TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pendahuluan
Pada bab berikut ini penulis akan menjelaskan tinjauan pustaka yang terdiri
Pengertian Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Macam-macam Poros
Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan. Juga ada poros
yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau
turbin. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur
pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup
kuat untuk menahan beban-beban diatas.
b.
Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak
telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin
dan kotak roda gigi). Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya
juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan
dilayani poros tersebut.
c.
Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis, hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jika
mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya
lebih rendah dari putaran kritisnya.
d.
Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastis) harus dipilih untuk poros
propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian
pula untuk poros poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin
yang sering terhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan
perlindungan terhadap korosi.
e.
Bahan poros
Poros untuk mesin biasanya menggunakan bahan dari baja batang yang
ditarik, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan
dari ingot yang di kill (baja yang dioksidasikan dengan ferro silicon dan di
cor; kadar karbon terjamin) lihat table 1.1 hal 3. (JIS G 3123). Untuk lebih
jelasnya gambar poros dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.
Baja karbon
kontruksi mesin
(JIS G 4501)
Batang baja
yang di finis dingin
Kekuatan tarik
Lambang
Perlakuanpanas
S30C
Penormalan
S35C
Penormalan
52
S40C
Penormalan
55
S45C
Penormalan
58
S50C
Penormalan
62
S55C
Penormalan
-
66
53
S35C-D
S45C-D
S55C-D
(kg/ mm2)
48
Keterangan
Ditarik dingin,
60
digerinda, dibubut,
72
hal-hal tersebut
Kekuatan tarik
Lambang
Perlakuanpanas
SNC 2
SNC 3
95
(JIS G 4502)
SNC 21
Pengerasan kulit
80
SNC 22
,,
100
SNMC 1
SNMC 2
Baja khrom nikel
(JIS G 4502)
SNMC 7
SNMC 8
SNMC 22
SNMC 23
SNMC 25
SCr 3
SCr 4
SCr 5
SCr 21
SCr 22
SCM 2
SCM 3
SCM 4
SCM 5
SCM 21
SCM 22
SCM 23
Pengerasan kulit
,,
,,
Pengerasan kulit
,,
85
95
100
105
90
100
120
90
95
100
80
85
85
95
100
105
Pengerasan kulit
85
,,
95
,,
100
(kg/ mm2)
85
10
11
4,5
*11,2
12
*12,5
*5,6
14
(15)
16
(17)
18
19
20
22
6
*6,3
*22,4
24
25
40
28
30
*31,5
32
45
35
*35,5
55
56
38
60
7
*7,1
8
9
42
48
50
63
65
70
71
75
80
85
90
95
100
(105)
110
*112
120
125
130
140
150
160
170
180
190
200
220
*224
240
250
260
280
300
*315
320
340
400
*355
360
380
560
420
440
450
460
480
500
530
600
630
bagian mesin seperti roda gigi, sprocket, puli, kopling, dan lain-lain, momen
diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. Fungsi yang sama dengan
pasak dilakukan pula oleh seplain (spline) dan gerigi yang mempunyai gigi luar
pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama pada naf dan saling
terkait yang satu dengan yang lain. Gigi pada spline adalah besar-besar, sedangkan
pada gerigi adalah kecil-kecil dengan jarak bagi kecil pula.
2.3.1
b =
2. Tinggi pasak (h)
ds
8
h
b
4. Ukuran pasak
bxhxc
5. Tegangan geser (g)
T
ds 3
16
5,1 T
ds3
2.3.2
> x kt x cb
Macam-Macam Pasak
10
prismatis ada yang khusus dipakai sebagai pasak luncur. Disamping tersebut
ada juga jenis pasak yang lain yaitu : pasak tembereng dan pasak jarum.
Gambar 2.2 dibawah ini menunjukkan gambar sebuah poros yang terdapat
pasak.
2.3.1
11
( Sumber : httpriniftpub.lecture.ub.ac.idfiles201211Pasak-dan-Spline.pdf )
2.4
Transmisi
Transmisi
pada
umumnya
dimaksudkan
suatu
mekanisme
yang
12
2.5
Roda Gigi
Roda gigi adalah dua buah roda yang memiliki gigi yang saling
bersinggungan, apabila salah satu berputar maka yang lain ikut berputar.
