Makalah Chikungunya Fix 2
Makalah Chikungunya Fix 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung (that which
contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat
nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data
keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama
terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan bersaudara
dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty
maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh
darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai
selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus
dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan
gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan
diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm. Vektor
penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi
dari
dari
nyamuk
Aedes
africanus,
Culex
fatigans
dan
Culex
tritaeniorrhynchus.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya
akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan
virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya
sebagaimana virus demam berdarah.
Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.Wabah
penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta,
selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya
1
tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak
tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik
termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah
meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Makalah
ini
dapat
memberikan
wawasan
tantang
mendadak,
atralgia,
ruam
makulopapapular
dan
leucopenia.
(Sumarno,2002)
Gejala demam mendadak pada penyakit ini dapat mencapai 39 0 C, Nyeri
terdapat pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan
tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik
kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjuctival injection dan
sedikit fotofobia.
B. Etiologi
Chikungunya disebabkan adanya infeksi virus chikumunia (CHIKV),
yang jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga togaviridai, dan di
tularkan atau disebarkan lewat gigitan nyamuk aedis aegypty, nyamuk yang
sama yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (sumarmo,2000)
C. Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit
nyamuk pembawa virus hinga menumbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari.
Pada saat virus masuk kedalam secara endositosis virus tersebut menuju
sitoplasma dan reticulumendoplasma. Didalam sitoplasma terjadi proses
sisntesis DNA dan sisntesis RNA virus sedangkan didalam reticulum
endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setelah masa inkubasitersebut
viron matang di sel endhotelial dilimfoinadi, sumsum tulang, limfa, dan sel
kuffer, lalu virus tersebut dikeluarkan melewati sel membrane maka virus
beredar dalam darah. Demam Chikungunya salah satunya dapat menginfeksi
sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan
nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel
hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang
3
mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol
pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama
pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang
punggung. Radang sendi yang terjadimenyebabkan sendi susah untuk
digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh
penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki
menjadi tertekuk. Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada
sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada
dan perut. Muka penderita menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada
bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 310 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetap tidak dengan nyeri
sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
D.
WOC
Gigitan Nyamuk aedes aegypty
Masuk ke tubuh menuju reticulum endoplasma dan
stoplasma dan mengalami inkubasi
Setelah masa inkubasi virion matang di sel
endhoteli dilimfonadi
Virus dikeluarkan lewat sel membran
Beredar dalam darah
Virus menyebar keseluruh tubuh
\
Hepato
megali
Hati
Tulang
Persendian
Mendesak
4
lambung
Terjadi
proses
inflamasi
(rubor)
Mengaktivasi
sistem
komplemen
Nekrosis sel
hati
Mempengaruhi
metabolisme
pada sel hati
Ikterus
MK :
Body
image
MK :
Resiko
kerusa
kan
integrit
as kulit
Mempengaruhi
peningkatan
bilirubin
Bilirubin
mengendap
dikulit
Rasa gatal
pada kulit
Nyeri pada
tulang
persendian
(poliarthralgi)
Peradangan
Susah bergerak
dan bengkak
kemerahan
disendi
MK :
Hambatan
Mobilitas
Fisik
Merangsang sistem saraf
E. Manisfestasi
klinis
MK : Nyeri
Akut
Terjadi
gangguan
produksi
lambung
