TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medis
1. Definisi
a. Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005).
b. Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).
c. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008).
2. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi
menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B arthropediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:
a. Aedes Aegypti
1) Paling sering ditemukan
2) Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air
jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah.
3) Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.
4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
5) Jarak terbang 100 meter
b. Aedes Albopictus
1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas.
2) Menggigit pada waktu siang hari
3) Jarak terbang 50 meter.
(Rampengan T H, 2007)
3. Klasifikasi
Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopenia, dan
hemokosentrasi.
Derajat II
Derajat III
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
Derajat IV
Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom.
d. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya
plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi
dan Rita Yuliani, 2006).
Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF
1. Diagnostik test
a. Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
b. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
c. Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
2. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue
b. Kelainan ginjal
c. Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).
3. Pengobatan dan Pencegahan
a. Pengobatan
Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga derajat IV.
Derajat I dan II
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL atau,pemberian cairan dalam waktu 24 jam
2) Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder
3) Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.
4) Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah
Derajat III
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL
2) Pemberian plasma jika keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah (atau sesuai instruksi dokter)
Derajat IV
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL
2) Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL dan satunya pemberian palasma
4.
Prognosis
Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda
perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan
baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Pada pasien dengan Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah
Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirihat.Pasien sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat
sarang nyamuk Aedes Aegypti.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau
(grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik klien adalah sebgai berikut:
1) Grade I
: kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin,
berkeringat, dan kulit tampak biru.
j. Sistem integumen
1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan
muncul keringat dingin, dan lembab.
2) Kuku sianosis/tidak
3) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis)
pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara
tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
4) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan
( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
5) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.
6) Ekstremitas.
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka
mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan
klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Tarwoto wartonah,2006)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang
ditemukan.
Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
d. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
f. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah
kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada pasien dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L
2003 dan Doenges, Marilynn, E. dkk, 1999. adalah :
a. Diagnosa keperawatan 1
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
Tujuan
Kriteria hasil :
Intervensi Keperawatan
1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi.
Rasional
Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.
Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang penyebab dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar.
3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam.
Rasional
Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang
5) Anjurkan pasien untuk banyak minum paling tidak 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaatnya.
Rasional
Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain itu dimaksudkan untuk mengganti cairan
7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal.
Rasional
8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter.
Rasional
Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang di
Kriteria hasil :
Intervensi keperawatan.
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami dengan menggunakan skala nyeri (0-10).
Rasional
: Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat mengurangi rasa nyeri atau mengurangi stimulus nyeri.
3) Ciptakan suasana yang nyaman dan alihkan situasi dari rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar musik,
dan menonton TV.
Rasional
c. Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
Tujuan
: Untuk memberikan nutrisi yang optimal meskipun kehilangan napsu makan serta memotivasi klien agar mau makan.
2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih hangat
Rasional`
: Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual.
3) Menganjurkan kepada klien untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering.
Rasional
Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam pemberian diet dan selanjutnya.
b. Diagnosa Keperawatan 4
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan
Kriteria hasil :
Intervensi Keperawatan
1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis
Rasional
Rasional
Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses penyembuhan.
c. Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria hasil :
-
Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan turgor kulit yang normal, membran
mukosa lembab.
Intervensi keperawatan.
3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan sesak napas.
Rasional
: Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan sehingga mendapatkan perawatan lebih baik.
9) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter)
Rasional
Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.
d. Diagnosa Keperawatan 6
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Tujuan
Kriteria hasil :
-
1) Bantulah klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan eliminasi, sesuai dengan tingkat
keterbatasan .
Rasional
: Melindungi klien dari cedera selama melakukan aktivitas dan memungkinkan penghematan energi atau kelemahan tubuh.
: Bantuan keluarga membuat klien merasa aman secara moril dan fisik
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-rencana perawatan. (Tarwoto Wartonah, 2006).
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:
a.
Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lain.
b. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c.
Dependen, tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.Tindakan tersebut menandakan suatu cara
dimana tindakan medis dilaksanakan.(Kusnanto, 2004).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
: TN.Riky
Umur
: 35 Tahun
TTL
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
Suku/ Bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Anak Ke
Tanggal masuk RS
Tanggal Pengkajian
Ruangan
No RM
: 6424
No Reg
Diagnosa Medik
Jln.Mangga no 18
Satu
Jumat, 07-Mei-2015 Jam 14.00
502233
Tn M.S
Umur
65 Tahun
Pendidikan
Sarjana Strata I
Pekerjaan
Alamat
Tondano Roong I
Agama
: Kristen Protestan
Suku/ Bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Nama Ibu
: Ny M.P
Umur
58 Tahun
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Panas
Sebelum sakit
Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan
Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan,
Saat dikaji
: BAB 1-2x/hari
Konsistensi lembek
Warna coklat
BAK 4-5/hari
Warna kuning jernih
Saat dikaji
BAK 6-7x/hari
Warna kuning jernih
d. Istirahat/tidur
Sebelum sakit
f. Aktivitas
Sebelum sakit
Saat dikaji
6. Pemeriksaaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah.
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda-Tanda vital
TD
110/70 mmHg
: 92 x/m
22x/m
Sb
38 0C
d. Antropometri
TB
: 162 cm
BB sebelum sakit : 63 kg
BB saat sakit
: 62,5 kg
Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit kepala,
Palpasi
Inspeksi
Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.