Roda gigi termasuk dalam unit transmisi langsung yang dapat memindahkan daya
yang besar dan putaran yang tinggi dengan melakukan kontak secara langsung
antara poros penggerak dengan poros yang digerakkan dengan menggunakan
sistem roda gigi. Roda gigi merupakan pemindah gerakan putar dari satu poros
keporos yang lain.
Keuntungan dari penggunaan roda gigi adalah dapat mengubah tingkat
kecepatan jalannya kendaraan, dapat memindahkan daya yang besar dan putaran
yang tinggi tanpa terjadi slip, dapat memundurkan kendaraan. Walaupun
demikian, jumlah putaran pada poros penggerak dengan paras yang digerakkan
tidak selamanya sama. Sedangkan kelemahannya adalah menimbulkan getaran
dan tumbukan sewaktu beroperasi, Tingkat kebisingan yang lebih tinggi, dan
memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pembuatan dan perawatannya.
13
14
merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. ,
dimana proses pembuatannya sangat mudah tapi memiliki gaya aksial
yang besar dan tingkat kebisingan yang cukup tinnggi.
15
16
17
18
19
20
adalah seperti yang dipakai pada roda gigi differential otomobil. Roda
gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut
yang sumbunya bersilang.
21
Lingkaran jarak bagi (pitch circle) yaitu lingkaran imajiner yang dapat
memberikan gerakan yang sama seperti roda gigi sebenarnya.
Tinggi kepala (addendum) yaitu jarak radial gigi dari lingkaran jarak bagi
(pitch circle) ke puncak kepala (the top of the tooth).
Tinggi kaki (dedendum) yaitu jarak radial gigi dari lingkaran jarak bagi
(pitch circle) ke dasar kaki (the bottom of the tooth).
22
Lebar ruang (tooth space) yaitu lebar ruang / sela antara dua gigi yang
saling berdekatan.
Tebal gigi (tooth thickness) yaitu lebar gigi antara dua sisi gigi yang
berdekatan.
Sisi kepala (face of the tooth) yaitu permukaan gigi diatas pitch circle.
Sisi kaki ( flank of the tooth) yaitu permukaan gigi dibawah pitch circle.
10 Lebar gigi (face width) yaitu lebar gigi pada roda gigi secara parallel pada
sumbunya.
menggunakan gambar transmisi dibawah ini. Pada gambar tersebut akan terlihat
berbagai posisi roda gigi yang menghasilkan berbagai kombinasi sesuai dengan
yang diinginkan. Cara pergantian kombinasi roda gigi adalah dengan cara
23
menggerakkan roda gigi yang diinginkan secara aksial terhadap spline pada poros
output terjadi hubungan antar roda gigi.
A. Gigi pertama (1st speed)
Pada gigi pertama ini, roda gigi 1 di sejajarkan dengan roda gigi
mati A. sehingga terjadi kontak antara roda gigi 1 dengan roda gigi A.
Maka aliran putaran dayanya adalah :
Putaran poros input di teruskan ke roda gigi P lalu di transmisikan
ke roda gigi Q (arah putaran berlawanan dengan roda gigi P) dan di
teruskan ke roda gigi A (sama sama poros perantara), lalu di teruskan ke
roda gigi I dan terus ke poros output.
Gambar 2.17 Cara kerja transmisi roda gigi pada gigi pertama.
B. Gigi kedua (2nd speed)
Pada gigi kedua, roda gigi 2 di sejajarkan dengan roda gigi mati B
sehingga terjadi kontak antara roda gigi 2 dengan roda gigi mati B.
Maka aliran putaran dayanya adalah :
Putaran poros input di teruskan ke roda gigi P lalu di transmisikan ke
roda gigi Q (arah putaran berlawanan dengan roda gigi P) dan di teruskan
ke roda gigi B (sama sama poros perantara), lalu di teruskan keroda gigi
2 dan terus ke poros output.
24
Gambar 2.18 Cara kerja transmisi roda gigi pada gigi ke dua.
C.
Gambar 2.19 Cara kerja transmisi roda gigi pada gigi ketiga.
25
D.
Gambar 2.20 Cara kerja transmisi roda gigi pada gigi keempat.
E.
26
Gambar 2.21 Cara kerja transmisi roda gigi pada gigi kelima.