Peningkat
an asam
lambung
Nausea,
Mual,
Mutah
MK :
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Terjadi reaksi
inflamasi
Ruam
MK :
Resiko
kerusakan
integritas
kulit
Mempengaruhi
pusat
termoregulator
di hipotalamus
Suhu tubuh
PK :
Hipertermi
Pemeriksaan laboratorium
1. Isolasi virus ( paling akurat)
a. 2-5 ml darah dalam minggu 1 perjalanan penyakit
b. Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan anti serum
CHIK
spesifik
c. Hasil di dapat dalam 1- 2 minggu
2. Pemeriksaan serologi
a. 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan
pada fase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel 1 diambil
b. Pemeriksaan igM lanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari
c. Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji nutralisasi dan HIA
d. Diagnosa(+) :
e. Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan
f. Antibody igM spesifik CHIKV (+)
3. Polymerese chain reaction (PCR)
a. Melalui enzim reseve transriptase = tes RT-PCR
b. Specimen sama dengan untuk isolasi virus
c. Hasil didapat dalam 1-2 hari
G. Penatalaksanan
Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk chikungunya cukup dikompres,
minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit. Bagi penderita yang
penting cukup istrahat, minum dan makanan bergizi, serta antisipasi terhadap
kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam 7 hari, tidak
menyebabkan kematiaan atau kelumpuhan. Masih sangat banyak tanggapan
dikalangan masyarakat, bahwa demam chikungunya sebagai penyakit
berbahaya, sehingga membuat panik, dan tidak jarang pula orang menyakini
bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri
pada
tulang-tulangnya
diseputar
persendian
sehingga
tidak
berani
menggerakkan anggota tubuh. Perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti
terjadi kelumpuhan melainkan lebih dari sekedar ketengangan si penderita
melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Penyakit Chikungunya menyerang semua usia dan biasanya terjadi
dilingkungan yang kebersihannya kurang.
2. Alasan masuk rumah sakit
a. Keluhan utama : pasien mengeluh sakit pada persendian.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengalami demam, ruam kemerahan pada kulit, dan sakit kepala
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ada atau tidak nya keluarga yang mengalami chikungunya.
B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Bentuk mesechepalus, distribusi rambut merata, kebersihan rambut bersih
dan kulit kepala tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Kedua mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva pucat, penglihatan
normal, sklera putih.
3. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, pendengaran normal, keadaan
telinga bersih, dan tidak ada sekret.
4. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak terdapat sekret, tidak ada perrnafasan cuping
hidung.
5. Mulut dan gigi
Mukosa bibir pucat, tidak menggunakan gigi palsu, kebersihan mulut bersih.
6. Leher
Tidak terdapat pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
7. Thorax
Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit)
8. Abdomen
Tidak terdapat pembesaran ,warna kulit sama dengan daerah yang lain,
suara bising usus normal, suara abdomen timpani.
8
Ekstremitas :
a. Atas : terdapat nyeri pada persendian
b. Bawah : terdapat nyeri pada persendian
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya inflamasi.
2.
PK : Hipertermi
3.
4.
5.
6.
7.
Rasional
Kaji tingkat nyeri yang dialami Untuk mengetahui berapa berat nyeri
pasien
yang dialami pasien
Berikan posisi yang nyaman, ushakan Untuk mengurangi rasa nyeri
situasi ruangan yang tenang
Alihkan perhatian pasien dari rasa Dengan melakukan aktivitas lain pasien
nyeri (teknik distraksi)
menekan
atau
2. PK : Hipertermi
Tujuan : setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1x24 jam suhu tubuh klien
turun.
Kriteria hasil : Suhu tubuh normal (36-37oC). Pasien bebas dari demam.
Intervensi
Rasional
Observasi tanda vital ( suhu, nadi, Tanda vital merupakan acuan untuk
tekanan darah, pernafasan) setiap 3 mengetahui keadaan umum pasien
jam.
Anjurkan pasien untuk banyak minum
banyak
Dengan
meningkatkan
vasodilatasi
penguapan
dapat
yang
mempercepat
Anjurkan untuk tidak menggunakan Pakaian tipis membantu mengurangi
selimut dan pakaian tebal
penguapan tubuh
Kolaborasi dengan Tim Medis untuk Menurunkan suhu tubuh.
10
pemberian antipiretik
3.
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan
nausea,mual,muntah.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1x24 jam kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
2. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan.