Palpasi
Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan.
b. Mata
c. Hidung
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada perdarahan.
f. Leher
Inspeksi
Palpasi
Auskulatasi :
Perkusi
h. Abdomen
Inspeksi
Perkusi
Bunyi timpani.
i. Ekstremitas atas
Inspeksi
Ekstemitas bawah
Inspeksi
tidak dikaji
Inspeksi
Palpasi
l. Anus
Inspeksi
m. Kulit
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06-05-2015
LED 10
Nilai Normal ;
<5
11,0-14,8 gr/dl
Leukosit 4200/dl
5000-10.000/dl
Hematokrit 44 %
34-45%
Trombosit 88.000/dl
150.000-450.000/dl
Leukosit 3600/dl
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan
DS :
-
Sb 380C, N 92x/m
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan
yang ditandai dengan
DS :
-
BB sekarang 62,5 kg
3. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:
-
Trombosit 73.000/dl
Leukosit 3600/dl
: Tn.Riky
Umur
35 Tahun
Paviliun
N Hari/
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
o Tanggal Keperawatan
Tujuan /
Intervensi
Kriteria
hasil
1 Jumat Hipertermi klien
1. Observasi
dengan
n tanda-
vital setiap 4
proses
: Anggrek
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Rasional
Jam 22.00
S:
Klien mengatakan
infeksi akut.
N : 92x/mnt
badan masih
R : 22x/m
terasa panas
2. Pemberian
yang
batas
kompres air
kompres
O:
ditandai
normal
hangat
membuat
Jam 14.15
dengan
DS :
Klien
tindakan
Sb : 37,80c
9 gelas/hari
A:
Jam 14.30
Masalah
panas
keringat selain
DO :
criteria
Jam 18.00
P:
Klien
hasil :
klien tidak
tampak
tubuh yang
lemah
terasa
hilang
selimut dari
Sb 38 C, N panas
92x/m
mengganti cairan
5. Membantu menggati pakaian klien karena sudah basah Lanjutkan tindakan
oleh keringat
Jam 14.00
Ondancentron 4 mg
panas
batas
untuk segera
penguapan
normal
mengganti
Memberikan
36,50c-
pakaian klien
rasa kenyamanan
Pemberian terapi
keringat
keperawatan
intravena untuk
obat-obatan
obat-obatan
1. Sajikan makan
1. Memudahkan
Jam 17.00
Jam 22.00
S:
dari
kebutuhan
tubuh
nutrisi
makan
makanan dan
O:
menghindari rasa
3. Mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiskan
dihidangkan
hangat
Jam 17.30
Klien mengatakan
Makanan yang
porsi
disajikan habis
tidak ada
Jam 19.00
porsi
tindakan
BB 62,5 kg
yang
n selama 3 makanan
ditoleransi
ditandai
dengan
kriteria
DS :
hasil:
sering
mengetahui
A:
Jam 20.00
5. Menimbang berat badan
BB 62,5 kg
Masalah nutrisi
belum teratasi
P:
porsi makanan makanan dan 6. Menjelaskan kepada klien manfaat nutisi terutama saat Lanjutkan intevensi
makan
mual dan
yang
menurun,
muntah
ada mual
Nafsu
Pertahankan 4. Untuk
2x
meningkat kebersihan
merangsang
DO :
Porsi
napsu makan
- Makanan
mulut pasien
yang
disajikan
BB
tidak di
habiskan
bertambah keluarga
hari
nutrisi
merupakan
( hanya 5-6 kg
manfaat
sendok)
- BB
bagi anak
sekarang
terutama saat
62,5 kg
sakit
penambahan
klien
keperawatan
3 Jumat Potensial
Tidak
. 07/05/2 terjadi
terjadi
015
perdarhan
mengetahui
perdarahan perdarahan
berhubungan lanjut
dengan
penurunan
setelah
Monitor
tanda-tanda
tindakan
Jam 22.00
apabila ada
Jam 15.00
merah, yang timbul dikulit
2. Memonitor jumlah penurunan trombosit
Klien mengatakan
masih ada bintik
lanjut
dan tangan
Anjurkan klien
2. - Untuk
Jam 15.30
mengetahui
perkembangan
Jam 16.00
tangan
kriteria
mengatakan hasil:
timbul
untuk banyak3. - Memberikan 4. Menganjurkan kepada klien untuk lebih sering minum Trombosit
minum
relaksasi untuk
Tidak ada -Anjurkan agar anggota organ 5. Menganjurkan kepada klien untuk tidak menggosok
bintik-bintik bintik-
klien tidak
merah di
bintik
dengan keras
Tampak