F. Gigi mundur (Reverse)
Pada roda gigi mundur ini roda gigi G di sejajarkan dengan roda
gigi F dan roda gig H, terjadi kontak antara roda gigi F, roda gigi G dan
roda gigi H. .
Maka aliran putaran dayanya :
Poros input di teruskan ke roda gigi P lalu di transmisikan ke roda
gigi Q (arah putaran berlawanan dengan roda gigi P) dan di teruskan ke
roda gigi F (sama sama poros perantara), lalu di teruskan ke roda gigi G,
putaran roda gigi G diteruskan ke roda gigi H yang berada di poros output.
Karena ada roda gigi G di antara roda gigi F dan H sehingga roda gigi F
dan H putarannya searah.
27
Gambar 2.22 Cara kerja transmisi roda gigi pada gigi mundur.
2.9 Rumus Rumus yang di Gunakan Pada Perencanaan Roda Gigi
transmisi.
2.9.1 Rumus analisa perhitungan poros
1. Daya yang ditransmisikan (Pd)
Pd = fc. P(kW).................................................Pers 2.1 LiT 1. hal 7
Dimana:
fc = Faktor koreksi
P = Daya nominal output dari motor penggerak ( kW )
TABEL 2.7 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan (fc)
Daya yang akan ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
Fc
1,2 - 2,0
0,8 - 2,0
Daya normal
1,0 - 1,5
..LiT 1. Tb 1.6 hal 7
2. Momen rencana ( T )
Pd
n1
T = 9,74 x 105
28
Dimana:
n1 = Putaran poros ( rpm )
3.Tegangan puntir ( a )
b
sf 1 x sf 2
a =
Dimana:
ds =[
Dimana:
29
r=
( Db d s )
2
Dimana :
Db = Diameter bantalan (mm)
2.9.2
nb
=
Db
2.9.3
xm
2
219
Jarak kebebasan
Ck
30
Lebar ruang
U
31
Tinggi gigi
h
2 a
1 i
1.hal 216
D2 '
D1 '
216
Jumlah gigi pada roda gigi
D'
m
Dk
( Z 2) m
=
Df
= m x ( Z 2 ) ...............................Pers 2.19 LiT 1.hal 2.19
Kecepatan keliling.
32
V
=
x Dxn
60 x 1000
238
Gaya tangensial
Ft
=
102 x Pd
V
Fbp
Faktor dinamis ( Fv ).
Tabel 2.7 Faktor dinamis (fv) yang digunakan yang digunakan :
Kecepatan
Kecepatan
V (m/s)
0,5 10
fv
rendah
Kecepatan
5 20
6
6v
sedang
Kecepatan
20 50
5,5
3
3v
5,5 v
tinggi
(Sumber : Elemen Mesin. Ir.Sularso, MSME.2008)
Beban permukaan yang diizinkan
33
FH '
FV
kH
D1
2 x Z2
Z 1+ Z
2
............... Pers
Bahan
Besi cor
Baja cor
Baja
karbon
untuk
konstruksi
mesin
Baja
paduan
dengan
pengerasa
n kulit
Lamban
g
Kekuata
n tarik
B (kg/
mm2)
Kekerasa
n
(Brinell)
HB
FC 15
FC 20
FC 25
FC 30
SC 42
SC 46
SC 49
15
20
25
30
42
46
49
140 160
160 180
180 240
190 240
140
160
190
Teganga
n lentur
yang di
izinkan
a (kg/
mm2)
7
9
11
13
12
19
20
S 25 C
S 35 C
S 45 C
45
52
58
123 183
149 207
167 229
21
26
30
S 15 CK
50
SNC 21
SNC 22
10
100
400
(dicelup
dingin
dengan
minyak)
600
(dicelup
dingin
dengan
air)
30
35-40
40-55
Pinyon
Roda
gigi
besar
kH
(kg/
mm2 )
Roda
gigi
besar
(kg/
mm2 )
34
Baja
(150)
,,
(200)
,,
(250)
,,
(200)
,,
(250)
,,
(300)
,,
(250)
,,
(300)
,,
(350)
,,
(300)
,,
(350)
,,
(400)
,,
(350)
,,
(400)
,,
(500)
Baja
(150
)
,,
(150
)
,,
Baja
(150
(400)
)
,,
,,
(500)
(200
,,
)
(600)
,,
,,
(200
(500)
)
,,
,,
0,027
(600)
(200
0,039
,,
)
0,053
(150)
,,
0,053