Intervensi
Rasional
Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan Untuk menetapkan cara mengatasinya
muntah yang dialami pasien
Kaji
cara
bagaimana
dihidangkan
mempengaruhi nafsu makan pasien
Berikan makanan yang mudah ditelan Membantu mengurangi kelelahan
seperti bubur
pasien
dan
meningkatkan
asupan
makanan
Anjurkan minum dan makan yang Mengurangi sensasi mual.
hangat
Berikan makanan dalam porsi kecil Untuk menghindari mual
dan frekuensi sering
Catat jumlah / porsi makanan yang Untuk
mengetahui
pemenuhan
pasien
intake
nutrisi
pasien
meningkat.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi dalam waktu 1x24 jam volume cairan dapat
terpenuhi
Kriteria Hasil :
1.
2.
Rasional
Kaji kaeadaan umum pasien (lemah, Menetapkan data dasar pasien untuk
pucat, takidardi) serta tanda-tanda vital
Berikan
cairan
intravena
program dokter
bagi
pasien
yang
mengalami
Range
Of
Motion)
dan daerah.
12
Ajarkan klien untuk melakukan latiha Gerakan aktif memberikan massa, tonus
gerak aktif pada ekstremitas yang dan kekuatan otot serta memperbaiki
tidak sakit
Lakukan gerak pasif pada wkstremitas Otot volunter akan kehilangan tonus dan
yang sakit
Rasional
jaga,
dokumentasikan
Jelaskan
kondisi
menunjukkan
keefektifan
kulit,
dan
laporkan perubahannya
Ingatkan
pasien
untuk
menggaruk.
Gunakan bantal air atau pengganjal Menghindari tekanan yang berlebih
yang lunak dibawah daerah-daerah pada daerah yang menonjol.
yang menonjol.
Lakukan masase pada daerah yang Menghindari kerusakan kapiler.
menonjol
yang
baru
mengalami
Observasi
terhadap
eritema
hindari
trauma,
panas
terhadap kulit.
Dorong pasien untuk mengungkapkan Untuk meningkatkan koping
perasaan tentang kondisi kulitnya
Kolaborasi dengan tim dokter untuk Anti pruritus dapat mengurangi rasa
pemberian obat anti pruritus
gatal
yang
memiliki
dan
bagian
ubuh)
dipamerkan
mekanisme
biasa
mengatasi selama masa stres yang sistem nilai mereka sendiri harus
ekstrim
dan
memperkuat dipertimbangkan.
Klien
sepakat
Akui
penolakan,
kemarahan,
waktu ke waktu.
atau Perubahan citra tubuh menyebabkan
Orang-orang
dalam
mekanisme
berurusan
mereka
koping
sadar
untuk
dengan
citra
tubuh
berubah.
Mekanisme
sehingga
mereka
Jangan
meminta
mengeksplorasi
penelitian
klien
perasaan
laki-laki
beresiko
untuk
menjaga
dalam
kerangka
mendukung
sosial
Klien
yang
dengan
klien
untuk
lebih baik
membuat Hal ini penting bagi klien untuk
mereka,
pengobatan
dan
membuat
pilihan
mereka
Dorong
klien
untuk
BAB IV
PENUTUP
16
A. KESIMPULAN
Chikungunya berasal dari bahasa Awahlili yang berarti terikat, yang dalam hal
ini berkaitan dengan kejang urat yang merupakan suatu tanda atralgia. Dan
merupakan penyakit infeksi akut yang mirip seperti infeksi virus dengue seperti
demam
mendadak,
atralgia,
ruam
makulopapapular
dan
leucopenia.
(Sumarno,2002).
Chikungunya disebabkan adanya infeksi virus chikumunia (CHIKV), yang
jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga togaviridai, dan di tularkan
atau disebarkan lewat gigitan nyamuk aedis aegypty, nyamuk yang sama yang
menularkan penyakit demam berdarah dengue (sumarmo,2000)
B. SARAN
Kita sebagai perawat sebaiknya memahami dan dapat mengaplikasikan segala
sesuatu yang terdapat dimakalah ini agar terciptanya perawat yang professional
dalam menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Medi Action.
M. Taylor, Cynthia. 2011. Diagnossis Keperawatan dengan Rencana Asuhan.
Jakarta : EGC.
17