Trombosit
tubuh serta
proses
Kolaborasi
61.000/dl
Hb : 15 gr%
Ht : 43%
Jam 18.00
sebanyak 2 cc
Masalah potensial
untuk
meningkatkan
terjadi perdarahan
di kulit
normal
pemeriksaan
jumlah trombosit
belum teratasi
Trombosit
150.000-
P:
73.000/dl
normal
pemberian
Lanjutkan tindakan
Leukosit
450.000/dl terapi
terjadinya
3600/dl
Leukosit
perdarahan
normal
dengan kadar
5000-
trombosit turun
10000/dl
5. Merangsang
keperawatan
6. Indentifikasi
kadar trombosit
dan memberikan
tindakan secara
tepat sehingga
tanda-tanda
perdarahan dapat
diantisipasi lebih
lanjut
D. Tabel 3
CATATAN PERKEMBANGAN
RS.X DI JAKARTA
Nama : TN.Riky
Umur : 35 Tahun
Hari/
Diagnosa
tanggal
Keperawatan
Sabtu
Hipertermi
08/05/2015 berhubungan
Implementasi
Keperawatan
Jam 14.00
1. Mengontrol keadaan umum
Evaluasi
Keperawatan
Jam 22.00
S:
dengan proses
infeksi virus
Klien mengatakan
O:
Akral hangat
b : 37,60c
Sb : 37,60c
: 90x/mnt
A:
: 20x/mnt
Masalah peningkatan
D: 110/70 mmHg
P:
kebutuhan tubuh
berhubungan
klien BB 62,5kg
2. Menganjurkan kepada klien
sering
napsu makan
Jam 22.00
S:
Klien mengatakan sudah
mulai banyak makan,
O:
- Makanan yang disajikan
habis porsi
A:
Jam 18.00
P:
habiskan porsi
Lanjutkan intervensi
keperawatan
Sabtu
Potensial
Jam 16.00
Jam 22.00
S:
A:
Jam 19.00
Hb : 13,3 gr%
Ht : 41 %
A:
Masalah potensial
terjadi perdarahan lanjut
mulai teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
keperawatan.
CATATAN PERKEMBANGAN
RS.X DI JAKARTA
Nama TN.Riky
Umur 35 Tahun
Hari/
Diagnosa
tanggal
Keperawatan
Minggu
Hipertermi
09/05/2015 berhubungan
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Jam 14.00
Jam 22.00
S:
dengan proses
Klien mengatakan
infeksi virus
kesadaran composmentis
O:
Sh: 36,50c
Akral hangat
N: 88x/mnt
Sh : 360c
RR: 20x/mnt
A:
Masalah peningkatan
keperawatan
Minggu
Jam 22.00
S:
Klien mengatakan sudah
mulai banyak makan,
sering.
O:
napsu makan
habis 1 porsi
- BB 63 kg
A:
P:
habiskan 1 porsi
Pertahankan intervensi
keperawatan
Minggu
Potensial
Jam 16.00
Jam 22.00
S:
merah hilang
Trombosit
Jam 19.00
120.000/dl
Ht : 41 %
A:
Masalah potensial
perdarahan lanjut tidak
terjadi.
P:
Pertahankan intervensi
keperawatan.
KESIMPULAN
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan ditandai dengandemam, nyeri kepala, nyeri pada
tungkai, dan ruam (Brooker, 2001).Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus)yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).Pesan Dan Saran
1.Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah denganmelaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit
terdapatnya kasus DHF.
2.Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangatrendah untuk memberikan kesempatan
penderita viremia sembuh secara spontan.
3.Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumahsakit termasuk pula daerah penyangga
sekitarnya.
4.Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan
5.Prinsip 3 M Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu(perkembangan telur nyamuk
lamanya 7
10 hari)
Menutup tempat penampungan air rapat-rapat. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang. Diperlukan tindakan yang bersifat preventif melalui pemakaian kasa dan menghindari kebiasaan
mengantung pakaian yang biasanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba Medika :Jakarta Nasrul,
Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta Noer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester :
Jakarta.Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan pada Anak.Sagung Seto : Jakarta