan masyarakat akan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan dan
bertanggung jawab .
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa hal utama dan paling
berpengaruh dalam kinerja organisasi pemerintahan adalah kinerja
aparaturnya yakni pegawai negeri sipil. Baik buruknya suatu oraganisasi
sangat tergantung pula pada kualitas pegawai negeri yang ada dalam
organsiasi tersebut.
Keberadaan Bagian Kepegawaian pada setda Kota Tasikmalaya
yang maenjalankan tugas pokok dan fungsi dalam Manajemen Pegawaian
Negeri Sipil di Kota Tasikmalaya harusnya menjadi contoh bagi bagi
pegawai negeri sipil lain yang berada di lingkungan kota Tasikmalaya
dalam hal pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,

namun demikian masih ditemukan kinerja dari pegawainya yang kurang


baik, misalnya masih ada pegawai yang terlambat datang bahkan tidak
masuk kantor, meninggalkan kantor pada saat jam kerja tanpa alasan,
serta

terlambat

dalam

melaksanakan

pelayanan

kepegawaian, kurangnya motifasi kerja dan lain-lain.

administrasi

Hal ini senada

dengan apa yang diungkapkan menurut Lexie Giroth dan Jacson


(2004:100). Kinerja aorganisasi publik ditentukan oleh berbagai aspek
faktor dan tiga faktor utama, antara lain :
Kemampuan, motivasi dan peluang. Ability adalah kemampuan
yang dimiliki individu baik mental, fisik maupun pengetahuan dan
keterampilan. Motivasi adalah kemampuan individu untuk
mengeluarkan energi dalam mencapai sasaran yang ditetapkan.
Sedangkan opportunity adalah ada atau tidak adanya kesempatan
bagi individu untuk menunjukan kinerjaya.
Efektivitas kinerja bagian kepegawaian kiranya merupakan
sebuah kajian yang menarik untuk dibahas karena keberadaan Bagian
Kepegawaian

di

setda

Kota

Tasikmalya

sebagai

ujung

tombak

pelaksanaan manajemen kepagawaian daerah di Kota Tasikmalaya harus


menjadi contoh bagi instansi-insatansi lain.

1.2. Permasalahan
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang
diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

Masih kurang efektifnya kinerja pegawai.


Masih kurangnya Motivasi kerja pegawai.
Masih rendahnya tingkat intelektual pegawai.
Kurangnya pemahaman aparat tehadap tugas pokok dan

fungsinya sebagai penunjang efektivitas kerja.


5. Terbatasnya
sarana
dan
prasarana

pendukung

penyelenggaraan tugas.
6. Pegawai masih kurang dalam penguasaan teknologi.
7. Masih kurang disiplinnya pegawai.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas serta guna lebih fokusnya
penelitian ini, maka penulis membuat pembatasan masalah mengenai
efektivitas kinerja Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya. Hal ini
dikarenakan kebanyakan hal dalam identifikasi masalah masih berkaitan
erat dengan kinerja organisasi.
1.2.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas kinerja bagian kepegawaian Setda Kota
Tasikmalaya ?
2. Apa saja faktor yang menghambat efektivitas kinerja di bagian
kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya ?
3. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam pencapaian
kinerja di Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya ?
1.3. Maksud dan Tujuan Magang
1.3.1. Maksud Magang

Adapun

maksud

dilakukannya

magang

ini

adalah

untuk

mendeskripsikan kinerja aparatur di bagian bagian kepegawaian Setda


Kota Tasikmalaya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dibidang
manajemen kepegawaian di lingkungan Kota Tasikmalaya.
1.3.2. Tujuan Magang
Adapun

tujuan

dari

pelaksanaan

magang

yang

akan

penulislaksanakan adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui efektivitas kinerja bagian kepegawaian
Setda Kota Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui apa
efektivitas

kinerja

di

saja

bagian

faktor

yang

kepegawaian

menghambat
Setda

Kota

Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi hambatan
dalam pencapaian kinerja di Bagian Kepegawaian Setda Kota
Tasikmalaya.