,,
(250
0,069
(200)
)
0,086
,,
,,
0,086
(250)
(250
0,107
,,
)
0,130
(300)
,,
0,130
,,
(250
0,154
(150)
)
0,168
,,
,,
0,182
(200)
(300
0,210
,,
)
0,226
(250)
,,
Besi
(300
cor
)
Besi
,,
cor
(300
nikel
)
Besi
,,
cor
(350
nikel
)
,,
(350
)
,,
(350
)
(Sumber : Elemen Mesin. Ir.Sularso, MSME.2008)
Lebar gigi ( b )
Baja
(400)
,,
(400)
,,
(400)
,,
(500)
,,
(600)
Besi cor
,,
,,
,,
Perungg
u fosfor
,,
,,
Besi cor
Besi cor
nikel
Perungg
u fosfor
0,311
0,329
0,348
0,389
0,569
0,039
0,079
0,130
0,139
0,041
0,082
0,135
0,188
0,186
0,155
35
Ft
FH '
b=
1.hal 244
2.9.4 Perhitungan perbandingan reduksi pada gardan ( Differential ratio )
Perbandingan reduksi gardan adalah perbandingan antara putaran
output transmisi dengan putaran roda.
Maka putaran output transmisi untuk tiap tingkat kecepatan dapat
dihitung dari persamaan :
no
n
i
3
Perbandingan reduksi untuk gardan dapat dihitung dengan persamaan
ig
no
nb
.............................................................Pers 2.27
LiT 3
2.9.5
Perhitungan Spline
Besarnya gaya tangensial total yang terjadi pada poros dirumuskan sebagai
berikut :
F
2xT
dsi
36
Fn
F
ns
Di mana :
Fn = Gaya tangensial yang bekerja pada tiap spline ( kg ).
F = Gaya tangensial total pada poros ( kg ).
ns = Jumlah spline yang direncanakan ( buah ).
Berdasarkan tabel 1.8. tentang standar ukuran pasak dan alur pasak ( Lit 1
hal 10 ) yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan ukuran spline karena
adanya kesamaan prinsip kerja pada keduanya sehingga ukuran utama spline
berdasarkan ukuran diameter poros yang diketahui dapat ditentukan sebagai
berikut :
b x h = 12 mm x 8 mm.
t1 = 5 mm.
t2 = 5 mm.
Di mana :
b
= Lebar spline ( mm ).
= Tinggi spline ( mm ).
t1
t2
Fn
pA x t
Fn
pA
37
TBP
140 Cn C R
Di mana :
TBP
Cn
CR
Cn
1,5 E
2 E
Di mana :
E
38
CR
1,9 Sm
4 Sm
Dimana :
Sm
Sm
2 S1 S 2
S1 S 2
=
Dimana :
S1
S2
Berdasarkan standar yang telah ditentukan bahwa roda gigi yang digerinda
dan dihaluskan dengan baik mempunyai harga S = 0,25 0,5 (). Sedangkan roda
gigi yang bermutu baik dalam perdagangan mempunyai harga S = 0,6 0,9 ().
Dalam perencanaan ini digunakan roda gigi yang digerinda dan dihaluskan
dengan baik mempunyai harga S = 0,25 0,5 ().
2.10 Pelumasan
Pelumasan mobil termasuk oli mesin untuk mesin bensin, dan oli diesel
untuk mesin diesel, oli roda gigi (gear oil), gomuk dan lain-lain. Minyak transmisi
automatik dan power steering juga sebagai pelumas komponen-komponen sebagai
minyak hidraulik, umumnya pelumas mobil paling banyak dibuat dari minyak
39
(additive). Beberapa
Membentuk lapisan tipis oli (oil film) sehingga terhindar kontak langsung
antar bagian-bagian yang bergerak/berputar.
Meredam
suara
yang
ditimbulkan
oleh
bagian-bagian
yang
bergera/berputar.
6
Menghindari hilangnya daya dari mesin akibat gesekan yang terjadi sangat
kecil.
Jenis minyak pelumas dapat diklasifikasikan berdasarkan kekentalan dan
40