1.4. Kegunaan Magang


1.4.1. Kegunaan Teoretis
Hasil dari pelaksanaan magang yang akan kami laksanakan
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi
khasanah ilmu pengetahuan dibidang pemerintahan kuhusnya bagi
pemerintah

daerah

dalam

menetapkan

kebijakan

dalam

rangka

memecahkan permasalahan yang ada kaitanya dengan hal-hal efektivitas


kinerja organisasi pemerintahan daerah.

1.4.2. Kegunaan Praktis


1. Pelaksanaan magang ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
pemikiran serta masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah
Kota

Tasikmalaya

dalam

peningkatan

kinerja

aparatur

pemerintahannya.
2. Dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
dimasa yang akan datang oleh praja Institut Pemerintah Dalam
Negeri.
3. Menjadi sumber pengetahuan dan pemahaman bagi penulis
sendiri.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka


2.1.1. Pengertian Efektivitas
2.1.2. Kinerja
Menurut Moehariono (2009:60) bahwa : Pengertian kinerja atau
performance

merupakan

gambaran

mengenai

tingkat

pencapaian

pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan


sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategi suatu organisasi.
2.1.3. Manajemen Kepegawaian Daerah
2.2.
2.3.

Kajian Normatif
Kerangka Pemikiran

BAB III
METODE MAGANG
3.1.

Desain Magang
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik

dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta


aturan-aturan yang berlaku. (Nazir 2005:84).
Metode ilmiah yang dimaksud diatas adalah metode peneltian.
Metode penelitian merupakan rancangan manajemen penelitian secara
layak dan wajar yang berisi pedoman tentang bagaimana langkah
langkah seautu penelitian dilakukan. Metode penelitian di buat sebgai
sarana bagi seseorang untuk dapat mempermudah dan memperlancar

usaha usahanya dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang


dilakukanya.
Metode penelitian ada bermacam macam, dengan nama yang
beragam. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam suatu praktek
penelitian, maka diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan
kondisi yang ada serta seimbang dengan dalam dan dangkalnya
penelitian yang akan dilakukan. Nazir (2005:84) mengatakan bahwa :
Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam
pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai
pengumpulan dan analisis data saja. Dalam pengertian yang lebih
luas, desain penelitian mencakup proses proses berikut :
1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta
hubungan hubungan dengan penelitian sebelumnya.
3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat
spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis
untuk diuji.
4. Membuat penyelidikan atau percobaan.
5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel
variabel.
6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
7. Menyusun alasan serta teknik untuk mengumpulkan data.
8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing
data.
9. Menganalisis data serta memilih prosedur statistik untuk
mengadakan generalisasi serta inferensi statistic.
10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi
serta interpretasi datam, generalisasi, kekurangan
kekurangan dalam penemuan serta mengajukan beberapa
saran saran dalam kerja penelitian yang akan datang.
Dari penjelasan yang telah dijelaskan diatas, maka terlihat jelas
bahwa secara garis besar proses proses dalam desain penelitian
tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu :
1. Perencanaan penelitian,
2. Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian

Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta


rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya
dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan
tahap operasional dari penelitian.
Secara teknis, metode penelitian ditentukan oleh permasalahan
penelitian, tetapi hubungan antara permasalahan penelitian dengan
metode penelitian terjadi tidak linier dan mudah diprediksi. Suatu
permaslahan yang sama bisa saja dikaji dengan dua metode yang
berbeda, jika peneliti penelitinya mempunyai paradigma yang berbeda.
Adapun pengertian paradigma menurt Irawan (2000:56) adalah :
Paradigma adalah cara memandang / melihat sesuatu (the way of
loocking at thinks), semacam intellecual gestalt yang hidup dalam diri
seseorang dan mempengaruhi orang tersebut dalam memandang realitas
disekitarnya.
Berdasarkan Irawan (2000:72) Penentuan metode penelitian
adalah kegiatan yang cukup kompleks dan penting. Keslahan dalam
metode penelitian akan berakibat fatal tehadap hasil penelitian. Oleh
karena itu apabila tejadi kesalahan dalam pemilihan metode penelitian
maka seluruh hasil penelitian pasti akan meleset dari apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
Terkait dengan pokok masalah dalam penelitian ini yang meneliti
tentang efekivitas kinerja dalam hal ini peneliti belum memahami secara
spesifik tentang objek penelitiannya. Sehubungan dengan itu metode

penelitian yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode


eksploratoris.
Menurut Irawan (2000:59) bahwa : Metode yang bersifat
eksploratoris kita pakai manakala kita belum tahu secara persis dan
spesifik objek penelitian kita. Kemudian dilanjutkan bahwa : Secara
teknis metode yang bersifat eksploratoris ini terwujud dalam bentuk
penelitian survai (survey) dengan mengandalkan kuesioner atau observasi
sekilas sebagai instrumen pengumpulan data.
Kemudian menurut Uber Silalahi (2006:24) menjelaskan tentang
metode eksploratif bahwa :
Metode eksploratif adalah metode yang dilakukan untuk tujuan
penjelajahan atau penjajakan agar lebih mengenal dan
mengetahui gambaran mengenai suatu gejala sosial. Lebih lanjut
ia menjelaskan penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan
Apa. Oleh karena itu, sasaran penelitian adalah untuk
mempormulasikan beberapa pertanyaan yang memiliki presisi
yang penelitian yang akan datang akan menjawab. Penelitian
eksporatif berusaha menjelajah dan menggambarkan apa yang
terjadi termasuk siapa, kapan, dimana, atau berhubungan dengan
karakteristik suatu gejala atau masalah sosial, baik pola, bentuk,
ukuranmaupun distribusi. Pertanyaan ini bertujuan untuk
mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan
penjajakan penjajakan terhadap berbagai hal yang berhubungan
dengan gejala tersebut.
Kemudian menurut Rusidi (2003:33) bahwa : Metode Eksploratif
adalah tipe penelitian texonomical yang bertujuan menemukan deskripsi
secara

taxonomi,

pekerjaanya

adalah

menjelajah

atau

menjajaki

fenomena empirik yng diselidikinya baik secara mendalam maupun secara


meluas untuk mendiagnosis fenomena fenomena tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam pengamatan ini


penulis

menggunakan

metode

eksploratif

karena

penulis

belum

mengetahui bagaimana permasalahan yang terjadi di tempat yang akan


penulis amati/teliti.

3.2.

Ruang Lingkup Pengamatan


Lingkup pengamatan memberikan gambaran tentang konteks

yang berkaitan dengan fokus penelitian. Lingkup pengamatan memuat


tentang aspek aspek yang akan diteliti dari suatu objek tertentu dalam
rangka menjawab masalah masalah penelitian. Untuk memberikan
kejelasan mengenai aspek aspek yang akan diteliti dalam pengamatan
ini, maka dirumuskan lingkup penelitian dari konsep penelitian ini, sebagai
berikut :
1. Konsep Penelitian 1 : Kinerja atau prestasi kerja adalah prestasi
sesungguhnya yang telah dicapai seseorang atau organisasi,sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya masaing masing dalam
upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan.
Adapun aspek untuk yang mempengaruhi kinerja

organisai

Moeheriono (2009:99) adalah sebagai berikut :


a. Kinerja Individu
Adalah prestasi kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi.
Adapun unsur dari kinerja individu adalah sebagai berikut :
Knowledge
Skill
Motivasi
Peran

b. Kinerja Tim/Kelompok
Adalah hasil atau prestasi kerja yang dicapai oleh sekelompok
orang dalam suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
Adapun unsur dari kinerja tim/kelompok adalah sebagai berikut :
Keeratan tim
Kepemimpinan
Kekompakan
Struktur tim
Peran tim
Norma

c. Kinerja Organisasi
Adalah keseluruhan hasil dari prestasi kerja suatu organisasi
yang berupa tujuan organisasi.
Adapun unsur dari kinerja organisasi adalah sebagai berikut :
Lingkungan
Kepemimpinan
Struktur organisasi
Pilihan strategi
Teknologi
Kultur organisasi
Proses
2. Konsep Penelitian 2 : Penempatan pegawai adalah penugasan
pegawai pada suatu pekerjaan/jabatan.
Adapun aspek untuk penempatan pegawai adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan
Adalah pengetahuan yang diperoleh secara formal yang harus
dimiliki untuk dapat melakukan tugas tugas jabatan.
Adapun unsur dari pendidikan adalah sebagai berikut :
Persyaratan jabatan
Kesesuaian pekerjaan
Kesesuaian penempatan
b. Keterampilan kerja

Adalah kecakapan / keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan


yang hanya diperoleh dari praktek.
Adapun unsur dari penempatan adalah sebagai berikut :
Keterampilam mental
Keterampuilan fisik
Keterampilan sosial
c. Pengalaman
Merupakan keharusan pernah mendudki uatu juabatan tertentu
dan dalam kurun waktu tertentu. Dimana pengalaman itu berupa
pengetahuan

yang

diperoleh

dalam

memangku

jabatan

sebelumnya.
Adapun unsur dari pengalaman adalah sebagai berikut :
Penunjang pekerjaan
Dasar dalam penempatan
Adapun konsep, aspek dan unsur penelitian diatas dapat dilihat
pada tabel berikut :

3.3.

Sumber Data
Sumber data

merupakan

sumber

yang

diperlukan

untuk

memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti. Menurut Arikunto


(2006:129) bahwa : Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden

yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, baik pertanyaan lisan maupun


tulisan.
Selain sumber data responden seperti yang telah dijelaskan diatas
ada juga data yang diambil melalui teknik observasi, maka sumber
datanya bisa berupa benda bergerak maupun proses. Selain itu apabila
peneliti menggunakan dokumentasi maka dokumen atau catatanlah yang
menjadi sumber datanya.
Untuk memepermudah mengidentifikasi sumber data Arikunto
(2006:129) mengklarifikasikan sumber data menjadi 3 singkatan hurup p
dari bahasa inggris, yaitu :
P = person, sumber data berupa orang
P = place, sumber data berupa tempat
P = paper, sumber data berupa simbol
Adapun keterangan singkat dari ketiga jenis sumber data diatas adalah
sebagai berikut :
1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui teknik wawancara yang diambil dari jawaban
lisan maupun melalui isian angket.
Adapun informasi yang dapat diperoleh dari sumber data jenis ini
adalah :
a) Kepala Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya
b) Kepala Sub Bagian pada Bagian Kepegawaian Setda Kota
Tasikmalaya sebanyak 3 (tiga) orang
c) Staf di Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan yang diam dan bergerak. Diam misalanya ruangan,
kelengkapan peralatan, benda, warna dan lain lain, sedangkan
bergerak misalnya aktifitas, kinerja, sajian film dan lain lain.

Adapun data yang dapat diperoleh dari jenis sumber data

ini

adalah data data yang ada di kantor Bagian Kepegawaian Setda


Kota

Tasikmalaya

berupa

papan

daftar

pegawai

dan

informasilainnya.
3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda tanda berupa
huruf, angka, gambar, atau simbol simbol lain. Dengan pengertian
tersebut maka paper bukan terbatas pada kertas saja sebagaimana
terjemahan aslinya dari kata paper dalam bahasa inggris, tetapi
dapat berupa batu, kayu, daun dan lain lain yang cocok untuk
digunakan metode dokumentasi.
Adapun data yang dapat diperoleh dari sumber data jenis ini adalah
berupa dokumen, surat surat maupun berkas berkas yang
berkaitan dengan objek penelitian ini.
Berdasarkan sumber data diatas maka penuis mengklarifikasikan
sumber sumber data kedalam jenis jenis data, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat
atau responden baik yang dilakukan dengan wawancara maupun
melalui observasi. Data tersebut akan penulis peroleh dari
wawancara dengan Kepala Bagian Kepegawaian Sekertariat Daerah
Kota Tasikmalaya, Kepala Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan,
Kepala Sub Bagian Mutasi, Kepala Sub Bagian Umum dan beberapa
orang staf di Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota
Tasikmalaya.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang berguna sebagai pemandu karena
data ini diperoleh dari dokumen dokumen dan berisi informasi yang

berkaitan dengan data yang diperoleh di lapangan. Dalam penelitian


ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dokumen dokumen
yang ada di Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya.

3.4.

Informan / Responden
Informan/responden adalah sumber data yang diperoleh oleh

peneliti dari sumber berupa jawaban lisan maupun tulisan yang dillakukan
melalui tanya jawab atau wawancara. Dalam pengamatan/penelitian ini
informan/responden peneleitian adalah :
1. Kepala Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya
2. Kepala Sub Bagian pada Bagian Kepegawaian Setda Kota
Tasikmalaya sebanyak 3 (tiga) orang
3. Staf di Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya.
3.5.

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah

suatu

proses

yang

terkesan

sederhana, tetapi sebenarnya kompleks. Banyak peneliti yang memiliki


metode dan instrumen yang bagus, tetapi berakhir dengan kegagalan
karena penelitinya sembrono dalam hal pengumpulan data. Untuk itu agar
pengumpulan data berlangsung secara teratur, logis, sistematis dan
sukses maka Irawan (2000:210) mengemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti, yaitu :
1. Mempersiapkan instrumen
2. Mempersiapkan sumber data
3. Mempersiapkan operator instrumen
4. Melaksanakan pengumpulan data

Selanjutnya menurut Sugiono (2008:137) bahwa : Terdapat dua hal


utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai
cara. Adapun pengumpulan data ditinjau dari segi cara maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), studi kepustakaan atau
gabungan dari keseluruhannya.
1. Interview (wawancara), yaitu teknik mengumpulkan data dengan
mengadakan tanya jawab bersama informan untuk memperoleh
keterangan

yang

subjektif

yang

ada

hubungannya

dengan

permasalahan yang akan dibahas. Wawancara disini dapat dilakukan


secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Adapun macam macam
wawancara menurut Sugiyono (2008:233), yakni :
a) Wawancara terstuktur
Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan.
b) Wawancara semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara
jenis
ini
adalah
untuk
menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
c) Wawancara tidak terstruktur

Adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak


menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis
garis besar permasalahan yang akan dipertanyakan.
2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan ciri yang spesifik dila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Marshall dalam Sugiono
(2008:223)

mengemukakan

bahwa

throgh

observation,

the

researcher learn about behavior and the meaning attached to those


behavior. (melalui observasi, peneliti belajar tentang perilakum dan
makna dari perilaku tersebut).
3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari atau
membaca buku, tulisanilmiah, surat kabar, peraturan perundangundangan, serta dokumen atau arsip yang relevan dengan objek
penelitian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan wawancara dengan maksud mengumpulkan data primer
dari informan dilapangan dan dokumentasi untuk mengumpulkan data
sekundernya.
3.6.

Lokasi dan Jadwal Magang


Penelitian

ini

mengambil

lokasi

di

Bagian

Kepegawaian

Sekretariat Daerah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini


dipilih karena melihat gejala gejala yang diungkap penulis dalam
identifikasi masalah, terjadi di lokasi tersebut.

Adapun rincian rencana jadwal pengamatan/magang adalah


sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai